You are on page 1of 11

KB SUNTIK

Dosen : Nanik Sukartiningsih,SST

Disusun Oleh :

Dina Sri Rahayu

Fitri Ayunsari

Nur Sri Wulandari

Oniru Agustin W.

Rina Wibawati

Via Adi Tiara N.S.

Yunita Pujiastutik

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Alat Kontrasepsi SUNTIK”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ediatmi,SSIT selaku Kaprodi D3 Kebidanan


2. Ibu M. Ummiyati,SST selaku Wali Kelas DIV Kebidanan 2.3
3. Ibu Nanik Sukartiningsih,SST selaku pembimbing dan pengajar yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
sumbangsih bagi semua mahasiswa.

Kediri, 28 Oktober 2010

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................1

1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI.......................................................................................................3

2.2 MEKANISME KERJA KONTRASEPSI SUNTIKAN................................3

2.3 CARA PEMBERIAN ...................................................................................4

2.4 KONTRA INDIKASI....................................................................................4

2.5 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KONTRASEPSI SUNTIKAN..........5

2.6 EFEKTIVITAS KONTRASEPSI SUNTIKAN............................................5

2.7 EFEK SAMPING...........................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................7

3.2 SARAN..........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Di Indonesia saat alat kontrasepsi keluarga berencana beragam macamnya, diantaranya :
1. Metode Amenorrhoe laktasi MAL dengan angka kegagalan belum diketahui.
2. Coitus interuptus ( senggama terputus ) dengan angka kegagalan 18 – 38%.
3. Kondom dengan angka kegagalan 15 – 36 %.
4. Pantang berkala dengan angka kegagalan 6 – 42 %.
5. IUD ( alat kontrasepsi dalam rahim ) dengan angka kegagalan 1,5 – 3 %.
6. Implant / susuk KB ( alat kontrasepsi dalam kulit ) dengan angka kegagalan 0,4 –
0,8%.
7. PIL kombinasi dengan angka kegagalan 0,1 – 0,7%.
8. Suntik KB dengan angka kegagalan 0 – 0,8%.

Metode suntik KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana Nasional


serta peminatnya semakin bertambah, tingginya minat pemakai suntikan KB karena
angka kegagalan yang kecil yaitu 0 – 0,8 % serta aman, sederhana, efektif, tidak
menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca melahirkan.

Berdasarkan banyaknya peminat KB suntik ini juga karena angka kegagalan yang
relative rendah, maka penulis mencoba mengambil kasus akseptor KB suntik pada
asuhan kebidanan dipakai praktek.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa Definisi dari KB Suntik?
b. Bagaimana mekanisme kerja Kontrasepsi Suntik?
c. Bagaimana cara pemberian Kontrasepsi suntik?
d. Apa saja kontra indikasi dari Kontrasepsi suntik?
e. Apa saja keuntungan dan kerugiaan kontrasepsi suntikan?
f. Bagaimana efektivitas kontrasepsi suntikan?
g. Apa saja efek samping dari kontrasepsi suntikan?

1.3 Tujuan.
1.3.1 Tujuan umum.
Mahasiswa diharapkan dapat mempunyai pengelolaan dan peranan penting dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada klien akseptor KB suntik dilahan praktek.
1.3.2 Tujuan khusus.
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian pada klien dengan akseptor KB suntik.
2. Mengidentifikasi masalah / diagnose pada klien.
3. Merencanakan asuhan pada akseptor KB suntik.
4. Melaksanakan asuhan yang direncanakan.
5. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah direncanakan.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kontrasepsi suntikan adalah suatu metode atau cara kontrasepsi dengan menyuntikan
hormone untuk mencegah kehamilan pada wanita dengan masa subur.
Dua kontrasepsi berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah :
1. Depo provera.
Adalah depo medroxy progesterone Asetat ( DMPA ) diberikan sekali dalam 3 bulan
dengan dosis 150 mg.
Kemasan satu botol berisi 3 ml @ 50 mg/ml.
2. Noristerat ( nongest / Net-en )
Adalah Norethindrone enanthate, diberikan dalam dosis 200 ml sekali.setiap 8 minggu
atau sekalisetiap 8 minggu untuk 6 bulan sekali.
( Hanafi, 1996 : 65 )

2.2 Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan.


