Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengulas pengetahuan tentang sound system ( bukan hanya sekedar faktor kebiasaan ).
2. Memaksimalkan kualitas suara ( headroom ) yang dikeluarkan dari perangkat sound
system.
3. Memberikan pengetahuan kepada disc jockey tentang pentingnya pemaksimalan
struktur
gain pada mixer dj.
2. Teori Dasar
2.4.1. Tranducer
Tranducer adalah alat yang merubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain yang berbeda.
Contoh dari tranducer yang umum dipakai dalam audio adalah : mikrofon, speaker, dan
lain – lain. Mikrofon mengubah energi getaran menjadi energi listrik, sedangkan speaker
adalah kebalikannya yang mengubah energi listrik menjadi energi getaran. Yang paling
penting dalam sebuah mikrofon adalah metode tranduksinya yaitu dynamic mikrofon
( berdasarkan dinamika / getaran, tidak memerlukan arus listrik ), condenser mikrofon
( memerlukan arus listrik / phantom power ), ribbon mikrofon ( jarang dipakai karena
sangat rentan, tapi respon frekuensi sangat baik dan tidak membutuhkan arus listrik ).
Dan berdasarkan karakteristik akustik dibagi berdasarkan :
A. Polar Patern ( pola penangkapan suara )
1. Omni Directional > dapat menerima dari segala arah
2. Uni Directional > - Cardioid > sudut penangkapannya 130 derajat
- Super Cardioid > sudut penangkapannya 110 derajat
- Hyper Cardioid > sudut penangkapannya 90 derajat
3. Bi Directional ( figure 8 ) > pola penangkapannya seperti angka 8, sudut
penangkapannya
+/- 120 derajat
B. Frequency Response Curve ( kurva tanggapan frekuensi )
Yang baik adalah yang sanggup menangkap frekuensi 20 – 20.000 Hz tanpa merubah
input
suara:
1. Flat Frequency Response > input = output
2. Shaped Frequency Response
C. Proximity Effects ( semakin dekat / jauh dari sumber suara, frekuensi rendah akan
berubah )
1.4.2. Amplifier
Amplifier tidak mengubah bentuk energi menjadi bentuk energi lain, hanya
meningkatkan / menguatkan energi yang sama. Mixer, Splitter, Equalizer, Crossover,
Power Amplifier, dan lain – lain, adalah signal processor yang tidak mengubah bentuk
energi satu menjadi energi lainnya. Mixer menerima energi listrik dari berbagai suara
( input ), lalu di campur ( mix ) dan dikeluarkan lagi dalam bentuk energi yang sama
( energi listrik ).
3. DJ Equipment
Secara umum satu set dj equipment terdiri dari dua buah cdj / turntable dan satu buah
mixer.
3.2. Mixer
Sebuah alat yang dapat mencampur dari berbagai macam sumber suara ( lebih dari satu
sumber suara ) menjadi satu output. Dari jenis inputnya dapat dibedakan input – input
yang ada di mixer dj. Ada input yang disediakan untuk mikrofon level / 0,1 Volt ( input
untuk mic & turntable ), dan ada juga input untuk line level / 1 Volt ( cdj , dll ). Biasanya
untuk input CD / Line menggunakan RCA terminal, begitupun dengan input turntable /
phono tetap menggunakan RCA terminal. Sedangkan untuk main / master output terdapat
XLR terminal & RCA terminal. Listrik yang dihasilkan oleh mikrofon level lebih kecil
dibanding dengan line level.
Jadi signal yang berasal dari turntable jika dimasukan melalui input line / cd, maka sudah
pasti signal yang masuk akan menjadi terlalu lemah, dan sebaliknya jika kita memasukan
sinyal yang berasal dari output cdj, maka akan terjadi distorsi karena signal yang masuk
akan menjadi terlalu besar / peak.
3.2.2. Equalizer
Dalam setiap mixer dj, terdapat equalizer. Equalizer adalah alat yang dapat menyamakan
level – level dari masing – masing frekuensi agar menjadi sama. Dimana biasanya
equalizer terdiri dari beberapa tipe antara lain : Parametric EQ, Sweep EQ, Shelving EQ.
Kebanyakan dari beberapa mixer dj, menggunakan tipe Shelving EQ, yaitu hanya
terdapat satu parameter yang mengontrol kekerasan ( dB ) dari frekuensi tertentu. Maka
hanya terdapat 3 buah putaran parameter yang biasanya bertuliskan LOW, MID, dan HI.
