You are on page 1of 13

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obturasi Saluran Akar
Pengisian secara tiga dimensi seluruh system saluran akar sedekatmungkin dengan
cemento dentinal junction menggunakan bahan o b t u r a s i b e s e r t a s e a l e r d e n g a n
biokompatibel

minimal

s e h i n g g a dicapai

penutupan

yang

adekuat.

(http://www.scribd.com/doc/35994704/Root-Canal-Treatment)
2.2 Syarat Bahan Pengisi Saluran Akar
1. Memiliki sifat biokompatibilitas

Bahan tersebut tidak boleh membahayakan pulpa dan jaringan lunak


Bahan tersebut tidak boleh mengandung substansi kronik yang larut dalam air, yangdapat
dilepas dan diserap kedalam system sirkulasi sehingga menimbulkan respontoksisitas

sistemik.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan berpotensi menimbulkan sensitivitas yangdapat

menyebabkan suatu alergid.


Bahan tersebut harus tidak memiliki potensi karsinogenik

2. Mudah dimasukkan kedalam saluran akar


3. Rapat ke lateral maupun apical
4. Tidak mengerut setelah dimasukkan
5. Tidak dapat ditembus oleh air dan memiliki kelembapan
6. Bersifat bakteriosit, atau paling tidak menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik)
7. Radiopak
8. Tidak mewarnai gigi
9. Tidak mengiritasi jaringan periapeks atau mengganggu struktur gigi
10. Steril atau mudah disterilkan
11. Tidak larut dalam cairan rongga mulut
12. Bukan penghantar panas
13. Pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi
keras
14. Mudah dikeluarkan dari saluran akar
15. Tidak menimbulkan respon imun

16. Mempunyai sifat adhesive pada saluran akar (http://www.scribd.com/doc/54521458/LaporanTutorial-Bahan-Pengisi-Saluran-Akar)


( http://www.scribd.com/doc/35994704/Root-Canal-Treatment)

2.3 Jenis bahan pengisi saluran akar


a.Bahan Pengisi Padat

Cone Perak
Keuntungan pemakaian cone perak yaitu mudah digunakan dan dapat disesuaikandengan
panjang kerja. Kekakuan dan fleksibelitasnya memungkinkan pengisiansaluran akar yang
bengkok dan sempit, silver cone fleksibel tetapi tidak resiliensehingga mudah
mengadaptasi kurvatur saluran. Silver cone sesuai dengan bagianapical bila saluran
dipreparasi ke bentuk standar, tanpa pelebaran servikal salurandengan aksi reaming.
Silver cone sangat populer karena mudah dimasukkan kesaluran yang sempit atau
berkelok-kelok karena cone terkecil sekalipunmempunyai kekakuan yang baik, dapat
dimasukkan ke saluran pada panjang yangtepat, dapat terlihat pada radiograf.

b. Bahan Pengisi Pasta

Zinc Oksida
- Zinc oksida eugenol (tanpa modifikasi)
Oksida seng dapat dicampur dengan eugenol membentuk campuran murni(tanpa
aditif) yang kental. Formula lain berupa campuran oksida eugenol(OSE) dengan
berbagai aditif. Tipe yang umum dikenal adalah N2 atau RC2B. Jenis ini merupakan
derifat dari formula Sargenti dan mengantungopaker, oksida metalik (timah) atau
klorida (mercuri), steroid (sekali-kali), plasticizers, paraformaldehid, dan berbagai
bahan lainnya.
-

Grossman Sealer
Grossman memiliki komposisi yaitu powder dan liqiud. Powder terdiri dari ZnO,
Staybellite resin, bismuth subcarbonate, sodium borate anhydroussedang liquid terdiri
dari Eugenol. Grossman membuat kriteria ideal untuk semen saluran akar. Tidak ada
satupun semen saluran akar yang dapatmemenuhi kriteria tersebut walaupun memiliki
kelebihan. Kriteria tersebut adalah :

o Toleransi jaringan, bahan tidak boleh menyebabkan kerusakan


jaringanmaupun kematian sel
o Memiliki dimensi yang stabil, tidak mengerut sewaktu pengerasan.
o Memiliki waktu pengerasan yang lama agar waktu kerja lama dan
o
o
o
o

hasilnya baik.
Tidak mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya.
Tidak larut dalam cairan rongga mulut.
Bersifat bakteriostatis.
Memiliki daya adhesif yang kuat.

