You are on page 1of 11

Kasus Bangsal

SEORANG PEREMPUAN 51 TAHUN DENGAN


B20 STADIUM IV, DIABETES MELLITUS TIPE II NON OBESE,
PRESUMTIVE TB PARU DAN KANDIDIASIS ORAL

Disusun oleh:
Naili Nur Saadah N.
G99151051
Pembimbing :
drg. Sandy Trimelda, Sp.Ort

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2016
KASUS BANGSAL RSUD DR. MOEWARDI
Nama

: Ny. P

Usia

: 51 tahun

JenisKelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah

No RM

: 01-34-00-xx

Status

: Sudah Menikah

Kamar

: Melati I/ 7I

Tanggal Pemeriksaan : 10 Juni 2016


ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang rujukan dari RSUD Surakarta dengan keluhan sesak nafas
sejak 2 minggu SMRS. Sesak dirasakan hilang timbul. Sesak dirasakan
bertambah saat aktifitas dan berkurang saat istirahat. Sesak dirasakan
terkadang disertai batuk. Batuk dirasakan hilang timbul. Batuk tidak disertai
demam. Batuk terkadang berdahak, dahak berwarna putih. Keluhan mual,
nyeri kepala, pandangan kabur disangkal, BAB dan BAK dalam batas normal.
Pasien juga menderita sariawan di lidah sejak 2 minggu SMRS. Sariawan
dirasakan bertambah sakit sehingga tidak bisa makan.

Sehari-hari pasien

hanya bisa minum sekitar 1 gelas air putih atau susu. Pasien mengeluh muntah
jika makan makanan yang agak padat. Muntah berupa cairan dan sisa
makanan. Muntah darah disangkal. Berat badan pasien menurun 10 kg selama
2 minggu terakhir.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
: disangkal
Gastritis
: disangkal
Diabetes
: (+) tidak terkontrol
Jantung

: (+)

Stroke

: disangkal

Tuberkulosis
: (+)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi
: disangkal
Gastritis
: disangkal
Diabetes
: disangkal
Jantung
: disangkal
Stroke
: disangkal
Tuberkulosis
: disangkal
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien tinggal bersama keluarga, pasien merupakan ibu rumah
tangga. Pasien berobat dengan fasilitas BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum

Tampak sakit sedang, compos

mentis, kesan gizi buruk


2. Vital sign

3.

Kepala

Nadi

: 74 x/menit

Frekuensi napas

: 20 x/menit

Suhu

: 36.00C

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

: Mesosefal
4. Mata :

Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-),

reflek cahaya (+/+), isokhor 3mm/3mm, mata cekung (-/-),


air mata (+/+)
5.Mulut

mukosa basah (+), oral trush (+)

6.Leher

JVP tidak meningkat

7.Thoraks

: Simetris, retraksi (-)

8.Jantung

Inspeksi

Ictus

cordis

tidak tampak

9. Paru

10. Abdomen

Palpasi

: Ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi

: BJ I-II reguler, bising (-), gallop (-)

: Inspeksi

: Pergerakan dada kanan = kiri

Palpasi

: Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: Sonor / sonor

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler (+/+)

: Inspeksi

: Dinding perut sejajar dengan dinding


dada

Auskultasi

: Bising usus (+) meningkat 14 kali/menit

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

11. Extremitas : Oedem


- - Akral dingin

ORAL STATUS
Extra oral :
Maxilla

: Tak tampak kelainan

Mandibula

: Tak tampak kelainan

Lips

: Tak tampak kelainan

Intra Oral:
Palatum

: Tak tampak kelainan

Lingua

: Terdapat beberapa lesi berwarna putih dan lesi berwarna


putih kekuningan pada permukaan lidah

Upper gingiva

: Tak tampak kelainan

Lower gingiva

: Tak tampak kelainan

Left bucal

: Tak tampak kelainan

Right bucal

: Tak tampak kelainan

Oral hygiene
: Debris = 8/6= 1,3 Calculus = 4/6 = 0,7
OHI = 1,3 +0,7 = 2
Oral hygiene sedang
Dental Formula
Permanent Teeth
1 2 3
32 31 30

