Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
dibagi dalam : keadaan optimal sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau sakit
berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada dalam area sehat maka
khusus (Specific Protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu dalam
area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier, yaitu dengan
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan penyakit dan
Perawat memiliki salah satu peran yaitu sebagai peran pelaksana, peran
ini dikenal sebagai istilah Care Giver. Peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu,
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
abdomen kuadran kanan bawah, biasanya disertai dengan demam ringan, mual,
muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri lokal bila dilakukan tekanan, nyeri
tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepas) (Brunner dan
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa
menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Brunner dan
yang menghentikan siklus nyeri, ansietas dan ketegangan otot Mc. Caffery
Brunner dan Suddarth, (2002 : 233), menyimpulkan bahwa relaksasi otot skletal
menunjang nyeri hal ini dibuktikan pada penderita nyeri punggung bahwa tehnik
relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi, pasien
3
insisi organ abdomen yang membantu mengurangi nyeri (Brunner dan Suddarth,
2002 : 1100).
menurunkan nyeri pasca operasi, hal ini terjadi karena relatif kecilnya peran otot-
otot skletal dalam nyeri pasca operasi atau kebutuhan pasien untuk melakukan
relaksasi pada pasien yang mengalami nyeri khususnya pasien post operasi
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
nyeri pada pasien post op apendiktomi di Rumah Sakit Griya Husada Bakti
2. Tujuan Khusus
Tenggara
D. Manfaat Penelitian
2. Bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit Griya Husada Bakti Kendari
masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Blogspot.com/2008).
2. Tujuan
dan ketegangan otot yang dapat meningkatkan kualitas nyeri (Brunner dan
3. Indikasi
nyeri kronis ataupun pasca operasi (Brunner dan Suddarth, 2002 : 233).
7
4. Tehnik
irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan
1. Definisi nyeri
2. Klasifikasi
sebagai berikut :
8
a. Nyeri akut
atau cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan
bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut
umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu
bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri
b. Nyeri kronik
awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena
diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang
stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan
diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang
sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi yang sangat nyeri bagi
seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain. Lebih jauh lagi, suatu
stimulus dapat mengakibatkan nyeri pada suatu waktu tetapi tidak pada waktu
lain. Sebagai contoh, nyeri akibat artritis kronis dan nyeri pascaoperatif
sering terasa lebih parah pada malam hari (Brunner dan Suddarth, 2002 :
215).
merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh yang terdapat
pada otak, spinal dan traktus gastrointestinal yang memberi efek analgesik,
pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis
antara nyeri perifer dan neuron yang menuju ke otak tempat seharusnya untuk
Nyeri.
sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang
nyerinya segera reda dan sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah.
Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu menerima peredaan nyeri
berat, individu tersebut hanya mengetahui seberapa berat nyeri itu dapat
orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti
teratasi dengan cepat dan dengan adekuat, individu mungkin lebih sedikit
lebih baik.
nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak
menurunkan nyeri saat pasca operatif. Namun ansietas yang relevan atau
payudara 2 tahun yang lalu dan sekarang mengalami nyeri pinggang dan
tentang anak – anaknya dapat menyerap lebih sedikit nyeri ketika ansietas
c. Budaya Nyeri
diketahui secara luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena
orang berusia lebih muda. Atau nyeri pada lansia mungkin dialihkan jauh
dari tempat cedera atau penyakit. Persepsi nyeri pada lansia mungkin
beberapa penyakit (misal, diabetes), tetapi pada individu lansia yang sehat
metabolisme yang lebih lambat dan rasio lemak tubuh terhadap massa
13
otot lebih besar dibanding individu berusia lebih muda, analgesik dosis
kecil
e. Efek Plasebo
atau tindakan tersebut akan memberikan hasil bukan karena tindakan atau
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
terdeteksi
4) Dilatasi pupil
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
Karakteristik nyeri :
Nilai 9, 8, 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan
2007)
1. Pengertian
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai
2003 : 51).
2. Penyebab
oleh fekalit (masa keras dari feses), tumor atau benda asing, dapat juga
terjadi akibat infeksi virus, bakteri atau jamur (Brunner dan Suddarth,
2002 : 1097).
3. Klasifikasi
b. Apendisitis kronis dibagi atas apendisitis kronis fokalis atau parsial yaitu
peritonitis yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat dengan
menyebar ke seluruh area, perut menjadi tegang, nyeri tekan dan lepas
4. Patofisiologi
nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa
oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis
saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
akan menembus dinding apendiks, peradangan yang timbul akan meluas dan
bawah, keadaan ini disebut dengan apendisiti supuratif akut, bila kemudian
aliran darah arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang
bila dinding tersebut telah rapuh dan pecah disebut apendisitis perforasi
5. Manifestasi klinis
kuadran bawah, biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan
hilangnya nafsu makan. Nyeri lokal bila dilakukan tekanan, nyeri tekan lepas
(hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepas) mungkin dijumpai.
Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare
tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks
18
melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah
lumbal, bila ujungnya ada pada pelviks tanda-tanda ini hanya dapat diketahui
apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih menunjukkan ujung
apendiks berada dekat kandung kemih atau ureter, dapat terjadi kekakuan
pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi (Brunner dan Suddarth,
2002 : 1098-1099).
