You are on page 1of 12

APPENDISITIS

A. DEFINISI
1. Appendisitis adalah tersumbatnya lumen oleh karena benda asing, fekolit,
tumor atau parasit. Mukosa mengekskresi cairan dibawah penyumbatan,
tekanan

intraluminal

meningkat,

mukosa

mengalami

hipoksia

dan

menimbulkan dan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding


sehingga terjadi peradangan.
(Ilmu Bedah (Hand Book of Surgery) Theorede R Schrock MD)
2. Appendisitis adalah peradangan pada apendic dimana semua lapisan dinding
organ tersebut terkena.
(Standart Asuhan Keperawatan Pasien Bedah, Panitia SAK komisi
keperawatan PK Sint Carolus)
3. Appendisitis adalah peradangan dari appendic vermivormis.
(Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius)
Kesimpulan :
Appendisitis adalah peradangan dari appendik yang disebabkan oleh
tersumbatnya lumen oleh karena benda asing fekolit, tumor atau parasit. Bila
mukosa

mengekskresi

cairan

dibawah

penyumbatan,

maka

tekanan

intaraluminal meningkat, mukosa akan mengalami hipoksia dan akan


menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding.
B. ETHIOLOGI
Appendisitis lebih banyak menyerang orang dewasa tapi segala usiapun dapat
terserang.Penyebab utamanya adalah obstruksi atau penyumbatan yang disebabkan
oleh :
1. Hiperplasi dari folikel limfoid yang merupakan penyebab terbanyak.
2. adanya fekolit dalam lumen apendiks
3. adanya benda asing seperti cacing
4 Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
5. Sebab lain misal, keganasan (karsinoma, karsinoid)

C. PATHOLOGI
Terjadi Obstruksi lumen oleh Fekolit
Bengkak pada jaringan limfosit
Sekresi mukosa terus menerus
Peregangan appendiks
Tekanan intraluminal meningkat
Hipoksia
Terjadi ulcerasi & invasi
Terjadi infeksi shg membengkak
Nekrosis & Perforasi
Appendisitis (peradangan appendiks)
D. TANDA & GEJALA
Pada appendicitis terdapat gejala khas yaitu :
1. Nyeri bersifat kolik dibagian tengah abdomen akibat inflamasi appendiculer
permulaan.
2. Diikuti nyeri didaerah fossa iliaka akibat peritonitis lokalisata.
3. Anoreksia, mual dan muntah yang timbul selang beberapa jam sebelum
gejala awal timbul.
4. Pada bayi akan gelisah, mengantuk dan anoreksia.
5. Demam tidak terlalu tinggi dan kadang konstipasi
Tanda-tandanya :
1. Nyeri tekan lepas pada daerah Mc. Burney.
2. Nyeri kontra lateral.

3. Pada pemeriksaan tes opturator daerah titik Mc. Burney terasa nyeri.
4. Demam.
E. PENENTUAN DIAGNOSA
1. Perbedaan antara suhu ketiak dan rektal lebih dari 1
2. Nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketok defence musculair setempat, nyeri kontra
lateral (tanda Rousing) test poass kanan positif (rasa sakit bila tungkai atas kanan
diekstensikan). Test obturator kanan positif (rasa sakit bila dengan fleksi lutut dan
panggul, tungkai ats kanan diendorotasikan)
3. Rectal Thoucer penting untuk membedakan kekakuan pelvis yang lain.
4. Pemeriksaan darah akan menunjukkan leukositosis ringan dan hitung jenis yang
bergeser ke kiri.
5. Pemeriksaan urine akan ditemukan leukosit meningkat
6. Pemeriksaan foto polos abdomen, kadang ditemukan adanya sedikit fluid level
dalam usus di fossa illiaka.
F. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a. Penderita istirahat total dengan posisi fowler
b. Pemberian antibiotika dosis tinggi dan makanan yang tidak merangsang.
c. Observasi terhadap beratnya infiltrasi kalau perlu pasang drainage.
d. Observasi tingginya demam
e. Monitor perubahan leukosit dan LED
2. Operatif
Bila sudah akut pengobatan yang lebih baik yaitu operasi appendiktomi. Dalam
waktu 48 jam operasi harus dilakukan. Dapat dilakukan dengan cara insisi
menurut Mc. Bourney, insisi menurut Roux, insisi Pararectal dan apndiktomi cara
Retrogade.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita dengan appendisitis adalah:
1. Perforasi
Terjadi pada 20% pasien anak-anak dan orang yang lanjut usia berupa rasa sakit
yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang
tinggi merupakan tanda kemungkinan perforasi.
2. Peritonitis
Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah satu akibat perforasi. Peritonitis
disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri, kembung, demam dan keracunan.
3. Abses appendiks
Ini merupakan sebab lain perforasi terasa suatu masa lunak dikuadran kanan bawah
atau didaerah pelvis. Masa ini mula-mula berupa flegmon tetapi dapat berkembang
menjadi rongga yang mengandung nanah.
4. Pileflebilitis (tromboflebitis septic vena portal)
Akan mengakibatkan demam yang tinggi panas dingin menggigil dan ichterus.
5. Pada laki-laki dibedakan dengan batu ginjal, hidronefrosis, enteritis regional acut,
torsi dan trangulasi testis kanan, epididimis kanan.
6. Pada wanita dibedakan salfingitis, ruptur folikel graff kanan, pielitis kanan pada
wanita hamil, degenerasi merah di mioma uteri.
7.Pada anak-anak dibedakan dengan simplek acut gastroenteritis, adenitis kelenjar
mesenterium dan invaginasi.