Dengan 3 band Shelving EQ ini, hanya bisa mengubah kekerasan ( dB ) dari 3 buah
frekuensi saja. Sweep EQ mempunyai 2 parameter, yaitu parameter untuk mengontrol
kekerasan ( dB ) dan parameter yang dapat memilih frekuensi ( Hz ) yang kekerasannya
akan dikontrol. Biasanya jenis EQ seperti ini terdapat pada mixer – mixer kelas
professional.
Parametric EQ mempunyai 3 parameter, yaitu parameter untuk mengontrol kekerasan
( dB ), parameter untuk mengontrol frekuensi ( Hz ), dan parameter untuk mengontrol
kelebaran frekuensi / bandwidth yang akan terpengaruh, jika terjadi pemotongan atau
penambahan kekerasan pada frekuensi centernya.
3.2.3. Fader
Secara umum dalam mixer dj terbagi menjadi : Channel Fader, Master Fader, dan
Crossfader.
Channel Fader berfungsi untuk mengatur seberapa besar sinyal audio yang akan kita
keluarkan dari masing – masing channel untuk menuju ke master fader. Banyak dan
mungkin hampir semua DJ menggunakan channel fader ini sebagai potensio untuk
mixing ( yang seharusnya menggunakan crossfader ). Dalam bahasa sehari – harinya
channel fader sama fungsinya dengan volume.
Master Fader berfungsi untuk menentukan seberapa besar sinyal audio yang akan
dikeluarkan dari mixer. Tapi yang pasti sinyal yang dikeluarkan harus mendapatkan
headroom ( tidak peak ) / maximum gain before peak.
Crossfader berfungsi untuk me – mixing antar masing – masing channel.
Karena sifat / karakter potensio nya yang biasanya linear, maka jarang sekali seorang disc
jockey menggunakan potensio crossfader ini untuk me-mixing.
Dan juga dibutuhkan headphone untuk me-monitor lagu yang akan di mixing.
4. Struktur Gain
Pada bab ini akan dibahas tentang penggunaan dj equipment dengan maksimal terutama
tentang struktur gain pada mixer dj yang sangat berpengaruh dengan hasil suara. Adapun
yang harus diperhatikan dalam penggunaan mixer dj adalah frekuensi yang dikeluarkan
idealnya harus flat dan haruslah mendapatkan headroom.
4.1. Flat
Sebenarnya, hampir tidak pernah ada sebuah sistem audio yang benar – benar flat.
Apakah sumber suaranya ( source ), maupun sinyal prosessornya, ataupun ruangannya.
Bahkan telinga manusia pun bisa membuat sebuah sistem audio menjadi tidak equal
diantara kekerasan frekuensi satu dan yang lainnya.
Untuk itu dibutuhkan equalizer yang dapat membuat sistem audio menjadi equal atau
mendekati equal. Dan tidak ada aturan baku bagaimana harus meng-EQ yang terbaik,
semua berdasarkan selera, tapi idealnya sebuah sistem audio mempunyai frekuensi yang
flat. Yang dimaksud dengan flat disini adalah semua frekuensi yang bunyi berada pada
level / kekerasan yang sama.
Dikarenakan tidak adanya sebuah sistem audio yang flat dan telinga pun demikian, maka
dibutuhkan alat yang dapat mengukur flat ( frekuensi ) tidaknya sebuah sistem audio
yang disebut Real Time Analyzer ( RTA ) dan Pink Noise Generator.
Dengan bantuan kedua alat ini, tingkat “flat” sebuah sistem audio dapat diketahui secara
lebih persis dan teoritis, tapi apapun yang terjadi tingkat “flat” sebuah sistem audio tetap
berdasarkan selera masing – masing orang.
4.2. Headroom
Jika sebuah sinyal audio masuk ke sebuah sinyal prosessor berada pada level yang tepat,
maka sinyal audio tersebut dikatakan berada pada headroom ( tidak berlebihan dan tidak
kekurangan ). Seperti yang sudah di bahas pada bab sebelumnya tentang perbedaan dari
gain / trim dan channel fader dan master fader dari sebuah mixer dj. Hampir rata – rata
seorang disc jockey menganggap bahwa fungsi dari gain / trim, channel fader, master
fader adalah sama sebagai volume. Padahal masing – masing mempunyai fungsi
tersendiri.
