Professional Documents
Culture Documents
Loupatty
NIM: 405090210
FK UNTAR 2010
BLOK HEMATOLOGI
L.O. 1
HEMOPOIESIS
Definisi
T4 terjadinya hemopoiesis:
Usia T4
Janin 0 – 2 bulan kantung kunig telur (yolk sac)
2 – 7 bulan hati, limpa
5 – 9 bulan sumsum tulang
Bayi Sumsum tulang (pd semua tulang)
Dewasa Vertebrae, tulang iga, sternum, tulang tengkorak,
sakrum & pelvis, ujung proksimal femur
• Darah terdiri atas: padat (eritrosit, leukosit, trombosit) & cair (plasma &
serum).
• Bagian padat terdiri atas 3 komponen:
– Sel induk pluripoten: semua sel2 darah berasal dr 1 sel induk
pluripoten & berproliferasi sesuai kebutuhan.
– Sel bakal terkait tugas (SBTT): hsl dr proliferasi sel induk dg stimulasi
fak.pertumbuhan & b’tgs menurunkan turunan2 sel darah (mieloid &
limfoid).
– Sel matur/dewasa: golongan granulosit & monosit/makrofag
Proses hemopoiesis
Proses hemopoiesis
Pembentukan Eritrosit
(Eritropoiesis)
• Stem cell CFUGEMM CFUE Pronormoblas Normoblas awal Normoblas
intermedia (polikromatik) normoblas lanjut ( piknotik) retikulosit Eritrosit
• Sel2 darah
Morfologi (eritrosit abnormal)
Fungsi Hemoglobin
• Metabolisme Fe
• Daging hewan lambung + HCl Fe3+ duodenum Fe3+ Fe2+ sel
mukosa Fe2+ + apoferitin feritin plasma Fe3+ + B-globulin
transferin sum2 tulang Fe2+ + nprotoporfirin heme,, Heme+globin
Hb
• Transferin (iron binding protein) mengangkut besi:
– Usus ke t4 penyimpanan
– T4 penyimpanan ke sum2 tulang
– Antara t4 penyimpanan membawa besi ke seluruh tubuh
• Distribusi & Transport Besi:
– Transferin eritrosit yg dipecah dlm makrofag sistem retikuloendotelial
& besi yg dilepaskan dr Hb serta memasuki plasma. Transferin
kemudian dipakai ulang.
– Besi disimpan dlm bentuk: feritin kompleks besi-protein yg larut dlm
air & hemosiderin kompleks besi-protein yg tdk larut dlm air
3 Proses absorpsi besi
1. Fase luminal: besi dlm makanan di olah dlm lambung kemudian diserap
ke duodenum. Besi dlm makanan trdpt dlm 2 bentuk: besi
hemedaging dan ikan (tingkat absorpsi tinggi) & non heme
tumbuh2an (tgkt absorpsinya rendah)
2. Fase mukosal: proses penyerapan dlm mukosa usus yg merupakan s/
proses aktif
3. Fase korporeal: meliputi proses transportasi besi dlm sirkulasi,
pengeluaran besi oleh sel2 yg memerlukan dan penyimpanan besi oleh
tubuh.
Absorpsi besi
1. Menurut Etiologi
2. Menurut Morfologi
3. Menurut berat ringannya Anemia ( DepKes RI, 2000 )
4. Berdasarkan patogenesisnya
Menurut etiologi
• Anemia aplastik
• Anemia hemoragik
• Anemia hemolitik
Anemi aplastik
1. Anemia Normositik Normokrom adalah Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah
normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan
MCHC normal atau rendah .
2. Anemia Makrositik normokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah lebih besar
dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat,MCHC
normal)
3. Anemia Mikrositik Hipokrom Ukuran sel-sel darah merah kecil mengandung
Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC
kurang).
• Yang termasuk dalam kategori Anemia Mikrositik Hipokrom adalah Anemia
defisiensi bisa terjadi akibat kekurangan besi, pirodoksin atau tembaga.
• Anemia Defisiensi Besi adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun
dibawah tingkat normal yang terjadi akibat tidak adanya besi yang memadai untuk
mensintesis Hemoglobin .
Menurut berat ringannya Anemia (
DepKes RI, 2000 )
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut “ Anemia
kekurangan besi “, disebabkan karena: ( Departemen Kesehatan RI, 1996 )
• Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah
yang besar berwarna muda
• Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
• Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid perempuan
• Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
• Ketidak seimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan dengan
penyerapan dari makanan.
• kelainan genetik
• penyakit kronik
• keracunan obat
Tanda
dilihat
• Tanda: Umum & khusus
Umum:
• Konjungtiva pucat ( Hemoglobin ( Hb) 6 sampai10 g/dl ).
