You are on page 1of 42

INTERPRETASI

PEMERIKSAAN
LAB

PENGGUNAAN
DATA LAB

Menilai kesesuaian terapi obat


Monitoring efek terapeutik
Monitoring reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD)
Menilai toksisitas obat
Monitoring kepatuhan minum obat

PEMERIKSAAN LAB
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN FAAL
GINJAL

PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT

PEMERIKSAAN GASTROINTESTINAL

ANALISA GAS DARAH

PEMERISKAAN FUNGSI
HATI

URINALISIS

PEMERIKSAAN LEMAK

PEMERIKSAAN IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

PEMERIKSAAN
Panel Hematologi
HEMATOLOGI
Darah Perifer
(hemogram)

Lengkap

Leukosit

Hemogram

Eritrosit

Leukosit
differensial

Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

Basofil
Eosinofil
Neutrofil segmen
Neutrofil batang
Limfosit
Monosit

Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
Magnesiu
m
Fosfor

PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT

H
+

pH
<7,35

KESEIMBANGAN
ASAM-BASA

H
+

BUFF
ER

O
H-

ASAM

BASA

asidosis

alkalosis

O
H-

pO
H
>7,45

BUFFER
(PENYEIMBANG)
Campuran
asam lemah dengan garamnya
yang berasal dari basa kuat
KHb dan HHb
Albumin Garam Albumin dan asam
DALAM
DARAH

Fosfat dengan garamnya


Bicarbonat (NaHCO3) dan asam karbonat (H2CO3)

RESPIRATORI
ASIDOSIS

ALKALOSIS

hiperventila
si

Asma berat
Obesitas
Ansietas

CO2 + H2O -> H2CO3


H2CO3 -> H+ + HCO3

Perubahan
status
mental
Parastesia

Dispneu
Tremor

Nyeri dada

METABOLIK
ASIDOSI
S

Asam
endogen
Hilang
bikarbonat

Akumulasi asam
endogen

H
+

hiperventil
Nyeri kepala
asi
Penurunan
kontraktilitas
jantung

ALKALOS
IS

HC
O3-

Gagal
ekskresi ginjal
penimbunan
HCO3-

hipoventilas
i
Peningkatan
PaCO2

Perubahan
status
mental

Interpretasi analisa gas darah


Jenis
gangguan

pH

pCO2

HCO3

BE

Asidosis repiratorik
-tidak kompensasi
-kompensasi sebagian
-Kompensasi sempurna

Alkalosis respiratorik
-tidak kompensasi
-kompensasi sebagian
-Kompensasi sempurna

Asidosis metabolik
-tidak kompensasi
-kompensasi sebagian
-Kompensasi sempurna

Alkalosis metabolik
-tidak kompensasi
-kompensasi sebagian
-Kompensasi sempurna

Keterangan: =menurun; =meningkat; N=normal; BE=Base Excess.

TATALAKSANA
ASIDOSIS METABOLIK

BIKARBONAT

ASIDOSIS RESPIRATORIK

ALKALOSIS METABOLIK
ALKALOSIS RESPRATORIK

Re-breathing masker
meningkatkan inspirasi
CO2

TATALAKSANA
Meningkatkan ph diatas batas
letal >7,1

PEMBERIAN
BIKARBONAT
Kebutuhan
Ruang Bikarbonat (Ru-Bikar)
BIKARBONAT =
= {0,4 + (2,6 : [HCO3 meq /L])} x BB
Rerata Ru-Bikar x BB
(kg)
D(HCO3) = Rux D(HCO3)
Bikar target
Rerata Ru-Bikar = (Ru-Bikar
Ru-Bikar saat
saat ini +Ru-Bikar target)BB/2
ini

ASIDOSIS METABOLIK

ASIDOSIS RESPIRATORIK

PEMERISKAAN LABORATORIUM

FUNGSI HATI

MANFAAT
Mendeteksi
Menduga

adanya kelainan hati

penyebab kelainan hati (diagnosa spesifik).

Mengetahui
Melakukan

derajat beratnya penyakit hati (prognosa).

follow-up dari perjalanan penyakit hati, membuat


evaluasi hasil pengobatan.

SGPT
= SERUM GLUTAMIC PYRUVIC
TRANSAMINASE = Alanine Transaminase (ALT)
Alanine

Transaminase (ALT)

Ini merupakan enzim yang Tes Fungsi Hati ditemukan


terutama di dalam sel hati. ALT dapat membantu
metabolisme protein dalam tubuh. Dalam kondisi normal,
kadar ALT di dalam darah adalah rendah. Sebaliknya,
tingginya kadar ALT mengindikasikan adanya kerusakan
hati.
Nilai

normal : 7 41 U/L

SGOT = SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE


= AST (ASPARTATE TRANSFERAS) = ASAT

Disintesis dalam sel hati (sitoplasma & mitokondira)

SGOT

sangat tinggi ( 1000 U/L) :

- Nekrosis hati berat


- Hepatitis viral akut (2-3 hari)
- MCl 6 jam pertama
SGOT

meninggi (sedang) : 100 400 U/L :

- Miokarditis, malaria, septicemia


SGOT

sedikit meninggi (< 100 U/L) :

- Sirosis hati, ikterus obstr.


