Professional Documents
Culture Documents
TENSION PNEUMOTHORAX
Disusun oleh :
RAFIKA
NPM.61111008
Pembimbing :
dr. H. Asmoji, Sp.B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB. I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
Definisi................................................................................................................ 4
Epidiomologi....................................................................................................... 4
Anatomi .............................................................................................................. 4
Etiologi................................................................................................................ 9
Diagnosis............................................................................................................. 12
Penatalaksanaan.................................................................................................. 18
Komplikasi.......................................................................................................... 24
Prognosis............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumotoraks merupakan keadaan emergensi yang disebabkan oleh akumulasi
udara dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera.
Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara di dalam kavum/ rongga pleura.
Tekanan di rongga pleura pada orang sehat selalu negatif untuk dapat mempertahankan
paru dalam keadaan berkembang (inflasi). Tekanan pada rongga pleura pada akhir
inspirasi 4 s/d 8 cm H2O dan pada akhir ekspirasi 2 s/d 4 cm H2O. 9
Pneumotoraks
dan non-tension
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Tension pneumotoraks adalah bertambahnya udara dalam ruang pleura secara
progresif, biasanya karena laserasi paru-paru yang memungkinkan udara untuk
masuk ke dalam rongga pleura tetapi tidak dapat keluar atau tertahan di dalam
rongga pleura. Hal ini dapat terjadi secara spontan pada orang dengan kondisi paruparu kronis ("primer") dan juga pada mereka dengan penyakit paru-paru
("sekunder"), dan banyak pula yang terjadi setelah trauma fisik ke dada, cedera
ledakan , atau sebagai komplikasi dari perawatan medis. Ventilasi tekanan positif
dapat memperburuk efek one-way-valve. Peningkatan progresif tekanan dalam
rongga pleura mendorong mediastinum ke hemithorax berlawanan, menghalangi
aliran balik vena ke jantung, dan menekan paru-paru pada hemithorax kontralateral..
Hal ini menyebabkan ketidakstabilan peredaran darah dan dapat menyebabkan
traumatic arrest.
1.2 Epidemiologi
Insidensi dari tension pneumotoraks di luar rumah sakit tidak mungkin dapat
ditentukan. Revisi oleh Department of Transportation (DOT) Emergency Medical
Treatment (EMT) Paramedic Curriculum menyarankan tindakan dekompresi jarum
segera pada dada pasien yang menunjukan tanda serta gejala yang non-spesifik.
Sekitar 10-30% pasien yang dirujuk ke pusat trauma tingkat 1 di Amerika Serikat
menerima tindakan pra rumah sakit berupa dekompresi jarum torakostomi, meskipun
pada jumlah tersebut tidak semua pasien menderita kondisi tension pneumotoraks.
Insidensi umum dari tension pneumotoraks pada Unit Gawat Darurat (UGD)
tidak diketahui. Literatir-literatur medis hanya menyediakan gambaran singkat
mengenai frekuensi pnemotoraks desak. Sejak tahun 2000, insidensi yang dilaporkan
kepada Australian Incident Monitoring Study (AIMS), 17 pasien yang diduga
menderita
pneumotoraks,
dan
diantaranya
didiagnosis
sebagai
tension
pneumotoraks. Pada tinjauan yang lebih lanjut, angka kematian prajurit militer dari
trauma dada menunjukan hingga 5% dari korban pertempuran dengan adanya trauma
dada mempunyai tension pneumotoraks pada saat waktu kematiannya.4, 7.
1.3 Anatomi
Batas Rongga Thoraks
Penampakan thorax dari luar adalah batas bawah leher dan batas atas
abdomen. Namun pada bagian dalam tidaklah demikian, batas rongga thorax
adalah :
Batas belakang thorax setinggi C7, lebih tinggi dari bagian depan karena
melalui bidang yang dibentuk oleh iga pertama agak miring kebawah
Batas depan thorax setinggi vertebrae thorakal ke-2
Batas bawah thorax adalah diafragma yang berbentuk seperti kubah ke
atas. Karena bentuk diafragma yang seperti kubah, dari permukaan tidak
dapat dipakai peregangan bahwa bawah thorax adalah batas bawah
costae.
