You are on page 1of 15

LAPORAN ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI

ANALYSIS REQUIREMENT
(KEBUTUHAN ANALISIS)

OLEH :
KELOMPOK I
ANGGOTA :

1. I WYN SUKARYA (0708605009)


2. GST AYU VERA YASINTA GANDHI (0708605010)
3. I WYN BAYU KARISMA (0708605056)
4. LUH NYOMAN GITASHANTI E. (0708605001)
5. I B GEDE SURYA DINATA (0708605002)
6. I GST NGRH YOGA ADHYATMANA (0708605003)
7. DWI KANGGE CAHYA DINATA (0708605004)
8. I GST A A DIATRI DINDRADEWI (0708605006)
9. AYU EVI SAKASIH (0708605008)
10. LUH CAHYANI DEWI (0708605009)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
i
2010
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

I. Pendahuluan …................................................................................................................. 1

II. Analisis …........................................................................................................................ 1

2.1 Pengertian Analisis …………………............................................................................ 1


2.2 Tahapan Analisis …………………………………………............................................. 1
2.3 Analisis Kelemahan Sistem Lama ………………………………………………….... 3
2.3.1 Analisis Pieces ……………………………………………………………….. 3
2.4 Analisis Kebutuhan Sistem (Requirement Analisis)………………………………... 5
2.4.1 Teknik Pengumpulan Kebutuhan …………………………………………..... 7
III. Kesimpulan …................................................................................................................ 8

LAMPIRAN PERTANYAAN…………………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA …………............................................................................................. 13

ii
I. PENDAHULUAN
Proses analysisi requirements bukanlah merupakan hal yang mudah. Seorang system
analyst, project manager, atau siapapun yang memegang peran project champion harus
mengumpulkan berbagai requirement dari para stakeholder, menganalisa requirement tersebut,
mengkomunikasikasikannya dengan para programmer, serta menyelesaikan konflik yang
terjadi antar berbagai requirement yang ada. Seringkali project champion ini harus bekerja di
luar kantor untuk bertemu dengan para stakeholder. Hal ini terutama terjadi pada kasus proyek
software development di mana organisasi pengembang berbeda dengan organisasi yang pada
akhirnya akan menggunakan perangkat lunak tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analysis requirement maka akan dibahas pada
laporan ini.

II. ANALISIS
II.1PENGERTIAN ANALISIS
Analisis sistem didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk memahami
dan menspesifikasikan dengan detail apa yang akan dilakukan oleh suatu sistem yang
hendak dikembangkan. Atau dapat dikatakan analisis adalah mendefinisikan masalah (dari
kebutuhan menjadi spesifikasi).
Tahapan analisis akan menetukan masalah apa yang harus diselesaikan pada suatu
organisasi atau perusahaan. Kesalahan dalam tahap ini akan mengakibatkan masalah tetap
ada walaupun sistem informasi telah diimplementasikan. Kesalahan pada saat analisis akan
berakibat pada dua hal yaitu :
1. Sistem informasi gagal untuk dikembangkan
2. Sistem informasi berhasil dibangun tetapi tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
oleh customer

