You are on page 1of 7

Keluarnya Dajjal Sebagai Tanda Hari Kiamat

Oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak

Rabu, 03 Oktober 2007 - 06:42:35

Hit: 671

Setelah Imam Mahdi, satu penanda besar hari kiamat yang akan muncul adalah Dajjal. Dia berasal dari

manusia dan merupakan sosok nyata. Kemunculannya akan didahului dengan sejumlah peristiwa besar.

Di antara kewajiban seorang muslim adalah beriman kepada hari akhir dan apa yang akan terjadi

sebelum dan setelahnya. Hari kiamat tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kecuali Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Jibril ‘alaihissalam bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ِ‫ مَِِِِِِِِِِِِِِا ا ْلمَسِِِِِِِِِِِِِِِْئُ ْولُ عَنْهَِِِِِِِِِِِِِِا بَِأعْلَمَِِِِِِِِِِِِِِِ مِنِِِِِِِِِِِِِِِْ السِِِِِِِِِِِِِِِّا ِئل‬:َ‫ قَال‬.ِ‫فََأخْبِرْنِِِِِِِِِِِِِِِي عَنِِِِِِِِِِِِِِِْ السِِِِِِِِِِِِِِِّاعَة‬

“Kabarkanlah kepadaku kapan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak

lebih tahu dari bertanya.” (HR. Muslim no. 1)

Meskipun tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya

telah menerangkan tanda-tanda yang akan muncul sebelum terjadinya. Tanda-tanda hari kiamat ada

dua, shugra dan kubra.

Tanda kiamat shugra banyak jumlahnya, Di antaranya yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam dalam hadits Jibril:


َ ْ‫ أَنِِِِِِْ تَِلدَ ا‬:َ‫ قَال‬.‫ فَأَخْبِرْنِِِِِِي عَنِِِِِِْ َأمَارَتِهَِِِِِا‬:َ‫قَال‬
ِِِِِِ‫لمَةُ رَبّتَهَِِِِِا وَأَنِِِِِِْ تَرَى ا ْلحُفَاةَ ا ْلعُرَاةَ ا ْلعَالَةَ ِرعَاءَ الشّاءِ يَ َتطَا َولُوْنَِِِِِِ فِِِِِِي الْبُنْيَان‬

“(Jibril) berkata: Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya. Rasulullah menjawab: Budak perempuan

melahirkan tuannya, dan kamu lihat orang yang telanjang kaki dan telanjang badan penggembala

kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim no. 1)

Adapun tanda kiamat kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari

radhiyallahu 'anhu:
َ‫ َف َذكَر‬.ٍِ‫ إِّنهَا لَنِْ َتقُوْمَِ حَتّىِ تَرَوْنَِ قَبَْلهَا عَشْرَ آيَات‬:َ‫ قَال‬.َ‫ َن ْذكُرُ السِّاعَة‬:‫ مَا َتذَاكَرُوْنَِ؟ قَالُوا‬:َ‫ فَقَال‬.ُ‫اطّلَعَِ النّبِيّ صَِلّى الُ عَلَيْهِ وَسَِّلمَ عَلَيْنَا وَ َنحْنُِ نَ َتذَاكَر‬
ٌ‫جوْجَِ وَثَلَثَةَ خُسُِوْفٍ خَسِْفٌ بِا ْلمَشْرِقِ َوخَسِْف‬
ُ ْ‫جوْجَِ َومَأ‬
ُ َ‫لمُ وَيَأ‬
َ ِّ‫شمْسِ مِنِْ َمغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَِى ابْنِ مَرْيَمَِ عَلَيْهِ الس‬
ّ ‫الدّخَانَِ وَالدّجّالَ وَالدّابّةَ َوطُلُوْعَِ ال‬

ِِِِِِِِِِْ‫بِا ْلمَغْرِبِِِِِِِِِِ وَخَسِِِِِِِِِِْفٌ ِبجَزِيْ َرةِ ا ْلعَرَبِِِِِِِِِِ وَآخِرُ ذَلِكَِِِِِِِِِِ نَارٌ تَخْرُجُِِِِِِِِِِ مِنِِِِِِِِِِْ الْ َيمَنِِِِِِِِِِ َتطْ ُردُ النّاسَِِِِِِِِِِ إِلَى مَحْشَ ِرهِم‬

Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian

perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau

berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau

menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya ‘Isa

‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di

jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat

berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)

Di antara tanda kiamat kubra yang termaktub dalam hadits di atas adalah keluarnya Dajjal. Pembahasan

masalah keluarnya Dajjal merupakan pembahasan penting disebabkan beberapa faktor yang disebutkan

Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu:

1. Banyaknya orang yang menisbatkan diri kepada ilmu dan dakwah meragukan akan turunnya Nabi Isa

‘alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal.

2. Kebanyakan manusia tidak terbiasa membicarakan masalah keluarnya Dajjal dan turunnya ‘Isa bin

Maryam ‘alaihissalam.

(Lihat Qishshah Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)

Dajjal

Secara bahasa:

Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu dalam kitab beliau At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal

dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya: Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu
manusia). Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Dikatakan demikian karena dia adalah

manusia yang paling besar penipuannya.”

Dalam istilah syar’i:

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar

di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.” (Syarah Lum’atul I’tiqad)

Peringatan akan Keluarnya Dajjal

Para nabi telah memperingatkan akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar

radhiyallahu 'anhuma, dia berkata:


ٌ‫ لَ َقدْ أَ ْنذَرَهُ نُ ْوح‬،ُ‫ إِنّي أُ ْنذِرُ ُكمُوْهُ َومَا مِنْ نَبِيّ إِلّ َقدْ أَ ْنذَرَهُ قَ ْومَه‬:َ‫قَامَ النّبِيّ صَلّى الُ عَلَيْهِ وَسَّلمَ فِي النّاسِ فَأَثْنَى عَلَى الِ ِبمَا هُوَ َأهْلُهُ ُثمّ ذَكَرَ الدّجّالَ فَقَال‬

َ‫ َتعَْلمُوْنَِِِِِِِ أَنّهُِِِِِِِ َأعْوَرُ َوأَنِِِِِِّ الَِِِِِِ لَيْسَِِِِِِِ بَِأعْوَر‬،ِِِِِِِِ‫قَ ْومَهُِِِِِِِ وََلكِنِِِِِِِْ سََِِِِِِِأقُ ْولُ َلكُمِِِِِِِْ فِيْهِِِِِِِ قَوْلً لَمِِِِِِِْ َيقُلْهُِِِِِِِ نَبِيِِِِِِّ لِقَ ْومِه‬

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa

Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku

memperingatkan kalian darinya. Tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya
tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan

kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: Ketahuilah dia itu buta

sebelah matanya, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari,

Muslim, 2930/169)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
‫يءُ مَعَهُِ ِبمِثَالِ ا ْلجَنّةِ وَالنّارِ فَالّتِي يَقُ ْولُ إِّنهَا ا ْلجَنّةُ هِيَِ النّارُ وَإِنّيِ أُ ْنذِ ُركُمِْ َكمَا‬ َ ‫حدِيْثًا عَنِ الدّجَّالِ مَا‬
ْ ِ‫حدّثَِ بِهِ نَبِيّ قَ ْومَهُِ؟ إِنّهُِ َأعْوَرُ َوإِنّهُِ َيج‬ َ ِْ‫حدُّثكُم‬
َ ُ‫أَلَ أ‬

ُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ ِ‫أَ ْنذَرَ بِهِ ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ نُوْحِ ٌِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ قَ ْومَه‬

“Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada

kaumnya? Dia buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan

surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh

‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
‫ أَلَ إِنّهُِِِِِ َأعْوَرُ َوإِنِِِِّ رَّبكُمِِِِِْ لَيْسَِِِِِ ِبَأعْوَرَ َومَكْتُوْبٌِِِِِ بَيْنَِِِِِ عَيْنَيْهِِِِِ ك ف ر‬،َِِِِِ‫لعْوَرَ ا ْل َكذّاب‬
َ ْ‫مَِِِِا مِنِِِِِْ نَبِيِِِِّ إِلّ َو َقدْ أَ ْنذَرَ ُأمّتَهُِِِِِ ا‬

