Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obturasi Saluran Akar
Pengisian secara tiga dimensi seluruh system saluran akar sedekatmungkin dengan
cemento dentinal junction menggunakan bahan o b t u r a s i b e s e r t a s e a l e r d e n g a n
biokompatibel
minimal
s e h i n g g a dicapai
penutupan
yang
adekuat.
(http://www.scribd.com/doc/35994704/Root-Canal-Treatment)
2.2 Syarat Bahan Pengisi Saluran Akar
1. Memiliki sifat biokompatibilitas
sistemik.
Bahan tersebut harus bebas dari bahan berpotensi menimbulkan sensitivitas yangdapat
Cone Perak
Keuntungan pemakaian cone perak yaitu mudah digunakan dan dapat disesuaikandengan
panjang kerja. Kekakuan dan fleksibelitasnya memungkinkan pengisiansaluran akar yang
bengkok dan sempit, silver cone fleksibel tetapi tidak resiliensehingga mudah
mengadaptasi kurvatur saluran. Silver cone sesuai dengan bagianapical bila saluran
dipreparasi ke bentuk standar, tanpa pelebaran servikal salurandengan aksi reaming.
Silver cone sangat populer karena mudah dimasukkan kesaluran yang sempit atau
berkelok-kelok karena cone terkecil sekalipunmempunyai kekakuan yang baik, dapat
dimasukkan ke saluran pada panjang yangtepat, dapat terlihat pada radiograf.
Zinc Oksida
- Zinc oksida eugenol (tanpa modifikasi)
Oksida seng dapat dicampur dengan eugenol membentuk campuran murni(tanpa
aditif) yang kental. Formula lain berupa campuran oksida eugenol(OSE) dengan
berbagai aditif. Tipe yang umum dikenal adalah N2 atau RC2B. Jenis ini merupakan
derifat dari formula Sargenti dan mengantungopaker, oksida metalik (timah) atau
klorida (mercuri), steroid (sekali-kali), plasticizers, paraformaldehid, dan berbagai
bahan lainnya.
-
Grossman Sealer
Grossman memiliki komposisi yaitu powder dan liqiud. Powder terdiri dari ZnO,
Staybellite resin, bismuth subcarbonate, sodium borate anhydroussedang liquid terdiri
dari Eugenol. Grossman membuat kriteria ideal untuk semen saluran akar. Tidak ada
satupun semen saluran akar yang dapatmemenuhi kriteria tersebut walaupun memiliki
kelebihan. Kriteria tersebut adalah :
hasilnya baik.
Tidak mewarnai gigi dan jaringan sekitarnya.
Tidak larut dalam cairan rongga mulut.
Bersifat bakteriostatis.
Memiliki daya adhesif yang kuat.
Kalsium Hidroksid
Kalsium hidroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2,berwarna bubuk
putih atau kristal dan terjadi oleh karena reaksi pencampuran antarakalsium oksida
dengan air. Kalsium hidroksida juga bisa didaptkan dari reaksiantara larutan kalium
dengan sodium hidroksida. Kalsium hidroksida memiliki sifat seperti :
o Kalsium hidroksida dapat menetralisir asam fosfor yang terlepas dari semenfosfat.
o Memiliki pH 11-12, kebasaan ini dapat menghancurkan daya tahan
o
o
o
o
o
Gutta Percha
Gutta Percha adalah lateks koagulasi dari sejumlah pohon tropis. Secara kimia
merupakan transisomer karet. Gutta percha merupakan suatu bahan alami yangterdiri dari
eksudat koagulasi yang telah dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha). Gutta
percha yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi terdiridari dua bentuk yaitu
bentuk dan bentuk . Bentuk biasa digunakan untuk produk-produk yang
diinjeksikan karena memiliki sifat aliran yang lebih baik.Sedangkan bentuk biasa
digunakan untuk batangan gutta percha atau gutta percha cone. Biokompabilitas dari
bahan ini relative baik, walaupun sitotoksik (Monaco,Miller dan Uverett, 1978;Holland
dkk, 1982; Tanzilli, Nevins dan Borden, 1983). Plastisnya dianggap sangat
menguntungkan. Baru-baru ini terbukti bahwa gutta percha mempunyai aktivitas
antibakteri (Moorer dan Genet, 1982).Aktivitas ini berhubungan dengan komponen zinc
okside (Moorer dan Genet,1982). Gutta percha dapat digunakan untuk cone saluran akar
serta berisi gutta percha (19-22%), zinc oksid(59-75%) dan malam, bahan pewarna,
bahanantioksidasi dan bahan opak (217%), bervariasi dari merek satu ke yang
lain(Friedman dkk, 1975).
d. Bahan Pengisi Semen
Semen glass-ionomer
Semen glass-ionomer terbukti lebih efektif daripada semen zinc oksida eugenoluntuk
mencegah kebocoran secara in vitro (Pitt Ford, 1979;Zidan dan ElDeeb,1985).
