You are on page 1of 1

Keratitis Lepra Morbus Hansen atau penyakit Lepra menyerang dan menimbulkan kerusakan

pada kornea melalui 4 cara :

Gangguan trofik pada kornea yang disebabkan kerusakan saraf kornea oleh
mikobakterium lepra.

Terjadinya ektropion dan lagoftalmos serta anestesi kornea sehingga menyebabkan


keratitis pajanan.

Pada daerah yang endemik, sering disertai adanya penyakit trakoma yang menyebabkan
entropion dan trikiasis.

Apabila terjadi denervasi kelenjar lakrimal, akan menyebabkan sindrom mata kering.

Perubahan yang terjadi akibat serangan mikobakterium lepra adalah membesar dan
membengkaknya saraf kornea disertai bintil-bintil dalam benang (bead on a string).
Pembengkakan saraf kornea adalah patognomonik untuk infeksi oleh mkobakterium lepra pada
mata ataupun dapat mengindikasikan adanya suatu infeksi sistemik. Masa inkubasi tidak
diketahui secara pasti, begitu pula cara penularannya, diduga melalui saluran pernapasan. Secara
subjektif, penderita datang karena adanya pembengkakan yang kemerahan pada palpebra serta
tanda-tanda lain pada bagian tubuh di luar mata. Secara objektif, terdapat keratitis avaskuler
berupa lesi pungtata berwarna putih seperti kapur yang secara perlahan batasnya akan mengabur
dan sekelilingnya menjadi seperti berkabut. Lesi ini akan menyatu dengan lesi di sebelahnya dan
menyebabkan kekeruhan sub-epitelial seperti nebula. Dalam nebula ini terdapat sebaran seperti
deposit kalsium dan sering disertai destruksi membran Bowman. Pada fase lanjut terjadi
neovaskularisasi superfisial yang disebut plannus lepromatosa. Pembengkakan saraf kornea
disertai bead on a string adalah khas untuk keratitis lepra. Gambaran klinis pada bagian tubuh
lain akan lebih memperkuat keyakinan diagnosis.

Terhadap mikobakterium lepra diberikan dapsone dan rifampisin. Apabila terdapat deformitas
palpebra yang akan mengkibatkan kerusakan kornea dilakukan koreksi pembedahan.

You might also like