Kalsium Hidroksid
Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2,berwarna bubuk
putih atau kristal dan terjadi oleh karena reaksi pencampuran antarakalsium oksida
dengan air. Kalsium hidroksida juga bisa didaptkan dari reaksiantara larutan kalium
dengan sodium hidroksida. Kalsium hidroksida memiliki sifat seperti :
o Kalsium hidroksida dapat menetralisir asam fosfor yang terlepas dari semenfosfat.
o Memiliki pH 11-12, kebasaan ini dapat menghancurkan daya tahan
o
o
o
o
o

mikroorganisme yang terdapat pada gigi yang karies.


Kelarutannya tinggi
Penggunaannya mudah
Radiopak
Tidak iritasi
Bakterisid

c. Bahan pengisi Plastis

Gutta Percha
Gutta Percha adalah lateks koagulasi dari sejumlah pohon tropis. Secara kimia
merupakan transisomer karet. Gutta percha merupakan suatu bahan alami yangterdiri dari
eksudat koagulasi yang telah dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha). Gutta
percha yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi terdiridari dua bentuk yaitu
bentuk dan bentuk . Bentuk biasa digunakan untuk produk-produk yang
diinjeksikan karena memiliki sifat aliran yang lebih baik.Sedangkan bentuk biasa
digunakan untuk batangan gutta percha atau gutta percha cone. Biokompabilitas dari
bahan ini relative baik, walaupun sitotoksik (Monaco,Miller dan Uverett, 1978;Holland

dkk, 1982; Tanzilli, Nevins dan Borden, 1983). Plastisnya dianggap sangat
menguntungkan. Baru-baru ini terbukti bahwa gutta percha mempunyai aktivitas
antibakteri (Moorer dan Genet, 1982).Aktivitas ini berhubungan dengan komponen zinc
okside (Moorer dan Genet,1982). Gutta percha dapat digunakan untuk cone saluran akar
serta berisi gutta percha (19-22%), zinc oksid(59-75%) dan malam, bahan pewarna,
bahanantioksidasi dan bahan opak (217%), bervariasi dari merek satu ke yang
lain(Friedman dkk, 1975).
d. Bahan Pengisi Semen

Semen Seng Oksida - Resin


Sebagian besar semen untuk penggunaan umum mengandung resin seng-oksidasebagai
dasar serbuk. Termasuk dalam kelompok ini adalah semen Grossman,Sealer Saluran
Akar Kerr, Tubli-Seal Kerr,Kloroperka N-O, N2 normal, SemenWachs dan
Endomethasone. Cairannya biasanya terdiri dari hanya eugenol ataudalam kombinasi
dengan cairan lain seperti balsam Canada, eukaliptol, beechwood creosote, atau minyak
amandel manis dalam berbagai jumlah. Kloroperca N-O dan Kloroperca dicampur
dengan klorofom.

Semen Kalsium Hidroksida


Beberapa semen seng-oksida-eugenol telah dimodifikasi dengan memasukkan kalsium
hidroksida. Sealapex, suatu produk Kerr manufacturing Company merupakan sealer
saluran akar polimerik kalsium hidroksida, noneugenol.

Semen glass-ionomer
Semen glass-ionomer terbukti lebih efektif daripada semen zinc oksida eugenoluntuk
mencegah kebocoran secara in vitro (Pitt Ford, 1979;Zidan dan ElDeeb,1985).