2.2.1 Depo provera.
Menghalangi ovulasi dengan jalan menekan kadar FSH dan LH
sehingga menurun dan tidak terjadi sentakan LH ( LH Surge ).respons kelenjar
hipofise sehingga gonodothrophine releasing hormone eksogenus tidak
berubah.sehingga member kesan proses terjadi di hypothalamus dari pada
dikelenjar hipofisis.
Merubah lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi
sperma dan menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak
dimungkinkan terjadi nidasi selain itu juga merubah kecepatan transportasi
ovum melalui tuba.
2.2.2 Noristerat.
Merubah lender serviks menjadi kental seperti lem, sehingga penetrasi tidak
bisa sama sekali.
( Manuaba 1998 : 445 )

2.3 Cara pemberian.


2.3.1 Waktu pasca persalinan ( post partum ) dapat diberikan suntikan KB pada hari ke
3-5 post partum, atau sesudah ASI berproduksi atau sebelum ibu pulang dari
rumah sakit atau 6-8 minggu pasca persalinan asal dipastikan bahwa ibu tidak
hamil atau melakukan coitus.( Manuaba 1998 : 446 )
2.3.2 Pada pasca keguguran (Post Abortus) dapat diberikan suntikan KB segera setelah
kuretase atau sewaktu ibu hendak pulang, atau 30 hari Post Abortus,asal ibu tidak
hamil.
2.3.3 Dalam masa Interval diberikan 1-5 haid.
2.3.4 Teknik penyuntikan sangat penting pada DMPA maupun NET.EN,semua obat
suntik harus dihisap kedalam alat/tabung suntik sebelum diberikan, obat (Obat
Botol) harus dikocok dulu sampai obat terlihat benar-benar larut dan tercampur
dengan baik.
2.3.5 Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada bokong (Musculus Gluteus)
Jangan dilakukan masase pada tempat penyuntikan,karena kalau hal tersebut tidak
ditaati maka pelepasan obat dari tempat suntikan suntikan akan dipercepat
akibatnya masa efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.(Affandi,1996:160)

2.4 Kontra indikasi.


WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada
a. Kehamilan
b. Karsionoma Payudara
c. Pendarahan Abnormal Uterus
d. Penderita hepatitis
e. Pada wanita dengan diabetes atau riwayat Diabetes selama kehamilan harus
dilakukan follow up dengan teliti,karena dari beberapa percobaan laboratorium
ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism karbohidrat.
( Hanafi,1996 : 73 )

2.5 Keuntungan dan kerugian kontrasepsi suntikan.


 KEUNTUNGAN
1. Pemberiannya sederhana setiap 8 minggu sampai 12 minggu.
2. Tingkat efektifitasnya tinggi.
3. Hubungan sexsual dengan suntikan KB bebas.
4. Pengawasan media ringan.
5. Dapat dipakai atau diberikan pasca persalinan ,pasca keguguran atau pasca
mestruasi.
6. Tidak mengganggu pengeluaran Laktasi dan tumbuh kembang bayi
7. Suntikan KB Cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta akan
mendapatkan mmenstruasi.
 KERUGIAN
1. Pendarahan yang tidak menentu
2. Terjadi amenorhoe berkepanjangan
3. Kemungkinan masih bisa terjadi kehamilan
Kerugian atau penyulit milah yang menyebabkan peserta KB menghentikan
suntikan KB
( Manuaba,1998 : 450 )

