Professional Documents
Culture Documents
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,007 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien. Dari hasil tersebut, secara
persentase responden yang berjenis kelamin wanita lebih banyak yang puas dibandingkan
responden pria. Hal ini sejalan dengan pendapat Lumenta (1989) yang menyatakan bahwa jenis
kelamin mempengaruhi kepuasan, dimana laki-laki mempunyai tuntutan lebih besar sehingga
cenderung untuk tidak puas dibandingkan dengan wanita.
Menurut Barata (2006) jenis kelamin dapat mempengaruhi kepuasan karena masyarakat banyak
beranggapan bahwa wanita dianggap lemah, tidak rasional, dan kurang berpengalaman.
Sedangkan laki-laki dianggap lebih kuat, rasional dan berpengalaman, sehingga laki-laki
cenderung membutuhkan pelayanan yang lebih untuk mencapai kepuasan. Menurut Green
(1980) bahwa jenis kelamin merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku. Dalam
hal ini kaitannya perilaku yang berhubungan dengan kepuasan pasien. (Notoatmodjo, 2003).
Kelancaran ide, kaum wanita lebih unggul 40% dibandingkan dengan kaum lelaki. Johnson
OConnor Foundation, menyatakan bahwa rata-rata kemampuan dan bakat kreatif kaum wanita
25% lebih unggul dibanding dengan kaum pria (Riduwan,2004)
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Lumenta (1989) menyatakan bahwa semakin tinggi taraf pendidikan
masyarakat semakin banyak tuntutan masyarakat maka semakin banyak tuntutan dan harapan
mereka, baik pada pelayanan kesehatan maupun pada masalah yang berkaitan sehari-hari.
Menurut Barata (2006) orang yang berpendidikan rendah jarang memikirkan hal-hal yang diluar
daya nalarnya, sedangkan orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung untuk memenuhi
kebutuhannya itu sesuai dengan daya nalar yang dimilikinya karena pengaruh dari tingkat atau
macam pendidikannya. Sehingga orang berpendidikan lebih tinggi cenderung merasa tidak puas
dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Menurut pendapat Lumenta (1989) yang
menyatakan bahwa seseorang yang berpengetahuan dan berpendidikan kurang, membutuhkan
lebih banyak perhatian khusus terhadap pelayanan medis. Menurut Anderson dan Antonovsky
(dalamLumenta, 1989). Rendahnya pendidikan dapat mengakibatkan rendahnya kunjungan
masyarakat terhadap tempat pelayanan kesehatan. Seseorang yang memiliki pengetahuan dan
pendidikanyang tinggi mempunyai berbagai keinginan terhadap barang dan jasa, sehingga
mereka berusaha untuk memenuhi sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki dalam
mencapai kepuasannya (Tjiptoherijanto,1994).
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,008 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara penghasilan dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil uji statistik didapatkan nilai
p value = 0,008 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara penghasilan
dengan tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan penelitian, daya beli masyarakat sangat
dipengaruhi oleh penghasilan. Jika penghasilan yang diperoleh kecil maka kebutuhan pelayanan
kesehatan yang ia dapatkan lebih sedikit atau dibawah rata-rata. Sebaliknya, jika seseorang
mendapatkan penghasilan yang besar maka kebutuhan pelayanan kesehatan yang ia dapatkan
akan lebih banyak (Barata, 2006). Hal ini jelas menyatakan bahwa orang yang berpenghasilan
tinggi akan merasa tidak puas dibandingkan dengan orang yang berpenghasilan rendah karena
orang yang berpenghasilan tinggi cenderung lebih banyak kebutuhan pelayanan kesehatan yang
harus terpenuhi. Menurut pendapat Tjiptoherijanto (1994) yang menyatakan bahwa orang yang
pendapatannya tinggi akan menghabiskan uangnya untuk membeli berbagai barang dan jasa, hal
ini merupakan usaha untuk memaksimalkan kepuasannya. Sedangkan seseorang yang
pendapatannya rendah mempunyai keterbatasan dalam memenuhi pelayanan kesehatan, karena
tingginya biaya pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau. Hal ini sejalan dengan pendapat
Lumenta (1989) yang menyatakan bahwa masyarakat yang berpenghasilan rendah pada
umumnya sangat banyak yang bergantung pada fasilitas pelayanan kesehatan.Oleh sebab itu
harus dipertimbangkan bahwa tingkat tercapainya pelayanan medis juga ditentukan oleh biaya
yang meningkat, sehingga faktor ekonomi sebenarnya menjadi penyebab utama naik turunnya
tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh seseorang yang berpenghasilan rendah
(Lumenta,1989).