Semen polikarboksilat
Semen polikarboksilat merupakan sealer efektif asalkan ada kontak yang cukupdengan
dinding saluran akar(McComb dan Smith, 1976). Kekurangannya adanya perlunya alat
plastic khusus karena sangat adhesive terhadap logam.

Semen kalsium fosfat

Semen kalsium fosfat mempunyai kemampuan yang baik untuk membasahidinding


dentin dan membentuk hidrosiapatit sebagai produk samping dari pengerasan, membuat
semen ini dapat di toleir dengan baik oleh jaringan vital.
e. Bahan yang ditambah obat-obatan
Dapat dibagi dalam dua kelompok :

pertama yang merupakan desinfektan dan antiphlogistik yang ditambahkan untuk

menekan sakit pascaoperatif,


kedua yang ditambah dengan kalsium hidroksid untuk merangsang sementogenesis dan
dentinogenesis pada foramen, sehingga membentuk seal biologi permanen.

2.4 Keuntungan dan kerugian bahan pengisi saluran akar


a) Kon Perak
- Keuntungan:
o Mudah diletakkan dan dikontrol panjangnya. Kekakuan dan fleksibilitasnya
-

memungkinkanuntuk obturasi saluran akar yang sempit dan bengkok.


Kerugian:
o Adaptasi buruk
Ini adalah masalah utama. Kon perak kaku dan tidak dapat beradaptasi dengan
baik padadinding saluran akar yang tak teratur.
o Toksisitas
Kon perak akan berkarat bila berkontak lama dengan cairan jaringan. Produk
karat akanmenyebar dan merusak jaringa periapeks.
o Sulit dikeluarkan
Pengangkatan kon perak untuk perawatan ulang atau pemasangan pasak
menjadi masalahutama. Kon perak sering kali terkunci dwengan erat di
saluran akar sebelum disemen. Pangkalnya dapat berada di kamar pulpa atau
saluran akar bagian servikal sedemikianrupa sehingga sulit dipegang oleh alat.
Berbagai teknik telah diajukan untuk mengeluarkan kon perak dari saluran
akar, termasuk digetarkan dengan alat ultrasonic.
o Kegagalan jangka panjang
Kerapatan apeks dan mahkota kurang baik dibandingkan guttaperca.
Keberhasilan untuk jangka pendek cukup baik, tetapi dalam jangka panjang

rawan kebocoran.
b) Gutta Percha

Keuntungan :
o Bersifat plastis
o Manipulasi mudah meskipun untuk pengisian saluran akar yang kompleks
o Mudah dikeluarkan dari saluran akar misalnya pada pembuatan pasak atau
perawatan ulang
o Toksisitas kecil dan relatif stabil bila berkontak dengan jaringan
o Mudah ditekan
o Mudah dirawat ulang
o Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar bila ditekan
o Mempunyai dimensi yang stabil
o Toleransi jaringan yang baik
o Mudah disterilkan
o Tidak dapat ditembus oleh cairan
o Tidak mewarnai struktur gigi
o Mudah didapat
o Relatif murah
Kerugian
o Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastis sehingga menjauhi dinding
saluran akar
o Sulit mengisi salauran akar yang bengkok serta apeks terbuka
o Mudah patah
o Bila terlalu banya ditekan secara vertikal dapat masuk ke jaringan periapikal

c) Zinc Okside Eugenol


Merupakan bahan porus, relatif rapuh, dan larut dalam cairan jaringan. Bila masuk
ke jaringan periapikal mudah mengalami pembusukan. Bersifat sitotoksik dan
mutagenik,terutama pada dosis tinggi. Semen seng oksida eugenol juga mempunyai
waktu pengerasanyang lambat. Bila sudah mengeras, bahan zinc oxide eugenol
membentuk porus dan lemah.Bahan dapat mengalami dekomposisi dalam cairan
jaringan.Semen ini tidak kuat (hanya 1/5 kekuatan semen zinc fosfat) dan tidak tahan
erosi. ZOE yang lebih baru mengandung polystirene, bahan-bahan kimia dan pengisi
dengan maksuduntuk menambah kekuatan.
d) Kalsium Hidroksida
o Dapat menetralisasi asam fosfor yang terlepas dari semen fosfat; ketebalan
sebesar 0,25mm sudah cukup efektif untuk menahan terobosan asam.