• Telapak tangan pucat ( Hb dibawah 8 g/dl )
• Iritabilitas dan Anoreksia ( Hb 5 g/dl atau lebih rendah
• Takikardia , murmur sistolik
• Pika
• Letargi, kebutuhan tidur meningkat
• Kehilangan minat terhadap mainan atau aktifitas bermain.
Khusus:
• Koilonikia (kuku sendok) dg defisiensi Fe
• Ikterus dg anemia hemolitik/megaloblastik
• Ulkus tungkai dg anemi sel sabit
• Deformitas tulang dg talasemia mayor
• Gagal jantung
Gejala
dikeluhkan
• Kurangnya konsentrasi
• Daya tahan tubuh berkurang
• Gagal jantung / payah jantung
• Angina pectoris
• Kerusakan jantung
• Serangan jantung
• Peningkatan kadar tembaga
• Sulit bernafas
• Sakit dada
• Sakit kepala
• Perubahan warna kulit
• Hipertensi
Penatalaksanaan
Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50%
penderita ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu
hamil dan menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama
selain kekurangaan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di
Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%,
pada anak sekolah 25-35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB
pada balita sebesar 55,5%. ADB mempunyai dampak yang merugikan bagi
kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya
tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga
menurunkan prestasi belajar di sekolah.
Etiologi
• Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).
Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan
eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari
pada biasa sehingga timbul anemia mikrositik hipokrom.
Tanda & Gejala
• Gejala umum:
– Hb < 8gr/dl
– Badan lemah & lesu
– Cepat lelah
– Mata berkunang-kunang
– Telingan mendenging konjungtiva tdk anemis
– Jaringan di bawah kuku pucat
– Pada anak, dpt iritabilitas, fungsi kognitif yg buruk & penurunan p’kmbgn
psikomotor
• Gejala khas:
• Koilonychia
• atrofi papil lidah
• Stomatitis angularis
• Disfagia
• Atrofi mukosa gaster
• Pagofagia
Diagnosis
I. Anamnesis
1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :
• Kebutuhan meningkat secara fisiologis
• masa pertumbuhan yang cepat
• menstruasi
• infeksi kronis
– Kurangnya besi yang diserap
• asupan besi dari makanan tidak adekuat
• malabsorpsi besi
– Perdarahan
» Perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit Crohn, colitis
ulserativa)
2. Pucat, lemah, lesu, gejala pika
II. Pemeriksaan fisis
• anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati
• stomatitis angularis, atrofi papil lidah
• ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
PENYULIT
• Bila Hb sangat rendah dan keadaan ini berlangsung lama dapat terjadi payah jantung.
Penatalaksanaan
I. Medikamentosa
• Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kg
BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3
bulan setelah kadar hemoglobin normal.
• Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).
II. Bedah
• Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum Meckel.
III. Suportif
• Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari hewani
(limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan). Makanan bayi di+kan kand.besi
hemokromatosis. Besi dlm bentuk ferri Fe3+ dlm tubuh ferro Fe2+ supaya mudah dicerna
– Darah transferin
– Otot mioglobin
– Hati cadangan (feritin)
• Therapi oral iron:
– Ferro sulfat mengandung 67mg besi @tablet 200mg & diberikan sblm makan yg berjarak
sedikitnya 6 jam, di berikan minimal 6 bulan (u/ top up cadangan). Pd org dewasa dpt
mengiritasi lambung shgga diberikan stlh makan
– Alternatif: ferrous gluconate & ferrous fumarate
– Setelah normal, lanjut 3 - 6 bulan.
• Therapi parenteral iron
• Bila intoleran terhadap besi / oral, g3 GIT, hilang darah. Hati2 resiko anafilaksis
• 1 mg/ vol SdM dibawah normal + 1 g (u/ top up cadangan)
• Tes dulu dg larutan encer (mencegah anafilaksis)
• Pengobatan lain:
– Diet makanan tinggi protein: hewani
– Vit.C 3 x 100 mg/hari
– Transfusi darah, dg indikasi adanya penyakit janting anemik dan memerlukan
peningkatan kadar Hb yg cepat
Pemantauan
I.Terapi
• Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu
• Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat
• Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan gastro-
intestinal misalnya konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan
mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan gigi yang bersifat sementara.
• Hoffbrand A. V., Pettit J.E., Moss P. A. H., Kapita Selekta Hematologi Ed.4,
Jakarta: EGC,2005
• http://ummusalma.wordpress.com/2007/01/24/anemia-defisiensi-besi/
(Bambang Permono, IDG Ugrasena, Mia Ratwita A Divisi Hematologi –
Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo)
• http://bumikupijak.com/article/health-care/anemia.html
Thank
You