Semen polikarboksilat
Semen polikarboksilat merupakan sealer efektif asalkan ada kontak yang cukupdengan
dinding saluran akar(McComb dan Smith, 1976). Kekurangannya adanya perlunya alat
plastic khusus karena sangat adhesive terhadap logam.
rawan kebocoran.
b) Gutta Percha
Keuntungan :
o Bersifat plastis
o Manipulasi mudah meskipun untuk pengisian saluran akar yang kompleks
o Mudah dikeluarkan dari saluran akar misalnya pada pembuatan pasak atau
perawatan ulang
o Toksisitas kecil dan relatif stabil bila berkontak dengan jaringan
o Mudah ditekan
o Mudah dirawat ulang
o Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar bila ditekan
o Mempunyai dimensi yang stabil
o Toleransi jaringan yang baik
o Mudah disterilkan
o Tidak dapat ditembus oleh cairan
o Tidak mewarnai struktur gigi
o Mudah didapat
o Relatif murah
Kerugian
o Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastis sehingga menjauhi dinding
saluran akar
o Sulit mengisi salauran akar yang bengkok serta apeks terbuka
o Mudah patah
o Bila terlalu banya ditekan secara vertikal dapat masuk ke jaringan periapikal
o pH bahan ini adalah sekitar 11 sampai 12; kebasaan ini menghancurkan daya
tahanmikroorganisme yang terdapat pada karies gigi.
o Sifat-sifat mekanis compressive strength selama 24 jam adalah sebesar 6-10
mn/m2;tensile strength 1-2 mn/m2.
o Kelarutan tinggi; diperoleh angka 25-30% dalam air setelah 1 minggu.
e) Semen Glass ionomer
Glass ionomer cement adalah bahan yang dapat digunakan sebagai pengisi saluran
akar. pada pengisian saluran akar dengan glass ionomer cement, sebelum meletakkan
cone,sealer glass ionomer cement diaduk sesuai dengan aturan pabrik. Kemudian
sealer dimasukkan ke saluran akar dengan menggunakan lentulo supaya dinding
saluran akar terlapisi glass ionomer cement. Master cone diletakkan ke saluran akar
sesuai dengan panjang kerja, kemudian finger spreader dimasukkan ke saluran akar 12 mm lebih pendek dari panjang kerja dan dikondensasi secara lateral.
(http://www.scribd.com/doc/54521458/Laporan-Tutorial-Bahan-Pengisi-SaluranAkar)
2.5 Teknik Perawatan Saluran Akar
a) Teknik Konvensional:
1. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang
dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah
tumbuh sempurna.
2. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K
3. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum
preparasi stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan
panjang kerja gigi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi
puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan sebagai tanda
batas preparasi saluran akar.
4. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi
harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan
panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau
terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.
5. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih
besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi
harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest steril, bahan irigasi
tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.
6. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan
menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih
ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi
penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah satu).
7. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter infeksi telah
terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.
b) Teknik Step Back
1. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran
akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.
2. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok
sehingga preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion,
dan tidak dapat dengan gerakan berputar.
3. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih
fleksibel atau lentur.
4. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:
No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja
File No. 25 : Master Apical File (MAF)
No. 30 = panjang kerja 1 mm MAF
No. 35 = panjang kerja 2 mm MAF
No. 40 = panjang kerja 3 mm MAF
No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst
searah
jarum
jam
diikuti
gerakan
setengah
putaran
teknik
step
down,
merupakan
dan RB.
Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum
instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan
digerakkan
mesin.
(http://www.bugisbagus.com/2010/04/perawatan-saluranakar.html)
2.6 Teknik Obturasi
a) Kondensasi Lateral
1. Pilih master guttaperca yang sesuai dengan ukuran file terakhir
pada preparasi apikal dan dapat masuk sesuai panjang kerja.
2. Konus guttaperca yang dimasukkan ke dalam panjang kerja akan
terasa ketahanan saat ditari keluat (tug back).
3. Pilih sprider yang dapat masuk ke dalam saluran akar 1 2 mm
panjang kerja.
4. Aduk sealer sampai konsistensi kering. Masukkan sealer dan
oleskan melapisi dinding sal akar sepanjang saluran.
5. Masukkan master cone yang ujungnya di oles tipis dengan sealer ke
dalam saluran akar.
6. Sprider di masukkan guttaperca untuk menekan ke arah lateral dan
vertikal.
7. Ruangan yang dibentuk oleh sprider di isi oleh guttaperca,
tambahkan aksesori cone ukuran lebih kecil.
8. Apabila sprider tidak dapat masuk lebih dari 2 3 mm dari
orrofice,kondensasi selesai.
9. Ambil sisa konus diluar orifice sekalian tekan gutta percaa ke arah
apikal n dengan plugger panas.
10. Bersihkan kamar pulpa dari guttaperca dan sealer.
11. Isi kavitas dengan tumpatan sementara/ permanen.
12. Ambil rontgen untuk melihat hasil obturasi.
b) Kondensasi Vertikal (Gutta-Percha Panas)
Kerucut disemen
c) Kondensasi Seksional
1. Dinding saluran dilapisi dengan semen suatu pluger saluran akar yang dapat
dimasukkan ke dalam saluran akar sampai 3 atau 4 mm dari apeks. Di panaskan ke
2.
3.
atau 4 mm.
Potongan apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi, dimasukkan ke dalam
saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur, dan ditekan kearah vertikal.
4. Pluger dilepaskan dengan hati-hati untuk mencegah keluarnya bagian guta perca yang
dimasukkan.
5. Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang di kondensasi.
6. Bagian berikutnya dimasukkan kedalam eukaliptol dipanaskan dengan tinggi di atas
nyala api, dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertikal untuk
memampatkan pengisian seluruh saluran
d) Kompaksi
1. Dengan menggunakan metode step-back,saluran harus dibesarkan sampai paling
2.
posterior.
Ketirusan
Gutaperca harus mencerminkan bentuk saluran akar yakni harusmeruncing ke
arah apeks. Ketirusan ini tidak harus seragam tapi harus konsisten. Idealnya, regio
apeks harus meruncing hingga hampir mencapai suatu titik kecuali saluran akar di
sementara,
restorasinya
pulpa
debridement yang tidak memadai; kesalahan selama perawatan
kesalahan dalam obturasi
proteksi tambalan yang tidak cukup
fraktur akar vertikal. (http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/FAKTOR%20KEGAGALAN.pdf)
7.