You are on page 1of 9

Latar belakang

Kondisi makanan dan minuman yang tidak sehat sangat merugikan


karena anak-anak dapat terinfeksi atau sakit bahkan keracunan dengan
gejala antara lain mual, sakit perut, muntah, diare bahkan dapat
menyebabkan kejang dan akhirnya fatal bila tidak segera mendapatkan
pertolongan. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang memang
jelas-jelas dilarang, seperti bahan pengawet yang melampaui ambang
batas yang telah ditentukan (Surianti, 2008). Dalam kehidupan seharihari BTP sudah digunakan secara umum oleh masyarakat termasuk
dalam pembuatan makanan jajanan. Namun dalam prakteknya masih
banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang
berlebih sehingga dapat menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan
yang sebenarnya tidak boleh digunakan dalam makanan, baik mengenai
sifat-sifat keamanan Bahan Tambahan Pangan (BTP) (Fadilah, 2006).
Sejak lama, boraks disalah gunakan oleh produsen nakal untuk
pembuatan kerupuk beras, mie, lontong (sebagai pengeras), ketupat
(sebagai pengeras), bakso (sebagai pengenyal dan pengawet), kecap
(sebagai pengawet), bahkan pembuatan bubur ayam (sebagai pengental
dan pengawet). Padahal fungsi boraks yang sebenarnya adalah
digunakan dalam dunia industri non pangan sebagai bahan solder, bahan
pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhanda,
2012). Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan
1

gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma,
merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis,
tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian
(Nasution, 2009).
Keracunan Boraks dapat terjadi melalui makanan, salah satunya
adalah bakso sebagai jajanan anak-anak sekolah dasar. Ketertarikan
anak-anak sekolah dasar membeli bakso dikarenakan harganya yang
murah dan rasanya yang enak, sehingga anak-anak sekolah dasar
menyukai makanan ini. Meskipun bakso sangat memasyarakat, ternyata
pengetahuan masyarakat mengenai bakso yang aman dan baik untuk
dikonsumsi masih kurang. Buktinya, bakso yang mengandung boraks
masih banyak beredar dan tetap dikonsumsi. Menurut Damiyati (2007),
formalin dapat memperpanjang daya awet bakso, sedangkan boraks
dapat mengeyalkan bakso. Tetapi formalin dan boraks sangat
membahayakan kesehatan (Sudarwati,2007).
Sifat anak anak yang selalu mengkonsumsi jajanan sekolah tanpa
melihat kualitas makanan seringkali menjadi kekhawatiran masyarakat
khususnya para orangtua. Karena masih maraknya penggunaan boraks
pada jajanan anak sekolah, maka penelitian ini dianggap

perlu

dilakukan agar bisa memberikan rasa aman untuk anak sekolah.


Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan zat pengawet boraks
2

pada makanan jajanan bakso anak SDN Kompleks Mangkura Makassar


tahun 2013.

Teori

Teori asam dan basa Arrhenius


Teori
Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen ( H +) dalam
larutan.
Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH -) dalam
larutan.
Contoh reaksi larutan asam :
HCl ---> H+ + ClH2SO4 ---> 2 H+ + SO42Contoh reaksi larutan basa :
NaOH ---> Na+ + OHCa(OH)2 ---> Ca2+ + 2 OH-

Teori asam dan basa Lewis


Teori ini memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa.
Teori
Asam adalah akseptor pasangan elektron.
Basa adalah donor pasangan elektron.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Basa Lewis adalah donor (penyumbang) pasangan elektron. Hal yang
paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau
dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry, menurut Bronsted-Lowry
suatu zat disebut basa ketika mampu menerima ion hidrogen. Tiga
contoh basa menurut Bronsted-Lowry adalah ion hidroksida, amonia dan
air (saat direaksikan dengan asam), dan ketiganya bersifat khas.

Asam Lewis
5

Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Dalam contoh reaksi2


basa di atas bila OH-, NH3 dan H2O berperan sebagai basa maka
H+ yang menerima pasangan elektronnya disebut sebagai asam. Untuk
lebih memudahkan hal ini perhatikanlah reaksi berikut :

SIFAT ASAM

Mempunyai rasa asam


Mengubah lakmus dari warna biru ke merah
Larutan asam menghantarkan arus listrik (bersifat elektrolit)
Bereaksi dengan basa membentuk garam dan air
Menghasilkan gas hydrogen ketika bereaksi dengan logam

Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari :


- Vitamin C (asam askorbat)
- Asam cuka ( mengandung sekitar 5 %asam asetat )
- Asam karbonat ( terdapat pada minuman ringan )

SIFAT BASA

Mempunyai rasa pahit


Terasa licin atau bersabun
Mengubah lakmus dari warna merah ke biru
Larutan basa menghantarkan arus listrik
Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air

Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari :


- Deterjen
- Sabun
- Ammonia rumah tangga

Alat dan bahan


No. Alat
1
Cawan Petri
2
3
4

Kegunaan
Untuk
meletakkan

pengamatan
Silet atau Pisau Untuk
mengiris
Pipet tetes
Korek Api

No.
Bahan
1 Bakso
kemaraya
2 H2SO4
3 Methanol

pengamatan
Untuk menetesi
Memanaskan sampel
Kegunaan
Sebagai sampel pengamatan
Pereaksi Boraks

objek
sampel

Prosedur
1.

Sampel makanan yaitu bakso di iris kecil dan simpan di cawan petri
yang berbeda.

2.

Berikan label pada sampel

3.

Memberikan beberapa tetes metanol dan H2SO4 pada sampel bakso


yang pertama.

4.

Mengamati perubahan yang terjadi pada sampel.

5.

Mencatat hasil pengamatan.

6.

Memberikan beberapa tetes methanol dan H2SO4 pada sampel bakso


yang kedua.

7.

Mengamati perubahan yang terjadi.

8.

Mencatat hasil pengamatan.

9.

Memberikan beberapa tetes methanol dan H 2SO4 pada sampel bakso


yang ketiga.

10. Mengamati perubahan yang terjadi pada sampel.


11. Mencatat hasil pengamatan.

Hasil
8

Sampel

Perlakuan

Hasil

o
1

sampel 1

Ditambahkan

Tidak terbentuk

methanol

Nyala hijau (-)

dan H2SO4 p
Ditambahkan

Tidak terbentuk

methanol

Nyala hijau (-)

dan H2SO4 p
Ditambahkan

Tidak terbentuk

methanol

Nyala hijau (-)

dan H2SO4 p
H2SO4

Terbentuk

Sampel 2

Sampel 3

Baku

pembandin Metanol

api

g Boraks

Hijau

nyala

You might also like