Professional Documents
Culture Documents
HOME
Brunei Minister of Foreign Affairs HRH Prince Mohamed Bolkiah and Indonesian MInister of
Foreign Affairs
Dr N. Hassan Wirajuda at the first Joint Commission meeting in Jakarta. -
Photo: Infofoto
Brunei's Minister of Foreign Affairs, His Royal Highness Prince Mohamed Bolkiah,
expressed his confidence on the positive outcome of the first Joint Commission between
Brunei Darussalam and the Republic of Indonesia that envisaged new areas of co-
operation between the two countries.
HRH Prince Mohamed Bolkiah co-chaired the First Joint Commission Meeting on Friday,
Speaking at the meeting HRH Prince Mohamed said that both ministers have had a
comprehensive look at the existing good relationship, not only current and future
concerns but also past cooperation between both countries.
"The meeting has identified human resource development, defence, social services, and
private sector development as most important immediate areas, all which involved
capacity-building and all are aimed in helping the people meet today's challenges well,"
he added.
The Prince referred to the healthy relations between the two countries, that are most
strongly shown with the 30,000 Indonesians currently working in Brunei.
"Many of these are the backbone of our industries and we are grateful to them for their
contribution to our development," he said.
Earlier in his introductory remarks the Minister said that the percentage of Indonesians
working in Brunei must be about the highest in any country in the world.
The Prince cited the idea of setting up of a working group in trade and investment and
said it is a step in the right direction.
" In this our two governments will do all they can, of course but at the same time, our
business people need to play their part as well. So it is good to see that have decided to
form Business Council. Also the idea of an Indonesia-Brunei Friendship Association fits
very well. It certainly helps our overall aim of promoting personal contacts between our
people," he added.
On the area of transport, HRH Prince Mohamed noted that the meeting puts special
focus on transport, where there is a need to look at ways to make it easier to move
goods and vehicles by land and sea. He said, " It should mean that our people will find it
easier to travel between Brunei and Kalimantan'.
Both sides agreed there should be a call to increase investment co-operation between
Indonesia and Brunei. In this regard, they agreed to explore the possibility of
establishing investment agreement for the purpose of promoting investment between the
two countries.
On defence, the meeting noted that the Brunei side would convey to the concerned
authority about the Indonesia sale offer of various military equipments, including military
vessels and CN-235 aircraft.
The meeting agreed that the second meeting of the Joint Commission would be
convened in Brunei at a date mutually agreed upon.
HOME
No. 01/PEN/I/2003
Dalam rangka menghadiri ASEAN Youth Reading Competition ke-2 di Bandar Seri Begawan
tanggal 17-19 Januari 2003, Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA
berkesempatan menghadiri acara ramah tamah dengan Staf KBRI dan masyarakat Indonesia di
Bandar Seri Begawan bertempat di Wisma Duta Indonesia tanggal 18 Januari 2003, kunjungan
kehormatan dengan Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan serta Menteri Agama Brunei
Darussalam.
Peristiwa nasional ini ditandai oleh ulah sekelompok golongan dengan melakukan
tindakan anarkis melakukan pengeboman di Bali yang berdampak banyaknya korban
jiwa. Hingga saat ini aparat keamanan RI telah berhasil menangkap tersangka pelaku
pengeboman dan terus memburu tersangka lainnya untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Cepatnya para aparat keamanan RI berhasil menangkap para pelaku,
merupakan suatu usaha positif dan bukti keseriusan pemerintah menciptakan keamanan
dan lindungan kepada masyarakat.
Serangan AS ke Irak
Kunjungan Kehormatan Menag RI dengan Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan dan
Menag Brunei Darussalam
Menteri Agama RI didampingi oleh Duta Besar RI dan rombongan bertemu dengan
Menteri Agama Brunei Darussalam tanggal 18 Januari 2003. Dalam pertemuan tersebut
Menteri Agama Brunei menjelaskan bahwa jemaah haji Brunei tahun 2003 berjumlah
1086 orang dibawah kuota sebesar 3000 orang. Menteri Agama RI menjelaskan adanya
kerjasama baru antara Garuda Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi yang
mengijinkan maskapai penerbangan Indonesia tersebut melakukan penerbangan
langsung Jakarta-Madinah dimulai tahun 2003.
Tanggal 19 Januari 2003 atas undangan Menag Brunei, Menag RI beserta Duta Besar
RI dan rombongan berkesempatan mengadakan Majelis Zikir dan Pembacaan Ayat-Ayat
Suci Al Quran di kediaman resmi Menteri Agama Brunei.
Tanggal 19 Januari 2003 Menteri Agama RI dan rombongan didampingi Duta Besar RI
Yusbar Djamil menghadiri acara penutupan Musabaqah Tilawatil Al-Quran Pemuda Asia
Tenggara 2003 di Internasional Convention Centre, Berakas. Dalam pertandingan yang
diikuti 16 peserta masing-masing delapan Qari dan Qariah dari negara-negara Asia
Tenggara, Indonesia mengirimkan peserta masings satu Qari dan Qariah. Diperingkat
akhir pertandingan dibagian juara pertama qari dimenangkan peserta tuan rumah
sedangkan juara kedua Asep Nuryasin asal Kerawang, Jawa Barat dan juara ketiga dari
Philippina. Sementara juara pertama qariah direbut oleh Eka Hermayani dari Mataram,
Nusa Tenggara Barat, juara kedua Philippina dan juara ketiga Singapura. Hadiah juara
pertama mendapat uang tunai B$ 3000, piala bergilir, cendramata Mushaf Brunei
Darussalam dan piagam penghargaan, untuk juara ke dua dan ke tiga masings
mendapat uang tunai B$2000 dan B$1500. Penyerahan hadiah-hadiah kepada para
pemenang disampaikan langsung oleh oleh Sultan Hassanal Bolkiah.
HOME
No. 02/PEN/II/2003
Pada pertemuan dengan Kepala Daerah Kuala Belait, Duta Besar RI al. menyampaikan
hal-hal sebagai berikut :
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai potensi yang dimiliki di wilayah tersebut, Duta
Besar RI juga mengadakan kunjungan ke Perusahaan Minyak Brunei Shell Sdn. Bhd.
serta Pusat Informasi Minyak dan Gas Brunei Discovery (OGDC) yang berdiri atas
sponsor Brunei Shell Petroleum Company Sdn. Bhd. (BSP) dan Shell International
Exploration and Production (SIEP). OGCD berlokasi di Seria (Kuala Belait), wilayah
minyak dan gas Brunei Darussalam, berdiri bulan Juli 2002 merupakan pusat informasi
yang bertujuan untuk mempelajari ilmu pengetahuan khususnya di bidang minyak dan
gas serta sebagai salah satu objek turis seperti yang dikehendaki oleh Sultan Brunei.
Dalam kesempatan tersebut dijelaskan mengenai sejarah, usaha dan peranan Brunei
Shell di Brunei Darussalam.
Dalam kesempatan terpisah Duta Besar RI mengadakan pertemuan dan tatap muka
dalam rangka pembinaan dan perlindungan dengan para wakil masyarakat/pekerja
Indonesia di Kuala Belait. Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 300 masyarakat
Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat yang berlangsung dengan sederhana,
bersahabat dan akrab tersebut, Duta Besar RI menghimbau dan mengingatkan
masyarakat Indonesia senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta
bekerja dengan giat, ulet, rajin, dan jujur. Masyarakat Indonesia dituntut untuk
senantiasa menghargai adat kebiasaan setempat tanpa merendahkan harga diri dan
martabat bangsa Indonesia, mematuhi hukum dan peraturan serta ketentuan
pemerintah RI maupun pemerintah setempat. Selain itu dihimbau pula masyarakat
Indonesia untuk menyadari mengenai hak dan kewajiban mereka termasuk menjaga
ketrentaman dan perdamaian serta menjaga dialog dan komunikasi khususnya dengan
KBRI BSB.
HOME
No. 03/PEN/II/2003
The Indonesian Embassy in Bandar Seri Begawan will perform solemnly a Hari Raya
Eid Adha prayer for Indonesian community and people surrounding the Embassy in
conjunction with the 10th of Zulhijjah 1423 Hijr celebration. The function will be as
follows:
Ustadz Hj. Mohammad Sholeh will preside as Imam for the prayer and Ustadz. Drs.
Hj. A. Rosyad Syuhudi, MA will deliver its sermon / khotbah Hari Raya Aidul Adha. The
Indonesian Embassy herewith cordially invites the Indonesian community and people
surrounding the Embassy in Brunei Darussalam to perform their Eid Adha prayer at
07.00 to be proceeded with the recitation of Atakbir hari raya@ together. After the
prayer, it will be continued with extending the greetings from the staffs at the Embassy
to the audiences at the moment of self forgiveness which the refreshment will be also
served. It will continue with sacrificing >Qurban@ consist of 1 cow and several goats.
Any enquiry or further information, please contact the Committee of Celebration at the
Indonesian Embassy at number 330180.
HOME
No. 04/PEN/III/2003
PENGANUGERAHAN BIDANG
KESUSASTERAAN
KEPADA PENYAIR AJIP ROSIDI
HOME
No. 05/PEN/III/2003
pengetahuan (science).
Menteri Agama RI didampingi oleh Duta Besar RI, Yusbar Djamil dan
Kepala Pusat Bahasa Depdiknas RI mengadakan pertemuan dengan
Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan Brunei Darussalam tanggal 10
Maret 2003.
HOME
No. 10/PEN/V/2003
Pada tanggal 20-23 Mei 2003 seramai 4 orang TNI Angkatan Laut Republik Indonesia
dipimpin Kolonel Laut (P) Hari Bowo telah mengadakan kunjungan kerja ke Brunei
Darussalam. Selama berada di Brunei Darussalam telah mengadakan pertemuan dengan
Royal Brunei Navy (RBN) bertempat di Markas Besar Royal Brunei Navy (RBN).
Kunjungan tersebut bertujuan rencana kerjasama latihan bersama "Elang Laut" TNI
Angkatan Laut Republik Indonesia dengan Royal Brunei Navy (RBN) tahun 2003.
HOME
No. 11/PEN/VI/2003
Demikian disampaikan.
HOME
No. 12/PEN/VII/2003
6. Mensos RI mengharapkan
Pemilu 2004 yang akan diikuti oleh
berbagai partai politik serta
terlaksana di alam reformasi ini,
dapat memilih pemimpin yang kuat
serta menciptakan clear and clean
8. Dalam sambutan
pendahuluannya, Dubes RI Yusbar
Djamil menyatakan bahwa kehadiran
Mensos RI atas nama Pemerintah
Indonesia tentunya akan lebih
mempererat hubungan yang telah
terjalin selama ini antara Brunei
Darussalam dan Indonesia.