Secara keseluruhan, hasil uji coba penelitian ini menunjukkan bahwa anggota keluarga
pasien yang di rawat di ruang intensif RSUD Sumedang umumnya memiliki tingkat
kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Informasi
Berbagi informasi ini dengan semua anggota tim perawatan kesehatan dapat memberikan rincian
spesifik mengenai harapan anggota keluarga. pendidikan yang tepat dari staf dan ketentuan
strategi untuk mengatasi masalah keluarga pasien dapat secara signifikan meningkatkan skor
kepuasan secara keseluruhan. tantangan tersebut pada akhirnya akan menumbuhkan pengalaman
yang lebih berharga untuk pasien dan keluarga mereka, menciptakan lingkungan kenyamanan,
kedamaian dan penyembuhan.
ASSURANCE : Jaminan - kebutuhan untuk merasakan harapan dari yang hasil yang diinginkan
Nilai median tinggi untuk jawaban yang pertanyaan menunjukkan bahwa kebutuhan anggota
keluarga untuk jaminan adalah baik disediakan untuk (Tabel 1). Tingkat kebisingan di ICU tidak
dianggap sebagai gangguan dan anggota keluarga merasa yakin bahwa keluarga yang sakit
sedang menerima perawatan terbaik. Dengan perawatan yang diberikan kepada anggota keluarga
mereka, menimbulkan rasa aman dan percaya bahwa staf dapat membantu keluarga yang sakit.
Dalam pertanyaan terbuka, apresiasi itu diungkapkan oleh keluarga mengenai keberadaan staf
dan kemampuan.
INFORMASI : kebutuhan anggota keluarga 'untuk informasi baik disediakan untuk sesuai
dengan nilai-nilai median tinggi untuk jawaban (Tabel 1). Secara khusus mereka pikir bahwa
mereka telah diberikan baik, jawaban yang jelas untuk pertanyaan, tetapi anggota keluarga
mereka merasa bahwa mereka telah diberikan terlalu sedikit informasi oleh dokter. Mereka tidak
memiliki opini yang kuat tentang kemampuan untuk berpartisipasi dalam diskusi tentang
pengembangan penyakit pasien dan perawatan dan menjawab pertanyaan dengan 'pasti'. Dalam
pertanyaan terbuka mereka menyoroti pentingnya terus mengetahui apa yang terjadi.
PROXIMITY : Kedekatan - kebutuhan untuk kontak personal serta secara fisik dan emosional
dekat pasien Hasilnya menunjukkan bahwa anggota keluarga yang sangat puas dengan
memperhatikan kebutuhan akan pada kedekatan dan atas jawaban dengan pertanyaan
ditampilkan nilai median tinggi (Tabel 1). Mereka sangat senang tentang jam berkunjung leluasa.
Ini menjadi jelas dari pertanyaan terbuka bahwa mereka ingin berada di dekat dengan orang yang
sakit parah dan merasa bahwa mereka penting bagi mereka pemulihan.
SUPPORT
Dukungan
kebutuhan
sumber
daya
dan
dukungan
sistem
Dukungan adalah kelompok kebutuhan yang keluarga anggota yang paling puas dengan (Tabel
1).
Dulu,
khusus, kualitas perawatan bahwa anggota keluarga yang paling puas dengan. Ini juga sangat
jelas dari pertanyaan terbuka.
Anggota keluarga merasa bahwa perawat di ICU bersedia untuk berbicara mengenai kondisi
keluarga yang sakit dan mereka menghargai kemungkinan untuk dimintai bantuan - siang atau
malam hari. Pengalaman keluarga adalah bahwa mereka diterima dengan baik oleh staf
pelayanan dan mereka berlaku jujur mengenai keadaan keluarga yang sakit. Beberapa keluarga
menegaskan bahwa mereka sangat puas dengan dukungan dan sikap yang ditunjukkan oleh staf.
Ketidakpuasan keluarga
perawatan. Anggota keluarga mendapat informasi yang kurang berkaitan dengan persiapan
pemindahan anggota keluarga dari ICU ke ruangan lain.
COMFORT : Kenyamanan-kebutuhan untuk kenyamanan pribadi
Kenyamanan adalah kebutuhan tertutup oleh penelitian bahwa anggota keluarga agak kurang
puas dengan dalam studi (Tabel 1). Keluarga berhak memiliki akses terhadap ruang tunggu yang
nyaman dengan standar yang baik. Ini menjadi jelas bahwa ruang tunggu sangat sempit dan
dingin. Sulit untuk duduk dan berbicara secara pribadi karena ruang bersama dengan keluarga
lain.
kepuasan keluarga dengan komunikasi dapat bergantung pada penerimaan pengetahuan yang
cukup untuk meningkatkan pemahaman anggota keluarga dan membantu dalam pengambilan
keputusan pengganti.
issue is needed.