- Infark paru
- Perikarditis

SGPT

= SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE


= ALT (ALANINE TRANSFERASE) = ALAT

Disintesis pada sel hati (sitoplasma) lebih spesifik


- Rusak ringan ALT meningkat
- Rusak berat ALT dan AST meningkat

SGPT meningkat :
- kerusakan parenkhim hati akut
- fatty liver

Jika Rasio AST/ALT < 0.7 penyakit hati akut


Jika Rasio AST/ALT > 0.7 penyakit hati kronis

Umumnya :
SGOT/SGPT sudah meninggi pada awal hepatitis akut sebelum timbul ikterus
SGOT/SGPT pada hepatitis akut tanpa komplikasi sudah menurun pada minggu ke-2
atau ke-3 setelah timbul ikterus
SGOT/SGPT mempunyai nilai untuk tes kelainan hati jika HASIL SGOT & SGPT LEBIH
DARI DUA KALI NILAI NORMAL TERTINGGI.

SGOT = SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC TRANSAMINASE


= AST (ASPARTATE TRANSFERAS) = ASAT
Aspartate

Transaminase (AST)

Enzim AST berperan dalam metabolisme alanine. AST


ditemukan dalam kadar yang tinggi di sel-sel hati,
jantung, dan otot-otot lainnya. Namun jika AST tersebut
ditemukan dengan kadar yang tinggi di dalam darah, ini
mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.
Nilai normal : 12 38 U/L

Alkaline Phosphatase (ALP)


Alkaline

Phosphatase (ALP)

Enzim ALP ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi di hati, saluran


empedu, dan beberapa jaringan lainnya. Peningkatan kadar ALP
mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati, terutama
bila terjadi sumbatan di saluran empedu.

BILIRUBIN
Bilirubin

Bilirubin dihasilkan oleh pemecahan haemoglobin di dalam hati. Bilirubin


dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Peningkatan
kadar bilirubin menunjukkan adanya penyakit hati atau saluran empedu.
Nilai

Normal :

Total : 0,3 - 1,3 mg/dL


Direk : 0,1- 0,4 mg/dL
Indirek : 0,2 0,9 mg/dL

Perbedaan Sifat Bilirubin Indirek & Direk


Bilirubin Indirek

Bilirubin Direk

Sinonim

Bil.Unconjugated

Bil.Conjugated

Struktur

Bil.Albumin

Bil.Diglukuronid

Kelarutan

water insoluble
Alcohol soluble

water soluble
alcohol soluble

Reaksi terhadap v.d.Bergh


(diazo Ehrlich)

TAK LANGSUNG (INDIREK)


perlu accelerator

Langsung (DIREK)

Afinitas thd jar. otak

Tinggi

Rendah

Dalam urin dgn ikterus

Negatif

Positif (bilirubinuria)

Menimbulkan ikterus pada kelainan :

hemolitik

+++

hepatoseluler

obstruksi

+++

Gamma-glutamyltransferase (GGT)
Gamma-glutamyltransferase

(GGT)

Peningkatan kadar enzim GGT dalam darah mengindikasikan adanya


kerusakan hati atau saluran empedu.

GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE (GGT)


Meninggi

pada :

- kerusakan hati akibat :


alkohol (fatty liver = steatosis)
obat-obatan, kongesti hepatik
- Cholestasis + hepatoma
Normal

Pria

: 6 28 U/L

Wanita

: 5 21 U/L

Albumin dan Total Protein


Albumin

dan Total Protein

Kadar albumin (protein yang dibuat di hati) dan protein total


menunjukan baiknya kemampuan hati memproduksi protein untuk
kebutuhan tubuh memerangi infeksi dan menjaga fungsi lainnya.
Berkurangnya kadar dari nilai normal mengindikasikan adanya
kerusakan atau penyakit hati.
Nilai

normal Albumin:

Perempuan : 4,1 5,3 g/dL


Laki-laki : 4,0 5,0 g/dL

L-lactate Dehydrogenase (LDH)


L-lactate

Dehydrogenase (LDH)

LDH adalah enzim yang ditemukan di berbagai jaringan tubuh,


termasuk hati. Peningkatan kadar LDH mungkin mengindikasikan
adanya kerusakan hati.

Pemeriksaan Atas Indikasi


1. Berdasarkan fungsi detoksikasi & ekskresi
Bilirubin serum dan urine.
Urobilinogen & urobilin urine.
Urobilinogen tinja.
BSP & Garam empedu.