4 5 6 7 8 9 10 11 12
29 28 27 26 25 24 23 22 21

Element
Sondation
Palpation
Percution

:: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan

Chloor etile

: Tidak dilakukan

13
20

14 15 16
19 18 17

Foto: Kondisi gigi dan mulut pasien


PEMERIKSAAN PENUNJANG (Tanggal: 7 Juni 2016)
Nilai

Satuan

Rujukan

HEMATOLOGI RUTIN
Haemoglobin

13.6

g/dL

12.0 15.6

Hematokrit

42

33 - 45

Leukosit

8.0

ribu/uL

4.5 11

Trombosit

219

ribu/uL

150-450

Eritrosit

4.66

juta/uL

4.10-5.10

GDS

124

mg/dl

60 140

SGOT

28

u/l

<31

SGPT

23

u/l

<34

Albumin

2.3

g/dL

3.5 5.2

Kreatinine

0.6

mg/dL

0.6-1.1

Ureum

59

mg/dL

<50

133

mmol/L

136 145

KIMIA KLINIK

ELEKTROLIT
Natrium Darah

Kalium Darah

3.7

mmol/L

3.3 5.1

Chloridadarah

102

mmol/L

98-106

HbA1c

9.0

4.8 5.9

Glukosa Darah
Puasa

64

mg/dL

70 110

Glukosa 2 Jam PP

91

mg/dL

80 140

Albumin

2.0

g/dL

3.5 5.2

Kolesterol Total

117

mg/dL

50 -200

Kolesterol LDL

77

mg/dL

88 201

Kolesterol HDL

22

mg/dL

37 92

Trigliserida

126

mg/dL

<150

KIMIA KLINIK

DIAGNOSIS
-

B20 stadium IV dengan infeksi oportunistik kandidiasis oral


DM tipe II non-obese
Hipoalbuminea (2.3)
Presumtive TB paru

TERAPI
-

Bedrest tidak total


O2 nasal kanul 2 lpm
Diet DM 1700 kkal
Infus NaCl 0.9% 20 tpm
Infus Clinimex 1 flabbot / hari
Injeksi Flukonazole 200 mg/ 24 jam
Kotrimoksazole 960 mg/ 24 jam per oral
Nistatin drop 2 gtt (kumur)
Infus Albumin 20% 100 cc

PLAN
-

Konsul VCT

EDUKASI

Jaga kebersihan mulut dengan sikat gigi secara perlahan dan kumur 3x sehari
terutama setelah makan

PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam

: dubia
: dubia
: dubia

PEMBAHASAN
Pasien bernama Ny. P, usia 51 tahun merupakan pasien bangsal dengan
B20 stadium IV, Diabetes Mellitus tipe II non-obese, Presumtive TB paru,
dan kandidiasis oral. Pasien mengeluh sariawan sejak 2 minggu SMRS.
Sariawan dirasakan bertambah sakit. Hal ini menyebabkan pasien sulit makan
sehingga berat badan pasien turun sebanyak 10 kg dalam waktu 2 minggu.
Keluhan pasien sesuai dengan gejala yang dapat muncul pada kandidiasis oral
seperti adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih pada
rongga mulut.
Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya bercak bercak berupa
lapisan putih di bagian permukaan lingual yang mudah terkelupas ketika
diangkat. Hal ini khas pada kandidiasis pseudomembranous akut. Pada bagian
permukaan lidah, disekitar lesi putih, juga terdapat lesi berwarna putih
kekuningan. Kandidiasis oral yang dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
bentuk, yaitu : pseudomembranosis, eritematus (atropik), hiperplastik, dan
keilitis angularis. Jenis pseudomembranosus tampak sebagai membran putih
atau kuning yang melekat dan dapat dikelupas dengan jalan mengeroknya,
meninggalkan mukosa eritematus di bawahnya. Keadaan ini dapat mengenai
mukosa dimana saja, tetapi lidah dan palatum lunak adalah daerah yang
paling sering terkena. Kondisi ini biasanya akut, tetapi pada penderita B20
bisa bertahan beberapa bulan. Bentuk eritmatus ditandai oleh daerah merah
dan gundul pada bagian dorsum lidah. Kandidosis hiperplastik kronis pada
B20 merupakan sub tipe yang paling langka, tetapi dapat menimbulkan
bercak putih pada mukosa bukal. Tipe ini harus dibedakan dengan hairy
leukoplakia, yang seringkali mengandung kandida pada permukaanya. Semua
jenis kandidosis dapat diikuti dengan terjadinya keilitis angularis yang
tampak sebagai fisur merah dan sakit pada sudut mulut, terutama pada
penderita B20.
Pada pasien B20 terdapat defisiensi imun selular yang ditandai dengan
penurunan jumlah sel limfosit CD4. Kebanyakan infeksi dan proses