Ditambahkan bahwa warga Indonesia
di Brunei Darussalam yang berjumlah
30 ribu jiwa dan menempati posisi
kedua terbesar setelah Malaysia (35
ribu jiwa) dinilai mendapat
perlindungan yang cukup memadai
dari pemerintah. Terjadinya berbagai
kasus ketenagakerjaan dapat
ditangani dengan baik a.l. atas
peranan KBRI BS Begawan
sehingga tidak menimbulkan dampak
yang besar sebagaimana yang terjadi
di negara tetangga lainnya. Salah
satu upaya meningkatkan lagi
HOME
No. 13/PEN/VIII/2003
Dalam rangka memenuhi undangan pemerintah Brunei Darussalam untuk menghadiri MTQ
Tingkat Nasional Brunei Darussalam, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Said Agil
Husin Al Munawar, MA beserta rombongan qari dan qariah Indonesia sebanyak 6 orang
mengadakan kunjungan ke Brunei Darussalam tanggal 3-6 agustus 2003. Menteri Agama RI
sempat menyaksikan pertandingan final dan penyerahan hadiah bagi para pembaca terbaik,
kemudian membentangkan kertas karya dan sebagai penceramah dalam seminar yang diadakan
oleh Kementerian Agama Brunei. Dalam kunjungan kali ini Menteri Agama dengan didampingi
Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Yusbar Djamil mengadakan kunjungan kehormatan
kepada Sultan Hassanal Bolkiah di Istana Nurul Iman tanggal 6 Agustus 2003. Pada kesempatan
tersebut Menteri Agama menyampaikan cendra mata berupa Al-Quran edisi cetakan terbesar di
Indonesia yang oleh sebuah penerbit di Jawa Tengah. Menteri Agama juga adakan lawatan-
lawatan ke beberapa pusat pengkajian Islam, serta atas undangan Duta Besar RI menghadiri
acara makan siang di Wisma Duta tanggal 6 Agustus 2003.
Menteri Agama RI dalam acara seminar yang berjudul Seminar Al Quran dan Pentadbiran Ugama
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Brunei Darusasalam tanggal 5 Agustus 2003
bertempat di Pusat Dakwah Islamiyah, berkesempatan membentangkan makalah berjudul Al-
Quran dan Keberkesanannya Sebuah Kajian Awal. Pokok-pokok isi ceramah Menteri Agama RI
1. Al Quran merupakan wahyu dan kitab suci yang ditulis dalam bahasa Arab dimana
setiap hurufnya memiliki simbol dan makna tertentu. Dalam Al Quran dinyatakan bahwa
alam semesta ini merupakan wahyu yang bersifat makrokosmos (dalam pengertian luas)
sedangkan Al Quran itu sendiri merupakan wahyu secara mikrokosmos (dalam pengertian
sempit). Karena itu, nilai kesemestaan (kosmologi) yang terkandung di dalamnya dapat
dijelaskan secara ilmiah karena berhubungan erat dengan nilai sejarah, ilmu pengetahuan
dan metafisika. Artinya nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran memiliki nilai
kontekstual ruang dan waktu sehingga dapat menjadi pedoman dan panduan bagi umat
manusia.
2. Para ahli kosmologi masa lampau dan pada abad pertengahan berpendapat bahwa
adanya alam semesta termasuk galaksi bima sakti mengalami suatu proses yang alamiah.
Jika hal tersebut tidak dipelajari secara ilmiah berdasarkan wahyu maka akan dapat
menimbulkan pemikiran bahwa alam semesta ini tidak berhubungan langsung dengan Al
Quran. Bahkan lebih ekstrim lagi, Al Quran hanya dianggap sebagai panduan ibadah
kepada Allah SWT semata-mata dan bukan merupakan sumber rujukan ilmiah dalam
mempelajari alam semesta dengan berbagai sifat dan eksistensinya.
3. Sebagai kitab suci yang menjadi sumber hukum, motivasi, inovasi dalam konteks
hubungan vertikal dengan Sang Pencipta maupun hubungan horizontal antar sesama
manusia, Al Quran juga menjadi sumber inspirasi dalam hubungan kemasyarakatan,
budaya dan peradaban sehingga Al Quran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ilmu
pengetahuan, sosial dan budaya. Dengan demikian Al Quran juga berperanan dalam
rekayasa sosial serta rekayasa teknik . Rekayasa sosial dalam pengertian untuk mengatur
tatanan kehidupan masyarakat sesuai dengan kondisi objektif manusia sehingga Al Quran
menjadi sumber inovasi terhadap perubahan budaya dan peradaban.
4. Masih memerlukan suatu penelitian mendalam apakah semua ayat Al Quran yang
dibacakan oleh para Qari atau Qariah dapat secara langsung menggetarkan hati para
pendengarnya. Dampak bacaan tersebut tentunya akan semakin besar jika pendengar dan
pembaca mampu memahami setiap ayat yang dibaca. Qari dan qariah dituntut memahami
ayat-ayat yang dibaca dan irama yang ditampilkan hendaknya sesuai dengan makna dan
konteks ayat itu sendiri.
5. Tentunya hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah karena memerlukan ketelitian,
keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan teknik membaca, akan tetapi jika bacaan yang
begitu indah serta menarik tersebut mampu ditampilkan oleh qari dan qariah dengan baik
tentunya para pendengar akan bergetar hati dan jiwanya. Secara sosiologi, seni bacaan Al
Quran yang demikian akan terasa nikmat dan syahdu serta berdampak terhadap prilaku
dan moral manusia di dunia ini.
Berita-berita kegiatan Menteri Agama RI di Brunei Darussalam diliput oleh media massa Brunei
Darussalam Borneo Bulletin dan Media Permata masing-masing tanggal 7 Agustus 2003. Kegiatan
ini juga disiarkan langsung oleh televisi dan radio Brunei Darussalam (RTB).
HOME
Nomor : 25/PENSOSBUD/XII/2003
Delegasi Badan Koordinasi Penanaman Modal juga berkunjung kepada Duta Besar
Republik Indonesia di Bandar Seri Begawan, Bapak Yusbar Djamil, dan
menyempatkan diri untuk beramah mesra dengan staff Kedutaan Indonesia di
Bandar Seri Begawan. Pada acara tersebut, Ketua Engineer Yus’an telah
menjelaskan, bahwa Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri dapat berperan
dalam pemberian informasi dan fasilitasi bagi calon pelabur yang berminat melabur
di Indonesia.
HOME
Empat (4) orang anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(Parlemen Indonesia) dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI Hjh. Chodijah H.M. Soleh,
melakukan kunjungan kerja ke Brunei Darussalam tanggal 7-9 Januari, 2004. Komisi VI
DPR-RI adalah komisi yang membidangi masalah agama, pendidikan, kebudayaan,
pariwisata, kepustakaan, dan arsip nasional.
Duta Besar menjelaskan, hubungan kedua negara telah mengalami peningkatan yang
berarti semenjak kunjungan kenegaraan Sultan Hasanal Bolkiah ke Indonesia pada bulan
April 2003. Dalam hal perdagangan terlihat peningkatan berarti, di mana Brunei
Darussalam mengekspor ke Indonesia antara lain: petroleum, radio transmission
apparatus, concrete or mortar mixers electric. Di lain pihak, Brunei Darussalam
mengimpor dari Indonesia antara lain: mie (noodles containing eggs not cooked stuffed
or prepared), makanan bayi, aluminium sulphatus, ban mobil, barang-barang cetakan,
termasuk kendaraan bermotor.
HOME
____________________________________________________________________
Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta secara aktif pada Pameran
Perdagangan Antar Bangsa Brunei (BITE) tahun 2004. Dua Propinsi yaitu Propinsi Jawa
Barat dan Propinsi Kalimantan Tengah telah mengirimkan pengusaha dan pejabat
pemerintahnya yang berjumlah sekitar 90 orang untuk ikut serta pada BITE tahun 2004
di Bandar Seri Begawan. Propinsi Jawa Barat mengirimkan 36 buah perusahaan diwakili
oleh 75 orang Pengusaha dan 5 orang Pejabat Pemerintah, sementara Propinsi
Kalimantan Tengah diwakili oleh 10 orang Pejabat Pemerintahnya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam, Yusbar Djamil yang
hadir pada acara pembukaan pameran menyatakan BITE merupakan suatu peluang bagi
konsumen Brunei Darussalam untuk lebih mengenal aneka ragam barang produk
manufaktur Indonesia, berupa handicraft, tenunan batik dan seni embooidernya yang
bernilai tinggi, lukisan kaligrafi bernapaskan ke-Islaman, furniture, produksi makanan jadi
dsb. Duta Besar RI Yusbar Djamil mengemukakan juga terbuka peluang usaha business
bagi pengusaha tempatan yang ingin menjalin kontak dagang dengan pengusaha
manufaktur Indonesia melalui business
matching di BITE 2004 ini.
Untuk pameran yang baru pertama kali diikuti ini, terlihat minat dan antusiasme
Pengusaha Indonesia cukup besar. Ada pun produk yang dipamerkan kali ini antara lain
adalah: shoes, alat-alat rumah tangga, furniture dan handicraft, sarung, clothes,
mukenas, women’s fashion long dress, products of mining and agrobusiness, medical
equipments, sports equipments, dan gene stone dan souvenirs. Selain mempromosikan
produk-produk perdagangan, pada BITE 2004 juga telah dipromosikan investasi,
terutama promosi investasi di Propinisi Kalimatan Tengah.
HOME
No.01 /Pensosbud/I/2005
In light of the national disaster, devastating earthquake and tsunami tidal wave which
occurred on 26 December 2004 in the Province of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) and
North Sumatra, The Embassy of the Republic of Indonesia in Bandar Seri Begawan
conducted the “Ghaib” mass prayer for the Moslem casualties of the tragedy. The service
aims to show solidarity and unity toward our countrymen especially to casualties. The mass
prayer attended by Ambassador of Republic of Indonesia, H.E. Yusbar Djamil and more than
150 Indonesian expatriates and their families in Brunei Darussalam.
The “Ghaib” mass prayer performed after “Isya” led by Ustad Haji Abdul Qadir Umar
Alhamidy, MA, senior lecturer of Islamic Study Institute of Sultan Omar Ali Saifuddien,
University of Brunei Darussalam. The mass prayer was followed by the recital of “Surah
Yasin” led by Ustad Haji Akhtiar Ismail. To date as of 31 December 2004, death toll in
Indonesia alone reached around 80.00 lives.
The Indonesian Ambassador, H.E. Yusbar Djamil in his remarks quote the exemplary action
led by His Majesty, the Sultan and Yang Dipertuan of Brunei Darussalam who sent
condolences and expressed deep sadness on the fatality of many lives following the
earthquakes and tsunami waves hitting Indonesia. Indonesian Ambassador also appreciated
the friends of Brunei Darussalam and Indonesians who had express their sympathy and
provide assistance in kind and liquids for the victims.
The function was concluded by the presentation of slide projector about “The earthquake and
Tsunami in Nanggroe Aceh Darussalam” delivered by Haji Agus S Djamil, an Indonesian
geologist from Unit Petroleum of Prime’s Minister Office, Negara Brunei Darussalam. In his
presentation, the speaker explained how the process of earthquakes and tidal tsunami with its
epicenter in Indian Ocean 160 km West of the Province Nanggroe Aceh Darussalam on 26
December 2004. At the end, speaker gave some early warnings of the disaster to anticipate
the earthquake could come afterward.
In response to the public demands who have expressed their sympathy and intended to
donate to alleviate the misery faced by thousands of the victim of disasters in Aceh, the
Indonesian Embassy has open The Tsunami Disaster Relief’s Assistance Section headed by
Mr. M. Nazirwan Hafiz (HP, 8721376) and Mr. Soerjadi Dharmawisastra (HP; 8721273) at the
address:
HOME
No : 02/Pen/I/2005
Berita terjadinya bencana alam gempa bumi dan gelombang Tsunami yang menerpa
beberapa negara di Asia termasuk Indonesia telah menggemparkan dan mengetuk hati
yang terdalam dari rakyat maupun Sultan Brunei Darussalam.