Batas atas thorax dapat diraba di incisura jugularis, yatu cekungan antara
caput klavikula kanan dan kiri. Incisura ini berseberangan dengan batas
atas bawah dari vertebrae thorakal ke-2.
lengkap dengan costae I dan setengah persendian dengan costae II. Selanjutnya
costae II-VIII mempunyai dua persendian, di atas dan di bawah korpus vertebrae
untuk costae II sampai dengan VIII, sedangkan costae IX-XII hanya satu. 10,12
Costae
Secara umum costae ada 12 pasang kanan dan kiri, Tujuh pasang iga pertama
dinamakan costae vera (iga sejati). Costae I-VII bertambah panjang secara
bertahap, yang kemudian memendek secara bertahap. Costae VIII-X berfungsi
membentuk tepi costal sebelum menyambung dengan tepi bawah sternum, maka
disebut costae spuriae (iga palsu). Costae XI-XII disebut costae fluctuantes (iga
melayang). 10,12
Sternum
Sternum terdiri dari manubrium sterni, korpus sterni dan procesus xiphoideus.
Angulus sterni ludovici yang terbentuk antar manubrium dan korpus sterni dapat
teraba dan merupakan patokan dalam palpasi iga ke-2 di lateralnya. 10,12
Pleura
Pleura adalah membrane aktif serosa dengan jaringan pembuluh darah dan
limfatik. Di sana selalu ada pergerakan cairan, fagositosis debris, menambal
kebocoran udara dan kapiler. Pleura viseralis menutupi paru dan sifatnya tidak
sensitive. Pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama dengan
pleura parietalis, yang melapisi dinding thorax dan diafragma. Pleura parietalis
mendapatkan persarafan dari nerve ending, sehingga ketika terjadi penyakit atau
cedera maka timbul nyeri. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada tiap arah dan
sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru-paru normal. 10,13
Pleura parietalis hampir semua merupakan lapisan dalam, diikuti tiga lapisan
muskulus yang mengangkat iga selama respirasi tenang. Vena arteri, dan nervus
dari tiap rongga intercostals berada di belakang tepi bawah iga. Karenanya jarum
torakosintesis atau klem yang digunakan untuk masuk kepleura harus dipasang
melewati bagian atas iga yang lebih bawah dari sela iga yang dipilih.10,13
Diafragma
Bagian musculus perifer berasal dari bagian bawah iga ke-6 dan kartilago
costae, dari vertebrae lumbalis, dan dari lengkung lumbosakral, sedang bagian
muscular melengkung membentuk tendosentral. Serabut ototnya berhubungan
dengan M.transverse abdominis di batas costae. Diafragma menempel di bagian
belakang costae melalui serat-serat yang berasal dari ligamentum arcuata dan
crura.
Nervus
prenicus
mempersarafi
motorik
dan
intercostals
bawah
10
11
tekanan
intrapulmonari
yang
terus
meningkat
yang
ada
lubang
pada
ruang
pleural
seperti
pada
hematopneumothorax.
Mekanisme
1. Pneumothorax terbuka
Termasuk kedalam pneumothorax terbuka bila didapatkan adanya
pergerakan udara didalam ronga pleura yang dikarenakan adanya
hubungan dari dalam rongga ke udara bebas di luar.. hal ini nantinya bisa
berlanjut menjadi bronco pneumonial fistula.
2. Pneumothorax tertutup
Termasuk kedalam pneumothorax terbuka bila tidak didapatkan adanya
pergerakan udara didalam ronga pleura. Jadi udara yang ada di rongga
intrapleural seperti terperangkap di dalamnya.
3. Pneumothorax valvular
Termasuk kedalam pneumothorax valvular ketika udara bisa masuk
kedalam rongga pada saat inspirasi tapi tidak dapat keluar saat ekspirasi.
Tipe pneumothorax ini yang nantinya akan sangat bisa menjadi kondisi
yang emergensi karena adanya peningkatan tekanan intrapelura yang
12
vena subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter subklavia).
Komplikasi ventilator, pneumothoraks spontan, Pneumotoraks sederhana ke
Tension Pneumotoraks
Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka ke pneumothoraks
1.6 Diagnosis
Diagnosa tension pneumothorax merupakan diagnosa dari klinis, bukan dari
radiologi.Tanda-tanda klasik dari tension pneumotoraks adalah adanya distress
nafas, takikardi, hiporensi, adanya deviasi trakea, hilangnya suara nafas unilateral,
distensi vena leher, dan bisa menjadi sianosis pada manifestasi lanjutnya. Gelaja
klinis dari tension pneumothorax ini mungkin mirip dengan gejala klinis dari
cardiac tamponade, tetapi angka kejadian tension pneumotorax ini lebih besar dari
cardiac tamponade. Selain itu untuk membedakannya juga bisa dilakukan dengan
mengetahui bahwa dari perkusi didapatkan adanya hiperresonansi pada bagian dada
ipsilateral, 1
13
ekspansi
dinding dada)
b. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
c. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
2. Palpasi :
a. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
b. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
c. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
3. Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi
4. Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang15
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan pada:
1. Foto Rntgen
Gambaran radiologis yang tampak pada foto rntgen kasus pneumotoraks
antara lain 16:
a. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan
tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang
kolaps tidak membentuk garis, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai
dengan lobus paru.
b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio opaque
yang berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang
luas sekali. Besar kolaps paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan
sesak napas yang dikeluhkan.
