You are on page 1of 6

POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK

PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN


SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

PERCOBAAN V
PENANGANAN LUKA BAKAR
I. TUJUAN

TIU : Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

TIK :1. Membedakan tipe/karakteristik dari masing-masing derajad keparahan


akibat terbakar.
2. Mahasiswa mampu menghitung perkiraan luas tubuh yang terbakar.
3. Mahasiswa mampu melakukan penanganan terhadap kasus terbakar
sesuai dengan derajad dan tipe luka bakar.

III. TEORI

LUKA BAKAR (BURN)


Kebakaran/terbakar menimbulkan efek yang buruk terhadap korbannya, baik itu
cacat ataupun gangguan pada penampilan bahkan kematian. Berdasarkan hal itu dapat
diambil kesimpulan bahwa penting adanya untuk menurunkan angka kematian, kecacatan
dan gangguan penampilan karena terbakar dengan cara melakukan penanganan yang baik
terhadap penderita kebakaran tersebut.
Tabel. Karakteristik Luka Bakar
Keterangan Derajad I Derajad II Derajad III
Penyebab Sinar matahari atau Cairan panas, Bahan kimia, listrik,
minor flash flashes atau flame flame, logam panas.
Warna kulit Merah Mottle red Transparan.
Permukaan kulit Kering tanpa Melepuh dan berair. Kering
melepuh
Sensasi Nyeri Nyeri Mati rasa
Masa penyembuhan 3 – 6 hari 2 -4 minggu Tergantung bagian
kulit yang terkena.

Respon pembengkakan pada cedera terbakar akan menghasilkan kerusakan jaringan yang
sangat cepat 1 atau 2 hari setelah kejadian. Kerusakan akan meningkat pada kedalaman
luka. Keparahan cedera tergantung pada kecepatan kerusakan jaringan yang ada di bawah
kulit. Sehingga di lapangan perlu analisa yang cermat apakah itu cedera permukaan saja
ataukah cedera sampai jaringan kulit. Pada derajad pertama dan kedua biasanya
menunjukkan cedera parsial (tidak terlalu dalam) dan hanya mengenai permukaan kulit saja
sehingga sel kulit masih dapat memperbanyak diri.

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 1 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

Gambar 1. Kondisi Kulit pada Luka Bakar Derajad I, II dan III.

PENANGANAN PENDERITA

Manusia tidak akan segera meninggal akibat cedera bakar, meskipun kebakaran itu besar

dan memporak-porandakan lokasi. Jadi penanganan terhadap luka bakar bukanlah prioritas

utama. Yang terpenting adalah tahap penilaian penderita. Setelah penderita dinyatakan

stabil dan tidak ada situasi yang memberatkan penderita, baru dilakukan penanganan

terhadap luka bakar. Penolong harus melakukan pengurangan penyebaran cedera secepat

mungkin setelah kejadian akan membantu mengurangi perkembangan cedera. Setelah

penderita dipindah dari lokasi, keadaan kulit masih panas dan panas tersebut akan

menyebar keseluruh tubuh penderita dan kedalam jaringan yang lebih dalam. Hal ini akan

meningkatkan kedalaman dan keseriusan cedera. Pendinginan dilakukan maksimal 1 menit

setelah luka bakar. Pendinginan yang terlalu lama akan merugikan penderita karena akan

menyebabkan hypothermia dan shock. Setelah pendinginan penderita diupayakan memakai

pakaian yang kering dan diselimuti dan menjaga agar penderita hangat dan mencegah

hypothermia. Penggunaan es untuk pendinginan dilarang karena akan menyebabkan

vasokontriksi sehingga mengurangi suplai darah ke jaringan yang cedera. Lebih baik tidak

melakukan pendinginan daripada melakukan pendinginan malahan mengakibatkan

hypothermia dan kerusakan jaringan. Evaluasi cedera bakar dapat ditentukan berdasarkan

ukuran (luasan) cedera. Informasi ini akan membantu tenaga medis untuk memberikan

penanganan lebih lanjut. Jangan lupa potong pakaian yang menutup bagian yang terbakar,

lepskan juga perhiasan jika ada.