Pada kasus apendisitis akut gejala yang permulaan adalah nyeri atau
perasaan tidak enak sekitar umbilkus, diikuti oleh anoreksia, neusia dan
muntah gejala-gejala ini berlangsung 1 atau 2 hari dan dalam beberapa jam
6 jam menjadi nyeri tajam pada kuadran kanan bawah selanjutnya dapat
terjadi muntah yang diikuti dengan konstipasi atau diare terutama pada anak-
6. Penatalaksanaan
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Komplikasi
32%, insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia, perforasi secara umum
terjadi 24 jam setelah awitan nyeri, gejala mencakup demam dengan suhu
37,70C atau lebih tinggi, penampilan toksik, nyeri atau nyeri tekan abdomen
dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umu atau terjadi
jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses sejak
pasien pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti. Bila
terjadi abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah yang
20
309).
1. Pengertian
2. Tekhnik apendiktomi
dilakukan melalui :
pada batas sepertiga lateral (titik Mc. Burney). Sayatan ini mengenai
kutis, subkutis, dan fasia. Otot-otot dinding perut dibelah secara tumpul
sedangkan ileum lebih kecil, lebih merah dan tidak mempunyai haustrae
atau taenia koli. Basis apendiks dicari pada pertemuan ketiga taenia koli,
minimum pada alat-alat tubuh, dan masa istrahat pasca bedah yang lebih
operasi terbatas, sulit diperluas dan waktu operasi lebih lama, lapangan
b. Insisi menurut Roux (Muscle Cutting Incision). Lokasi dan arah sayatan
kadang ada hematoma yang terinfeksi dan masa penyembuhan lebih lama.
apendiks yang belum pasti dan kalau perlu sayatan dapat diperpanjang
pembuluh darah lebih besar dan untuk menutup luka operasi dibutuhkan
jahitan penunjang.
22
Pasien Post OP
Brunner dan Suddarth, (2002 : 233), menyimpulkan bahwa relaksasi otot skletal
menunjang nyeri hal ini dibuktikan pada penderita nyeri punggung bahwa tehnik
menunjukkan menurunkan nyeri pasca operasi dengan efektif, hal ini terjadi
karena relatif kecilnya peran otot-otot skletal dalam nyeri pasca operasi atau
BAB III
A. Dasar Pemikiran
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa
menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Brunner dan
nyeri kronis ataupun pasca operasi, Tekhnik relaksasi merupakan metode yang
dapat dilakukan terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis, merupakan
frekuensi jantung dan ketegangan otot yang menghentikan siklus nyeri, ansietas
B. Kerangka Pemikiran
V. Bebas V. Terikat
Tekhnik Perubahan Intensitas
relaksasi Nyeri pada Post Op App
C. Variabel Pemikiran
Pasien Post operasi apendiktomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pasien yang telah menjalani tindakan apendiktomi di Rumah Sakit Griya Husada
adalah tehnik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi
irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan
relaksasi di lakukan
2. Skala nyeri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kategori nyeri
yang dialami pasien pasca operasi apendiktomi yang dinilai sebelum dan
Skala nyeri yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ada nyeri
nyeri
E. Hipotesis Penelitian
nyeri pada pasien post op apendiktomi di Rumah Sakit Griya Husada Bakti
pada pasien post op apendiktomi di Rumah Sakit Griya Husada Bakti Kendari
Sulawesi Tenggara.
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
desain penelitian adalah pra eksperimen (One group pre and posttest design)
hubungan tekhnik relaksasi dengan perubahan intensitas nyeri pada pasien post
B. Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2002:79).
28
2. Sampel
a. Sampel
penelitian berlangsung
b. Teknik
Tenggara.
c. Jumlah sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari total
pendapat Saryono (2008 : 66) bahwa bila populasi kurang dari 100
29
sebaiknya sampel 50% dari total populasi dan apabila populasi lebih dari
d. Kriteria sampel
Sulawesi Tenggara
1. Data Primer
penggunaan lembar observasi yang telah disusun yang mengacu pada kriteria
2. Data Sekunder
Data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, dan data
lokasi penelitian.
E. Instrumen Penelitian
observasi untuk mengetahui perubahan intensitas nyeri pada pasien post Op App
di Rumah Sakit Griya Husada Bakti Kendari Sulawesi Tenggara sebelum dan
a. Koding
31
tersebut.
b. Editing
c. Skoring
Skoring yaitu memberi skor data yang telah dikumpulkan, bila tidak ada
nyeri (skor 0), nyeri ringan (skor 1-3), nyeri sedang (skor 4-6), nyeri berat
d. Tabulasi Data
distribusi frekuensi.
a. Analisa Univariat
f
fr = X 100 %
n
Keterangan :
b. Analisis Bivariat
Square dengan tingkat kepercayaan 95% atau alfa (α) 0.05 dan dianalisis
Jika nilai χ2 < χtab atau p>0.05 maka hipotesis penelitian (Ho)
diterima dan Ha ditolak atau tidak ada hubungan tekhnik relaksasi dengan
Sakit Griya Husada Bakti Kendari Sulawesi Tenggara. Dan Jika nilai χ2 >
χtab atau p<0.05 maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak dan Ha diterima
G. Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diuraikan dalam bentuk
cn ×rn
ft = (Wasis, 2008 : 211)
n
Keterangan :
ft = frekuensi teoritis
n = total sampel
( fo − ft )2
k
X = ∑
2
(Wasis, 2008 : 211)
i =1 ft
Keterangan :
X2 = Chi Square
fo = Frekuensi observasi
ft = Frekuensi teoritis.