Pada saat pertama kali mendengar berita mengenai bencana alam tersebut, tanggal 26
Desember 2004, Sultan melalui Kedubesnya di Jakarta telah menyerahkan bantuan sebesar
USD 100.000. Hari berikutnya tanggal 27 Desember 2004 Sultan juga telah
menyampaikan ucapan duka-cita serta simpati yang mendalam. Ucapan ini telah dibalas
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di saat yang prihatin ini, Sultan telah
membatalkan segala jenis hiburan dalam rangka menyambut tahun baru 2005 dan diganti
dengan kegiatan Shalat Ghoib di masjid-masjid. Atas petunjuk Sultan, Menteri Pendidikan
Brunei Darussalam telah menghimbau seluruh pelajar untuk memberikan sumbangan
sebesar B$ 1, setiap orangnya. Pada tanggal 3 Januari 2005 Kementerian Kebudayaan
Belia dan Sukan dan Persekutuan Pengakap (Pramuka) Brunei Darussalam masing-masing
telah mengumpulkan dana sebesar B$ 250.000 dan B$ 4000 yang akan disumbangkan
kepada seluruh korban gempa bumi dan gelombang tsunami termasuk korban di Indonesia
(B$ 1 = Rp 5500,-).
Selain masyarakat Brunei Darussalam, masyarakat ekspatriat pun tak mau ketinggalan
untuk mengumpulkan dan mengirimkan bantuan ke masing-masing negaranya. Mereka
antara lain dari Malaysia, Indonesia, Philipina, Thailand, Singapura dan Sri Lanka.
Sesuai petunjuk dari Jakarta, Duta Besar RI Yusbar Djamil telah mengeluarkan SK
mengenai pembentukan suatu Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Alam yang
pada dasarnya bertugas untuk menggalang solidaritas masyarakat Indonesia, dan
menggalang pengumpulan dana bantuan dari masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam.
Satgas juga bertugas memberikan informasi, publikasi dan keterangan seputar bencana
alam kepada masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam.
Kegiatan konkrit yang telah dilaksanakan oleh Satgas KBRI Bandar Seri Begawan adalah
membuat himbauan kepada masyarakat Indonesia melalui dua kali penerbitan press release
di media massa setempat. Tanggal 30 Desember 2004 mengirimkan uang sumbangan
tahap pertama berasal dari staf KBRI Bandar Seri Begawan sebesar US$ 1000. Satgas
selanjutnya telah mengumpulkan sumbangan Masyarakat Indonesia melalui Kotak Amal
Bantuan sunami Aceh berjumlah lebih dari B$ 10.000 atau sekitar Rp 55 juta yang segera
dikirim ke Acehj dan Sumut melalui Posko Deplu Jakarta.
HOME
No : 07/Pensosbud/iI/2005
The Ambassador of the Republic of Indonesia to Brunei Darussalam H.E Mr. Yusbar
Djamil accompanied by some of the Embassy’s Staff visited Temburong on February 26 to
27, 2005.
The purpose of the visit was to meet the invitation of the Indonesian community
members working and residing in Temburong who wanted to express their sympathy and
intended to donate to alleviate the misery faced by the victims of tsunami disaster in Aceh
and North Sumatera.
The meeting with the Indonesian community members was held at Sekolah
Persediaan Arab Pekan Bangar Temburong on Februari 26, 2005 and was attended by
around one hundred attendees.
During the meeting, the Indonesian community members were briefed by Mr.
Bambang Gumilar and Mr. Herman Darman, two Indonesian geologists who gave
presentation of slide projector about the earthquake and tsunami in Aceh and North
Sumatera. The said two Indonesian geologists are working at Brunei Shell Petroleum
Company in Seria.
During the visit to Temburong, the Ambassador H.E.Mr. Yusbar Djamil paid a
courtesy call to Awang Syahminan bin Haji Tengah, the Acting District Officer of
Temburong. In the meeting with Awang Syahminan, H.E Mr. Yusbar Djamil quoted the
exemplary actions demonstrated by His Majesty Sultan Haji Hassanal Bolkiah being the first
Head of State to visit the Tsunami’s affected area of Aceh early this month. H.E Mr. Yusbar
Djamil also appreciated the fact that His Majesty Sultan Haji Hassanal Bolkiah and the people
of Brunei Darussalam have committed themselves to assist Indonesia not only for the
emergency relief but also for the rehabilitation and reconstruction process due to begin
shortly.
HOME
No.15 /Pensosbud/IV/2005
Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal Bakrie
jadi Pembicara Utama pada Konferensi Bisnis Nasional
di Brunei Darussalam
Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal Bakrie mengadakan kunjungan ke Bandar Seri
Begawan tanggal 27 April 2005 untuk memenuhi undangan Asia INC. Forum. Asia INC.
Forum mengundang Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal Bakrie untuk menjadi
pembicara utama dalam Konferensi Bisnis Nasional Brunei Darussalam tanggal 27 April
2005.
Konferensi Bisnis Nasional ini dihadiri oleh 300 delegasi dari berbagai negara dan dinilai
sangat prestisus mengingat para delegasi berasal dari berbagai kalangan pengusaha
besar dan kalangan pemerintah. Penunjukan Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal
Bakrie sebagai pembicara dinilai sangat tepat karena disamping menjabat sebagai
Menteri yang mengurus bidang perekonomian juga karena pengalaman beliau yang
luas sebagai mantan praktisi ekonomi. Ceramah Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal
Bakrie tersebut mendapat sambutan hangat ditandai dengan banyaknya tanggapan
yang disampaikan pada saat sessi tanya jawab.
Dalam ceramahnya yang berjudul “The Rebuilding of Indonesia: Opportunities for New
Partnership”, Menko Perekonomian RI, Ir. Aburizal Bakrie menyatakan bahwa Indonesia
saat ini sedang memasuki babak baru menjadi negara yang lebih demokratis, lebih
sejahtera dan lebih stabil. Kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan
berarti. Pada tahun 2004, kondisi perekonomian lebih baik dari yang diprediksikan
sebelumnya. Tingkat Inflasi rendah, nilai suku bunga turun dan indek harga saham
gabungan untuk pertama kalinya mencapai level tertinggi. Untuk pertama kali pula sejak
tahun 1997, tingkat pertumbuhan investasi mencapai 13,7% dan tingkat pertumbuhan
ekspor mencapai 18,3%. Oleh karena itu, para pengamat ekonomi termasuk IMF dan
Bank Dunia percaya bahwa era pertumbuhan tinggi yaitu diatas 6-7% pertahun bukan
lagi menjadi sesuatu yang tidak mungkin bagi Indonesia tahun-tahun mendatang.
Dalam masalah fiskal juga menunjukkan kecenderungan yang positif bahkan di Asia,
Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan tingkat defisit yang paling rendah.
HOME
No.16 /Pensosbud/IV/2005
KERJASAMA BILATERAL BIDANG PERTAHANAN
INDONESIA – BRUNEI MENINGKAT
Sultan Brunei Darussalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah telah berkenan menganugerahkan
“Wing Penerbang Kehormatan Tentera Udara Diraja Brunei Darussalam” kepada Kepala Staf
TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Djoko Suyanto.
Marsekal Madya Djoko Suyanto menerima penghargaan ini dalam kunjungan kerjanya selama
dua hari (26-27 April 2005) ke Brunei Darussalam sebagai penghargaan atas jasanya dalam
meningkatkan kerjasama antara TNI AU dengan Angkatan udara Brunei Darussalam.
Wing kehormatan tersebut telah disematkan kepada Marsdya Djoko Suyanto dalam suatu
upacara militer di Markas Besar Tentera Udara Diraja Brunei oleh Panglima Angkatan
Bersenjata Diraja Brunei Mayjen Dato Paduka Seri Haji Awang Halbi Haji Yusof hari Selasa
tanggal 26 April 2005. Upacara tersebut dihadiri pula oleh Duta Besar RI untuk Brunei
Darussalam Yusbar Djamil.
Duta Besar Yusbar Djamil mengharapkan kiranya penganugerahan wing kehormatan ini dapat
meningkatkan lagi hubungan kerjasama antara Indonesia dan Brunei Darussalam di bidang
pertahanan khususnya pertahanan udara di masa datang.
Selesai upacara penyematan wing kehormatan, Marsekal Madya TNI Djoko Suyanto
mengadakan kunjungan kehormatan kepada KSAU Brunei Darussalam Kol.(U) Haji Mahmud
Haji Saidin, kepada Wakil Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Mayjen (Purn) Pengiran Haji
Ibnu Ba’asith dan Sekjen Departemen Pertahanan Brunei Darussalam, Pehin Dato Kolonel (L)
Mohammad Yasmin.
Pada kunjungan ini, Marsekal Madya Djoko Suyanto disertai oleh isteri yaitu Ibu Ratna Sinar
Febrian dan beberapa Perwira tinggi TNI AU lainnya.
HOME
No.17 /Pensosbud/V/2005
The game was involving two teams from both sides. The Indonesian
Embassy named its team by “KBRI Satu” led by Sudarsono Soedirlan
while “KBRI Dua” led by Sukijo Hadiyatmo. In this regard, the Limau Manis
file:///E|/Aziz's%20Doc/Brunei%20Darussalam/2005pr17.htm (1 of 2) [8/29/2008 5:43:28 PM]
INDONESIAN EMBASSY PRESS RELEASE
Police Station officer led by Insp. Haji Hasnul Fikri bin Haji Metussin, Head
of Limau Manis Police Station also represented by two teams. The first
team was dubbed “Police A” led by Copal Roslan Haji Abdul Latif while the
second team was dubbed “Police B” led by PC (Police Constables) Rozimi
Nona.
At the end of game, Indonesian Embassy’s Team was claiming the victory.
In the final, Embassy Team of “KBRI Satu” match with a 25-20 won
against “Police A”.
HOME
No : 19/Pensosbud/VII/2005
This year volley ball competition is involving 20 teams which comprise 17 male teams
and 3 female teams.
HOME
No : 21/Pensosbud/VIII/2005
In another final for men, “Arbados” emerged as the winner after beating “Garuda” at the final
round. There were twenty two teams representing all the Indonesian community residing in
the Sultanate took part in the tournament held since July 24, 2005.
In his remarks during the closing ceremony of the championship, the Indonesian Ambassador
to Brunei Darussalam H.E Mr. Yusbar Djamil asked all participants to share the moment of the
independence day celebration to boost nationalism spirit and to promote good will among
Indonesian community member. H.E Mr Yusbar jamil also asked all Indonesians residing in
Brunei Darussalam to participate in all other activities held by the Embassy in conjunction with
the Indonesian Independence Day Celebration, especially to participate in the “Flag Hoisting
Ceremony” that will be held at the Embassy of the Republic of Indonesia in Kg. Sungai
Hanching Baru Jalan Muara on August 17, 2005 at 07.00.
