You are on page 1of 4

Pidato Adat

Bagi orang Minangkabau pidato bukanlah memberi ceramah di muka umum.


Pidato adalah bagian dari adat istiadat, kemahiran menyampaikan pendapat dan
pikiran kepada orang lain. Menangkap pikiran orang lain menjadi bagian dari
suatu pidato. Pidato merupakan sastra yang sangat tinggi nilainya yang terkait
dengan adat sopan santun hidup bermasyarakat..

Ada dua jenis pidato yaitu:

1) Pidato adat adalah kata-kata yang disampaikan penghulu, imam khatib atau
cerdik pandai (cendekiawan) dalam setiap musyawarah di balai atau di rumah
gadang dalam memperbincangkan masalah undang-undang dengan hukum
yang disampaikan saling jawab berjawab. Pidato adat juga dilaksanakan ketika
penobatan seorang penghulu atau perangkat adat lainnya.

2) Pidato persembahan ialah ucapan yang disampaikan si pangkalan (protokal)


dengan alek (tamu) bersahut-sahutan mencari kata sepakat. Bahasanya indah,
kata-katanya prosa lirik penuh dengan pepatah petitih, mamang dengan pituah
(fatwa) orang tua-tua. Setiap pikiran yang disampaikan dapat ditangkap orang
maksud dan artinya, dan dapat pula dijawab. Andainya dalam berpidato
terdapat hal yang kurang sesuai dan serasi, atau sesuatu yang tidak pada
tempatnya menurut pendapat kita, disampaikan dengan kiasan (kata malereng.
Setiap penghulu dan pemangku adat harus hafal dan lancar
menyampaikannya. Pitua adat mengatakan, satitiak tidak hilang, sebaris tidak
lupa'. Pidato Pasambahan disampaikan janang atau si pangka ketika alek
(upacara) nikah kawin, makan minum, sirih pinang, menjemput mempelai atau
pun malapeh panggia (undangan). Pidato pasambahan banyak
mempergunakan pepatah petitih dan kata-kato berulang, pitua urang tuo,
mamang urang tuo.
Pitua Urang Tuo

berisi pitua atau fatwa ajaran etika dan moral menurut adat. Ajaran budi yang
baik sesuai dengan ajaran adat dan ajaran agama. Ajaran yang dianggap baik oleh
masyarakat sehingga terpakai dalam kehidupan sehari-hari disebut etika. Adat
istiadat yang dipakai disesuaikan pula dengan keadaan dan situasi masa kini.
Artinya adat harus menyesuaikan dengan keadaan yang ada dalam masyarakat.
Tetapi berapa benar terjadinya perubahan, namun nilai adat nan sesungguhnya,
yaitu adat yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Aturan-aturan adat disebut
barih jo balabeh. Barih atau garis artinya aturan, sedangkan balabeh adalah
pelaksanaannya. Penuturan dapat disampaikan sebagai *kato kieh (kata kias),
dalam sastra Minang bentuknya berlawanan dengan artinya. Kalimatnya terdiri
dari dua anak kalimat. Untuk mengetahui isinyua perlu mendalami seluk beluk
susunan masyarakat Minangkabau. Ada kalanya dalam bentuk *pepatah petitih,
yang disampaikan yang disampaikan dalam pidato adat atau pidato perembahan
menjadi kalimat undang atau hukum adat.
Mamang urang tuo

berisi pedoman hidup bermasyarakat. Bagaimana sikap, gelagat dengan kurenah


kita mempererat hubungan keluarga: badunsanak, ba kaum, banagari dengan
bernegara. Maamang orang tua mengatakan, tegak berkampung par kampung,
tegak bersuku pelihara suku. Ada pula mamang yang disamikan berupa pantun,
seperti:

Kaluak paku kacang belimbing

Tempuruang lenggang lenggokkan

Anak dipangku keenakan dibimbing

Orang kampung dipertenggangkan

Ada pula bentuk mamang orang tua berupa ulangan huruf pada suku kata untuk
membentuk irama atau aliterasi. Kaluak paku kacang belimbiang. Ada pula yang
seiring dengan pepatah petitih, seumpama, cupak diisi, limbago dituang'
Kato kieh (Kiasan)

Sastra Minang bentuknya berlawanan dengan artinya. Kalimatnya terdiri


dari dua anak kalimat. Untuk mengetahui isinyua perlu mendalami seluk beluk
susunan masyarakat Minangkabau.
Ingek-ingek nan di ateh, kok nan dibawah manimpo
Ingat-ingat(pemimpin) yang di atas, jika bawahan suatu ketika akan menimpa

Takuruang nak dilua, terhimpit nak di atas

Terkurang hendak diluar, sedang terhimpit hendak di atas (kemahiran mengatasi


masalah yang dihadapi dengan arif dan bijaksana.

You might also like