Professional Documents
Culture Documents
A.Pengertian
Appendisitis adalah peradangan pada umbai cacing, insiden terjadi pada Pria lebih cenderung
terkena appendiksitis dibanding wanita. Appendiksitis lebih sering menyerang pada usia 10 sampai 30
tahun.
Appendiksitis perforasi adalah merupakan komplikasi utama dari appendiks, dimana appendiks
telah pecah sehingga isis appendiks keluar menuju rongga peinium yang dapat menyebabkan peritonitis
atau abses.
B.Anatomi Appendiks
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjang kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum
tepat dibawah katub ileosekal. Appendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur
kedalam sekum, karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, appendiks cenderung
menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (Brunner and Suddarth, 2002).
Menurut Helmut (1988) Posisi apendiks sangat bervariasi, sehingga kemungkinan sulit
untuk menentukan posisi normal apendiks.
2.Posisi pelvic / apendiks tergantung menyilang linea terminal masuk kepelvis minor, tipe
desenden 31 %.
5.Posisi post ileal/appendiks dibelakang ujung akir ileum 1 %.(Helmut Leonhardt 1988)
Gambar 2.1 : posisi appendiks
C.Etiologi
-Obstruksi: hiperplasi kelenjar getah bening (60%), fecalit (massa keras dari feses) 35%, corpus
alienum (4%), striktur lumen (1%).
-Tumor
D.Patognesis
Produksi mucin 1-2 ml/hari. Kapasitas appendiks 3-5 cc/hari. Jadi nyeri McBurney akan muncul setelah
terjadi sumbatan ± 2 hari
E. Patofisiologi
-Ulserasi mukosa
Tekanan intra lumen ↑↑: »»» Appendiks supuratif:
-Thrombus ▼
▼
-Iskemia + kuman
-Pus
-Gangguan arteri ▼
Peritonitis
-Nekrosis + kuman
▼
-Gangrene
Peritonitis umum
Apendiks terimplamasi dan mengalami edema sebagai akibat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit
(massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses implamasi meningkatkan tekanan intraluminal
menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progesif dalam beberapa jam, terlokalisasi
di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya appendiks yang terimplamasi berisi pus.
1.Sembuh
2.Kronik
3.Perforasi
4.Infiltrat → abses
F.Manifestasi Klinik
1.Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu
makan.
9.Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri
kuadran kanan.
10.Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat illeus paralitik.
11.Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien mungkin tidak mengalami gejala
sampai terjadi ruptur appendiks.
G.Pemeriksaan Diagnosis
1.Anamnesa
2.Pemeriksaan fisik
a.Status generalis
-Tampak kesakitan
-Demam (≥37,7 oC)
b. Status lokalis
d.Rovsing sign (+) → pada penekanan perut bagian kontra McBurney (kiri) terasa nyeri di McBurney karena
tekanan tersebut merangsang peristaltic usus dan juga udara dalam usus, sehingga bergerak dan
menggerakkan peritonium sekitar apendiks yang sedang meradang sehingga terasa nyeri.
e.Psoas sign (+) → m. Psoas ditekan maka akan terasa sakit di titik McBurney (pada appendiks retrocaecal)
karena merangsang peritonium sekitar app yang juga meradang.
f.Obturator sign (+) → fleksi dan endorotasi articulatio costa pada posisi supine, bila nyeri berarti kontak
dengan m. obturator internus, artinya appendiks di pelvis.
Alvarado score:
Digunakan untuk menegakkan diagnosis sebagai appendiksitis akut atau bukan, meliputi 3 simtom, 3
sign dan 2 laboratorium:
c. Vomitus 1 point
d.Anoreksia 1 point
Total point 10
3. pemeriksaan penunjang
a.laboratorium
-Hb normal
-Non-filling
-Partial filling
-Mouse tail
-Cut off
H.Penatalaksanaan
1.Appendiktomi cito (app akut, abses dan perforasi)
I.Kompilkasi
1.Perforasi
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi pembedahan pada apendiktomi)
2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi inadekut b/d faktor biologis
( mual, muntah, puasa)
RENPRA APP
-Monitor TTV .
Monitor Nutrisi
-V/S dbn ( Suhu : 36 – -Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
37.5 c )
-Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.
Proteksi infeksi :
5 PK: Perdarahan Setelah dilakukan askep Pantau tanda dan gejala perdarahan post operasi.
… jam perawat akan
menangani atau -Monitor V/S
mengurangi komplikasi
dari pada perdarahan -Pantau laborat Hb, HMT. AT