14
15
pantulan
gelombang
tidak
bergerak
saat
respirasi.
16
17
operasi. kalaupun ada penurunan oksigenasi pasien atau status ventilasi, dada
harus kembali diperiksa. 7, 13.
18
19
20
Needle Thoracostomy
Tension pnumothorax membutuhkan dekompresi yang segera. Dekompresi ini
dapa dilakukan dengan memasukkan jarum ke ruang intercostal ke dua pada garin
midclavicular pada sisi dada yang terkena. Terapi definitifnya biasanya
membutuhkan insersi chest tube ke dalam ruang pleural melalui ruang intercostal ke
lima (setinggi puting susu) dibagian depan di garis midclavicular. 1
Prinsip terapi dari tension pneumothrax ini adalah menjaga jalan nafas agar tetap
terbuka, menjaga kualitas ventilasi, oksigenasi, menghilangkan penyebab traumanya
dan menghilangkan udara di ruang pleura, dan mengontrol ventilasi. 4
Keberhasilan dari terapi yang kita lakukan bisa dinilai dari hilangnya udara
bebas pada ruang interpleural dan pencegahan pada kekambuhan atau recurensi. 4.
Pada kasus tension pneumotoraks, tidak ada pengobatan non-invasif yang dapat
dilakukan untuk menangani kondisi yang mengancam nyawa ini. Pneumotoraks
adalah kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan penanganan segera. Jika
diagnosis tension pneumotoraks sudah dicurigai, jangan menunda penanganan
meskipun diagnosis belum ditegakkan.
Pada kasus tension pneumotoraks, langsung hubungkan pernafasan pasien
dengan 100% oksigen. Lakukan dekompresi jarum tanpa ragu. Hal-hal tersebut
seharusnya sudah dilakukan sebelum pasien mencapai rumah sakit untuk
pengobatan lebih lanjut. Setelah melakukan dekompresi jarum, mulailah persiapan
untuk melakukan torakostomi tube. Kemudian lakukan penilaian ulang pada pasien,
perhatikan ABCs (Airway, breathing, cirvulation) pasien. Lakukan penilaian ulang
foto toraks untuk menilai ekspansi paru, posisi dari torakostomi dan untuk
memperbaiki adanya deviasi mediastinum. Selanjutnya, pemeriksaan analisis gas
darah dapat dilakukan.
Dekompresi sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus pneumothoraks
yang luasnya >15%. Pada intinya, tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan
intra pleura dengan membuat hubungan antara rongga pleura dengan udara luar
dengan cara :
a.
Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura, dengan
demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi
negatif karena mengalir ke luar melalui jarum tersebut.
21
tekanan
negatif
rongga
tersebut
22
1.
Tindakan bedah
a. Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari
lubang yang menyebabkan pneumothoraks kemudian dijahit
b. Pada
pembedahan,
apabila
ditemukan
penebalan
pleura
yang
23
Skema gambar dari seseorang dengan chest tube di rongga dada kiri. Yang
terhubung ke segel air.
1.8 Komplikasi
24
kegagalan
respirasi
akut.
Pio-pneumotoraks,
hidro-
pneumotoraks
25
Lebih dari 50% pasien dengan pneumothorax akan mengalami hal yang
sama di kemudian hari. Tidak ada komplikasi jangka panjang setelah terapi yang
berhasil. Follow up dilakukan setidak-tidaknya dalam satu tahun setelah
pneumothorax teratasi yang dilakukan melalui pengambilan x-ray setiap tiga
bulan. 4
26
DAFTAR PUSTAKA
1
Putz,R., Pabst, R., Et All.2007. SOBOTTA Ed.22 Atlas Anatomi Manusia Jilid2.
Jakarta:
EGC.
Departemen Ilmu Penyakit Paru. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
FK
UNAIR
RSD
dr.Soetomo.
K.
2006.
Tension
Pneumothorax.
London,
Uk
:Trauma.Org.
27