Professional Documents
Culture Documents
Pertanyaan : x.sulistiyono@exxonmobil.com
Mohon pencerahan atau komentar rekans dan para regulator apakah perjalanan ke
atau dari tempat kerja ke atau dari rumah , termasuk kecelakaan kerja? Perusahaan
multinasional yang saya tahu umumnya tidak memasukkan kecelakaan tersebut
sebagai kecelakaan kerja.Terima kasih. SLS
Tanggapan 1 : urip@ceres-pt.com
Tanggapan 2 : x.sulistiyono@exxonmobil.com
Pak Urip,
Kalau dianggap sebagai kecelakaan kerja , apakah kecelakaan tersebut juga harus
dilaporkan ke Pemerintah ? Kalau dibidang migas tentunya apakah harus dilaporkan
ke Ditjen MIGAS ? Apakah di kegiatan Migas dapat dikategorikan sebagai
kecelakaan kerja tambang ? Berkaitan denga kecelakaan kerja tambang khabarnya
ada kompensasi tertentu, misalnya fatality memperoleh kompensasi sebesar 72 x
gaji . Adakah rekans yang dapat memberi informasi ?
Pak Sulis,
Kasus seperti ini pernah terjadi di company kami, dimana seorang pegawai
meninggal dalam kecelakaan saat berangkat menuju tempat kerja. Karena ini
dianggap kecelakaan kerja (yg juga meliputi komuter / bepergian dari & ke tempat
kerja), maka keluarga almarhum mendapatkan kompensasi 72x gaji tersebut.
Tanggapan 4 : x.sulistiyono@exxonmobil.com
Pak Hendarwin,
Terima kasih informasinya. Mengenai kompensasi 72x gaji adakah yang mempunyai
peraturannya ?Mohon bagi infonya .Terima kasih.
Tanggapan 5 : Arief A
Jadi disini, pengertian saya untuk kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau
pulang dari kerja, bukan termasuk kecelakaan kerja, atau mungkin ada yang bisa
jelaskan atau ada peraturan lain yang mengatur ttg ini, mohon pencerahannya.
(Kalau untuk OSHA, setahu saya - commuting tidak termasuk work related).
Mengenai biaya ganti rugi atau kompensasi, menurut saya sudah berbeda dengan
bahasan diatas, tergantung term and condition dari kesepakatan yang ada. Kalau
kita punya atau ikut Jamsostek atau Astek atau asuransi lain, tentunya disitu sudah
ditentukan kondisi yang bagaimana yang akan mendapatkan kompensasi. Begitu
juga dengan perusahaan, tentunya mempunyai kebijakan yang berbeda-beda untuk
masalah tanggungan kesehatan atau jaminan kesehatan ini. Contoh ada kontraktor
asing yang mengasuransikan pegawainya pada saat travelling by pesawat, jika
kecelakaan dan meninggal akan mendapatkan 150 ribu US $ dan masih ditambahkan
lagi dari perusahaan masih memberikan tunjangan kematian dan pesangonnya,
belum lagi yang dari Jamsostek, dan lain-lain. Dan perlakuan antara pegawai tetap
dengan pegawai kontrak biasanya akan berbeda.
Mohon maaf kalau kurang berkenan atau kalau ada salah (CMIIW).
Tanggapan 6 : x.sulistiyono@exxonmobil.com
1. benar2 terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh kepala
tehnik tambang
4. terjadi pada jam kerja tambang yang mendapat cidera atau setiap orang yang
diberi izain dana
Peraturan ttg kecelakaan kerja di atur dalam Pedoman Peraturan Perusahaan Bidang
SDM (Korporat Pertamina) di Surat Keputusan No. Kpts.48/C0000/99-SO.Saya tidak
tau apakah ada peraturan yg lebih baru.
Dalam diperaturan tersebut tidak disebutkan wilayah kerja, hanya disebutkan hak &
kewajiban2 jika pekerjaan mengalami kecelakaan kerja.
Tetapi dalam wording Liability Insurance ttg Work Compensation Act (WCA)
disebutkan bahwa yang termasuk dalam kategori lokasi kecelakaan kerja adalah
selama bekerja di lokasi pekerjaan / proyek, ketika berangkat dari rumah hingga ke
lokasi proyek, dan juga ketika pulang kerja dari lokasi proyek ke rumah kembali
dalam suatu perjalanan yang wajar. Untuk jenis proyek seperti pembangunan jalan
atau pemasangan pipa, maka yang dimaksud lokasi proyek adalah sepanjang jalur
pembangunan jalan atau sepanjang jalur pemasangan pipa.
Pak Pudjo,
Khan jadi nggak fair kalo terlalu banyak gap, padahal yang bakal "damage" setiap
hari adalah kontraktor + supplier, ya toh ?
Pak Dirman,
Kalo saya tidak salah informasi peraturan tersebut berlaku untuk KPS KPS yang lain.
Oleh karena itu dalam kontrak dengan para kontraktornya/Supplier, para KPS
biasanya mewajibkan mereka (Kontraktor/Suppliernya) mengasuransikan
pekerjanya. Biasanya hal itu termuat dalam kontrak yang secara garis besar meliputi
WCA (Workmen Compensation Act), ELI ( Employer's Liability Insurance), CGL
( Comprehensive General Liability ) dan ATPL ( Automobile Third Party Liability).
Keempat jenis asuransi tsb tidak harus dipenuhi oleh para kontraktor/supplier, jadi
tergantung dari jenis pekerjaan.
Semoga bermanfaat