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya,

pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata

Dajjal: ‫ ك ف ر‬-yakni kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2933)

Dalam riwayat lain:

ٍِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ ِ‫يَقْرَؤُهِ ُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ كُلّ مُ ْؤمِنِ ٍِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ كَاتِبِ ٍِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ َوغَيْرِ كَاتِب‬

“Bisa dibaca oleh semua mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak.” (HR. Muslim 2934/105)

Kejadian-Kejadian Sebelum Keluarnya Dajjal

Banyak kejadian telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang keluarnya
Dajjal. Di antara kejadian-kejadian tersebut:

1. Banyaknya yang tewas ketika kaum muslimin melawan Romawi

Diriwayatkan dari Yusai bin Jabir: Bertiup angin di Kufah, datanglah seorang pria yang ucapannya

hanyalah: “Ya Abdullah bin Mas’ud, kiamat telah datang.” Maka beliau duduk dan bersandar kemudian

berkata: “Sesungguhnya kiamat tak akan terjadi hingga tidak dibagikan lagi warisan dan tidak

bergembira dengan ghanimah.” Beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Syam seraya berujar: “Akan

ada musuh yang berkumpul untuk menyerang kaum muslimin maka kaum muslimin pun berkumpul untuk

melawan mereka.” Aku katakan: “Romawi yang anda maksud?” Beliau menjawab: “Ya. Ketika itu akan

terjadi peperangan yang dahsyat. Majulah kaum muslimin siap untuk mati (membela agama), tak akan

kembali kecuali dalam keadaan menang. Bertempurlah kedua pasukan tersebut hingga terhalangi waktu

malam. Maka kembalilah dua kelompok tersebut tanpa ada pemenang dan pasukan yang siap mati telah

tiada. Kemudian maju sekelompok kaum muslimin yang siap untuk mati, tidak pulang kecuali dalam

keadaan menang. Mereka bertempur hingga sore kemudian kembalilah dua kelompok tersebut tanpa ada

pemenang dan pasukan yang siap mati pun habis. Di hari keempat majulah sisa pasukan kaum muslimin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kemenangan kepada mereka. Mereka membunuh musuh dalam

jumlah yang tak pernah terlihat sebelumnya. Hingga ada seekor burung yang terbang ke arah mereka

mati sebelum bisa melintasi semuanya. Ketika itu ada orang-orang yang mencari keluarga bapaknya

hanya mendapatkan seorang saja padahal sebelumnya mereka berjumlah seratus orang. (Kalau begini

keadaannya) dengan ghanimah seperti apa dia akan gembira? Atau warisan seperti apa dibagikan? Ketika

dalam keadaan demikian, mereka mendengar sesuatu yang lebih besar dari itu. Datang seseorang yang

berteriak (bahwa) Dajjal telah mendatangi keluarga mereka. Maka mereka pun membuang ghanimah

dari tangan-tangan mereka, dan mengirim sepuluh pasukan berkuda sebagai mata-mata. Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Sungguh aku tahu nama-nama mereka dan nama-nama ayah

mereka serta warna kuda-kuda mereka. Mereka adalah pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi

ketika itu atau di antara pasukan berkuda yang terbaik di muka bumi ketika itu’.” (HR. Muslim no. 2899)

2. Banyaknya kemenangan diraih kaum muslimin

Dari Nafi’ bin ‘Utbah radhiyallahu 'anhu: Kami bersama Rasulullah dalam satu peperangan. Datang

kepada Nabi satu kaum dari Maghrib memakai pakaian dari wol (bulu domba). Mereka bertemu

Rasulullah di sebuah bukit dalam keadaan berdiri sedangkan Rasulullah duduk. Batinku berkata:

‘Datangilah mereka dan berdirilah antara mereka dengan Rasulullah agar jangan sampai mereka

menculik Rasulullah’. Kemudian aku berkata (dalam hati, -pen.): ‘Mungkin beliau ingin berbicara khusus

bersama mereka.’ Aku pun mendatangi mereka dan duduk di antara Rasulullah dan mereka. Aku hafal

dari beliau empat kalimat, aku hitung dengan jariku. Beliau berkata: ‘Kalian akan berperang melawan

jazirah Arab dan Allah berikan kemenangan kepada kalian. Kemudian memerangi Persia dan kalian pun

menang. Kalian memerangi Romawi kalian pun diberikan kemenangan oleh Allah. Dan kemudian kalian
berperang melawan Dajjal, Allah juga memberikan kemenangan untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2900)

3. Kaum Muslimin menguasai Konstantinopel (Istanbul, red.)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Tidak akan

terjadi hari kiamat hingga orang Romawi datang di A’maq atau Dabiq (dua tempat di Syam). Keluarlah

pasukan dari Madinah untuk menghadapi mereka. Mereka adalah di antara penduduk bumi yang terbaik

ketika itu. Ketika mereka telah berhadapan, orang Romawi berkata: ‘Biarkanlah kami memerangi orang-

orang yang telah ditawan dari kaum kami.’ Kaum muslimin berkata: ‘Tidak, kami tak akan membiarkan

kalian memerangi saudara kami.’ Akhirnya mereka pun bertempur. Larilah sepertiga pasukan yang Allah

tak akan memberi taubat kepada mereka, sepertiga pasukan muslimin terbunuh dan mereka adalah

syuhada yang paling afdhal di sisi Allah, sepertiga pasukan lagi yang tersisa mendapat kemenangan dan

mereka tak akan terkena fitnah (ujian) selamanya. Mereka menguasai Konsthantiniyah (Konstantinopel,

dahulu merupakan ibukota Romawi Timur, red.). Ketika mereka tengah membagi rampasan perang dan

telah menggantungkan pedang mereka di pohon zaitun, berteriaklah setan: ‘Masihid (Dajjal) telah

mendatangi keluarga kalian.’ Mereka pun keluar, padahal itu adalah berita batil. Ketika mereka sampai
di Syam, keluarlah Dajjal….” (HR. Muslim no. 2897)

4. Dajjal keluar ketika telah sedikitnya orang Arab

Dari Ummu Syarik radhiyallahu 'anha, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ٌ‫ هُمِِِِِِْ قَلِ ْيل‬:َ‫ فَأَيْنَِِِِِِ ا ْلعَرَبُِِِِِِ يَ ْومَئِذٍ؟ قَال‬،ِِِِِِ‫ يَِِِِِا رَسُِِِِِِوْلَ ال‬:ٍِِِِِِ‫ قَالَتِِِِِِْ أُمِِِِِّ شَرِيْك‬.ِ‫لَيَفِرّنِِِِِّ النّاسُِِِِِِ مِنَِِِِِِ الدّجّالِ فِِِِِِي ا ْلجِبَال‬

“Sungguh manusia akan melarikan diri dari Dajjal ke gunung-gunung.” Ummu Syarik berkata: “Ya

Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika itu?” Beliau menjawab: “Mereka sedikit.” (HR. Muslim no.

2945)

5. Sebelum keluarnya Dajjal, manusia tertimpa tiga paceklik yang dahsyat sehingga mereka mengalami

kelaparan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan langit di tahun pertama untuk menahan sepertiga

hujan, memerintahkan bumi untuk menahan sepertiga tumbuhannya. Kemudian Allah Subhanahu wa

Ta’ala perintahkan langit di tahun kedua untuk menahan dua pertiga hujannya dan memerintahkan

tanah untuk menahan dua pertiga tanamannya. Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan

langit di tahun ketiga menahan semua hujannya, tak ada yang turun satu tetespun dan memerintahkan

tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan. (Sebagaimana dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu

'anhu dan Asma` bintu Yazid Al-Anshariyah radhiyallahu 'anha. Lihat kitab Qishshatu Masihid Dajjal wa

Nuzul ‘Isa wa Qatlihi Iyyahu karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)

