Professional Documents
Culture Documents
Menyadari kedua hal ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun
80-an berupaya meringankan tantangan ini. Upaya itu dilakukan dengan
cara menyelenggarakan predeparture training bagi calon karyasiswa luar
negeri, khususnya untuk beberapa negara tujuan seperti Australia, Jerman
dan Jepang. Kegiatan ini mencakup pelatihan bahasa asing, orientasi
akademik dan pemahaman tentang kebudayaan. Sasaran pokok
predeparture training adalah untuk mempersingkat dan meringankan proses
penyesuaian diri para karyasiswa di luar negeri dan bagaimanapun pada
akhirnya paling tidak akan membuahkan dua keuntungan, yaitu (a)
menambah kemampuan kepada karyasiswa dalam menjalankan tugas
studinya dan (b) mempersingkat masa studi dan sekaligus memperkecil
pembiayaan.
1
Untuk mencapai sasaran ini Proyek menyajikan keterangan mengenai
berbagai aspek tantangan tersebut dalam bentuk buku yang lebih mudah
disimak dan praktis dipakai sebagai sumber informasi. Bahan-bahan yang
termuat dalam buku ini dipetik dari pengalaman para karyasiswa, yang pada
umumnya perlu diketahui oleh mereka yang pertama kali memasuki
lingkungan akademik di luar negeri.
Perlu diketahui bahwa sistem pendidikan yang akan ditempuh di luar negeri
belum tentu sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini
makin meyakinkan kita bahwa buku panduan ini sangat bermanfaat bagi
mereka yang akan menyelesaikan studi di luar negeri.
Dengan jujur dan setulus hati patut diakui bahwa informasi yang
dikemukakan dalam buku ini tidak mencakup setiap hal yang diperlukan
oleh karyasiswa yang akan berangkat ke luar negeri. Namun demikian kami
tetap berharap, mudah-mudahan buku ini dapat menjadi salah satu
referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Penyusunan buku ini hanya dapat berhasil berkat darma bakti dan
dukungan penuh dari segenap Tim Penyusun. Untuk itu ucapan terima
kasih yang tulus kami sampaikan kepada :
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. A. Hidayat, M.M.,
selaku Kasubdit Ketenagaan Perguruan Tinggi yang telah memberikan
dukungan serta input dan koreksi sehingga memungkinkan terbitnya buku
2
ini. Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih juga kepada
Drs. Andi Ichsan dan Damrin Fachroddin, sebagai pengelola Program
Beasiswa Luar Negeri Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang telah
membantu tim dalam berbagai kesempatan dalam proses penyusunan buku
ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi karyasiswa luar negeri yang melakukan
tugas mulia dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
mencerdaskan bangsa.
3
PANDUAN STUDI PASCASARJANA DI LUAR NEGERI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
4
2. Pengembangan Dosen
5
§ Kebudayaan ke dalam merupakan peta-peta kognitif
perorangan atau pemrograman-pemrograman mental;
§ Pindah ke kebudayaan lain berarti pindah ke program lain
6
Banyak yang masih merasa belum dapat menyatakan
keinginannya sebaik seperti dengan bahasa aslinya. Perasaan
kecewa, murung dan kadang-kadang berakibat kurang percaya
diri sendiri akan timbul. Banyak orang yang mengalami tahapan
ini dalam waktu yang lama;
5) Masa Penerimaan dan Perpaduan. Hal-hal rutin telah
mantap. Pendatang telah menerima kebiasaan, adat, makanan
dan sifat-sifat dari orang dalam kebudayaan baru itu.
Pendatang merasa santai bersama teman, rekan dan bahasa
negeri kedua ini.
0 6 10 14 18 24 bulan
7
Pendekatan Pendeakatan
Asia Barat
8
Sikap pada ilmu mengutamakan sasaran "melestarikan",
pendekatan belajar mengutamakan "penggandaan", dan siasat
belajar adalah menghafal dan menirukan, meringkas,
memaparkan, mengenal, menerangkan rumus dan informasi,
dengan pokok pertanyaan "apa" dan tujuan "kebenaran".
9
2) Masalah kurangnya pengenalan etika sosial;
3) Masalah kewanitaan;
4) Masalah keluarga.
Tidak sedikit orang berupaya keras mencari jalan yang paling baik
untuk mempelajari bahasa asing. Demikian juga sudah banyak
buku yang ditulis untuk mencari jalan yang paling baik.
Mempelajari bahasa asing menyangkut berbagai hal. Cara
mempelajari bahasa asing bagi orang dewasa berbeda dengan
cara yang dipakai oleh seorang anak sekolah, dan berbeda pula
dengan cara yang dipakai oleh anak kecil (prasekolah).
10
Penguasaan bahasa mencakup keterampilan dalam menulis,
membaca, mendengar dan berbicara;
11
Istilah-istilah teknik (technical words) hanya dapat dikuasai oleh
mereka yang berkecimpung dalam bidang yang terkait atau alih
bahasa dalam konteks yang jelas. Ada kalanya kata-kata atau
istilah-istilah tersebut hanya dapat dijelaskan, tetapi tidak
diterjemahkan karena belum mempunyai padanan kata dalam
bahasa Indonesia.