II.2TAHAPAN ANALISIS
Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem
pengganti diusulkan. Dalam tahapan ini dideskripsikan sebagai sebuah sistem yang sedang
berjalan, jika terdapat masalah akan terdapat kesempatan untuk memperbaikinya untuk
meningkatkan atau mengganti sistem yang sedang berjalan. Tahapan analisis merupakan
tahapan yang kritis pada pengembangan suatu sistem informasi. Tahapan analisis
sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci
yaitu: apakah sistem informasi perlu dikembangkan, apa alasan pengembangan sistem
1
informasi tersebut, sistem seperti yang akan dikembangkan. Tujuan utama dari fase analisis
adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses
dari sistem baru. Ada enam aktifitas utama dalam fase ini yaitu :
1. Pengumpulan Informasi
Langkah awal pada tahapan analisis adalah mengumpulkan informasi tentang
bagaimana proses – proses bisnis yang sedang berjalan pada sistem lama. Kemudian
pada bagian mana saja proses bisnis yang mengalami masalah, yang bisa diselesaikan
dengan sistem informasi. Kelemahan – kelemahan dari sistem lama diidentifikasi dan
diperbaiki dengan sistem baru.
2. Mendefinisikan Sistem Requirement
Dari informasi kelemahan sistem yang didapat, analisis sistem kemudian
mendefinisikan apa saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem lama lama untuk
mengatasi masalahnya. Hal inilah yang disebut dengan system requirement (kebutuhan
sistem). Biasanya kebutuhan ini akan mengubah total keseluruhan proses bisnis pada
sistem lama, tetapi biasanya hanya perubahan penambahan beberapa prosedur baru.
3. Memprioritaskan Kebutuhan
Dalam beberapa kasus, kebutuhan yang diperoleh sangat lengkap dan rumit.
Ketersediaan waktu dan sumber daya lain untuk menyelesaikan keseluruhan
requirement bisa saja tidak mencukupi. Pada kondisi seperti ini maka analisis akan
memprioritaskan kebutuhan – kebutuhan yang dianggap kritis untuk diprioritaskan.
4. Menyusun dan Mengevaluasi Alternatif
Satu hal yang tidak boleh diabaikan analisis adalah rencana kedua. Setelah menyusun
dan memprioritaskan kebutuhan , analisis harus menyiapkan alternatif jika seandainya
susunan kebutuhan nantinya akan ditolak oleh klien.
5. Mengulas Kebutuhan dengan Pihak Manajemen
Langkah terakhir adalah mengulas kebutuhan yang sudah ada dengan pihak klien,
karena pihak klien yang paling tahu kebutuhan sistem yang mereka inginkan.
Tahapan analisis terbagi menjadi beberapa tahapan analisis yang terinci, yaitu:
 Analisis Kelemahan Sistem Lama
Pada analisis kelemahan sistem lama, titik berat analisis adalah sistem lama yang akan
diganti dengan sistem baru. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan –
kelemahan pada proses – proses bisnis yang ada dan memastikan sistem baru bisa
mengatasi kelemahan – kelemahan ini.
 Analisis Kebutuhan Sistem Baru

2
Setelah daftar kelemahan disusun, maka analisis kebutuhan sistem baru dilakukan. Pada
analisis ini kebutuhan untuk sistem informasi yang baru didefinisikan dan diajukan.
 Studi Kelayakan
Kebutuhan yang diajukan kemudian diuji kelayakannya dengan beberapa uji kelayakan
seperti kelayakan teknis, operasional, ekonomi, hukum, organisasional, dan jadwal.

II.3ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA


Pengembangangan sistem informasi lama menjadi sistem informasi baru karena sistem
informasi lama tidak dapat memenuhi tuntutan kebutuhan bisnis terbaru. Pengembangan
sistem informasi untuk produk pemesanan memerlukan analisis yang tepat untuk bisa
memetakan terlebih dahulu masalah dan kelemahan pada sistem lama. Ada beberapa metode
yang bisa digunakan, salah satunya yaitu metode PIECES (performance, information,
economic, control, efficiency, service).

2.3.1 ANALISIS PIECES


Untuk mengidentifikasikan masalah pada kelemahan sistem lama atau yang dikenal
dengan analisis PIECES, harus dilakukan beberapa analisis yaitu :
 Analisis Kinerja
Masalah kinerja terjadi ketika tugas – tugas bisnis yang dijalankan tidak mencapai
sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi
adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Waktu
tanggap adalah keterlambatan rata – rata antara suatu transakasi dengan tanggapan
yang diberikan kepada transaksi tersebut.
 Analisis Informasi
Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap
kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu
dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal
ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena
terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru. Situasi yang
membutuhkan peningkatan informasi meliputi :
i) Kurangnya informasi mengenai keputusan atau situasi yang sekarang
ii) Kurangnya informasi yang relevan mengenai keputusan ataupun situasi sekarang
iii) Kurangnya informasi yang tepat waktu
iv) Terlalu banyak informasi

