You are on page 1of 5

ADVERTISING THAT SELLS

Orang marketing seringkali mengalami konflik dengan orang keuangan jika ingin beriklan.
Maklum orang marketing selalu meminta uang untuk membuat iklan yang biasanya tidak dalam
jumlah kecil. Alasannya sederhana yaitu untuk brand building. Orang keuangan biasanya lalu
mempertanyakan hasil dari beriklan itu. Seperti yang kita ketahui di mata orang keuangan setiap
investasi mesti ada return. Padahal orang marketing biasanya kelabakan
mempertanggungjawabkan advertising expenditure nya apalagi kalau yang dilihat pengaruhnya
ke penjualan. Andaikan ada advertising agency yang melayani kliennya dengan prinsip result
oriented, orang marketing tidak perlu lagi beradu mulut dengan orang keuangan. Beriklan
memang harus ada hasilnya. Hasilnya mungkin short term atau long term.

Komunikasi yang baik selalu mempunyai tiga efek bagi orang yang dituju : efek cognitive,
affective, dan behavior. Apabila ingin membuat iklan yang merupakan bagian dari brand
visualization harus bisa membuat orang ingat dengan produk kita ( cognitive), harus bisa
membuat orang senang dengan produk kita (affective), dan harus membuat orang beli produk
kita ( behavior).

Masih saja ada biro iklan atau petinggi promosi di perusahaan yang mengatakan bahwa hasil
aktivitas promosi adalah awarenes, image, atau paling top nya membangun preference
konsumen.

Promosi memang bukan hanya untuk promosi. Dalam konsep strategy, promosi merupakan
strategi penting untuk meraih keunggulan bersaing. Tidak hanya keunggulan bersaing sesaat,
tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Dan harus dimulai dengan keberhasilan menjual.
Dalam buku “Advertising That Sells” mengatakan bahwa selalulah membuat konsep promosi
yang membuat klien mampu menjual. Seorang kreatif harus tahu apa yang dimaui pasar, harus
tahu apa yang diinginkan oleh pasar, dan dari keinginan pasar itulah kemudian dibikin
kreatifnya. Pesan iklan haruslah bias sampai dan dimengerti target audiens. Seorang kreatif iklan
tidak bias nyentrik atau semaunya sendiri dalam merancang ide iklan tanpa memperhatikan
keinginan dan kemauan pasar.

Dalam buku Advertising That Sells ini, Dwi sapta juga memiliki jurus lain untuk menjadikan
iklannya menjual dan laris manis dipasar. Jurus itu adalah formula yang di Dwi Sapta lebih
dikenal sebagai 9P’s yang meliputi : product, price, people, problem, positioning,
promise,prove,priority, dan platform. Formula 9P’s ini untuk mengaudit produk klien. Dengan
formula 9P’s ini bias diketahui persolan pasar.

David Ogilvy menegaskan bahwa anda boleh sehebat apapun dalam merancang sebuah iklan,
tapi anda tak akan mendapatkan kemasyuran sebelum anda menemukan ide-ide besar iklan anda.
Ide yang besar memiliki daya magnet luar biasa dalam menarik perhatian konsumen dan
mendorong mereka membeli.

Bagi Dwi Sapta mengetahui kebutuhan,keinginan, dan harapan klien adalah simpul dari
keseluruhan upaya menciptakan customer intimacy dan membangun lifetime loyality. Bila
masukan yang diterima dari pelanggan benar dan tepat, customized service yang di deliver pun
akan kena sasaran,tepat, dan customized sesuai dengan kebutuhan,keinginan,dan harapan klien.
Dengan intensif mendengarkan klien melalui learning relationship maka Dwi Sapta bisa
melakukan customization layanan ke setiap klien.

Begitu pentingnya prinsip “ Sukses klien adalah segalanya” sampai-sampai Dwi Sapta
menempatkan sebagai salah satu filosofi perusahaan,menjadi misi Dwi Sapta. Karena sudah
menjadi misi perusahaan, setiap detak jantung operasi Dwi Sapta harus dilandasi,diinspirasi,dan
digerakkan prinsip ini.

Memberikan kepuasan kepada pelanggan tak cukup lagi karena sudah generic, menjadi
komoditas. Agar sukses memenangi persaingan masa kini dan masa mendatang, perusahaan
harus mampu membuat setiap pelanggannya loyal bukan kepalang. Kepuasan hari ini tak
menjamin si pelanggan membeli produk anda besuk pagi. Pelanggan yang puas akan
meninggalkan anda besuk pagi begitu ia menemukan produk lain yang bisa lebih memuaskan
ketimbang produk anda. Namun itu berbeda dari pelanggan loyal. Loyalitas akan mengunci
pelanggan anda untuk membeli produk anda kapanpun. Tak peduli apakah produk lain lebih
bagus. Itu sebabnya loyalitas pelanggan adalah jaminan masa depan. Loyalitas pelanggan adalah
jaminan keunggulan bersaing anda dalam jangka panjang.
UNITED WE BRAND ( Menciptakan Merek Kohesif yang Dilihat,Didengar,dan Dingat)

Pelanggan dimasa kini menghadapi beragam pilihan yang memusingkan. Merek seringkali
menjadi factor pembeda yang penting dalam proses pembuatan keputusan. Namun bagi sebagian
besar perusahaan terdapat perbedaan yang besar antara bagaimana merek dipandang didalam
perusahaan dan bagaimana dunia mempersepsikannya.