Our study showed that the visitors relationship with the
patient (i.e., a partner, son or daughter) had no effect on
the visitors perceived different needs. A similar result was
reported in another study (Lee and Lau, 2003). However,
a study from the UK (Harrison et al., 2004) reported that
the relationship between the visitor and patient was significantly
related to how the visitor regarded his or her
need for information and assurance; i.e., partners regarded
the need for information and assurance as more important
than visitors who were not partners. A possible explanation
for this inconsistency between studies may be the
different categorization of the variables in the different
studies.
In our study, more than 50% of the patients had been in
the ICU for seven days or less when their families responded
to the questionnaire. Visitors to patients with a shorter hospital
stay regarded the need for support and proximity to
be more important than visitors to patients with longer hospital
stays. This finding raises the question whether health
care personnel provide less support and empathy to visitors
to patients who stay for a short time in the ICU. We have not
been able to identify any studies exploring this issue. However,
Menurut Karlsson, et. al. (2011), hasil menunjukkan bahwa kepuasan tinggi jika kebutuhan
untuk jaminan terpenuhi. Hal ini sesuai dengan Leske dan Heidrich (1996) yang berpendapat
bahwa anggota keluarga perlu untuk percaya kepada staf dan berpikir bahwa pasien menerima
perawatan yang baik, bahkan ketika mereka tidak hadir. Menurut McGrath (2008) dan Paul dan
Rattray (2008), kemungkinan lingkungan ICU yang lebih modern dengan peralatan teknis yang
canggih dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada keluarga. Hasilnya menunjukkan bahwa
tak satu pun keluarga anggota mengalami tingkat kebisingan yang di ICU sebagai menganggu.
Hal ini sesuai dengan penelitian Hughes et al. (2005) yang menunjukkan bahwa trauma yang
dialami oleh keluarga disebabkan oleh kondisi pasien, bukan lingkungan ICU.
Hasil menunjukkan bahwa kebutuhan anggota keluarga dalam pertemuan mereka dengan
ICU baik disediakan untuk. Karena respon tinggi frekuensi dan komentar untuk pertanyaanpertanyaan terbuka itu dapat disimpulkan bahwa subjek penting. Hasil menunjukkan bahwa
kebutuhan untuk jaminan bertemu. Hal ini sesuai dengan Leske dan Heidrich (1996) yang
berpendapat bahwa anggota keluarga perlu percaya staf dan berpikir bahwa sakit orang
menerima perawatan yang baik, bahkan ketika mereka tidak menyajikan. Menurut McGrath
(2008) dan Paul dan Rattray (2008), adalah mungkin bahwa ICU yang modern lingkungan
dengan peralatan teknis canggih dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada anggota keluarga.
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada keluarga anggota mengalami tingkat kebisingan di ICU
sebagai mengganggu. Hal ini sesuai dengan Hughes et al. (2005) kesimpulan yang menunjukkan
bahwa traumatis elemen untuk anggota keluarga tampaknya menjadi kondisi keluarga mereka,
daripada ICU itu sendiri. Hasil menunjukkan bahwa anggota keluarga sangat puas dengan
informasi yang diberikan di ICU. Mereka terutama puas dengan jawaban yang jelas mereka
diberi dalam menanggapi mereka pertanyaan dan bahwa mereka diberi penjelasan untuk
berbagai perawatan. Rodgers (1983) garis bawah pentingnya tujuan, komprehensif dan harian
informasi tentang perawatan pasien, perubahan di kondisi medis dan prognosis.
Lama perawatan yang dijalani oleh pasien memberikan pengalaman bagi pasien,
keluarga pasien dan paramedis rumah sakit terutama dalam hal perawatan. Berdasarkan
Tabel 4.5, responden dengan lama perawatan 3 9 hari mendominasi rumah sakit dengan
persentase 75,83 %, meski ada juga yang lebih lama yaitu selama 30 39 hari.
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kamar perawatan,
kekuatan dalam penentuan rumah sakit oleh pasien atau keluarga pasien. Oleh karena itu
perlu diketahui oleh penyedia jasa apakah pasien tersebut membiayai perawatan sendiri atau
ditanggung oleh perusahaan atau asuransi.