* Welcome - Selamat Datang * Embassy of the Republic of Indonesia to Brunei Darussalam - Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Bandar Seri Begawan *
THE EMBASSY
Mass Media of Indonesia
Sejarah hubungan diplomatik * Media Indonesia
* Kompas
Awal dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Brunei * theJakarta Post
Darussalam sebenarnya telah ditandai dengan adanya saling kunjung secara More
tidak resmi antara Pejabat Tinggi kedua negara. Menjelang kemerdekaan
Brunei Darussalam pada 1984, Sultan Hassanal Bolkiah melakukan kunjungan
tidak resmi ke Indonesia pada tahun 1981. Sementara itu Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH juga telah
Mass Media of Brunei
melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam pada tahun 1982. * Borneo Bulletin
* Media Permata
Untuk melakukan persiapan pembukaan hubungan diplomatik RI dengan * Pelita Brunei
Kerajaan Brunei Darussalam, pemerintah RI telah menugaskan seorang * Brudirect
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri yakni saudara Muharam * Brunei Times
Soemadipradja sebagai pejabat penghubung (LO) selama periode bulan
Oktober sampai dengan bulan Desember 1983.
The Various unofficial visits made by the Senior Officials from the Republic of
Indonesia and Negara Brunei Darussalam marked the beginning of the
Visitor No :
Diplomatic ties between Indonesia and Brunei Darussalam. Towards achieving
independence in 1984, Sultan Hassanal Bolkiah visited Indonesia in 1981
meanwhile Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH., Minister of Foreign Affairs
of the Republic of Indonesia also visited Brunei Darussalam in 1982.
The diplomatic ties between the Republic of Indonesia and Brunei Darussalam
was officiated on 1st January 1984, whereby both countries established their
own embassy office in the designated capital city. His Excellency Zuwir
Djamal, the first Ambasador of the Republic of Indonesia to Negara Brunei
Darussalam had on 13 February 1984, presented his Letter of Credence to His
Majesty Sultan Hassanal Bolkiah. His Excellency Pg. Jaludin bin Pg.
Mohammad Limbang, the first Ambassador of Negara Brunei Darussalam to
Organizational Chart
Lot 4498. Simpang 528, Kampung Sungai Hanching Baru, Jalan Muara,
Bandar Seri Begawan BC 2115, Brunei Darussalam
Postal Address :
PO Box 3013, Bandar Seri Begawan
BS 8675, Brunei Darussalam
Telephone : +673 - 2330180
Facsimile : +673 - 2330646
Website : http://www.indonesia.org.bn
E-mail : kbribsb@brunet.bn
This Web Site is designed and maintained by Indonesian Embassy in Bandar Seri Begawan
Copyright (c) 2000-2008 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam
Do you know efri yoni? Who is on Multiply? Want to learn more? Already a Member?
Become his contact Find your friends Take the Tour Sign In
Bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe
Aceh Darussalam telah menimbulkan duka cita dan simpati yang mendalam dikalangan
baikoeni masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam, tidak terkecuali TKI di Daerah Temburong.
Duta Besar RI, Yusbar Djamil dan 16 anggota rombongan telah memenuhi undangan TKI di
daerah terpencil itu yang ingin bersilaturahmi dan menunjukkan simpati dan rasa duka cita
● Photos of efri yoni
atas terjadinya peristiwa bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di Nanggroe
● Personal Message
Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara. Rombongan KBRI disertai juga oleh ahli
● RSS Feed [?]
Geologi asal Indonesia yang bekerja di Brunei Shell Petrolium (BSP), Seria yaitu Ir.
● Report Abuse
Bambang Gumilar MSi dan Ir. Herman Darman MSc. Perjalanan ke daerah Temburong
dilakukan tanggal 26-27 Pebruari 2004 dengan menggunakan 4 buah mobil. Selama di
Daerah Temburong, rombongan menginap di “Rest House” milik Pemda Temburong di
Pekan Bangar
Pertemuan dengan Masyarakat Indonesia dihadiri lebih 150 orang di Sekolah Persediaan
Arab Pekan Bangar tanggal 26 Pebruari 2005 yang diawali dengan makan malam bersama.
Melalui presentasi slide projector, pembicara yaitu Bambang Gumilar, seorang petrophysic
tamatan Teknik Perminyakan, ITB dan Herman Darman seorang geologist tamatan Petrolium
Geology, Aberdeen United Kingdom menjelaskan mengenai peristiwa bencana alam gempa
tsunami di NAD dan Sumatera Utara. Pada pertemuan itu pula, Duta Besar RI Yusbar Djamil
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Masyarakat Indonesia di Daerah Temburong
yang telah menunjukkan simpati dan duka cita terhadap korban bencana alam gempa-
tsunami. Disamping itu, Dubes RI juga mengingatkan agar masyarakat Indonesia senantiasa
melengkapi diri dengan berbagai dokumen yang diperlukan agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan yang dapat merugikan dirinya sendiri, bahkan dapat mengganggu citra
bangsa di Brunei Darussalam. Tokoh masyarakat Temburong, Ustad Muslih Sugito
membacakan doa selamat sementara sambutan disampaikan oleh Suyanto. Meskipun
dengan gaji yang tidak terlalu tinggi, namun sumbangan yang terkumpul cukup besar yaitu B
$244,00 dan Rp50.000.
yang diberikan kepada korban bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami di
Indonesia. Duta Besar juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tinggi nya kepada
Sultan Haji Hassanal Bolkiah yang merupakan kepala negara pertama yang melakukan
kunjungan ke NAD untuk melihat dari dekat kondisi kawasan yang mengalami bencana.
Brunei Darussalam juga telah menunjukkan komitmen yang tinggi untuk membantu Pemri
dalam upaya-upaya pemulihan NAD tidak hanya pada tahap tanggap darurat namun juga
pada proses rekonstruksi dan rehabilitasi.
Perjalanan ke Temburong
Daerah Temburong adalah daerah terluas kedua di Brunei Darussalam namun berpenduduk
paling sedikit yaitu 9.600 jiwa atau 2,8 % dari 338.400 jiwa penduduk Brunei Darussalam.
Terdapat sekitar 1.000 orang TKI yang bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah
tangga (PRT), pekerja bangunan dan pekerja perkebunan/pertanian. Daerah Temburong
merupakan salah satu dari empat propinsi di Brunei Darussalam. Daerah ini dikepalai oleh
Pegawai Daerah (Gubernur) yang membawahi 5 mukim (kabupaten) yaitu: Mukim Bangar,
Mukim Batu Apoi, Mukim Labu, Mukim Amo dan Mukim Bokok. Daerah Temburong memiliki
luas 1,306 km2.
Dari Bandar Seri Begawan diperlukan waktu sekitar 3 jam melalui jalan darat. Namun
dengan melalui transportasi sungai hanya memerlukan waktu 45 menit saja. Hal tersebut
karena untuk menuju Daerah Temburong, pengunjung harus melewati daerah Limbang,
Malaysia yang memisahkan Daerah Brunei-Muara dan Daerah Temburong sehingga kita
harus membawa pastport untuk melewati 4 kali pos imigrasi. Setelah menempuh perjalan
sekitar 40 menit dari Bandar Seri Begawan, pengunjung akan sampai di Pos Imigrasi Kuala
Lurah yang merupakan daerah perbatasan dengan Limbang. Sekitar 20 meter dari pos
imigrasi tersebut berdiri pula pos Imigrasi Tedungan Malaysia. Pengecopan passport
memerlukan waktu yang tidak sedikit apalagi perjalanan di akhir minggu. Kemudian
perjalanan dilanjutkan ke kota Limbang dengan menempuh waktu sekitar 35 menit. Di
Limbang Townland yang berpenduduk 19 ribu ini, pengunjung harus melapor lagi di Kantor
Imigrasi Limbang untuk pengecopan ke-3 passport sebelum menuju Daerah Temburong.
Antara kota Limbang ke perbatasan Daerah Temburong berjarak 15 km. Ketika memasuki
Daerah Temburong, pengunjung harus melewati sungai yang lebarnya sekitar 20 m. Sungai
inilah yang merupakan batas alam antara Limbang dan Daerah Temburong. Penyeberangan
feri tersebut dengan membayar B $ 4 atau RM 8. Begitu menyeberangi sungai akhirnya
sampailah di Daerah Temburong. Sebuah papan tanda besar berwarna hijau menyambut
wisatawan yang sampai di daerah penghasil batu kerikil tersebut. Pengunjung kemudian
masih harus melaporkan kembali di pos imigrasi Puni sebelum melanjutkan perjalanan ke
Pekan Bangar yang merupakan ibu kota Daerah Temburong. Kota yang menjadi pusat
pemerintahan dan pusat perdagangan tersebut terletak di tepi Sungai Temburong. Kota ini
telah memiliki jalan raya yagng mulus yang menghubungkan kampung-kampung di
sekitarnya.
Di Daerah Temburong terdapat gunung yang tingginya lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Kawasan yang terletak arah Selatan dan berbatasan dengan Serawak
tersebut merupakan dataran tinggi yang memiliki hutan bakau yang amat curam dan
bergelombang. Beberapa gunung tinggi antara lain: Gunung Pagon, Gunung Retak, Gunung
Belalong dan Gunung Paradayan. Gunung Pagon adalah gunung yang tertinggi di Brunei
yang mencapai 1.850 meter. Sebagian besar kawasan Temburong masih tertutup hutan dan
tidak didiami kecuali: Batang Duri, Bukok, Amo dan Biang. Penduduk umumnya bekerja
sebagai petani. Kawasan hutan Temburong merupakan daerah paling tinggi curah hujannya
terutama pada bulan September – Januari. Hutan Temburong adalah jenis hutan khatulistiwa
sehingga menjadi lahan subur tumbuhnya pohon-pohon besar. Tanahnya diselimuti oleh
tumbuh-tumbuhan menjalar yang sangat tebal sehingga tanahnya berlumpur dan lembab
karena kurang mendapatkan sinar matahari. Sebagian besar hutan ini belum dijamah
manusia terutama di pedalaman. Jenis pohon yang tumbuh antara lain: ramin, kapur,
meranti, kerbing dan selangan batu. Pohon-pohon itu dijadikan bahan bangunan dan
perabot.
Daerah Temburong juga dialiri oleh beberapa buah sungai seperti Sungai Labu dan Sungai
Temburong. Disekitarnya terbentang dataran rendah (tanah pamah) yang umumnya masih
diselimuti rawa-rawa. Dataran rendah terletak arah Utara dataran Tinggi Temburong dan
terhampar luas sampai ke Teluk Brunei. Kawasan inipun masih diliputi hutan bakau sehingga
usaha budidaya pertanian tidak berjalan dengan baik. Daerah pertanian hanya di beberapa
tempat seperti: Kampung Paradayan dan Kampung Labu dengan hasilnya seperti: getah,
padi, kelapa dan buah-buahan.
Di daerah Temburong juga terdapat lembah yang dalam yang umumnya terbentang di
Dataran Tinggi Temburong. Sungai Temburong yang panjangnya 111 km tersebut memiliki
beberapa jeram. Hulunya terletak di lereng Gunung Pagon di arah Selatan. Sungai yang
memiliki anak sungai seperti: Sungai Belalong, Sungai Batu Apoi dan Sungai Labu tersebut
mengalir ke Teluk Brunei. Bagi penduduk Temburong, sungai merupakan sarana
transportasi yang penting. Daerah Temburong merupakan daerah penghasil batu kerikil
terbesar di Brunei yang ditambang di Batu Apoi, Bangar, Amo dan disepanjang jalan Bangar-
Limbang.