STUDI KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Umum
Nama

: Nn. T

Umur

: 20 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: dagang

Alamat

: Jl. Manggar Sukorejo Blitar

Tanggal MRS

: 17 Oktober 2007

Tanggal didata

: 18 Oktober 2007

b. Anamnese
1) Keluhan masuk rumah sakit
Nyeri pada perut kanan bawah + 1 bulan, nafsu makan turun, mual dan muntah,
retensi 3 kali.
2) Keluhan sekarang
Nyeri perut kanan bawah, nafsu makan tak ada, rasa mual dan muntah tapi tak
ada.
3) Riwayat penyakit yang lalu
Penderita belum pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini dan ini baru
pertama kali MRS. Apabila ada keluhan sakit ringan cukup minum obat yang
dibeli di toko.
4) Riwayat penyakit keluarga
Dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular maupun penyakit
keturunan.
c. Data Biologis
[1] Kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Penderita sebelum menderita penyakit tersebut dan sebelum masuk MRS makan
seperti biasa yaitu 3x/hari dengan menu nasi, lauk dan sayur.

b) Eliminasi
Penderita pola eliminasi BAK tidak mengalami gangguan namun pada pola
BAB penderita kadang diare dan sering.
c) istirahat tidur
Pada pola istirahat tidur sebelum sakit tidak mengalami gangguan namun setelah
sakit pola tidur mulai terganggu dengan adanya rasa nyeri yang sangat pada
perut kanan bawah.
d) Hygine
Keadaan penderita bersih dan tidak awut-awutan, penderita dimandikan oleh
keluarga dengan menggunakan waslap 2x/hari.
[2] Status Fisik
a) Keadaan umum
Penderita tampak kesakitan dan sering memegangi perutnya yang sakit.
Komunikasi baik, baik verbal maupun non verbal.
b) Penampilan
Rambut bersih dan panjang, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, keadaan
mulut dan gigi bersih, dada dan perut tidak ada kelainan anatomia, namun perut
terasa sakit bila ditekan atau tidak ditekan dan itu pada bagian perut kanan bawah,
kesadaran compos mentis, turgor kulit menurun.
c) Tanda-tanda vital
-Tensi

: 110/80 mmHg

Respirasi : 20 x/menit

-Nadi

: 80 x/menit

BB

: 43 kg

-Suhu

: 38 C

TB

: 149 cm

d. Data Psikologis
1) Pola interaksi
Pasien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya, hubungan dengan
keluarga, pasien yang lain dan juga petugas kesehatan baik.
2) Pola Kognitif
Pasien dapat berfikir dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan petugas dengan
baik.
3) Pola Emosional
Pasien terlihat pendiam dapat mengendalikan diri dari amarah dan itu terlihat
dengan adanya mencurahkan unek-uneknya pada keluarga selain itu pasien
tampak cemas memikirkan penyakitnya.

