You are on page 1of 11

PERMISI KENALKAN

ALEXANDER YULIANTO, SE
STAF SUBDIT KOMUNIKASI
PENERBANGAN, DIREKTORAT
NAVIGASI PENERBANGAN

RIWAYAT PENDIDIKAN

F.S.O 22 1984
JATC SC 44 1999
S1, MAN.EK 2003
OJTI 2009

SISWA INSTRUCTOR COURSE’37


2009
KESIAPAN ADMINISTRASI
PELAYANAN TELEKOMUNIKASI
PENERBANGAN INTERNASONAL
AERONAUTICAL
AERONAUTICAL MOBILE
MOBILE
SERVICE
SERVICE

AERONAUTICAL
AERONAUTICAL DIVISION AERONAUTICAL
AERONAUTICAL
RADIO
RADIO
FIXED
FIXED SERVICE
SERVICE OF NAVIGATION
NAVIGATION
SERVICE SERVICE
SERVICE

AERONAUTICAL
AERONAUTICAL
BROADCASTING
BROADCASTING SERVICE
SERVICE
PEMBAGIAN PELAYANAN TELEKOMUNIKASI
PENERBANGAN INTERNASIONAL
I. PELAYANAN DIBAGI :
 
1. PELAYANAN TELEKOMUNIKASI DINAS TETAP
Antar titik tetap tertentu --- terutama keselamatan navigasi penerbangan dan
kelancaran, efisiensi dan ekonomis operasi pelayanan penerbangan.

2. PELAYANAN TELEKOMUNIKASI DINAS BERGERAK


Pelayanan komunikasi bergerak ----- stasiun penerbangan dg stasiun pesawat
terbang atau antar station pesawat terbang, stasiun penolong dan stasiun
radiobeacon (sbg penunjuk posisi emergensi) yang bekerja pada frekuensi distress
dan emergency bisa berpartisipasi

Pelayanan komunikasi penerbangan yang disediakan untuk berkomunikasi


berkenaan dengan keselamatan dan keteraturan penerbangan, terutama sepanjang
rute udara sipil nasional atau internasional.

3. PELAYANAN NAVIGASI RADIO


pelayanan navigasi radio ditujukan untuk kemanfaatan dan keselamatan operasi
pesawat terbang.

4. PELAYANAN PENYIARAN PENERBANGAN


Pelayanan penyiaran yang ditujukan untuk pengiriman informasi berkenan dengan
penerbangan
PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN
Pelayanan telekomunikasi yang disediakan untuk maksud
apapun dalam penerbangan .
 
PELAYANAN TELEKOMUNIKASI INTERNASIONAL
Pelayanan telekomunikasi antar kantor atau stasiun dari negara-
negara yang berbeda, atau antar stasiun bergerak yang bukan di
dalam Negara yang sama, atau yang tunduk kepada Negara yang
berbeda.
 
2. AKSES TELEKOMUNIKASI
Semua stasiun telekomunikasi penerbangan mencakup sistem
akhir dan sistem perantara jaringan telekomunikasi penerbangan
(ATN), harus dilindungi dari akses yang tidak syah baik
langsung atau jarak jauh.
 
2.3 JAM PELAYANAN
 
2.3.1 penguasa yang berkompeten harus memberikan pemberitahuan jam
pelayanan normal stasiun-stasiun dan kantor-kantor pelayanan telekomunikasi
penerbangan internasional yang dibawah kendalinya, kepada agensi
telekomunikasi penerbangan yang ditetapkan untuk menerima informasi oleh
administrasi lain terkait.
 
2.3.2 Kapanpun diperlukan dan dapat dilaksanakan, penguasa yang
berkompeten harus memberikan pemberitahuan adanya perubahan jam
pelayanan normal, sebelum setiap perubahan membawa dampak, kepada
agensi telekomunikasi penerbangan yang ditetapkan untuk menerima
informasi ini oleh Administrations lain terkait. Beberapa perubahan harus
diinformasikan, kapanpun diperlukan, diumumkan secara resmi dalam
NOTAM.
 
2.3.3 Jika satu stasiun pelayanan telekomunikasi penerbangan internasional,
atau satu perusahaan penerbangan, meminta suatu perubahan jam pelayanan
stasiun lain, setiap perubahan harus diminta secepat mungkin setelah
keperluannya. Stasiun atau perusahaan penerbangan yang meminta perubahan
harus diberi tahu hasil dari permintaannya secepat mungkin
BAGAIMANA
PENGAWASANNYA ?
2.4 PENGAWASAN
 
2.4.1 Negara harus menetapkan penguasa yang bertanggungjawab untuk
menjamin bahwa pelayanan telekomunikasi penerbangan internasional dilakukan
sesuai dengan Procedures dalam Annex ini
 
2.4.2 Rekomendasi-Pelanggaran yang dilakukan sekali-sekali dalam Procedures
di sini, bila tidak serius, harus sudah ada hasil sepakat dengan cara komunikasi
langsung antar para pihak segera, baik melalui korespondensi atau kontak
pribadi.
 
2.4.3 Apabila satu stasiun melakukan pelanggaran serius atau mengulanginya,
perwakilan-perwakilan mereka harus dibuat pada penguasa yang ditetapkan
(2.4.1) dari negara tersebut disampaikan ke stasiun yang memliki kewenangan
mendeteksi mereka.
 
2.4.4 Rekomendasi - kewenangan yang dijelaskan dalam 2.4.1 harus berupa
tukar-menukar informasi mengenai kinerja dari sistem komunikasi, navigasi
radio, operasi dan pemeliharaan, fenomena transmisi yang tidak biasa, dan lain-
lain.
2.5 Transmisi Berlebihan-lebihan
 
Setiap Negara harus menjamin bahwa tidak
ada transmisi disengaja atas sinyal secara
berlebihan atau tanpa nama, pesan atau data
oleh stasiun apapun di dalam Negara itu.
2.6 INTERFERENSI
 
Sebelum melakukan test dan eksperimen dalam
stasiun apapun, setiap proses administrasi, dalam
rangka menghindari interferensi berbahaya, harus
menentukan semua kemungkinan tindakan
pencegahan, seperti pilihan frekuensi dan waktu,
dan pengurangan atau, jika mungkin, penindasan
radiasi. Interferensi berbahaya apapun yang
dihasilkan dari test dan eksperimen harus di-
eliminasi secepat mungkin.
TERIMA KASH
PERHATIANNYA

You might also like