3
v) Informasi tidak akurat
Informasi juga dapat merupakan fokus dari suatu batasan atau kebijakan.
Sementara analisis informasi memeriksa output sistem, analisis data meneliti data
yang tersimpan dalam sebuah sistem. Permasalahan yang dihadapi meliputi :
1. Data yang berlebihan. Data yang sama diambil dan disimpan dibanyak tempat
2. Kekakuan data. Data diambil dan disimpan, tetapi diorganisasikan sedemikian
rupa sehingga laporan dan pengujian tidak dapat atau sulit dilakukan.
 Analisis Ekonomi
Alasan ekonomi mungkin merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek.
Pijakan dasar bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis
dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Adapun hal – hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
 Biaya : biaya tidak diketahui, biaya tidak dapat dilacak ke sumber, biaya terlalu
tinggi
 Keuntungan : pasar – pasar baru dapat dieksplorasi, pemasaran saat ini dapat
diperbaiki, pesanan – pesanan dapat ditingkatkan
 Analisis Keamanan
Tugas – tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di
bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau
mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu :
i) Keamanan atau kontrol yang lemah
 Input data tidak diedit dengan cukup
 Kejahatan (misalnya penggelapan atau pencurian) terhadap data
 Pelanggaran etika pada data atau informasi. Misalnya data atau informasi diakses
orang yang tidak berwenang
 Data tersimpan secara berlebihan, tidak konsisten pada file – file atau database –
database yang berbeda
 Pelanggaran peraturan atau panduan privasi data
 Terjadi error saat pemrosesan (oleh manusia, mesin, ayau perangkat lunak)
 Terjadi error saat membuat keputusan
ii) Kontrol atau keamanan berlebihan
 Prosedur birokratis memperlamban sistem
 Pengendalian yang berlebihan mengganggu para pelanggan atau karyawan
4
 Pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan pemrosesan
 Analisis Efisiensi
Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak – banyaknya dengan
input yang sekecil mungkin. Berikut merupakan indikasi bahwa suatu sistem dapat
dikatakan tidak efisien :
 Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau
komputer.
 Data diinput atau disalin secara berlebihan
 Data diproses secara berlebihan
 Informasi dihasilkan secara berlebihan
 Usaha yang dibutuhkan untuk tugas – tugas terlalu berlebihan
 Material yang dibutuhkan untuk tugas – tugas terlalu berlebihan
 Layanan
Berikut bisa dikatakan beberapa kriteria penilaian dimana kualitas suatu sistem bisa
dikatakan buruk
 Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat
 Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten
 Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya
 Sistem tidak mudah dipelajari
 Sistem tidak mudah digunakan
 Sistem tidak fleksibel

II.4ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM (REQUIREMENT ANALISYS)


Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar – benarnya kebutuhan dari
sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi kebutuhan tersebut, atau
memutuskan bahwa sebenarnya pengembangan sistem baru tidak dibutuhkan. Penetuan
kebutuhan sistem merupakan langkah yang paling krusial dalam tahapan SDLC. Kebutuhan
sistem dapat diartikan sebagai berikut :
 Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sistem
 Pernyataan tentang karakteristik yang harus dimiliki oleh sistem
Untuk mempermudah analis sistem dalam menentukan keseluruhan kebutuhan secara
lengkap, maka analis membagi kebutuhan sistem ke dalam 2 jenis yaitu :
1) Kebutuhan fungsional (fuctional requirement)

5
Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses – proses apa saja yang
nantinya dilakukan oleh sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi – informasi
apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem. Macam – macam kebutuhan
fungsional yaitu :
 Adanya deskripsi dari fungsi yang diperlukan
 Adanya garis besar dari laporan tersebut
 Adanya penyimpanan, pengambilan, dan transfer data
2) Kebutuhan nonfungsional (nonfunctional requirements)
Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh
sistem, meliputi :
 OPERASIONAL
Pada bagian ini harus dijelaskan secara teknis bagaimana sistem baru akan
beroperasiPlatform sistem yang dipakai harus didefinisikan. Misalkan menggunakan
windows atau linux. Perangkat lunak untuk mengembangkan sistem dan perangkat
keras spesifik yang diperlukan juga ditentukan.
 KINERJA
Pada bagian ini dijelaskan seberapa bagus kinerja perangkat lunak yang dikembangkan
dalam mengolah data, menampilkan informasi, dan secara keseluruhan menyelesaikan
proses bisnis yang ditangganinya. Efisiensi dari perangkat lunak juga dicantumkan.
 KEAMANAN
Kebutuhan keamanan berisi pernyataan tentang mekanisme pengamanan aplikasi,
data, maupun transaksi yang akan diimplementasikan pada sistem. Sistem password
yang digunakan akan seperti apa dan perangkat keras spesifik untuk pengamanan
sistem juga dideskripsikan.
 POLITIK dan BUDAYA
Kebutuhan yang isinya menyangkut atau berhubungan dengan isu politik dan budaya
ditentukan di sini. Isi yang secara politik dan budaya harus dijamin tidak menimbulkan
persepsi negatif terhadap sistem.