Selama di Daerah Temburong, pengunjung dapat melihat berbagai objek wisata alam dan
wisata budaya yang merupakan ciri khas Daerah Temburong seperti: Kunjungan ke Taman
Negara Ulu Temburong, mengunjungi Mini Zoo di Batang Duri, tinjauan ke Rumah Panjang
di Mukim Amo. Daerah Temburong dihuni oleh beberapa etnis seperti: Melayu, Murut dan
Iban. Sebelum meninggalkan Temburong, pengunjung jangan lupa membawa oleh-oleh
berupa makanan. Wajid adalah makanan khas dari Temburong yang dapat dibeli di sekitar
tamu. Kalau di Indonesia dikenal dodol maka wajid adalah sejenis dodol Brunei yang terbuat
dari pulut hitam dan dilapisi oleh daun pandan. Rasanya manis dan sesuai untuk paganan
sambil minum teh.
© 2008 Multiply, Inc. About · Blog · Terms · Privacy · Corp Info · Contact Us · Help
Template design Copyright © 2005 Jeff Miller
Liputan Pers Pertemuan bilateral antara Delegasi Brunei dan Indonesia yang membahas
usaha-usaha peningkatan hubungan bilateral kedua negara telah
memperoleh hasil positif dalam rangka meningkatkan saling pengertian
dan menjajaki bidang-bidang kongkrit dalam hubungan kerjasama kedua
negara.
Peliputan mass media terhadap kunjungan cukup memadai baik dari mass
media di Indonesia dan terutamanya peliputan pada mass media di Brunei
Darussalam cukup mendapat perhatian khusus dan besar-besaran seperti
terlihat dalam sajian gambar-gambar dalam buletin kita ini.
(Sumber: Buletin KBRI oleh Bidang Penerangan KBRI Bandar Seri Begawan
Edisi April 2003)
Copyright (c) 2000-2003 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam
Brunei
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
[sembunyikan]
● 1 Asal-usul Brunei
● 2 Sejarah Brunei
● 3 Politik
❍ 3.1 Raja-raja Brunei
● 4 Pembagian administratif
Bahasa resmi Melayu
● 5 Geografi
● 6 Ekonomi Ibu kota Bandar Seri Begawan
● 7 Demografi
Sultan Hassanal Bolkiah
● 8 Budaya
● 9 Lihat pula Wilayah Urutan ke-163
● 10 Pranala luar - Total 5.765 km²
- % air 8.6%
[sunting] Asal-usul
Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama Hindu-
Buddha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi
kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka
akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka
untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu nisan P'u
Kung Chih Mu , batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni
Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan batu nisan Sayid Alwi Ba-Faqih (Mufaqih) pula
menggambarkan mengenai kedatangan agama Islam di Brunei yang dibawa oleh musafir,
pedagang dan mubaligh-mubaliqh Islam, sehingga agama Islam itu berpengaruh dan
mendapat tempat baik penduduk lokal maupun keluarga kerajaan Brunei.
Para peneliti sejarah telah mempercayai terdapat sebuah kerajaan lain sebelum berdirinya
Kesultanan Brunei kini, yang disebut orang Tiongkok sebagai Po-ni. Catatan orang Tiongkok
dan orang Arab menunjukkan bahwa kerajaan perdagangan kuno ini ada di muara Sungai
Brunei awal abad ke-7 atau ke-8. Kerajaan itu memiliki wilayah yang cukup luas meliputi
Sabah, Brunei dan Sarawak yang berpusat di Brunei. Kesultanan Brunei juga merupakan pusat
perdagangan dengan China. Kerajaan awal ini pernah ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya yang
berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 Masehi dan seterusnya menguasai Borneo utara dan
gugusan kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah dijajah Kerajaan Majapahit yang
berpusat di pulau Jawa tetapi berhasil membebaskan dirinya dan kembali sebagai sebuah
negeri yang penting.
Pada awal abad ke-15, Kerajaan Malaka di bawah pemerintahan Parameswara telah
menyebarkan pengaruhnya dan kemudian mengambil alih perdagangan Brunei. Perubahan ini
menyebabkan agama Islam tersebar di wilayah Brunei oleh pedagangnya pada akhir abad ke-
15. Kejatuhan Melaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, telah menyebabkan Sultan Brunei
mengambil alih kepimpinan Islam dari Melaka, sehingga Kesultanan Brunei mencapai zaman
kegemilangannya dari abad ke-15 hinga abad ke-17 sewaktu memperluas kekuaaannya ke
seluruh pulau Borneo dan ke Filipina di sebelah utaranya. Semasa pemerintahan Sultan
Bolkiah (1473-1521) yang terkenal disebabkan pengembaraan baginda di laut, malah pernah
seketika menaklukkan Manila. kesultanan Brunei memperluas pengaruhnya ke utara hingga ke
Luzon dan Sulu serta di sebelah selatan dan barat Kalimantan; dan pada zaman pemerintahan
sultan yang kesembilan, Hassan (1605-1619), yang membangun susunan aturan adat istiadat
kerajaan dan istana yang masih kekal hingga hari ini.
Pada tahun 1658 Sultan Brunei menghadiahkan kawasan timur laut Kalimantan kepada Sultan
Sulu di Filipina Selatan sebagai penghargaan terhadap Sultan Sulu dalam menyelesaikan
perang saudara di antara Sultan Abdul Mubin dengan Pengeran Mohidin. Persengketaan dalam
kerajaan Brunei merupakan satu faktor yang menyebabkan kejatuhan kerajaan tersebut, yang
bersumber dari pergolakan dalam disebabkan perebutan kuasa antara ahli waris kerajaan,
juga disebabkan timbulnya pengaruh kuasa penjajah Eropa di rantau sebelah sini, yang
menggugat corak perdagangan tradisi, serta memusnahkan asas ekonomi Brunei dan
kesultanan Asia Tenggara yang lain.
Pada Tahun 1839, James Brooke dari Inggris datang ke Serawak dan menjadi raja disana
seerta menyerang Brunei, sehingga Brunei kehilangan kekuasaannya atas Serawak. Sebagai
balasan, ia dilantik menjadi gubernur dan kemudian "Rajah" Sarawak di Barat Laut Borneo
sebelum meluaskan kawasan di bawah pemerintahannya. Pada tanggal 19 Desember 1846,
pulau Labuan dan sekitarnya diserahkan kepada James Brooke. Sedikit demi sedikit wilayah
Brunei jatuh ke tangan Inggris melalui perusahaan-perusahaan dagang dan pemerintahnya
sampai wilayah Brunei kelak berdiri sendiri di bawah protektorat Inggris sampai berdiri sendiri
tahun 1984.
Pada masa yang sama, Persekutuan Borneo Utara Britania sedang meluaskan penguasaannya
di Timur Laut Borneo. Pada tahun 1888, Brunei menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan
kerajaan Britania dengan mengekalkan kedaulatan dalam negerinya, tetapi dengan urusan
luar negara tetap diawasi Britania. Pada tahun 1906, Brunei menerima suatu lagi langkah
perluasan kekuasaan Britania saat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepada seorang residen
Britania, yang menasihati baginda Sultan dalam semua perkara, kecuali yang bersangkut-paut
dengan adat istiadat setempat dan agama.
Pada tahun 1959, Brunei mendeklarasikan kerajaan baru yang berkuasa memerintah kecuali
dalam isu hubungan luar negeri, keamanan dan pertahanan di mana isu-isu ini menjadi
tanggung jawab Britania. Percobaan untuk membentuk sebuah badan perundangan pada
tahun 1962 terpaksa dilupakan karena terjadi pemberontakan oleh partai oposisi yaitu Partai
Rakyat Brunei dan dengan bantuan Britania, pemberontakan ini berhasil diberantas. Pada
akhir 1950 dan awal 1960, kerajaan Brunei ketika itu menolak cadangan (walaupun pada
awalnya menunjukkan minat) untuk bergabung dengan Singapura, Sabah, Sarawak, dan
Tanah Melayu untuk membentuk Malaysia dan akhirnya Sultan Brunei ketika itu bercadang
untuk membentuk sebuah negara yang merdeka.
Pada 1967, Omar Ali Saifuddin III telah turun dari takhta dan melantik putranda sulungnya
Hassanal Bolkiah, menjadi Sultan Brunei ke-29. Baginda juga berkenan menjadi Menteri
Pertahanan setelah Brunei mencapai kemmerdekaan penuh dan disandangkan gelar Paduka
Seri Begawan Sultan. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town, telah diubah
namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa baginda. Baginda mangkat
pada tahun 1986.
Pada 4 Januari 1979, Brunei dan Britania Raya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama
dan Persahabatan. Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam telah berhasil mencapai
kemerdekaan sepenuhnya.
Saat ini Brunei memiliki wilayah yang lebih kecil daripada masa lalu, dengan berbatasan
dengan Serawak dari sebelah barat sampai timur wilayah itu, serta sebelah utara berbatasan
dengan Laut China Selatan.
[sunting] Politik
Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki
konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,
merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan
Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya
diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta
pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri,
walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak
kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.
Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang
untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini
tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak
Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.
Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan
negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflik
Kepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali Indonesia, Kamboja,
Laos dan Myanmar), China dan Taiwan. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut dengan
Malaysia terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut
wilayah di Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan
Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia.
Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.
Raja-raja Brunai Darusalam yang memerintah sejak didirkiannya kerajaan pada tahun 1363 M
yakni:
Pembagian administratif.
● Belait
● Brunei dan Muara
● Temburong
● Tutong
[sunting] Geografi
Brunei terdiri dari dua bagian yang tidak berkaitan; 97% dari jumlah penduduknya tinggal di
bagian barat yang lebih besar, dengan hanya kira-kira 10.000 orang tinggal di daerah
Temburong, yaitu bagian timur yang bergunung-gunung. Jumlah penduduk Brunei 383.000
orang. Dari bilangan ini, lebih kurang 46.000 orang tinggal di ibukota Bandar Seri Begawan.
Sejumlah kota utama termasuk kota pelabuhan Muara, serta kota Seria yang menghasilkan
minyak, dan Kuala Belait, kota tetangganya. Di daerah Belait, kawasan Panaga ialah kampung
halaman sejumlah besar ekspatriat, disebabkan oleh fasilitas perumahan dan rekreasi Royal
Dutch Shell dan British Army. Klub Panaga yang terkenal terletak di sini.
Iklim Brunei ialah tropis khatulistiwa, dengan suhu serta kelembapan yang tinggi, dan sinar
matahari serta hujan lebat sepanjang tahun.