4) Pola Koping
Bila terdapat masalah dimusyawarahkan dengan keluarga dan itu terutama pada
ibunya.
e. Data Sosial
1) Kebudayaan
Keluarga tidak pantang terhadap makanan apapun dalam kesehariannya penderita
berjualan sepatu di pasar dan menganut adat jawa.
2) Rekreasi
Penderita tidak sering rekreasi namun bila ada waktu senggang digunakan untuk
kumpul dengan teman-temannya.
f. Data Spiritual
1) Keyakinan
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan taat beribadah sesuai dengan
keyakinannya.
2) Nilai Religius
Keluarga penderita menerima keadaannya dan percaya bahwa ini merupakan
cobaan, bila sakit selain minta petunjuk allah SWT juga mencari kesembuhan
lewat para petugas kesehatan setempat.

2. Analisa Data
No

Tgl/jam

Data relevan

Kemungkinan
Masalah
penyebab
DS:
Adanya obstruksi Gangguan rasa
-Pasien mengeluh nyeri atau
peradangan nyaman (nyeri)
pada perut kanan bawah pada appendiks
DO:
-Nyeri tekan di titik Mc.
Burney
-Pasien
menyeringai
dantidur
dgn
tidak
tenang (sering gonta
ganti posisi tidur)

1.

18-102007
(07.30)

2.

18-102007
(08.30)

DS:
Pasien
belum
-Pasien sering bertanya pernah menderita
tentang penyakitnya
penyakit tersebut.
DO:
-Pasien gelisah

Kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakitnya.

18-102007
(11.00)

DS:
Karena
adanya
-Pasien
mengatakan perasaan mual.
nafsu makan menurun
-pasien
mengatakan
mulut pahit
DO:
-Makan tidak habis
porsi tiap kali makan.

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.

TT

3. Prioritas Masalah
No
1.

Tgl/jam
18-10-2007
(07.30)

Diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman,nyeri sehubungan dengan adanya
obstruksi atau peradangan pada appendiks yang ditandai
dengan nyeri tekan perut kanan bawah (pada titik
Mc.Bourney),pola tidur atau posisi tidur yang tidak
menentuatau tak beraturan, sering gonta-ganti posisi.

2.

18-10-2007
(11.00)

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan


adanya perasaan mual yang ditandai dengan pasien
mengatakan mulut pahit, nafsu makan menurun, makan tidak
habis porsi setiap kali makan.

3.

18-10-2007

Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya sehubungan


dengan pasien belum pernah menderita penyakit tersebut
yang ditandai dengan pasien sering bertanya, dan nampak
gelisah

TT

4. Intervensi
Tgl

No

Tujuan/

Dx

kriteria hasil

kep
1

Rencana tindakan

Jangka pnjg:
rasa
nyeri
hilang,wajah
dan
posisi
tubuh rileks.
Jangka pndk
nyeri
berkurang,
wajah
dan
posisi tubuh
sudah
agak
sedikit rilek.

1.Kaji TTV
2.Kaji keluhan
nyeri,
tentu- kan intensitas
rasa nyeri yang dialami
3.Jelaskan penyebab rasa
nyeri
dan
cara
mengurangi
4.Anjurkan
posisi
1/2duduk u/ mengurangi
penyebaran infeksi pada
abdomen.
5.Kompres dingin daerah
yang
sakit
u/
mengurangi nyeri
6.Anjurkan pasien tidur dg
senyaman mungkin
7.Ciptakan
lingkungan
yang tenang
8.Laksanakan
program
medik
9.Pantau efek terapeutik &
nonterapeutik
dari
pemberian analgesik.

2.

Jangka Pndk
nafsu makan
agak
sedikit
meningkat
Jangka Pnjg
Nafsu makan
kembali seprti
sbelum sakit
3x/hari dengan
habis 1 porsi
tiap
kali
makan

1.Sajikan makanan yang


menarik dan menggugah
selera makan
2.Hindarkan dari baubauan yang merangsang
perasaan mual.
3.Berikan makanan sesuai
dg program dietnya.
4.Kaji pola makan pasien
5.Observasi intake dan
output makan.

3.

Jangka Pndk
1.Beri penjelasan tentang
Pasien
mepenyakitnya.
ngerti
dan 2.Jelaskan
cara
tidak gelisah
menghindari/mengurang
lagi.
i rasa sakit.
Jangka Pnjg
3.Anjurkan bila terjadi

Rasional

TT

Pasien dapat
kekambuhan
segera
menghindari
berobat ke dokter atau
dr
kekampuskesmas.
buhan penya 4.Jelaskan aktifitas yang
kitnya
dan
perlu dilakukan untuk
cara
menghindari rasa nyeri.
pengobatannya

5. Implementasi
Tgl

No Dx

18/10

Kep
1.