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 2 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

Gambar 2. Hukum Sembilan Pada Orang Dewasa

Penanganan Beberapa Luka Bakar Khusus

a. Luka Bakar Kimia

Menentukan derajad berat luka bakar kimia agak sulit. Secara umum penolong

sebaiknya menganggap semua luka bakar kimia adalah berat.

Penanganan :

1. Segera siram/aliri luka bakar dengan air sebanyak-banyaknya, sekurang-kurangnya

20 menit. Jangan buang waktu mencari bahan penangkalnya.

2. Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air, misal : bubuk

soda api.

3. Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir , lepaskan lensa kontak bila ada.

Aliran air dilakukan lebih dari 20 menit bahkan selama perjalanan bila dianggap

perlu.

4. Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa, sehingga tidak

mengenai daerah yang sehat.

b. Luka Bakar Listrik

Luka bakar listrik, bahaya yang dihadapi adalah kemungkinan terjadinya henti nafas dan

henti jantung, kerusakan jaringan saraf dan organ dalam. Luka bakar listrik mungkin

kecil dari luar tetapi kerusakan di dalam tubuh dapat luas mengingat sifat konduksi listrik

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 3 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

dapat berat, misal kerusakan jaringan tulang.

Gejala dan syok listrik :

1. Perubahan status mental dan penurunan respon.

2. Tampak luka bakar berat.

3. Pernafasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada.

4. Denyut nadi lemah, tidak teratur atau tidak ada.

5. Patah tulang majemuk atau kontraksi otot.

Penanganan luka bakar listrik :

1. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.

2. Lakukan penilaian dini.

3. Periksa dan cari luka bakar di daerah listrik msuk dan tempat listrik keluar.

4. Tutup luka dengan penutup luka steril dan kering.

5. Atasi shock bila ada.

6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

c. Luka Bakar Inhalasi

Luka bakar yang terjadi karena menghirup udara panas, asap atau bahan racun yang

masuk ke saluran nafas. Gejala dan tanda awal mungkin ringan dan semakin lama

menjdi semakin berat.

Gejala dan tanda yang mungkin ditemukan :

1. Bulu hidung hangus terbakar.

2. Luka bakar pada wajah.

3. Butir arang carbon dalam cairan ludah.

4. Bau asap atau jelaga pada pernafasan.

5. Kesukaran nafas.

6. Pernafasan berbunyi.

7. Serak, batuk, sukar bicara.

8. gerakan dada terbatas.

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 4 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

9. Kulit kebiruan, sianosis.

Penanganan Luka Bakar Inhalasi

1. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.

2. Pindahkan penderita ke tempat yang aman.

3. Beri oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan.

4. Penilaian dini, terutama pada pernafasan atau jalan nafas.

5. Bila perlu, lakukan pernafasan buatan.

6. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

III. PERCOBAAN
III.a. Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah :

1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch.
2. Senter kecil
3. Stetoskop
4. Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5. Alat tulis untuk mencatat
6. Pembuka jalan nafas
7. Termometer badan
8. Bidai
9. Kasa steril
10. Pembalut gulung
11. Cairan antiseptik
12. Air secukupnya

III.b Langkah Percobaan


1. Lakukan penilaian keadaan.
2. Lakukan penilaian penderita.
3. Tentukan penyebab luka bakar.
a. Flame/flash
b. Bahan kimia

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 5 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM
POLITEKNIK SAFETY AND ERGONOMIC PRODI TEKNIK
PERKAPALAN NEGERI LABORATORY KESELAMATAN DAN
SURABAYA ITS KESEHATAN KERJA
PERCOBAAN V KODE :
PENANGANAN LUKA
BAKAR

c. Listrik
d. Cairan panas
e. Inhalsi
4. Lakukan penanganan terhadap masing-masing luka bakar dengan penyebab seperti
tersebut di atas.

File :Job Sheet Disusun Oleh : Disetujui : Kode Revisi: Page 6 of 6


P3K Indri Santiasih, S.KM

You might also like