Sebab Keluarnya Dajjal

Sebabnya adalah karena satu amarah. Ummul Mukminin Hafshah bintu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma

berkata kepada Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma: “Tidakkah kau tahu bahwasanya Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:


‫غضْبَةٍ َي ْغضَبُهَِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِا‬
َ ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِْ‫إِنّمَِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِا َيخْرُجُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ مِن‬

“Dia keluar hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)

Tempat keluarnya Dajjal

Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu 'anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

pernah menyebutkan perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan

suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun korma. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam

berkata:

ٌ‫سهِ وَالُ خَلِ ْيفَتِي عَلَى كُلّ مُسِْلمٍ إِنّهُ شَابّ َقطَط‬
ِ ْ‫ستُ فِ ْيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَف‬
ْ َ‫غَيْرُ الدّجّالِ أَخْ َوفُنِي عَلَ ْيكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِ ْيكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ َوإِنْ يَخْرُجْ وَل‬

َ‫ إِنّ هُ خَا ِر جٌ خَلّةً بَيْ نَ الشّا مِ وَا ْلعِرَا قِ َفعَا ثَ َيمِيْنًا َوعَا ث‬،ِ‫ َفمَ نْ َأدْرَكَ هُ مِ ْنكُ مْ فَلْ َيقْرَأْ عَلَيْ هِ فَوَاتِ حَ سُوْ َرةِ ا ْلكَهْ ف‬،ٍ‫عَيْنُ هُ طَافِئَةٌ كَأَنّي أُشَّبهُ هُ ِبعَ ْبدِ ا ْلعُزّى بْ نِ َقطَ ن‬

‫ يَِ ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِا عِبَادَ الِِ ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ فَاثْبُتُوا‬،ً‫شمَال‬


ِ

“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa) kalian. Karena jika Dajjal keluar dan aku masih ada di

antara kalian niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka

setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku membela setiap
muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting, matanya tidak ada cahayanya, aku mengira

dia mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal surat

Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-

hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)

Dajjal adalah Cobaan yang Terbesar

Dajjal merupakan cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam

sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ِ‫مَِِِِِِِِِِِِِِِِِا بَيْنَِِِِِِِِِِِِِِِِِِ خَلْقِِِِِِِِِِِِِِِِِِ آدَمَِِِِِِِِِِِِِِِِِِ إِلَى قِيَامِِِِِِِِِِِِِِِِِِ السِِِِِِِِِِِِِِِِِِّاعَةِ خَلْقٌِِِِِِِِِِِِِِِِِِ َأكْبَرُ مِنِِِِِِِِِِِِِِِِِِْ الدّجّال‬

“Tidak ada antara penciptaan Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal (dalam satu

riwayat: fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)

Negeri yang Tidak Dimasuki Dajjal

Tidak ada satu negeri pun di bumi ini kecuali akan didatangi dan dikuasai Dajjal, kecuali Makkah dan

Madinah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

berkata:
ٍ‫خةِ فَتَرْجُ فُ ا ْل َمدِيْنَةُ ثَلَ ثَ َرجَفَا ت‬ ُ ُ‫لَيْ سَ مِ نْ َبَلدٍ إِلّ سَ َيطَ ُؤهُ الدّجّالُ إِلّ مَكّةَ وَا ْل َمدِينَةَ وَلَيْ سَ نَقْ بٌ مِ نْ أَنْقَابِهَا إِلّ عَلَيْ هِ ا ْلمَلَ ِئكَةُ صَافّ ْينَ َتحْر‬
َ ْ‫سهَا فَيَنْ ِزلُ بِال سّب‬

ٍِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ‫يَخْرُجُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ إِلَيْهِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ مِنْهَِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِا كُلّ كَافِرٍ َومُنَافِق‬

“Tidak ada satu negeri pun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Tidak
ada satu celah pun di negeri tersebut kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian Dajjal datang ke

suatu daerah -di luar Madinah- yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan

dengan sebabnya semua orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim no. 2943)