2007

18-10

2.

2007

18-10
2007

Jam

Tindakan keperawatan
1. Mengkaji TTV
Tensi : 110/80 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
T: 30 C
2.Mengkaji lokasi nyeri dan keluhannya,jenis dan
intensitasnya,: -lokasi : perut kanan bawah
-jenis : akut
-nyeri : sangat
3.Menjelaskan penyebab dan cara mengurangi nyeri,
-mengompres dingin daerah nyeri
-mengatur posisi setengah duduk
-bila tidur miring dengan menekuk lutut kanan
4.Melaksanakan program medik pemberian antalgin
3x2cc
5.Memantau efek terapeutik dari pemberian
analgesik berupa ekspresi wajah penderita.
1.Mengkaji pola makan pasien sebelum dan saat
sakit misalnya berapa kali makan dalam sehari
(3x/hari)
2.Menghindarkan dari bau-bauan yang merangsang
perasaan mual berupa amoniak ataupun yang lain.
3.Menyajikan makanan yang menarik dan
menggugah selera makan dengan cara, menata
nasi lauk, sayur yang menarik.
4.Memberikan makanan sesuai program diet, rendah
serat.
5.Mengobservasi intake dan output makanan yaitu
berapa porsi yang dimakan, apakah pemasukan
sesuai dengan pengeluaran.
1.Memberikan penjelasan tentang penyakit, berupa
nyeri perut kanan bawah yang berupa peradangan
umbai cacing.
2.Menjelaskan cara menghindari rasa sakit dengan
cara mengurangi makanan yang pedas atau
merangsang umbai cacing yang mengalami

TT

peradangan.
3.Menganjurkan pasien bila terjadi kekambuhan
segera berobat atau periksa ke dokter atau
puskesmas.
4.Menjelaskan aktifitas yang perlu dihindari agar
tidak terjadi nyeri.
6. Evaluasi
No Dx\
Tgl/Jam
3

18 Oktober 2007
19 Oktober 2007
20 Oktober 2007
(09.00)
(10.30)
(10.00)
S: pasien sering bertanya S: pasien mulai mengerti S: pasien mengerti dan
tentang penyakitnya
tentang penyakitnya
tahu cara pencegahan
O: pasien tampak gelisah
O: pasien sudah nampak
dan
pengobatan
A: masalah belum teratasi
agak tenang
tentang penyakitnya
P: Lanjutkan intervensi
-pasien tidak sering 0:
pasien
mampu
bertanya
menjawab pertanyaan
A:
masalah
teratasi
yang diberikan petugas
sebagian
mengenai
cara
P: lanjutkan intervensi
pencegahan
dan
2,3,4,
pengobatan penyakit
nya dg bahasanya
sendiri
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
S: pasien mengatakan nafsu S: pasien mulai mencoba S: pasien mulai suka
makan menurun, dan memaksakan dirinya u/ dengan makanan yang
mulutnya terasa pahit
makan
walaupun disajikan tetapi tidak
O: -makan tidak habis mulutnya masih terasa untuk
semua
jenis
porsi tiap kali makan
pahit
makanan
A: masalah belum teratasi
O: makan tidak habis O: makan habis porsi
P: lanjutkan intervensi
porsi tiap kali makan
setiap kali makan
A:
masalah
belum A:
masalah
teratasi
teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
S: Pasien mengeluh nyeri S: pasien mengatakan S: pasien mengatakan
pada perut kanan bawah
bahwa
perutnya
rasa nyeri berkurang
yag terjadi secara hilang
kadang-kadang sakit
dan posisi istirahat
timbul dan meningkat bila
kadang-kadang tidak
mulai agak nyaman
digunakan untuk batuk
O: Pasien tampak gelisah O: pasien sudah agak
O: -Pasien tampak gelisah
bila penyakitnya (rasa
tidak tampak gelisah
-Wajah meringis
nyeri) kambuh
lagi
-Pasien memegangi perut
-wajah meringis
-pasien tampak agak
kanan bawah
-pasien memegangi
nyaman istirahatnya
-Pasien sering gonta- ganti
perut kanan bawah
-keluhan nyeri pada
posisi tidur
-skala nyeri 3-4
pasien berkurang
-Skala nyeri 4-5
A:
masalah
teratasi
-skala nyeri 3-4
A: Masalah blm teratasi
sebagian
A:
masalah
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi

You might also like