2.4.1 TEKNIK PENGUMPULAN KEBUTUHAN


Dalam menyusun kebutuhan ada beberapa teknik yang sering digunakan yaitu :
A. Wawancara

6
Wawancara merupaka teknik pengumpulan kebutuhan yang paling umum
digunakan. Langkah – langkah dasar dalam teknik wawancara yaitu :
 Memilih target wawancara
 Mendesain pertanyaan – pertanyaan untuk wawancara
 Persiapan Wawancara
 Melakukan Wawancara
 Menindak lanjuti hasil wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode yang paling mudah digunakan, jika
sistem yang dianalisis tidak terlalu besar. Sebagai contoh, untuk melakukan
wawancara pada seluruh petugas perpustakaan tidak akan terlalu sulit, karena
personelnya tidak terlalu banyak. Tetapi jika sistem informasi yang dibangun
berskala enterprise, metode wawancara akan memakan waktu yang sangat besar
karena banyak departemen – departemen harus diwawancarai secara terpisah.
B. Joint Application Development
Untuk mengatasi masalah pada teknik wawancara, terutama untuk pengembangan
sistem berskala besar digunakan metode joint application development (JAD).
JAD adalah proses kelompok terstruktur yang terfokus untuk menetukan
kebutuhan, melibatkan tim proyek, pengguna, dan manajemen bekerja bersama –
sama. Teknik ini digunakan untuk meredksi waktu pengumpulan informasi
sampai 50%. Kelompok yang terlibat sebagai pelaku JAD yaitu :
 Fasilitator
Fasilitator tujuannya untuk menjembatani komunikasi antara pengguna sistem dan
pembuat sistem selama proses diskusi berlangsung. Fasilitator harus benar – benar
terlatih untuk teknik JAD, sehingga komunikasi benar – benar bisa efektif.
Fasilitator juga bertugas untuk menyiapkan agenda dan memandu proses
kelompok dalam menetukan sistem.
 Scribe
Scribe adalah peserta JAD yang bertugas untuk mencatat isi dari sesi JAD. Tugas
ini harus dilakukan secara teliti karena hasil catatan inilah yang merupakan bahan
mentah untuk kebutuhan sistem yang akan dirumuskan.
 Pengguna
Pengguna merupakan perusahaan yang akan dibuat sistemnya.
C. Kuisioner

7
Kuisioner adalah sekumpulan pertanyaan tertulis dan biasanya melibatkan banyak
orang. Kuisioner bisa dilakukan secara tertulis (paper based) atau secara
elektronik. Biasanya sampel dipilih untuk mewakili populasi tertentu. Setelah
hasil kuisioner diperoleh diperlukan analisis untuk mengambil data yang sesuai
dengan keperluan pengumpulan kebutuhan.
D. Analisis Dokumen
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari material yang menggambarkan sistem
yang sedang berjalan. Biasanya dokumen yang diamati berupa form, laporan,
manual kebijakan, grafik organisasi. Untuk perusahaan atau organisasi berskala
kecil dan belum memiliki sistem yang terkomputerisasi. Cara ini adalah cara yang
efektif untuk menyusun kebutuhan sistem.
E. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada proses
– proses yang sedang berjalan. Hal ini penting karena kadang – kadang pengguna
atau manajer tidak dapat mengingat secara keseluruhan apa yang mereka lakukan
dan menceritakan kembali ke analis. Teknik observasi biasanya dilakukan
bersama – sama dengan teknik pengumpulan kebutuhan sistem yang lain.

III. KESIMPULAN
Kebutuhan sistem dapat digolongkan dalam dua tipe yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan
nonfungsional. Kebutuhan fungsional berisi informasi dan proses apa saja yang harus dilakukan
oleh sistem, sedangkan kebutuhan nonfungsional menyangkut perilaku sistem yang
berhubungan dengan kinerja, operasional, platform sistem, keamanan, termasuk dengan politik
dan budaya.
Metode untuk mendapatkan kebutuhan sistem sangat bervariasi, tergantung pada skala sistem
yang akan dikembangkan. Beberapa metode yang berkembang adalah wawancara, JAD,
kuisioner, analisis dokumen dan observasi. Terkadang beberapa metode dapat dipakai sekaligus
untuk lebih menyempurnakan kebutuhan sistem yang akan disusun.