[sunting] Ekonomi
Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran keusahawanan dalam negeri dan asing,
pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas
alam terdiri dari hampir setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri
menambah pendapatan daripada pengeluaran dalam negeri. Kerajaan membekali semua
layanan pengobatan dan memberikan subsidi beras dan perumahan. Pemimpin-pemimpin
Brunei merasa bimbang bahawa keterpaduan dengan ekonomi dunia yang semakin bertambah
akan menjejaskan perpaduan sosial dalam, walaupun Brunei telah memainkan peranan yang
lebih kentara dengan menjadi ketua forum APEC pada tahun 2000. Rancangan-rancangan
yang dinyatakan untuk masa hadapan termasuk peningkatan kemahiran tenaga buruh,
pengurangan pengangguran, pengukuhan sektor-sektor perbankan dan pelancongan, serta
secara umum, peluasan lagi asas ekonominya. Sistem Penerbangan Brunei Diraja, sistem
penerbangan negara, sedang mencuba menjadikan Brunei sebagai pusat perjalanan
internasional antara Eropa dan Australia/Selandia Baru. Ia juga mempunyai layanan ke tujuan-
tujuan Asia yang utama.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan
nasional yang termasuk tinggi di dunia satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar yang
memiliki nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan
diversifikasi sumber-sumber ekonomi dalam bidang perdagangan. Namun dalam waktu dekat
usaha tersebut mengalami kebuntuan karena masalah internal kerajaan yang menurut sumber
sumber media internasional dihabiskan untuk kepentingan pemborosan istana yang ketika
dipegang oleh Pangeran Jeffry. Keadaan tersebut dapat menimbulkan masalah bagi
perekonomian Brunei di masa yang akan datang.
[sunting] Demografi
Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas
yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa (Han) yang
menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan
bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta
bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas, dan terdapat sebuah
komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan
Australia.
Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu.
Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa),
agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang amat kecil).
[sunting] Budaya
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Hindu dan
Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan penggunaan
alkohol diharamkan, dengan orang luar dan non-Muslim dibenarkan membawa dalam 12 bir
dan dua botol MiRas setiap kali mereka masuk negara ini. Setelah pengenalan larangan pada
awal 1990-an, semua pub dan kelab malam dipaksa tutup.
● Komunikasi di Brunei
● Pariwisata di Brunei
● Militer Brunei
● Transportasi di Brunei
● Hubungan luar negeri Brunei
● Angkatan Laut Kerajaan Brunei
● Polis Diraja Brunei
● Dolar Brunei
● Akhbar Brunei
Sungai Naf (Bangladesh, Myanmar) · Tepi Macclesfield (RRT, RC, Vietnam) · Kepulauan Paracel (RRT,
RC, Vietnam) · Kepulauan Pratas (RRT, RC) · Sabah (Malaysia, Filipina) · Beting Scarborough (Filipina,
RRT, RC) · Kepulauan Spratly (Brunei, Malaysia, Filipina, RRT, ROC, Vietnam)
Gerakan separatis
Tampilan
● Artikel
● Pembicaraan
● Sunting
● ↑
● Versi terdahulu
Peralatan pribadi
Navigasi
● Halaman Utama
● Portal komunitas
● Peristiwa terkini
● Perubahan terbaru
● Halaman sembarang
● Bantuan
● Menyumbang
● Warung Kopi
Pencarian
Tuju ke Cari
Kotak peralatan
● Pranala balik
● Perubahan terkait
● Pemuatan
● Halaman istimewa
● Versi cetak
● Pranala permanen
● Kutip artikel ini
Bahasa lain
● Aragonés
● ﺓﻱﺏﺭﻉﻝﺍ
● Asturianu
● Azərbaycan
● Žemaitėška
● Беларуская (тарашкевіца)
● Български
● •••••
● •••• •••/••••••••••••• •••••••
● Brezhoneg
● Bosanski
● Català
● Cebuano
● Qırımtatarca
● Česky
● Kaszëbsczi
● Cymraeg
● Dansk
● Deutsch
● Zazaki
● ••••••••••
● Ελληνικά
● English
● Esperanto
● Español
● Eesti
● Euskara
● یﺱﺭﺍﻑ
● Suomi
● Français
● Arpetan
● Frysk
● Gàidhlig
● Galego
● Gaelg
● תירבע
● ••••••
● Hrvatski
● Kreyòl ayisyen
● Magyar
● Interlingua
● Interlingue
● Ilokano
● Ido
● Íslenska
● Italiano
● •••
● •••••••
● Қазақша
● •••••••••
● •••
● Ripoarisch
● Kurdî / یﺩﺭﻭﻙ
● Kernewek
● Latina
● Lëtzebuergesch
● Limburgs
● Líguru
● Lietuvių
● Latviešu
● Basa Banyumasan
● Māori
● Македонски
● ••••••
● Монгол
● Bahasa Melayu
● Ekakairũ Naoero
● Nahuatl
● Plattdüütsch
● Nederlands
● Norsk (nynorsk)
● Norsk (bokmål)
● Novial
● Occitan
● Иронау
● Kapampangan
● Polski
● Piemontèis
● ﻭﺕښپ
● Português
● Runa Simi
● Română
● Armãneashce
● Русский
● •••••••
● Sicilianu
● Sámegiella
● Srpskohrvatski / Српскохрватски
● Simple English
● Slovenčina
● Slovenščina
● Shqip
● Српски / Srpski
● Svenska
● Kiswahili
● •••••
● ••••••
● Tetun
● То•ик•/tojikī
● ไทย
● Tagalog
● Türkçe
● Удмурт
● Українська
● O'zbek
● Tiếng Việt
● Volapük
● Winaray
● ••
● Zeêuws
● ••
● Bân-lâm-gú
Indeks Berita
Kebijakan Luar
24 Mar 2008 10:40 Kunjungan Kerja
Negeri
Delegasi Komisi XI DPR
Layanan Publik
Indonesia dan Brunei Darussalam Kerjasama Berantas Korupsi RI ke Venezuela
Indonesia dan Isu
[05 May 2008 12:34]
Global
No. 06/Pensosbud/III/2008 ARF Desktop Exercise
Diplomasi Publik
Ruang Berita dan on Disaster Relief
Publikasi [02 May 2008 10:49]
Pada 14-17 Maret 2008, KBRI Bandar Seri Begawan telah memfasilitasi kunjungan
Perjanjian Internasional Roundtable
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia ke Brunei Darussalam.
dan Konvensi Discussion“Membangun
Dalam kunjungan tersebut telah diatur pertemuan antara KPK dengan Biro Kerangka Strategis
Kepegawaian
Mencegah Rasuah (BMR) Brunei Darussalam. Dalam pertemuan antara KPK dan Hubungan Indonesia-
Kerjasama Teknik
BMR, Indonesia dan Brunei Darussalam sepakat untuk meningkatkan kerjasama Thailand ke Depan:
Tentang Deplu
memerangi korupsi. Pimpinan KPK, terdiri dari Ketua, Antasari Azhar, SH, MH, dan Peluang dan
Otonomi Daerah
Wakil Ketua, Chandra M. Hamzah, SH, didampingi Direktur Informasi dan Data KPK, Tantangan”Jakarta, 23
Dr. Ing. Budi Ibrahim. April 2008
[30 Apr 2008 17:17]
Pada kunjungan tersebut, Pimpinan KPK melakukan pertemuan terpisah dengan Diskusi
Pimpinan Biro Mencegah Rasuah (Korupsi)/ BMR, Jaksa Agung dan Ketua Terbatas”Tinjauan
Mahkamah Agung Brunei Darussalam pada 15 Maret 2008. Saat bertemu dengan Analitis Konflik
Direktur BMR, Pengiran Kashmirhan bin Pengiran Haji Tahir, disampaikan bahwa Palestina: Upaya
Brunei Darussalam merupakan negara pertama yang dikunjungi Ketua KPK sejak Indonesia Dalam Proses
mulai bertugas tiga bulan yang lalu. Pemilihan Brunei disebabkan negara itu Penyelesaian Konflik
merupakan negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia menurut Global Internal Palestina”
Corruption Perception Index. Oleh karenanya KPK RI bermaksud mempelajari kiat- Jakarta, 28 April 2008
kiat BMR dalam memerangi korupsi di Brunei Darussalam. [30 Apr 2008 16:47]
Temu Muka dan
Dalam upaya mencegah tindak korupsi di Brunei Darussalam, BMR telah Penyerahan Paspor RI
mencanangkan program Pendidikan Pencegahan Korupsi pada 2006. Pertemuan kepada 36 Anak
KPK dengan BMR, Jaksa Agung dan Ketua Mahkamah Agung Brunei Darussalam Pasangan Kawin
memfokuskan diri pada kerjasama di bidang capacity building, meskipun membahas Campur Italia-Indonesia
pula isu-isu teknis pencegahan dan pemberantasan korupsi. Vicenza, 26 April 2008
[30 Apr 2008 15:58]
Adapun Indonesia dan Brunei Darussalam ikut berpartisipasi pada Konperensi Para Penyelamatan dan
Pihak ke-2 Konvensi Anti-Korupsi PBB (UNCAC) di Bali pada 28 Januari 2008. Pemulangan Satu WNI
Indonesia telah meratifikasi Konvensi tersebut. Berbeda dengan Indonesia, Brunei Yang Terjebak di Zona
Darussalam masih memproses ratifikasi Konvensi tersebut. Perang Irak
[30 Apr 2008 15:08]
Pada16 Maret 2008, Pimpinan KPK berkesempatan melakukan kunjungan kepada Lokakarya Internasional
Dubes RI Bandar Seri Begawan dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Mengenai
Brunei Darussalam di KBRI Bandar Seri Begawan, dimana pada kesempatan itu Pemberdayaan
dilakukan pemaparan mengenai ” Perkembangan terakhir Kasus-kasus Korupsi yang Perempuan di Bidang
ditangani KPK”. Pembangunan Ekonomi
[29 Apr 2008 09:42]
Pertemuan Kelompok
Ahli Indonesia menuju
Ratifikasi the Rome
Statute of the
International Criminal
Court: Implikasi Hukum
dan
Pengimplementasiaanya
[24 Apr 2008 14:49]
Konferensi Pers
Asosiasi Persahabatan
Dan Kerjasama Italia -
Indonesia, Roma, 21
April 2008
[23 Apr 2008 11:08]
Perlindungan TKI
Dibawah Umur Puji
Rahayu di Singapura
[23 Apr 2008 10:56]
Mahasiswa Ceko Belajar
Membatik
[23 Apr 2008 10:25]
Dialog HAM Bilateral
antara Indonesia dan
Swedia
[23 Apr 2008 09:42]
Seminar 50 Tahun
Indonesia-Jepang:
Refleksi Kemitraan dan
Proyeksi Arah
Hubungan
[23 Apr 2008 09:32]
Pertemuan Kelompok
Ahli Peningkatan
Kerjasama Ekonomi
Dengan Negara-negara
Eropa Timur: Peluang
dan Tantangan
[23 Apr 2008 09:27]
Kunjungan Menteri Luar
Negeri Swedia Carl Bildt
ke Indonesia, 21-22 April
2008
[21 Apr 2008 15:15]
BATIK: HERITAGE OF
INDONESIA – WORLD
TOUR 2008 DIMULAI di
MANILA dan
AUCKLAND
[17 Apr 2008 14:32]
Indonesia-Yunani
Selenggarakan Forum
Konsultasi Bilateral di
Athena
[17 Apr 2008 11:18]
KBRI Cairo Peduli
Prestasi Mahasiswa
Indonesia di Mesir
[15 Apr 2008 16:02]
Indonesia Menekankan
Kembali Hak Setiap
Negara untuk
Mengembangkan Energi
Nuklir
[30 Apr 2008 15:47]
11.000 Perusahaan
Kroasia Harapkan
Kerjasama dengan
Indonesia
[30 Apr 2008 15:43]
Temu Bisnis dan
Pameran Produk
Indonesia di Yangon
Guna Jajagi Peluang
Ekspor
[30 Apr 2008 10:10]
KJRI Karachi Jemput
Bola “Jual “ Indonesia
[29 Apr 2008 15:33]
Menteri Urusan
Pendidikan dan Etnik
Selbar: Batik Indonesia
Memiliki Nilai Seni
Paling Tinggi
[28 Apr 2008 15:54]
Grand Mufti Suriah
Dukung Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
[28 Apr 2008 14:38]
Peluang Kerjasama
Lembaga Riset
Indonesia Semakin
Terbuka ke Negara
Kroasia
[28 Apr 2008 14:11]
Sekjen Deplu:
Perubahan Konstelasi
Dunia Global Menuntut
Diplomat yang Adaptif
[25 Apr 2008 17:45]
Konjen RI Karachi Jajaki
Peluang Pasar Garmen
[25 Apr 2008 15:54]
Menlu Lantik 12 Pejabat
Baru
[24 Apr 2008 14:31]
India akan Berikan US$
5 Juta untuk ASEAN
[24 Apr 2008 14:09]
Lihat Semua
REALIZING the escalating oil prices and its effects on ACD member
countries as well as the need to cooperate in various areas, including
the possibility of establishing a forum on energy cooperation in Asia as
specified within the Qing Dao Initiative;
We recommend that the ACD Energy Forum will be the main forum
to deliberate on issues related to the energy field in the ACD. In this
regard, we welcome the offer of Thailand as ACD Coordinator to
coordinate with prime movers to follow up on the matter.