Di antara negeri yang tidak didatangi (tidak dikuasai) Dajjal adalah Baitul Maqdis dan bukit Tursina.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Dia akan tinggal selama 40 hari mendatangi semua

tempat kecuali empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Bukit Tursina (Palestina), dan Masjidil

Aqsha (Palestina).” (HR. Ahmad dan lainnya. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata sanadnya

shahih. Lihat Qishshatu Al-Masihid Dajjal wa Nuzul ‘Isa)

Lama Tinggalnya Dajjal di Bumi

Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan:


ُ َ‫ يَوْمٌِِِ كَسَِِِنَةٍ وَيَوْمٌِِِ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌِِِ ك‬،‫ أَرْ َبعُوْنَِِِ يَوْمًِِا‬:َ‫ يَِِا رَسُِِِوْلَ الِِِ وَمَِِا لَبْثُهُِِِ فِِِي اْلَرْضِِِِ؟ قَال‬:‫قُلْنَِِا‬
ِِِْ‫ج ُمعَةٍ وَسَِِِائِرُ أَيّامِهِِِ كَأَيّامِكُم‬

“…Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?’ Rasulullah berkata: ‘40 hari. Satu

harinya seperti satu tahun, kemudian seperti sebulan, kemudian seperti sepekan, kemudian hari-hari
lainnya seperti hari kalian sekarang…’.” (HR. Muslim no. 2937)

Yang membunuh Dajjal

Setelah Dajjal tinggal di bumi 40 hari, Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menurunkan Nabi ‘Isa

‘alaihissalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ُِِِِ‫َيخْرُجُِِِِ الدّجّالُ فِِِِي ُأمّتِِِِي فَ َي ْمكُثُِِِِ أَرْ َبعِيْنَِِِِ يَوْمًِِِا فَيَ ْبعَثُِِِِ الُِِِ عِيْسَِِِِى ابْنَِِِِ مَرْيَمَِِِِ كَأَنّهُِِِِ عُرْ َوةُ بْنُِِِِ مَسِِِ ِْعُ ْودٍ فَ َيطْلُبُهُِِِِ فَُيهْلِكُه‬

“Dajjal keluar di antara umatku selama 40 hari, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Isa bin

Maryam ‘alaihissalam yang mirip dengan ‘Urwah bin Mas’ud. ‘Isa ‘alaihissalam mencarinya dan

membunuhnya….” (HR. Muslim no. 2940)

Dalam riwayat lain:

ُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ‫فَ َيطْلُبُهُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ حَتّىِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ ُيدْ ِركَهُِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ بِبَابِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِ ُلدّ فَيَقُْتلُه‬

“Dajjal dikejar oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat

Baitul Maqdis –Palestina, red.). Beliau pun membunuhnya.” (HR. Muslim no. 2937)

Dalam hadits lain:


ِِِ‫عدُوّ الِِِ ذَابَِِِ كَمَِِا َيذُوْبُِِِ ا ْلمِلْحُِِِ فِِِي ا ْلمَاءِ فَلَوْ تَ َركَهُِِِ لَ ْنذَابَِِِ حَتّىِِِ َيهْلِكَِِِ َوَلكِنِِِْ يَقْت ُُلهُِِِ الُِِ بِ َيدِهِِِ فَيُرِ ْيهِمِِِْ َدمَهُِِِ فِِِي حَرْبَتِه‬
َ ُِِِ‫فَِإذَا رَآه‬

“Ketika musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala (yakni Dajjal, -pen.) melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,

melelehlah (tubuhnya) sebagaimana garam meleleh di air. Seandainya dibiarkan niscaya akan meleleh

hingga binasa, akan tetapi Allah membunuhnya melalui tangan ‘Isa ‘alaihissalam, memperlihatkan

darahnya kepada mereka di tombak Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.” (HR. Muslim 2897)

Inilah sekelumit permasalahan Dajjal yang perlu kita ketahui dan imani. Mudah-mudahan Allah

Subhanahu wa Ta’ala menjaga kita dari fitnah Dajjal dan menambah keimanan kita.

Wa akhiru da’wana anilhamdulillahi Rabbbil ‘alamin

Sumber :

www.asysyariah.com

You might also like