neoplastik yang terlihat pada kulit pasien yang terinfeksi HIV difasilitasi oleh
hilangnya CD4 sel-sel sistem kekebalan tubuh. Dalam keadaan tertentu,
Candida albicans dapat menjadi patogen oportunistik dalam keadaan
penurunan fungsi imunitas. Jumlah Candida albicans pada saliva meningkat.
Spesies ini berubah bentuk dari ragi menjadi hifa yang kemudian
berkolonisasi pada mukosa orofaring, menyebabkan terjadinya kandidiasis
oral.
Gambaran klinis kandidiasis pseudomembranous akut yaitu berupa
lapisan putih atau kuning (cheesy material) yang dapat terkelupas ketika
diangkat. Pemeriksaan penunjang kandidiasis oral dengan pemeriksaan
sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi. Diagnosis dan terapi
pada kandidiasis disesuaikan dari gambaran klinis dan hasil pemeriksaan
penunjang.
Bagan patofisiologi B20 menyebabkan kandidiasis oral
Pasien B20

Kemampuan imunitas
tubuh menurun

Pertumbuhan abnormal flora komensal (Candida albicans)


pada mukosa labial, bukal, lidah, dan palatum

Candida albicans berubah bentuk dari ragi menjadi hifa dan memproduksi
enzim hidrolitik (aspartyl proteinase) serta mebentuk lapisan biofilm

Candida albicans membentuk kolonisasi yang berlebih pada mukosa


orofaring

Pseudomembran
(oral thrush) bercak
berwarna putih atau
kuning

Erimatous
bercak kemerahan
pada mukosa

Cheilitis angularis
Fissura pada sudut
mulut

Hiperplastik
Serupa
pseudomembran
tetapi biasanya
melekat dengan
jaringan

Terapi utama yang diberikan pada pasien dengan kandidiasis oral


adalah terapi anti jamur. Terapi yang dipakai dapat berupa obat oral, tetes,
dan kumur.
1. Fluconazole
Fluconazole adalah generasi baru antijamur triazole yang
merupakan

inhibitor

cytochrome

P-450

sterol

C-14

alpha-

demethylation (biosintesis ergosterol) jamur yang sangat selektif.


Pengurangan ergosterol, yang merupakan sterol utama yang terdapat di
dalam membran sel-sel jamur, dan akumulasi sterol-sterol yang
mengalami metilase menyebabkan terjadinya perubahan sejumlah
fungsi sel yang berhubungan dengan membran. Secara in vitro
flukonazol

memperlihatkan

aktivitas

fungistatik

terhadap

Cryptococcus neoformans dan Candida spp. Absorpsi peroral sangat


baik, dengan kadar serum (dan bioavailabilitas sistemik) mencapai
lebih dari 90%, absorpsi peroral tidak dipengaruhi oleh makanan.
Kadar puncak plasma dalam keadaan puasa tercapai dalam 1 hingga 2
jam dengan waktu paruh eliminasi kurang lebih 30 jam. Waktu-paruh
fluconazole yang panjang ini memungkinkan untuk mempertahankan
kadar yang memadai dari obat di dalam plasma untuk waktu yang
cukup lama sehingga dapat diberikan dosis sekali sehari.
2. Nistatin drop
Untuk obat tetes dipilih Nistatin. Nistatin adalah antibiotik
antifungi yang dihasilkan oleh Streptomyces noursei. Nistatin berikatan
dengan sterol dalam membral sel dari spesies Candida yang sensitif
sehingga mengakibatkan perubahan pada permabilitas membran dan
selanjutnya menimbulkan komponen intraseluler tidak berkembang
selama terapi. Nistatin terutama digunakan untuk infeksi Candida
albicans pada kulit, dan membran mukosa termasuk kandidiasis

esophagus dan intestinal. Nystatin tidak menunjukan aktivitas


perlawanan pada bakteri, protozoa, atau virus.

I.

KESIMPULAN
1. Kandidiasis merupakan penyakit infeksi oral yang disebabkan oleh jamur
Candida.
2. Menurunnya jumlah sel limfosit CD4+ pada pasien dengan B20
menyebabkan peningkatan jumlah Candida pada saliva pasien. Hal ini
menyebabkan peningkatan kolonisasi jamur Candida pada daerah
orofaring yang dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit kandidiasis.
3. Terdapat empat bentuk kandidiasis oral pada pasien B20 yaitu:
pseudomembranosis, eritematus (atropik), hiperplastik, dan keilitis
angularis.
4. Dalam penegakkan

diagnosis

kandidiasis

oral,

perlu

dilakukan

pemeriksaan yang cermat pada pasien dan bila perlu dilakukan


pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosis pasti.
5. Terapi kandidiasis oral dapat diberikan secara oral dan tetes (kumur).

10

You might also like