With regard to the hosting of the 2nd ACD Energy Forum, Thailand as
the ACD Coordinator will consult with the members. The ACD Energy
Forum was informed of Pakistan’s proposal of having a meeting of
producers and consumers of energy in Pakistan.
Indonesia Menekankan
Seusai memberikan kuliah, para peserta nampak antusias bertanya. Kembali Hak Setiap
Dubes RI menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dengan terbuka. Negara untuk
Pihak Penyelenggara menyambut gembira sikap keterbukaan yang Mengembangkan Energi
ditunjukkan Dubes RI dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan para Nuklir
peserta. Pada kesempatan ramah tamah dengan Komandan Institut [30 Apr 2008 15:47]
Latihan, Kolonel Aminuddin, seusai kuliah, Dubes RI menyampaikan 11.000 Perusahaan
bahwa umumnya belum banyak orang yang memahami latar belakang Kroasia Harapkan
Pemerintah RI mengambil kebijakan-kebijakannya. Hal ini dapat Kerjasama dengan
dimengerti dan memang tugas KBRI untuk memberikan informasi yang Indonesia
obyektif dan berimbang. [30 Apr 2008 15:43]
Temu Bisnis dan
Bandar Seri Begawan, 25 Maret 2008 Pameran Produk
Indonesia di Yangon
Guna Jajagi Peluang
Ekspor
[30 Apr 2008 10:10]
KJRI Karachi Jemput
Bola “Jual “ Indonesia
[29 Apr 2008 15:33]
Menteri Urusan
Pendidikan dan Etnik
Selbar: Batik Indonesia
Memiliki Nilai Seni
Paling Tinggi
[28 Apr 2008 15:54]
Grand Mufti Suriah
Dukung Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
[28 Apr 2008 14:38]
Peluang Kerjasama
Lembaga Riset
Indonesia Semakin
Terbuka ke Negara
Kroasia
[28 Apr 2008 14:11]
Sekjen Deplu:
Perubahan Konstelasi
Dunia Global Menuntut
Diplomat yang Adaptif
[25 Apr 2008 17:45]
Konjen RI Karachi Jajaki
Peluang Pasar Garmen
[25 Apr 2008 15:54]
Menlu Lantik 12 Pejabat
Baru
[24 Apr 2008 14:31]
India akan Berikan US$
5 Juta untuk ASEAN
[24 Apr 2008 14:09]
Lihat Semua
Indonesia Menekankan
Kembali Hak Setiap
Negara untuk
Mengembangkan Energi
Nuklir
[30 Apr 2008 15:47]
11.000 Perusahaan
Kroasia Harapkan
Kerjasama dengan
Indonesia
[30 Apr 2008 15:43]
Temu Bisnis dan
Pameran Produk
Indonesia di Yangon
Guna Jajagi Peluang
Ekspor
[30 Apr 2008 10:10]
KJRI Karachi Jemput
Bola “Jual “ Indonesia
[29 Apr 2008 15:33]
Menteri Urusan
Pendidikan dan Etnik
Selbar: Batik Indonesia
Memiliki Nilai Seni
Paling Tinggi
[28 Apr 2008 15:54]
Grand Mufti Suriah
Dukung Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
[28 Apr 2008 14:38]
Peluang Kerjasama
Lembaga Riset
Indonesia Semakin
Terbuka ke Negara
Kroasia
[28 Apr 2008 14:11]
Sekjen Deplu:
Perubahan Konstelasi
Dunia Global Menuntut
Diplomat yang Adaptif
[25 Apr 2008 17:45]
Konjen RI Karachi Jajaki
Peluang Pasar Garmen
[25 Apr 2008 15:54]
Menlu Lantik 12 Pejabat
Baru
[24 Apr 2008 14:31]
India akan Berikan US$
5 Juta untuk ASEAN
[24 Apr 2008 14:09]
Lihat Semua
Indonesia Menekankan
Kembali Hak Setiap
Negara untuk
Mengembangkan Energi
Nuklir
[30 Apr 2008 15:47]
11.000 Perusahaan
Kroasia Harapkan
Kerjasama dengan
Indonesia
[30 Apr 2008 15:43]
Temu Bisnis dan
Pameran Produk
Indonesia di Yangon
Guna Jajagi Peluang
Ekspor
[30 Apr 2008 10:10]
KJRI Karachi Jemput
Bola “Jual “ Indonesia
[29 Apr 2008 15:33]
Menteri Urusan
Pendidikan dan Etnik
Selbar: Batik Indonesia
Memiliki Nilai Seni
Paling Tinggi
[28 Apr 2008 15:54]
Grand Mufti Suriah
Dukung Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
[28 Apr 2008 14:38]
Peluang Kerjasama
Lembaga Riset
Indonesia Semakin
Terbuka ke Negara
Kroasia
[28 Apr 2008 14:11]
Sekjen Deplu:
Perubahan Konstelasi
Dunia Global Menuntut
Diplomat yang Adaptif
[25 Apr 2008 17:45]
Konjen RI Karachi Jajaki
Peluang Pasar Garmen
[25 Apr 2008 15:54]
Menlu Lantik 12 Pejabat
Baru
[24 Apr 2008 14:31]
India akan Berikan US$
5 Juta untuk ASEAN
[24 Apr 2008 14:09]
Lihat Semua
Home
AT THE OUTSET, I HAVE THE DISTINCT HONOUR ON BEHALF OF THE GOVERNMENT AND THE PEOPLE OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA IN BRUNEI DARUSSALAM TO CONVEY TO HIS MAJESTY SULTAN HAJI
HASSANAL BOLKIAH MUIZZADDIN WADDAULAH SULTAN AND YANG DIPERTUAN OF NEGARA BRUNEI
DARUSSALAM AND TO THE PEOPLE OF BRUNEI DARUSSALAM OUR HEARTIEST CONGRATULATIONS AND
BEST WISHES ON THE AUSPICIOUS OCCASION OF THE 21TH ANNIVERSARY OF THE NATIONAL DAY OF
NEGARA BRUNEI DARUSSALAM.
IN ITS TWENTY ONE YEARS OF INDEPENDENCE, BRUNEI DARUSSALAM HAS EMERGED AS ONE OF THE
MOST SUCCESSFUL ECONOMIES IN ASIA. THIS HAS BEEN MADE POSSIBLE DUE TO HIS MAJESTY’S
EMPHASIS ON M.I.B WHICH IS ITSELF A VERY DYNAMIC PHILOSOPHY IN FOSTERING NATIONAL UNITY
AND SOCIAL HARMONY.
OVER THE LAST TWENTY ONE YEARS. INDONESIA AND BRUNEI DARUSSALAM HAVE STEADILY
DEVELOPED A WARM RELATIONSHIP BASED ON SHARED POLITICAL, ECONOMIC, AND SOCIAL INTEREST.
TO BE MORE SPECIFIC, THE EXAMPLARY ACTIONS DEMONSTRATED BY HIS MAJESTY SULTAN HAJI
HASSANAL BOLKIAH BEING THE FIRST HEADS OF STATE TO VISIT THE TSUNAMI’S AFFECTED AREA OF
ACEH EARLY THIS MONTH HAS BROUGHT ABOUT A DEEP IMPRESSIONS AMONG THE PEOPLE OF
INDONESIA. WE HIGHLY APPRECIATE THE FACT THAT HIS MAJESTY SULTAN HAJI HASSANAL BOLKIAH
AND THE PEOPLE OF BRUNEI DARUSSALAM HAVE COMMITTED THEMSELVES TO ASSIST INDONESIA NOT
ONLY FOR THE EMERGENCY RELIEF BUT ALSO FOR THE REHABILITATION AND RECONTSRUCTION
PROCESS DUE TO BEGIN SHORTLY.
FINALLY, I WOULD LIKE TO TAKE THIS OPPORTUNITY TO ONCE AGAIN CONVEY MY SINCERE WISHES
AND CONGRATULATIONS TO HIS MAJESTY SULTAN AND YANG DIPERTUAN OF BRUNEI DARUSSALAM AND
THE PEOPLE OF BRUNEI DARUSSALAM ON ITS 21ST ANNIVERSARY OF THE NATIONAL DAY. MAY GOD
ALMIGHTY BLESS HIS MAJESTY SULTAN HAJI HASSANAL BOLKIAH WITH CONTINUED HAPPINESS, LONG
LIFE, AND PROSPERITY.
YUSBAR DJAMIL
AMBASSADOR
Copyright (c) 2000-2005 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam
BACK
Keikutsertaan Brunei Darussalam dalam
KTT Asia Afrika 2005 dan Peringatan 50 Tahun KAA
Home
Sultan Haji Hassanal Bolkiah menghadiri KTT Asia Afrika yang berlangsung
tanggal 22-24 April 2005 yang didampingi oleh Menlu Brunei Darussalam, Prince
Mohamed Bolkiah. KTT Asia Afrika tanggal 22-24 April 2005 dihadiri oleh 108
negara termasuk 43 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. KTT yang dipimpin
secara bersama oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Afrika
Selatan Thabo Mbeki tersebut dibuka secara resmi tanggal 22 April 2005 di
Jakarta Convention Centre (JCC).
Sementara itu, saat menyampaikan pidato pada Sidang KTT tersebut, Sultan Haji
Hassanal Bolkiah telah menawarkan solidaritas dan persaudaraan kepada
pemimpin Asia Afrika yang hadir. Sultan Haji Hassanal Bolkiah juga
menyampaikan rasa duka cita kepada korban bencana alam gempa-tsunami dan
korban gempa bumi di Pulau Nias. Sultan Haji Hassanal Bolkiah menyatakan
bahwa Konferensi Asia Afrika telah memberi inspirasi baru kepada pemimpin Asia
Afrika di tengah berbagai macam kesulitan yang dihadapi dewasa ini.