LAMPIRAN PERTANYAAN :
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan kebutuhan JAD ? (Dwi Ningsih)
Jawaban :

8
Joint Application Development (JAD) merupakan salah satu teknik pengumpulan kebutuhan
untuk mengatasi masalah teknik wawancara yang agak sulit dilakukann untuk
pengembangan system berskala besar. JAD adalah proses kelompok terstruktur yang
terfokus untuk menetukan kebutuhan, melibatkan tim proyek, pengguna, dan manajemen
bekerja bersama – sama. Teknik ini digunakan untuk mereduksi waktu pengumpulan
informasi sampai 50%. Kelompok yang terlibat sebagai pelaku JAD yaitu :
 Fasilitator
Fasilitator tujuannya untuk menjembatani komunikasi antara pengguna sistem dan
pembuat sistem selama proses diskusi berlangsung. Fasilitator harus benar – benar
terlatih untuk teknik JAD, sehingga komunikasi benar – benar bisa efektif. Fasilitator
juga bertugas untuk menyiapkan agenda dan memandu proses kelompok dalam
menetukan sistem.
 Scribe
Scribe adalah peserta JAD yang bertugas untuk mencatat isi dari sesi JAD. Tugas ini
harus dilakukan secara teliti karena hasil catatan inilah yang merupakan bahan mentah
untuk kebutuhan sistem yang akan dirumuskan.
 Pengguna
Pengguna merupakan perusahaan yang akan dibuat sistemnya.

2. Sebutkan contoh dari Functional dan Non Functional!(Aditra Pradnyana)


Jawaban :
Misalnya untuk system yang harus bisa menampilkan pendataan guru dan karyawan
Contoh dari analisis kebutuhan system fungsional :
- Pengguna dapat menampilkam jumlah guru dan karyawan yang bekerja
- Pengguna dapat menampilkan kelompok guru atau karyawan melalui jabatan
- Pengguna dapat mencetak kartu, slip gaji guru dan karyawan
- System harus bisa menampilkan jumlah gaji, guru dan karyawan
- Pengguna dapat memproses gaji guru dan karyawan sesuai dengan jabatan
- Pengguna dapat menampilkan rekap absen, laporan gaji guru dan karyawan
Contoh dari analisis kebutuhan system nonfungsional :
1. Operasional :
Penjelasan secara teknis bagaimana system baru akan beroperasi, platform yang digunakan,
arsitektur system, serta perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan juga dijelaskan
secara spesifik.
9
- Menggunakan system operasi Windows XP SP 2
- Intel Pentium IV
- RAM sekitar 256-512 MB
- Printer untuk mencetak slip gaji, kartu anggota dan laporan penggajian
- Magnetic Card Reader
2. Keamanan :
Kebutuhan keamanan berisi pernyataan tentang mekanisme pengamanan aplikasi, data,
maupun transaksi yang akan diimpilementasikan pada system.
Keamanan untuk kebutuhan system yang dibuat adalah dilengkapi dengan password untuk
system aplikasi maupun databasenya dan hanya bisa diakses oleh admin, pengguna biasa
tidak dapat mengakses.
3. Informasi
- Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang dimasukan salah
- Digunakan untuk menampilkan slip gaji
4. Kinerja
Bagian ini menjelaskan seberapa baiknya kinerja perangkat lunak yang dikembangkan
dalam mengolah data, menampilkan informasi, penyelesaian proses bisnis yang ditangani
dan efisiensi dari perangkat lunak yang digunakan.
Untuk system ini misalnya waktu untuk memproses gaji guru dan karyawan dibatasi 1 menit
ditambah dengan mencetak slip gaji.

3. Apakah prototype pada pengumpulan data sama artinya dengan pembuatan system secara
prototype?(Aditra Pradnyana)
Jawaban :
Berbeda, karena prototype yang dimaksud disini adalah dokumentasi awal dari pembuatan
system yang sesungguhnya nanti dari. Dimana dokumentasi itu dituangkan pada proposal RSS

4. Apakah ada metode pembuatan suatu system yang tekniknya sama dengan Analisis
Sensistivitas dimana jika terdapat kesalahan dapat diperbaiki dengan mengubah batasnya saja?
(Aditra Pradnyana)
Jawaban :.
Menurut kelompok kami hal tersebut tidak dapat disamakan karena analisis sensitivitas dan
analisis kebutuhan merupakan hal yang berbeda. Namun pada pembuatan sistem jika ada
kesalahan dapat diperbaiki pada bagian yang salah saja. Jika bagian yang salah tersebut

