You are on page 1of 3

Growth Hormone and Insulin like-Growth Factor:

where we are and where to go

Adi Sucipto

Reinecke, M., Björnsson, B. T., Dickhoff, W. W., McCormick, S. D., Navarro, I.,
Power, D. M., Gutiérrez, J. 2005. Growth Hormone and Insulin like-Growth
Factor: where we are and where to go. General and Comperative Endocrinology,
Volume 142, issues 1-2, 15 May 2005, pages 20-24

Tulisan ini adalah terjemahan dari judul di atas. Yang akan saya sampaikan
kepada Anda adalah inti dari tulisan tadi, yakni pembahasan tentang hormone
pertumbuhan dan insulin-like growth factor pada ikan: dimana letaknya dan
kemana aksinya. Tulisan aslinya, dapat Anda baca di jurnal General and
Comperative Endocrinology, Volume 142, issues 1-2, 15 May 2005, pages 20-24.

1. Growth Hormone
Hormon pertumbuhan (GH) merupakan jenis hormone pluripotent (multi talenta,
versi saya) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pada teleosts dan beberapa
vertebrata lainnya. GH ini membawa aksinya dengan cara mengikatkan diri
dengan sebuah reseptor transmembrane, yakni reseptor GH (GHR) di dalam
jaringan target. Dengan ikatan itu, reseptor dirangsang untuk menghasilkan
sebuah senyawa aktiv trimetric. Pada ikan, peran GH berlangsung hampir di
semua prose fisiologis dalam tubuh termasuk regulasi ion, keseimbangan
osmosis, metabolisme lemak-protein-karbohidrat, pertumbuhan tulang keras
dan tulang rawan, reproduksi dan fungsi immune. Bahkan, hasil penelitian lain
menyebutkan bahwa GH juga mempengaruhi beberapa aspek tingkah laku
seperti nafsu makan, mencari makan dan menghindar dari predator; yang pada
gilirannya mempunyai konsekuensi secara ekologis.

Penelitian selanjutnya tentang GH adalah dilakukannya cloning reseptor GH pada


1
ikan koki dan turbot (pertama kali tahun 2001), dan sedikitnya telah

http://www.adisucipto.com/aquatika/growth-hormone-and-insulin-like-growth-factor-
where-we-are-and-where-to-go.html
dimanfaatkan untuk percepatan tumbuh 15 spesies teleost lainnya. Dan yang
kemudian jadi pembahasan lebih lanjut hingga kini adalah aspek-aspek seperti
interaksi hormone-reseptor, hormone-promoter dan peran rangkap dari reseptor
sebagai GH-binding di dalam plasma.

2. Insulin-like Growth Factor I (IGF-I)


Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara struktur, peran dan fungsi IGF-I
nampaknya sama antara ikan dan mamalia. Pada beberapa spesies ikan, IGF-I
pada darah atau mRNA IGF-I berkorelasi positif dengan dosis pakan, kandungan
protein dalam pakan, dan laj pertumbuhan. Kandungan IGF-I dalam darah
meningkat selama masa pertumbuhan pada ikan-ikan temperat (karena faktor
musim), dan hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya suhu. Dalam aplikasinya,
implantasi dengan IGF-I juga dapat memacu petumbuhan. Pada ikan air laut, IGF-
I tidak hanya dapat dikaitkan dengan pertumbuhan, tetapi juga dengan
metabolism, perkembangan, reproduksi dan osmoregulasi. IGF-I menggunakan
efek-efek ini untuk dapat mengikatkan diri dengan reseptornya (IGF-IR);
walaupun pada beberapa ikan seperti raibow trout, pengikatannya tidak terlalu
baik.

Hal yang unik dari fungsi IGF-I pada ikan adalah peranannya dalam osmoregulasi.
Dan inilah yang sering menjadi bahan pertanyaan mengenai aksinya di insang
dan apakah sinyal dalam pembuluh intraselular itu menyerupai pula dengan yang
ada dalam mitogenesis. Apakah IGF-I mempunyai peran dalam osmoregulasi
pada semua spesies ikan, atau hanya untuk spesies abadromous dan euryhaline
saja? Beberapa pertanyaan lainnya masih perlu diungkap lebih lanjut. Dan inilah
sebenarnya pintu untuk Anda para peneliti untuk melakukan riset lebih
mendalam.

2
http://www.adisucipto.com/aquatika/growth-hormone-and-insulin-like-growth-factor-
where-we-are-and-where-to-go.html
3. Insulin-like Growth Factor II
Pada bony fish (lebih dalam tentang bony fish silahkan cek via Wikipedia), tidak
hanya IGF-I mRNA saja, tetapi juga IGF-II mRNA telah dideteksi terdapat dalam
hati dan beberapa organ lainnya seperti otak, mata, insang, jantung, gastro-
intestinal, pulau-pulau pancreas, tulang dan gonad. Terdapatnya gen IGF-II baik
pada benih dan ikan dewasa telah ditunjukkan menggunakan RT-PCR—dan inilah
yang agak berbeda dengan mamalia--. Hingga saat ini, memang masih sedikit
penelitian yang menganalisis tentang lokasi sebenarnya dari IGF-II dan/atau
mRNA-nya dalam extrahepatic. Pengetahuan tentang lokasi produksi suatu
hormone di tingkat sel, akan bermanfaat untuk dapat mengatahui lebih dalam
tentang fungsi potensialnya. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah
melakukan cloning terhadap reseptor IGF-II.

Lewat tulisan ini, terdapat bukti bahwa IGF-I dan IGF-II pada bony fish
dikendalikan oleh GH di semua organ. Dan inilah uniknya; karena pada
vertebrata lain, GH hanya mengatur ekspresi IGF-I saja. Dan barangkali ini pula
lah sebagai tanda bagi kita bahwa penelitian tentang IGF-II pada ikan perlu
dilakukan lebih lanjut. Karena kalau tidak, aka nada kesan bahwa IGF-II sulit
untuk dipahami lebih mendalam, sejak pendeteksian pertama kalinya sekitar 30
tahun yang lalu.

3
http://www.adisucipto.com/aquatika/growth-hormone-and-insulin-like-growth-factor-
where-we-are-and-where-to-go.html

You might also like