o pH bahan ini adalah sekitar 11 sampai 12; kebasaan ini menghancurkan daya
tahanmikroorganisme yang terdapat pada karies gigi.
o Sifat-sifat mekanis compressive strength selama 24 jam adalah sebesar 6-10
mn/m2;tensile strength 1-2 mn/m2.
o Kelarutan tinggi; diperoleh angka 25-30% dalam air setelah 1 minggu.
e) Semen Glass ionomer
Glass ionomer cement adalah bahan yang dapat digunakan sebagai pengisi saluran
akar. pada pengisian saluran akar dengan glass ionomer cement, sebelum meletakkan
cone,sealer glass ionomer cement diaduk sesuai dengan aturan pabrik. Kemudian
sealer dimasukkan ke saluran akar dengan menggunakan lentulo supaya dinding
saluran akar terlapisi glass ionomer cement. Master cone diletakkan ke saluran akar
sesuai dengan panjang kerja, kemudian finger spreader dimasukkan ke saluran akar 12 mm lebih pendek dari panjang kerja dan dikondensasi secara lateral.
(http://www.scribd.com/doc/54521458/Laporan-Tutorial-Bahan-Pengisi-SaluranAkar)
2.5 Teknik Perawatan Saluran Akar
a) Teknik Konvensional:
1. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang
dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah
tumbuh sempurna.
2. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K
3. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum
preparasi stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan
panjang kerja gigi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi
puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan sebagai tanda
batas preparasi saluran akar.

4. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi
harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan
panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau
terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.
5. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih
besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi
harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest steril, bahan irigasi
tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.
6. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan
menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih
ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi
penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah satu).
7. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter infeksi telah
terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.
b) Teknik Step Back
1. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran
akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.
2. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok
sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion,
dan tidak dapat dengan gerakan berputar.
3. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih
fleksibel atau lentur.
4. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:
No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja
File No. 25 : Master Apical File (MAF)
No. 30 = panjang kerja 1 mm MAF
No. 35 = panjang kerja 2 mm MAF
No. 40 = panjang kerja 3 mm MAF
No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst

5. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang


kerja dengan file no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan
saluran akar karena serbuk dentin yang terasah.
6. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil
dan saluran akar cukup lebar untuk dilakukan pengisian.
c) Teknik Balance Force
1. Menggunakan alat preparasi file tipe R- Flex atau NiTi Flex
2. Menggunakan file no. 10 dengan gerakan steam wending, yaitu file
diputar

searah

jarum

jam

diikuti

gerakan

setengah

putaran

berlawanan jarum jam.


3. Preparasi sampai dengan no. 35 sesuai panjang kerja.
4. Pada 2/3 koronal dilakukan preparasi dengan Gates Glidden Drill
(GGD)
- GGD #2 = sepanjang 3 mm dari foramen apical
- GGD #3 = sepanjang GGD #2 2 mm
- GGD #4 = sepanjang GGD #3 2 mm
- GGD #5 = sepanjang GGD #4 2 mm
- GGD #6 = sepanjang GGD #5 2 mm
5. Preparasi dilanjutkan dengan file no. 40 s/d no.45
6. Dilakukan irigasi
7. Keuntungan balance force :
-

Hasil preparasi dapat mempertahankan bentuk semula


Mencegah terjadinya ledge dan perforasi
Mencegah pecahnya dinding saluran akar
Mencegah terdorongnya kotoran keluar apeks

d) Teknik Crown Down Presureless


- Teknik disebut juga dengan
-

teknik

step

down,

merupakan

modifikasi dari teknik step back.