Mike moser adalah orang yang sudah lama berkecimpung dibidang pemasaran, berpendapat
bahwa masalahnya tidak terletak pada para eksekutif yang tidak memahami merek mereka.
Namun ini dikarenakan mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan pengetahuan mereka tetang
merek sehingga mudah dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap oaring baik itu pegawai
,rekan,pelanggan atau investor yang berinteraksi dengan merek tersebut.

Dalam United We Brand, Moser menyajikan perangkat bantuan yang ia ciptakan selama dua
decade pengalamannya dalam bidang branding dengan berbagai perusahaan. Sebagian besar
pelaku bisnis mengetahui hal-hal yang harus mereka ketahui untuk melakukan branding yang
efektif dan menciptakan sebuah merek yang bernilai. Mereka tahu bahwa branding itu penting,
tapi begitu banyaknya informasi yang tersedia terkait dengan hal tersebut membuat mereka
bingung. Masalahnya bukanlah kekurangan informasi, tapi bagaimana mencari cara untuk
mengonsentrasikan seluruh informasi tersebut ke bentuk yang lebih berguna. Buku ini akan
memungkinkan anda untuk mengambil seluruh keping pengetahuan yang telah anda miliki dan
meletakkannya dalam sebuah lembaran dimana anda,dan siapa pun yang mengomunikasikan
merek anda.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa memiliki merek yang konsisten di dalam dan diluar
perusahaan menjadi penting ketika anda bisa saja memberitahukan apa yang ingin anda
sampaikan kepada orang-orang dan membiarkannya begitu saja. Dulu pendekatan semacam itu
berhasil dibanyak perusahaan

Sebagian besar pelaku bisnis mengetahui hal-hal yang harus mereka ketahui untuk melakukan
branding yang efektif dan menciptakan sebuah merek yang bernilai. Mereka tahu bahwa
branding itu peting, tapi begitu banyaknya informasi yang tersedia terkait dengan hal tersebut
membuat mereka bingung. Masalahnya bukanlah kekurangan informasi , tapi bagaimana mencari
cara untuk mengonsentrasikan seluruh informasi tersebut ke bentuk yang lebih berguna. Untuk
itulah buku ini dan khususnya peta jalan merek, didesain. Buku ini akan memungkinkan anda
untuk mengambil seluruh keeping pengetahuan yang telah anda miliki dan meletakkannya dalam
sebuah lembaran dimana anda,dan siapa pun yang mengomunikasikan merek anda, dapat
memanfaatkannya sehari-hari. Pada akhirnya anda akan mendapatkan sebuah peta jalan merek
yang mudah dikerjakan,mudah dimengerti,dan mudah digunakan.

Tanpa serangkaian nilai inti yang jelas, fondasi utama merek anda sangat rapuh,begitu juga
dengan kemampuan anda untuk mengomunikasikan merek anda secara meyakinkan kepada
setiap orang di dalam atau diluar perusahaan. Tampil dengan serangkaian nilai inti menjadi
semakin penting di pasar saat ini karena kita hidup dalam sebuah budaya pemasaran dimana
orang-orang telah terlatih untuk membuka kedok janji-janji palsu,kebenaran yang tidak utuh dan
pernyataan yang berlebihan.

Branding bisa sangat menantang karena berbagai alasan, beberapa diantaranya menyangkut
persepsi,dan yang lainnya merupakan masalah yang melekat dengan produk atau layanan yang
anda tawarkan. Salah satu tantangan besar dalam menciptakan sebuah pesan merek inti adalah
memastikan pesan tersebut akan tetap valid dalam lima atau sepuluh tahun ke depan, seperti
sekarang ini. Untuk menciptakan sebuah pesan yang tidak terbatas waktunya anda perlu
mengambil beberapa langkah mundur guna mendapatkan perspektif.

Pesan merek inti, Slogan, Headline isitilah-istilah itu bisa membingungkan saat anda mencoba
untuk mengembangkan sebuah pesan merek inti, tapi sebenarnya semuamitu adalah entitas yang
berbeda. Pesan merek inti adalah gagasan inti yang kemudian diekspresikan dengan slogan dan
headline. Slogan dan headline adalah anak-anak dari gagasan induknya. Sebuah slogan juga
dikenal sebagai tag line karena biasanya dijadikan penutup pada penayangan iklan di TV atau
ditempatkan pada bagian akhir iklan cetak adalah sebaris kalimat yang biasanya diposisikan di
sebelah logo.

Tahap demi Tahap, Moser menunjukkan pada para pembaca cara membuat peta dari empat
komponen kunci strategi merek : mengidentifikasikan nilai-nilai inti, menciptakan focus dari
pesan merek, mengembangkan kepribadian merek yang berbeda, dan memilih serangkaian ikon
merek yang konsisten. Keempat komponen tersebut menjadi sebuah Peta Jalan Merek yang unik,
yang memastikan:
1. Nilai dan pesan merek yang sama bergema disetiap interaksi, baik diluar maupun didalam
perusahaan.

2. Pernyataan dan identitas merek yang konsisten mendorong semua aktivitas strategic dan
menentukan alokasi anggaran pemasaran.

3. Ahli desain dan manajemen memiliki bahasa yang sama ketika berbicara mengenai
eksekusi merek.

4. Komunikasi dan materi pemasaran secara akurat mencerminkan nilai-nilai inti dan pesan
merek.

Dipengaruhi dengan contoh-contoh kasus nyata dan kerangka kerja praktis, United We Brand
menawarkan sebuah kompas untuk memandu anda dalam membuat keputusan merek sehari-hari
dan juga peta jalan untuk merencanakan pola perusahaan menuju kesuksesan jangka panjang.

You might also like