Sultan Haji Hassanal Bolkiah juga menyarankan agar para pemimpin Asia Afrika
mengenang kembali semangat yang penuh harapan, niat yang luhur dan
keinginan bersama yang ditemukan oleh para pendahulu KAA pada 50 tahun yang
lalu. Menurut Sultan Haji Hassanal Bolkiah inilah saat yang tepat untuk
memperbaharui semangat Asia Afrika yang telah diawali oleh para pendahulu
KAA. Pada akhir kegiatan, Sultan Haji Hassanal Bolkiah telah menghadiri acara
jamuan makan malam bersama dengan para pemimpin Asia Afrika lainnya dimana
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai tuan rumah. KTT KAA
menghasilkan Deklarasi Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika dan pernyataan
bersama tentang tsunami, gempa bumi dan bencana alam lainnya.
Copyright (c) 2000-2005 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam
BACK
Sultan Haji Hassanal Bolkiah menghadiri pelantikan
Home Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru
Sultan Haji Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam menghadiri acara buka puasa
bersama yang diselenggarakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana
Merdeka. Acara yang juga dihadiri oleh PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi
tersebut kemudian dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah. Setelah
sebelumnya mengikuti acara pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Muhammad Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dalam Sidang
Paripurna MPR RI, Sultan Haji Hassanal Bolkiah dan rombongan a.l. Mufti Kerajaan
Pehin Dato H. Abdul Aziz bin Juned kembali ke Bandar Seri Begawan pada tanggal
21 Oktober 2004.
Copyright (c) 2000-2005 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam
CONSULAR SERVICES
Home V I S A S categories :
DIPLOMATIC VISA
Diplomatic Visas are given to foreign citizens bearing diplomatic passports, for the conduct of diplomatic assignments
in Indonesia.
Requests for Diplomatic Visas must be submitted via an Indonesian diplomatic mission abroad, by filling out the
appropriate registration forms and enclosing:
3. The original diplomatic passport with at least 6 months validity from the date of submission.
back to top
SERVICE VISA
Service Visas are given to foreign citizens bearing service passports, on assignment to Indonesia for non-diplomatic
purposes.
Requests for Service Visas must be submitted through an Indonesian diplomatic mission abroad, by filling out the
appropriate registration forms and enclosing:
3. The original passport with at least 6 months validity from the date of submission.
back to top
TRANSIT VISA
1. Transit Visa
- Transit Visa
The validity of a Transit Visa is 90 days from its date of issue, with a staying period of 14 days from the day of arrival
in Indonesia.
Requests for a Transit Visa must be submitted by filling out the appropriate registration forms and enclosing:
2. The original passport with at least 6 months validity from the date of submission.
3. Persons stopping over in Indonesia to continue their journey to another country or their country of origin must
be able to produce proof of a ticket to that country.
4. Persons stopping over in Indonesia to join or work on a transport vehicle that will continue its journey outside
file:///E|/Aziz's%20Doc/Brunei%20Darussalam/services.htm (2 of 8) [8/29/2008 5:44:01 PM]
The Embassy of the Republic of Indonesia
Indonesian territory must have proof of a work contract pertaining to that fact.
5. Proof of having paid all dues according to regulations. Transit Visas are given to persons of foreign origin
who wish to stop over in Indonesian territory for purposes of:
2. To join or work on a transport vehicle that will continue its journey outside Indonesian territory.
Transit Visas On Arrival are valid for stopovers within Indonesian territory due to emergencies affecting transport
vehicles and other legitimate causes, resulting in a delay in that journey and verified by the proper authorities.
back to top
VISITATION VISA
1. Single-Visitation Visa
2. Collective-Visitation Visa
- Single-Visitation Visa
Validity period of a Single-Visitation Visa is a maximum of 60 days. Requests for Single-Visitation Visas are submitted
by filling out the appropriate forms and enclosing:
3. The original passport with at least 6 months validity from the date of submission.
4. Letter of recommendation from a sponsor or, if considered necessary, a guarantee of the availability of funds
to cover living expenses while in Indonesia.
- Collective-Visitation Visa
Collective-Visitation Visas are valid for visits lasting a maximum of 60 (sixty) days. Requests for Collective-Visitation
Visas are submitted by filling out the appropriate forms and enclosing:
3. The original passport or travel document with at least 6 months validity from the date of submission.
4. Letter of recommendation from a sponsor in the country of origin, or a request from a sponsor in Indonesia.
6. Members of the group holding the Collective-Visitation Visas must carry their own passports and must enter and
exit Indonesian territory at the same time as and with the group.
Multiple-Journey Visitation Visas are valid for a maximum of one year, with the visitation period of each entry no
longer than 60 (sixty) days.
Requests for Multiple-Journey Visitation Visas must be submitted by filling out the appropriate forms and enclosing:
3. The original passport or travel document with at least 18 months validity from the date of submission.
4. Letter of recommendation from the sponsor in the country of origin or the sponsor in Indonesia.
5. If deemed necessary, a guarantee of the availability of funds to cover living expenses while in Indonesia.
Visitation Visas On Arrival are valid for a maximum of 30 (thirty) days, and are given to the following parties:
file:///E|/Aziz's%20Doc/Brunei%20Darussalam/services.htm (4 of 8) [8/29/2008 5:44:01 PM]
The Embassy of the Republic of Indonesia
1. Citizens from countries that do not require visas to visit Indonesia but have done so without entering the
predetermined ports of entry.
2. Other foreign citizens that have acquired a permit from the Indonesian Directorate-General of Immigration.
Requests for Visitation Visa On Arrival must be submitted by filling out the appropriate forms, and enclosing:
1. The original passport or travel document with at least 6 months validity from the date of arrival in Indonesia.
2. A letter of recommendation from a sponsor or, if deemed necessary; a guarantee of the availability of funds to
cover living expenses while in Indonesia.
back to top
Limited Stay Visas are given to Regular Passport holders, valid for a 1 (one)-year stay in Indonesia and must not
exceed the validity period of his/her travel documents.
Requests for Limited Stay Visas must be submitted by filling out the appropriate forms and enclosing:
3. The original passport or travel document with at least 18 months validity from the date of submission.
4. Letter of recommendation from the sponsor in the country of origin or the sponsor in Indonesia.
6. For those accompanying: - their spouse or parent who are Indonesian citizens living in Indonesia,
- Research
- Education
- Social fields
7. For those who wish to work in a foreign investment or domestic investment venture, or as a technical
professional on assignment by a foreign aid organizations, must furnish a letter of recommendation from a
technical department, the Department of Labor, the Investment Coordinating Board, and a copy of the letter of
agreement to employ foreign labor.
8. For those seeking repatriation, must provide proof of former Indonesian citizenship and proof of a guarantee
of living expenses in Indonesia.
back to top
NEW - beginning February 1, 2004 The government has changed the visa-free facility and has a new tourist
visa system with three different categories:
Pay-for-visa-on-arrival system for citizens of the United States, Australia, South Africa, Argentina,
Brazil, Denmark, the Arab Emirates, Finland, Hungary, United Kingdom, Italy, Japan, Germany,
Canada, South Korea, Norway, France, Poland, Switzerland, New Zealand, and Taiwan. The cost
of the new 30-day (only) tourist visa is US$25/person for a 30-day visa and US$10 for a 3-day visa.
Visitors from countries with visa-on-arrival facility will have to go to a special counter to have
their passports stamped with the on-arrival visa before going to the immigration clearance desk.
Avisa issued on arrival can be extended only once for a period of 15 days on payment of an
additional fee, and cannot be converted into another class of visa. Immigration authorities say
the visa purchasing system will take no more than 3-5 minutes per applicant. Six payment
counters, a bank and a money changer have been set up to process payments.
Initially, the visa on arrival facility will only be available at the following international gateways:
Airports: Medan, Pekanbaru, Padang, Jakarta, Surabaya, Bali and Manado.
Newly added are these airports where tourists can enjoy a visa-on-arrival facility: Halim Perdana
Kusuma in Jakarta, Adisucipto in Yogyakarta, Adisumarmo in Solo, Selaparang in Mataram,
Lombok, Sepinggan in Balikpapan, Kalimantan, Hasanudddin in Makasar, Sulawesi, Eltari in
Kupang, Timor.
Seaports: Batam, Tanjung Uban (Bintan), Belawan (Medan), Sibolga (Sumatra), Dumai, Teluk
Bayar (Padang, Sumatra), Padang Bai (Bali), and Jayapura (Papua).
Newly added are these seaports where tourists can enjoy a visa-on-arrival facility:
Visa-free facility is granted to the citizens of 11 countries whose governments extend visa free
facility to Indonesian nationals would continue to enjoy visa-free stays. Included in the 11
countries and administrative districts to be granted the 30-day visa-free facility are: Thailand,
Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, the Philippines, Hongkong Special Administrative
Region, Macao Special Administrative Region, Chile, Morocco, Peru and Vietnam. Visitors with
the visa-free facility will be able to proceed directly to the immigration clearance counter.
Citizens of other countries not on the visa on arrival or visa free lists will be required to apply for
a visa overseas (in their home country) before entering Indonesia. Citizens of any country
wishing to stay more than 30 days must also apply for an appropriate visa at their nearest
Indonesian Embassy or Consulate before traveling to Indonesia.
Tour Agents are able to arrange express handling for groups at no additional charge by
presenting the completed immigration cards, passports and applicable visa fee. Passengers who
overstay their visa period for a short period of time can be processed immediately at the airport
by paying US$ 20 for every day they overstayed their 30-day visa. Airlines that experience
technical difficulties or delayed flights can apply for their passengers to be exempted from
paying any overstay penalties.
The new policy cuts the length of stay for tourist visas from 60 days to 30 days. It is not clear what procedures
will apply for visitors wishing to stay more than 30 days, so it would be wise for those visitors to apply for a
visa beforehand with their nearest Indonesian Embassy or Consulate.
Itinerary (original/copy) or a letter from travel agents, airline, steamship company, confirming the
purchase of tickets into Indonesia (Note the officer may ask to see the copy of the original airplane
ticket).
Letter of Employment, indicating the employment status of the applicant. For retirees, please submit
proof of retirement income.
Copy of US Permanent Residence/Visa/Valid I-20 from schools/universities.
Copy of bank statement, indicating the current applicant’s available funds at least two weeks prior to
the date of obtaining visa.
Beware ... of the 30-day counting trap! The way they immigration officials count the 30-day period is: you
arrive on the 1st day with, for instance, a 30-day visa, and you must leave on the 30th day (not the 31st or the
first of the next month, as you might think). This is actually their policy for how to count the days. and, after
getting burned once and learning my lesson, I see their point and follow their definition of 30 days.
back to top
Copyright (c) 2000 The Embassy of the Republic of Indonesia Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
BACK
Kunjungan Sultan Haji Hassanal Bolkiah ke Jakarta
dalam rangka menghadiri pertemuan
Home “Special Asean Leaders’ Meeting on Aftermath of Earthquake and Tsunami”
Copyright (c) 2000-2005 Embassy of the Republic of Indonesia to Negara Brunei Darussalam