Menghasilkan hasil yang serupa yakni seperti corong yang lebar
dengan apeks yang kecil (tirus).

Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan bengkok di molar RA

dan RB.
Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum
instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan

terjadinya ekstruksi dentin ke jaringan periapeks dapat dikurangi.


Menggunakan instrument nikel-titanium, baik yang genggam
maupun

digerakkan

mesin.

(http://www.bugisbagus.com/2010/04/perawatan-saluranakar.html)
2.6 Teknik Obturasi
a) Kondensasi Lateral
1. Pilih master guttaperca yang sesuai dengan ukuran file terakhir
pada preparasi apikal dan dapat masuk sesuai panjang kerja.
2. Konus guttaperca yang dimasukkan ke dalam panjang kerja akan
terasa ketahanan saat ditari keluat (tug back).
3. Pilih sprider yang dapat masuk ke dalam saluran akar 1 2 mm
panjang kerja.
4. Aduk sealer sampai konsistensi kering. Masukkan sealer dan
oleskan melapisi dinding sal akar sepanjang saluran.
5. Masukkan master cone yang ujungnya di oles tipis dengan sealer ke
dalam saluran akar.
6. Sprider di masukkan guttaperca untuk menekan ke arah lateral dan
vertikal.
7. Ruangan yang dibentuk oleh sprider di isi oleh guttaperca,
tambahkan aksesori cone ukuran lebih kecil.
8. Apabila sprider tidak dapat masuk lebih dari 2 3 mm dari
orrofice,kondensasi selesai.
9. Ambil sisa konus diluar orifice sekalian tekan gutta percaa ke arah
apikal n dengan plugger panas.
10. Bersihkan kamar pulpa dari guttaperca dan sealer.
11. Isi kavitas dengan tumpatan sementara/ permanen.
12. Ambil rontgen untuk melihat hasil obturasi.
b) Kondensasi Vertikal (Gutta-Percha Panas)

Untuk pengisian saluran akar dengan teknik step back.


Menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada
guttap perca yang telah dilunakan dengan panas kearah vertical dan
dengan demikian menyebabkan guttap perca mengalir dan mengisi
seluruh lumen saluran akar
Tahapan :

Suatu kerucut guttap perca utama sesuai dengan instrument


terakhir yang digunakan dipaskah pada saluran dengan cara step
back

Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen

Kerucut disemen

Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas

Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap


perca. Sebagian terbakar oleh plugel bila diambil dari saluran akar.

Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan


tekanan vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi
untuk mendorong guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal

Aplikasi panas berganti oleh pembawa panas dan condenser


diulangi sampai guttap perca plastis menutup saluran aksesori
besar dan mengisi luman saluran dalam 3 dimensi foramen
apikal. Bagian sisa saluran diisi dengan potongan tambahan guttap
perca panas.

c) Kondensasi Seksional
1. Dinding saluran dilapisi dengan semen suatu pluger saluran akar yang dapat
dimasukkan ke dalam saluran akar sampai 3 atau 4 mm dari apeks. Di panaskan ke
2.

dalam sterilisator garam panas selama 10 detik.


Suatu kerucut pada guta perca yang kira-kira sama ukurannya dengan saluran yang
telah dipreparasi dipotong menjadi beberapa bagian masing masing dengan panjang 3

3.

atau 4 mm.
Potongan apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi, dimasukkan ke dalam

saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur, dan ditekan kearah vertikal.
4. Pluger dilepaskan dengan hati-hati untuk mencegah keluarnya bagian guta perca yang
dimasukkan.

5. Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang di kondensasi.
6. Bagian berikutnya dimasukkan kedalam eukaliptol dipanaskan dengan tinggi di atas
nyala api, dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertikal untuk
memampatkan pengisian seluruh saluran
d) Kompaksi
1. Dengan menggunakan metode step-back,saluran harus dibesarkan sampai paling
2.

sedikit ukuran instrument no 45.