2. Berdasarkan kerusakan sel hati.


Enzim sel hati: SGOT, SGPT, LDH
OCT, Guanase, ICD.

3. Berdasarkan Kolestastis:

Enzim saluran empedu: ALP, Gamma GT, LAP, 5-NT

4. Berdasarkan fungsi metabolisme:


Metabolisme KH: Galactose Tolerance Tes.
Metabolisme Lipid: Cholesterol Total, Ester.
Metabolisme Protein: Albumin, Globulin, faktor koagulasi

Pemeriksaan urin
Parameter

Nilai normal

1 ,001-1,035
Berat jenis spesifik
Deskripsi
pH

Kekuning-kuningan, kuning
4 ,5-8,5
0- terlacak (Tr); < 50 mg/dL atau < 0,5 mg/L

Protein

Negatif

Glukosa

Negatif

Keton

Negatif

Darah
Sedimen urin*
Pewarnaan Gram's

*RBC, WBC,sel epitel, bakteri, kristal


Negatif

UA

dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal,


gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih
dan diabetes mellitus.

Berat

jenis spesifi k (Specifi c gravity)

Urinalisis

dapat dilakukan sewaktu atau pada pagi hari.

Pemeriksaan

berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi


penyakit ginjal pasien.

Berat

jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan kemampuan


pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan
konsentrasi urin.

Berat

jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24


jam), radio kontras, manitol, dekstran, diuretik.

Nilai

berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring dengan


menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan preginjal azotemia.

Warna

urin

Deskripsi
Warna urin dipengaruhi oleh
konsentrasi, adanya obat,
senyawa eksogen dan
endogen, dan pH

PH Urin
pH

urin (normal 5,0-7,5)

Deskripsi
Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga
membuat urin menjadi alkali. pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya
pada pH urin asam dan peningkatan specifi c gravity akan mempermudah
terbentuknya kristal asam urat .

PH

alkalin disebabkan:

adanya

organisme pengurai yang memproduksi protease seperti proteus,

Klebsiella

atau E. coli o ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin o


Penyakit ginjal kronik o Intoksikasi salisilat

pH

asam disebabkan karena : emfi sema pulmonal, diare, dehidrasi,


kelaparan (starvation), asidosis diabetik

Protein
Jumlah

protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang
panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 =
1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. Hasil positif palsu
dapat terjadi pada pemakaian obat berikut:
penisilin

dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
golongan sulfa
Dapat

memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. Protein
dalam urin dapat: (i) normal, menunjukkan peningkatan permeabilitas glomerular
atau gangguan tubular ginjal, atau (ii) abnormal, disebabkan multiple mieloma
dan protein Bence-Jones.

glukosa
Korelasi

antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam


memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik.

Keton
Keton
Dapat

ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak


terkontrol, dan pecandu alkohol. Terjadi pada :
gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes mellitus, ginjal
glikosuria,
peningkatan kondisi metabolik seperti: hipertiroidism, demam,
kehamilan dan menyusui
malnutrisi, diet kaya lemak

Sedimen
Deskripsi
Tes

ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu


ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati.
Tidak ada tipe urin cast tertentu yang patognomonik bagi
gangguan penyakit ginjal yang khusus, walaupun terdapat cast sel
darah cast sel darah putih. Sedimen urin dapat normal pada
kondisi preginjal atau postginjal dengan minimal atau tanpa
proteinuria.

Sedimen
Sedimen urin

Nilai normal

Cell cast

Negatif

White cell cast

0-5/hpf

RBC

0-3/hpf

Epitel

0-2/hpf

Bakteri

< 2/hpf atau 1000/mL

Kristal

Negatif

Sedimen
Implikasi
Cell

klinik :

cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.

White

cell cast biasanya terjadi pada acute pyelonephritis atau interstitial


nephritis

Red

cell cast timbul pada glomerulonefritis akut

RBC

: Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi


ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria

WBC

: peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dengan infl amasi

Bakteri
Kristal

: jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.

: meliputi kristal kalsium oksalat, asam urat, amorf, triple fosfat. Adanya
kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan asam amino

Pemeriksaan Gula darah

Cara pelaksanaan TTGO:

3 hari sblm pemeriksaan makan seperti biasa

Kegiatan
Puasa

jasmani dilakukan seperti biasa

selama 10-12 jam

Periksa

kadar glukosa puasa

Berikan

glukosa 75 gr (dewasa) ata 1,75 gr/kgBB (anak) dilarutkan


dalam 250 ml air, diminum selama 5

Periksa kadar glukosa darah 1 &/ 2 jam setelah beban glukosa

Kriteria diagnostic diabetes


Kadar

GDS plasma vena >/= 200 mg/dl atau

Kadar GDP (plasma vena) >/= 126 mg/dl atau


Kadar Glukosa plasma >/= 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
glukosa 75 gram pada TTGO

You might also like