Bila ada kesempatan untuk melihat mixer dj seorang disc jockey yang sedang me-mixing
antar lagu, dapat dipastikan bahwa level dari gain / trim berada pada level tengah ( jarum
jam angka 12 ), dan lampu led indikator merah selalu menyala / peak. Semua kebiasaan
ini harus di rubah untuk mendapatkan kualitas sistem audio yang lebih baik. Dan
bagaimana untuk mendapatkan headroom??
Langkah yang paling awal adalah mencocokan sinyal audio ( menyamakan impedansi )
yang masuk ke dalam sebuah mixer dj, dengan mixer dj itu sendiri.
Umumnya lampu indikator dalam sebuah mixer mempunyai arti, seperti indikator merah
yang berarti peak, dan indikator hijau yang berarti headroom level . Ini dapat dilihat pada
lampu indikator masing – masing channel pada mixer dj, usahakan lampu indikator
merah ( peak ) tidak menyala dengan memutar gain / trim pada masing – masing channel.
Setelah masing – masing channel berada pada headroom ( tentunya menyesuaikan juga
dengan level potensio EQ ), yang pastinya lampu indikator menunjukan level 0 dB. Dan
untuk potensio channel fader yang berfungsi sebagai volume tidak ada masalah untuk
dimaksimalkan.
Karena master fader / master level adalah untuk menentukan seberapa besar output audio
yang keluar dari sebuah mixer, tentu harus diperhatikan juga pengaturannya. Jika sebuah
output dari sebuah mixer sudah peak / distord maka dipastikan hasil terakhir di
loudspeaker akan peak / distord juga. Jadi master fader / master level dari sebuah mixer
juga diharapkan berada pada posisi headroom dengan mengatur potensio master fader /
master level pada posisi 0 dB.
Jadi lampu – lampu indikator yang ada memang diciptakan untuk memandu pencarian
headroom. Biasanya lampu – lampu ini dikenal dengan sebutan peak indikator.
Headroom selalu berada tepat dibawah level peak ini.
Jadi intinya dalam pencarian headroom adalah buat supaya peak indikator ( lampu
indikator merah ) ini menyala, setelah itu levelnya dikurangi sedikit, sehingga sinyal
audio berada tepat di bawah peak. Dan haruslah diingat bahwa sinyal yang berada pada
posisi peak adalah sinyal yang RUSAK / CACAT.
Oleh karena itu jangan biarkan lampu indikator merah ini menyala terus, dan masalahnya
sinyal yang terbaik selalu berada di daerah sebelum peak terjadi. Gunakanlah lampu –
lampu indikator yang tersedia untuk memandu dalam menentukan level yang terbaik,
tidak peak tapi tidak terlalu lemah.
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam tulisan ini adalah :
1. Tulisan ini sangat membantu bagi DJ yang ingin menggunakan dj equipment secara
maksimal
dan benar.
2. Tulisan ini lebih membahas tentang mixer dj yang penggunaannya sangat berpengaruh
terhadap sistem audio di sebuah klub.
3. Diharapkan setelah membaca tulisan ini seorang DJ dapat lebih mengenal fungsi dan
karakteristik alat – alat / dj equipment yang digunakannya.
4. Langkah – langkah untuk mendapatkan headroom :
- Langkah yang paling awal adalah mencocokan sinyal audio ( menyamakan impedansi )
yang
masuk ke dalam sebuah mixer dj, dengan mixer dj itu sendiri dengan memutar gain / trim
ke arah kanan sampai indikator peak menyala, setelah itu diputar ke arah kiri sampai
indikator peak tidak menyala lagi
- Potensio channel fader yang berfungsi sebagai volume tidak ada masalah untuk
dimaksimalkan.
- Master fader / master level dari sebuah mixer juga diharapkan berada pada posisi
headroom
dengan mengatur potensio master fader / master level.
- Intinya dalam pencarian headroom adalah buat supaya peak indikator ( lampu indikator
merah ) ini menyala, setelah itu levelnya dikurangi sedikit, sehingga sinyal audio berada
tepat di bawah peak.
- Dan haruslah diingat bahwa sinyal yang berada pada posisi peak ( lampu indikator
merah )
adalah sinyal yang RUSAK / CACAT.
- Gunakanlah lampu – lampu indikator yang tersedia untuk memandu pencarian
headroom.