12
5.2.Syarat-syarat dan kelengkapan untuk tugas belajar ke luar
negeri
1) Syarat-syarat :
a. Tersedianya penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi
di luar negeri untuk program studi yang diinginkan;
b. Tersedianya dana untuk pelaksanaan studi (dana
pinjaman, hibah, dll.);
c. Mendapat persetujuan pimpinan perguruan tinggi atau
Koordinator Kopertis bagi dosen pegawai negeri sipil
yang dipekerjakan di perguruan tinggi swasta;
d. Surat Keputusan/Persetujuan tugas belajar dari Setkab.
2) Kelengkapan:
13
Nomor 2278 dan Keputusan Menteri Pertama Nomor
224/MP/1961) yang isinya antara lain menyatakan
bahwa selama di luar negeri tidak akan melakukan hal-
hal yang merugikan negara, ditandatangani di atas
materai Rp 6000,-. Dokumen ini disediakan oleh Ditjen
Pendidikan Tinggi;
h. SK Kepegawaian Terakhir
3) Pelamar
14
a. Pelamar tugas belajar luar negeri dengan beasiswa
(dari/melalui pemerintah) adalah dosen tetap PTN dan
dosen tetap PTS (dengan syarat-syarat tertentu).
15
c. Surat persetujuan pimpinan perguruan tinggi asal;
d. Apabila izin belajar sudah habis waktunya, perlu
dilampir-kan Surat Keputusan/Persetujuan Setkab yang
terakhir.
16
6. Syarat-syarat tambahan untuk mendapatkan beasiswa tugas
belajar (Fellowship) dari Program Bilateral
6.1.Umur
6.2.Keluarga
6.4.Syarat kesehatan
17
6.6.Beberapa negeri pemberi beasiswa tidak mengizinkan
pemberian beasiswa secara bersamaan waktu kepada suami
isteri, tetapi biaya salah satu.
7. Alur Pemrosesan
7.1.Perguruan Tinggi/Kopertis :
18
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (P2TK-
KPT). Titik tolak pertimbangan ialah aspek administratif
dan pengembangan tenaga akademik, dalam kaitan
dengan pengembangan bidang ilmu, relevansi kebutuhan,
pemerataan, efisiensi dan kebutuhan masa depan. Secara
teknis urusan ini ditangani oleh Subdirektorat Ketenagaan
Perguruan Tinggi (Subdit KPT).
19
b. Yang bersangkutan diizinkan meninggalkan pekerjaan-
nya tanpa mengurangi perhitungan masa kerja selama
tugas belajar yang diizinkan tersebut;
c. Yang bersangkutan tetap berhak atas gaji pokoknya,
dengan penyesuaian berdasarkan ketentuan yang
berlaku;
d. Yang bersangkutan akan meneruskan tugas dan
tanggungjawabnya ditempat kerja semula sekembali
dari tugas belajar luar negeri.
20
7.6.Ditjen Imigrasi (Departemen Kehakiman dan HAM) :
1) Bagi karyasiswa yang tidak berstatus sebagai pegawai
negeri sipil diperlukan paspor hijau, yang dikeluarkan oleh
Kantor Imigrasi;
2) Yang bersangkutan dapat mengurus sendiri dengan
mengisi formulir yang telah tersedia di Kantor Imigrasi.
Pembuatan pasfoto paspor dilakukan di Kantor Imigrasi;
3) Persyaratan lain adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP).
7.8.Bandara Internasional/Keberangkatan:
1) Pemeriksaan keabsahan dokumen perjalanan yaitu tiket
internasional dan masa berlaku exit permit (paspor);
2) Tanda pembayaran fiskal keberangkatan ke luar negeri
(bebas fiskal luar negeri bagi pemegang paspor dinas dan
menunjukkan surat persetujuan/keputusan Setkab);
3) Untuk negara-negara tertentu mungkin masih diperlukan
kartu kesehatan (health certificate);
4) Pengisian kartu keberangkatan untuk penerbangan
internasinal (diperoleh pada waktu check-in);
21
5) Perlu diketahui barang-barang yang terlarang dibawa/
memasuki suatu negara;
6) Membawa sejumlah mata uang yang berlaku di negara
tujuan atau mata uang yang berlaku secara internasional.
22
9. Pedoman Penilaian Ijazah Pendidikan Tinggi Luar Negeri
23
2) Melampirkan fotokopi ijazah perguruan tinggi di Indonesia yang
diperoleh sebelumnya. Ijazah asli dibawa untuk dilihat
kesesuaian-nya dengan fotokopi yang diserahkan;
24
d. Status akreditasi perguruan tinggi di negara tersebut dengan
catatan siapa yang melakukan akreditasi tersebut.
25