2.6 Efektifitas kontrasepsi suntikan.


a) Baik DMPA maupun NET-EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi kurang
dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA
dan 2 per 100 wanita pertahun pemakaian NET-EN
b) Kontrasepsi suntikan ,sama efektifnya seperti pil dan lebih efektif daripada IUD
c) Dosis DMPA 150 mg setiap 3 bulan adalah dosis yang tinggi.Setelah suntikan
ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu.sehingga terdapat periode “
tenggang waktu/kelonggaran waktu”.(Grace Periode) selama 2 minggu untuk waktu
akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan.
d) NET-EN 200 mg lebih efektif bila diberikan dalam jarak waktu yang lebih pendek.
1. Penyuntikan sekali setiap 8 minggu (aneka kelahiran 0,4-1,8 per 100 wanita)
2. Penyuntikan sekali setiap 12 minggu (angka kegagalan 6,6 per 100 wanita)

e) Masa kerja NET-EN lebih singkat daripada DMPA, sehingga tidak terdapat
“tenggang waktu” (Grace period) untuk akseptor NET-EN yang terlambat suntik
Ulang (Mochtar Rustam ;1998:312)
2.7 Efek samping.
Gangguan haid berupa amenorrhoe,spotting (bercak darah) dan menorrhagia
seperti pada kontrasepsi hormonal lainnya,maka dijumpai pula keluhan sakit
kepala,pusing,mual,dan BB bertambah.efek samping yang berat jarang dijumpai
kadang-kadang ibu mengeluh Libido berkurang.
DMPA lebih sering menyebabkan pendarahan dan amenorrhoe dibandingkan
dengan NET-EN, dan amenorrhoe pada DMPA tampaknya lebih sering terjadi pada
akseptor dengan berat badan tinggi.
Penanganan perubahan pola haid pada akseptor suntik KB yaitu : Amenorrhoe
sebenarnya tidak memerlukan pengobatan.Bila seorang akseptor KB suntikan ,
misalnya tidak mendapat haid selama 1 tahun, sesungguhnya merupakan keuntungan
bagi ibu, karena tidak membuang darah sebanyak 15 x 50 cc : 600 cc. Hal ini dapat
menambah darah ibu.
Bila terjadi pendarahan haid yang tidak teratur penanganannya sebagai berikut :
Berikan motivasi sehingga tidak perlu melakukan pengobatan khusus
Bila perlu diobati, pertama-tama berikan obat anti pendarahan seperti tablet
Daflon,Methergin dll.
Selanjutnya dapat diberikan tablet Lynoral 0,05-0,1 mg/hari selama 7-10 hari
atau pil konstrasepsi kombinasi sampai pendarahan berhenti atau suntikan
extra Depo provera 150 mg misalnya 6 bulan sesudah suntikan terdahulu atau
tablet premolut IV 5 mg 3 x 1 sehari selama 3 hari.
Pendarahan yang banyak dan tidak sembuh oleh pengobatan harus dilakukan
kuretase.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Kontrasepsi suntikan adalah suatu metode atau cara kontrasepsi dengan
menyuntikan hormon untuk mencegah kehamilan pada wanita usia subur.
Dalam asuhan kebidanan ini di ambil kasus akseptor KB suntik pada Ny”I”
P2002 dengan akseptor KB 3 bulanan ( DMPA ) Tidak terdapat kelainan atau efek
samping yang berat serta tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

3.2 Saran
3.2.1 Untuk menurunkan angka kegagalan KB suntik diharapkan petugas kesehatan
mampu memperhatikan hal – hal yang biasanya di anggap tidak berpengaruh.pada
hal itu merupakan sesuatu yang penting dan berbahaya.
3.2.2 Petugas diharapkan mampu menciptakan suasana yang amann dan nyaman pada
klien dan selalu menjaga privasi klien.
3.2.3 Klien diharapkan mengikuti petunjuk petugas demi kelancaran pelayanan dan mau
datang kembali tepat sesuai jadwal atau tanggal dipesan untuk kembali.

DAFTAR PUSTAKA

FKUI. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculaplus.


Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC

Syaifudin, Abdul Bari, dkk. 2003. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta : Yayasa Bina Pustaka – Sarwono Prawirohardjo.

You might also like