You are on page 1of 2

Randai

Sejenis kesenian rakyat Minangkabau, semacam teater tradisional. Berupa


pemanggungan suatu cerita di lapangan terbuka, berbentuk lingkaran. Randai
merupakan medium cerita *kaba. Dalam randai ada unsur tari dengan *dendang
yang sangat penting dalam setiap pementasan. Tiap berganti babak dilakukan
dengan gerak silat atau pencak. Peran utama dibawakan oleh laki-laki. Cerita yang
disampaikan pada umumnya sastra lama seperti Cindua Mato, Bundo Kanduang,
Lareh Sumawang. Sering pula disampaikan cerita kehidupan sehari-hari atau
kritik terhadap masalah yang dihadapi.

Untuk menampilkan kesenian anak nagari di Minangkabau dipimpin oleh


'orang tua' yang dialakukan menurut tatacara yang disebut adat istiadat (ba
pamenan). Kini, Randai pada saat ini ditampilkan dalam beberapa jam atau menit
saja. Berbeda dengan dahulu yang berlangsung dua sampai tiga hari.

Sumber: Bidang Kesenian, Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Barat, Sarasehan Randai di
Singkarak, 1982
Ensikloped Indonesia, Edisi Khusus, P.T. Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, 1991
Kaba
Semacam sastra tradisional Minangkabau dalam bentuk prosa liris. Kaba
merupakan kisah yang disampaikan tukang kaba dengan medium randai, ilau,
basijobang atau rabab. Kaba-kaba klasik dimulai dengan kisah tambo yang
menceritakan asal usul Minangkabau. Dalam menyampaikan ceritanya ada yang
memakai pantun lepas atau pantun berkait. Tiap kalimat merupakan anak kalimat
dengah dua atau empat kata sehingga dapat diucapkan secara ritmik atau
didendangkan. Kadang kala kaba diseling dengan pantun dan ungkapan
berbentuk petatah petitih, mamangan atau pameo, kiasan, dan sebagainya. Tokoh
dalam cerita kaba biasanya nama tidak jelas dan biasanya merupakan simbolik.

Semula kaba disampaikan oleh tukang kaba dengan tarian randai, ilau, atau
dendang seperti basijobang. Sesudah Perang Dunia, cerita kaba dipertunjukan
sebagai sandiwara. Cerita kaba yang terkenal adalah: Rambun Pamenan, Lareh
Sumawang, Simarantang. Kisah kepahlawanan seperti Cindur Mato, Anggun Nan
Tongga, Kisah cinta, Si Umbuik Mudo, Sabai Nan Aluih, Gadih Ranti, Si
Kambang. Cerita pelipur lara: Malin Deman, dan Malin Kundang.

Sumber: Bidang Kesenian, Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Barat, Sarasehan Randai di
Singkarak, 1982
Ensikloped Indonesia, Edisi Khusus, P.T. Ikhtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, 1991
Drs. H. Sjafnir Aboe Nain, Budaya Alam Minanangkabau, Sekolah Dasar Kelas V, Lembaga
Kerapatan Adat Alam Mianangkabau, Sumatera Barat Padang, 1999

You might also like