Kerucut guta-perca dimasukan dalam saluran yang telah di perparasi lebih pendek

dari apeks akar.


3. Suatu bilah kompaktor, dipilih menurut lebar dan panjang saluran yang dipreparasi.
4. Masukan di antara guta-perca dan dinding saluran.denga stop karet pada bilah
kompaktor,ujung bilah yang berputar di pandu sampai 1,5 mm dari apeks akar gutaperca plastis bergerak ke lateral dan apical karena galur terbalik pada bilah kompaktor
mendorong guta-perca yang dilunakan ke depan dan ke samping bahkan bila bilah
yang berputar ditarik dari saluran. (http://www.bugisbagus.com/2010/04/perawatansaluran-akar.html)

Faktor keberhasilan suatu obturasi adalah sebagai berikut :


1. Gejala, gejala dapat terjadi jika obturasi tidak mencapai kerapatan yang diharapkan.
Namun, adanya gejala untuk beberapa hari lamanya setelahobturasi adalah hal yang biasa
dan tidak berarti abturasinya tidak adekuat.Hal ini mencerminkan suatu fenomena yang
berbeda.
2. Kriteria radiografis, obturasi yang baik yang benar benar kedap cairantidak dapat dilihat
melalui radiograf. Yangdapat dilihat hanyalahpenyimpangan yang besar besar saja,
daerah kosong atau defisiensi inibisa terkait bisa tidak dengan kurangnya kerapatan dan
dapatmenyebabkan kegagalan di masa mendatang. Kriteria untuk evaluasi berdasarkan
radiografis adalah sebagai berikut :
Radiolusensi
Daerah kosong di dalam badan atau pada antamuka marerial obturasi dentin

menandakan adanya abturasi yang tidak sempurna.


Densitas
Material obturasi harus memperlihatkan densitas yang seragam darikorona sampai
apeks. Regio korona (dan bagian saluran akar yangbesar) akan lebih radiopak

dibanding daerah apeks karena perbedaandalam massa materialnya. Tepi


gutaperca harus tajam dan berbedajelas disertai tidak adanya kekaburan,

menandakan adanya adaptasiyang sangat rapat.


Panjang
Material obturasi harus mencapai panjang yang di preparasi dandipotong di
daerah di bawah margin ginggiva untuk gigi anterior dandi bawah orifis untuk gigi

posterior.
Ketirusan
Gutaperca harus mencerminkan bentuk saluran akar yakni harusmeruncing ke
arah apeks. Ketirusan ini tidak harus seragam tapi harus konsisten. Idealnya, regio
apeks harus meruncing hingga hampir mencapai suatu titik kecuali saluran akar di

regio ini sebelum preparasimemang tidak kecil.


RestorasiApakah
restorasi
permanen
atau

sementara,

restorasinya

harus benar benar berkontak dengan permukaan dentin untuk menjamin


adanyakerapatan korona yang baik.
3. Tes vitalitas, antara lain tes perkusi dan palpasi. Tes perkusi dan palpasitersebut harus
negatif karena jika kedua tes tersebut positif atau menandakanada suatu reaksi berarti
masih terdapat inflamasi. (http://www.scribd.com/doc/50772902/Indikator-keberhasilansuatu-obturasi-adalah-sebagai-berikut)
Faktor penyebab kegagalan pengisian saluran akar
1. kesalahan dalam diagnosis dan rencana perawatan
2. kebocoran tambalan di mahkota; kurangnya pengetahuan anatomi
3.
4.
5.
6.

pulpa
debridement yang tidak memadai; kesalahan selama perawatan
kesalahan dalam obturasi
proteksi tambalan yang tidak cukup
fraktur akar vertikal. (http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/FAKTOR%20KEGAGALAN.pdf)

7.

You might also like