10
berkaitan dengan bagian-bagian yangn lain maka perbaikan akan dilakukan pada skala yang
lebih luas.
5. Mengapa faktor keamanan terdapat pada Non Functional ?(Kusuma Hendra)
Jawaban :
Kebutuhan Nonfungsional adalah tipe kebutuhan yang berisi property perilaku yang dimiliki
oleh system yang meliputi operasional, kinerja, keamanan dan informasi. Keamanan
merupakan pernyataan mengenai mekanisme pengamanan aplikasi, data, maupun transaksi
yang akan diimplementasikan pada system. Dan hal itu termasuk pada salah satu property
perilaku yang dimiliki oleh system, sehingga termasuk dalam kebutuhan nonfungsional.

6. Apakah analisis ekonomi dan efisiensi diperlukan pada requirement analysis ?(Wilsar Septiana)
Jawaban :
Analisis ekonomi dan efisiensi diperlukan pada requirement analisis, namun hal itu terdapat
pada property perilaku yang dimiliki oleh sistem yakni kinerja pada tipe kebutuhan non
fungsional. Jadi pada requirement analisis juga memiliki analisis ekonomi dan efisiensi.

7. Step apakah yang terpenting pada analisis requirement ?(Kusuma Hendra)


Jawaban :
Step yang terpenting adalah pengumpulan informasi dan mendefinisikan pada sistem
requirement. Dimana step ini akan mengumpulkan semua informasi yang akan dibutuhkan oleh
sistem dan menjadi pelaksanaan yang paling awal. Jika terjadi kesalahan pada pengumpulan
informasi dan sistem requirementnya maka pembuat sistem akan mengalami kerugian yang
sangat besar akibat harus mengulang kembali dari awal.

8. Apa yang dilakukan pada saat teknik pengumpulan data dengan cara Observasi ?(Hanindia )
Jawaban :
Yang dilakukan adalah melakukan pengamatan secara langsung pada proses-proses yang
sedang berjalan. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalanya
merubah sesuatu yang telah disepakati bersama. Teknik observasi biasanya dilakukan bersama-
sama dengan tenik pengumpulan kebutuhan system yang lain.

9. Sebutkan contoh kebutuhan functional menurut jenisnya !(Wilsar Septiana)


Jawaban :

11
Misalnya kita mengambil sebuah kasus kebutuhan system untuk pengembangan system
informasi perpustakaan berbasis komputer.
• Process-oriented adalah proses yang harus dilakukan oleh sistem. Contohnya :
- Sistem harus dapat melakukan entry buku yang berhubungan dengan pendataan buku
- Sistem harus dapat melakukan pendataan buku
- Sistem harus dapat melakukan transaksi peminjaman, pengembalian buku
- Sistem harus dapat melakukan laporan keungan secara otomatis
• Information-oriented adalah informasi yang harus dimiliki oleh sistem. Contohnya :
- Pengguna dapat memasukan berbagai jenis buku beserta dengan kode buku, kategori
buku, judul buku, penerbit, pengarang, jumlah halaman, ISBN buku dan lain-lain
- Pengguna bisa menambahkan koleksi buku baru
- Pengguna dapat memasukan anggota baru dengan kode anggota, nama, alamat dan nomor
telepon.
- Pengguna dapat mencatat semua informasi transaksi peminjaman
- Dan lain-lain

10. Apakah perbedaan dari wawancara dengan JAD ?


Jawaban :
Perbedaan antara wawancara dengan JAD adalah sebagai berikut :
1. Wawancara merupakan salah satu cara untuk teknik pengumpulan kebutuhan jika system
yang dianalisis tidak terlalu besar. Sedangkan JAD dapat digunakan untuk pengembangan
system yang beskala besar.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk teknik wawancara lebih lama dibandingkan dengan JAD,
karena masing-masing bagian dari personel yang akan menggunakan system tersebut akan
diwawncara satu per satu, sehingga jika personelnya terlalu banyak maka waktu yang
dibutuhkan akan semakin lama. Dengan menggunakan JAD kita dapat menghemat waktu
untuk pengumpulan informasi sampai 50 % dari teknik wawancara.
3. JAD lebih skematis karena seperti berupa rapat teknis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Denis, Alan, dkk.2010. Information System Analysis and Design Fourth Edition. John Wiley&Sons
[Asia], Inc
Hanif al Fatta.2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

13

You might also like