You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perubahan ini dapat
terjadi pada aspek kehidupan, baik yang menyangkut tata nilai dan norma, status,
fungsi, struktur sosial. Perubahan ini dapat terlihat apabila kita membandingkan
perkembangan keadaan suatu masyarakat dari jaman ke jaman. Cepat atau
lambatnya perubahan sosial pada masyarakat tergantung dari substansi dari
masyarakat itu sendiri. Masyarakat kota lebih cepat berubah dibandingkan dengan
masyarakat desa. Pada masyarakat terasing perubahan sosial berjalan sangat
lambat bahkan berkecenderungan terjadi stagnasi. Pada masyarakat kota,
perubahan sosial budaya lebih terbuka lagi. Perubahan pada fungsi, sistem, dan
struktur sosial berjalan dengan cepat seiring dengan perkembangan waktu.
Masyarakat yang mudah sekali mengalami perubahan sosial sering disebut dengan
masyarakat dinamis.
Perubahan Sosial dialami oleh setiap masyarakat yang pada dasarnya tidak
dapat dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat. Perubahan sosial
dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara
berpikir dan interaksi sesama warga menjadi semakin rasional; perubahan dalam
sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial; perubahan tata
cara kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada
spesialisasi kegiatan yang makin tajam; Perubahan dalam kelembagaan dan
kepemimpinan masyarakat yang makin demokratis; perubahan dalam tata cara
dan alat-alat kegiatan yang makin modern dan efisien

1.2 Rumusan Masalah


Agar pembahasan masalah menjadi sistematis dan terarah, maka penyusun
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kasus-kasus Perubahan Sosial dan Lingkungan (PSL) yang ada
di Indonesia?
b. Apa dampak perubahan sosial dan lingkungan?
c. Bagaimana analisis tentang studi kasus perubahan sosial dan lingkungan?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
a. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan.
b. Memantapkan dan menambah wawasan tentang sosiodemografi.
c. Membentuk mahasiswa yang aktif dan kreatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perubahan Sosial


Menurut John Lewin dan John Phillip Gillin, Perubahan Sosial adalah
suatu variasi dan cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideology,
maupun karena difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Menurut Samuel Koening, Perubahan Sosial menunjukkan pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun
eksternal.
Menurut Selo Soemardjan, Perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya,
termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.

2.2 Bentuk Perubahan Sosial


Ada beberapa bentuk perubahan social, diantaranya:
a. Menurut perencanaannya
• Perubahan yang direncanakan (pembangunan)
• Perubahan yang tidak direncanakan
b. Menurut proses perubahannya
• Perubahan periodic
• Perubahan non periodic
c. Menurut waktu perubahannya
• Revolusi (berlangsung cepat)
• Evolusi (berlangsung lambat)
d. Menurut besar kecil pengaruhnya
• Perubahan yang kecil pengaruhnya
• Pengaruh yang besar pengaruhnya
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Dibawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial,
yaitu:
a. Faktor Geografis
b. Faktor Teknologis
c. Faktor Ideologi
d. Faktor Kepemimpinan
e. Faktor Penduduk

2.4 Penyebab Perubahan Sosial


Ada beberapa hal yang menjadi penyebab perubahan sosial, diantaranya
adalah:
a. Faktor Internal
• Bertambahnya atau berkurangnya penduduk (demografis)
Semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau
kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk
• Penemuan-penemuan baru
Adanya penemuan di kalangan atau oleh warga masyarakat berkaitan
dengan suatu alat atau cara yang selanjutnya diterima penggunaannya secara luas
oleh masyarakat, dan karena itu mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial
mereka.
• Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat
Pertentangan yang timbul di kalangan warga atau kelompok-kelompok
masyarakat sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan atau perbedaan persepsi
yang dipertahankan oleh masing-masing kelompok.

b. Faktor Eksternal, kondisi atau perkembangan yang terjadi di luar


lingkungan masyarakat yang bersangkutan, tetapi secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi perubahan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Dalam faktor eksternal, yang
terpenting di antaranya adalah pengaruh lingkungan alam,
pengaruh unsur kebudayaan maupun aktualisasi.
• Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam)
• Pengaruh kebudayaan masyarakat lain (defusi)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus-Kasus Perubahan Sosial dan Lingkungan

Dampak Pembangunan Kawasan Industri Pusat Perkayuan Marunda


terhadap Sistem Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Marunda,
Jakarta Utara

Ekosistem pantai dengan ketiga tipe sumberdayanya, yaitu laut, tambak dan
sawah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan ekonomi
sebagian besar penduduk Marunda di Pantai Utara Jakarta. Di dalam lingkungan
bersangkutan, keseluruhan kegiatan ekonomi yang terdiri dari kegiatan produksi,
distribusi dan konsumsi berlangsung atas dasar model pengetahuan kebudayaan
yang diwariskan secara turun-temurun.
Keterikatan yang sangat kuat pada bentuk-bentuk mata pencaharian yang sangat
tergantung pada kondisi lingkungan alam di sekitarnya, menyebabkan timbulnya
berbagai masalah sosial ekonomi dan sosial budaya, ketika lingkungan tersebut
diambil--alih dan dirubah oleh kegiatan pembangunan kawasan industri Pusat
Perkayuan Marunda (PPM).
Kegiatan pembangunan PPM menyebabkan perubahan bentang alam yang
ditandai dengan penyusutan lahan garapan penduduk yang semula tinggal di
kawasan industri tersebut. Penyusutan lahan garapan tempat penduduk
bersangkutan melakukan kegiatan mata pencaharian menimbulkan dampak
terhadap keseluruhan sistem mata pencaharian mereka.
Untuk menyesuaikan diri dengan kondisi perubahan lingkungan dan untuk
menghadapi berbagai masalah yang timbul sehubungan dengan perubahan yang
terjadi, penduduk dituntut mengembangkan upaya adaptasi, terutama berupa
penyesuaian bentuk mata pencaharian dengan keadaan lingkungan yang ada
setelah perubahan.
Pembahasan:

Berdasarkan kasus diatas dimana masyarakat disekitar marunda sebagai korban


dari kawasan industri Pusat Perkayuan Marunda (PPM) mengalami perubahan
mata pencaharian yang mulanya sebagai petani dan nelayan sekarang menjadi
buruh pabrik Pusat Perkayuan Marunda (PPM) yang menyebabkan terjadinya
adaptasi yang harus dilakukan oleh masyarakat sekitar marunda.
Upaya adaptasi yang sebenarnya relatif dapat dianggap paling tepat dipilih untuk
menanggapi perubahan lingkungan sumberdaya ekonomi di lingkungan kawasan
industri PPM, adalah dengan melakukan diversifikasi mata pencaharian.
Diversifikasi mata pencaharian pada bentuk-bentuk yang berbeda dengan bentuk-
bentuk mata pencaharian semula sebagian besar penduduk Marunda, perlu
dilakukan agar penduduk yang lingkungan sumberdaya ekonominya terkena
akibat langsung kegiatan pembangunan PPM, dapat tetap memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa terlalu tergantung pada lingkungan sumberdaya laut, sawah dan
tambak di sekitarnya yang masih akan terus berubah, sejalan dengan kelanjutan
proses pembangunan PPM. Akan tetapi, pilihan ini tidak dididukung oleh
pengetahuan kebudayaan yang luas. Tingkat pendidikan sebagian besar penduduk
Marunda yang relatif sangat rendah dan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki
semata-mata hanya berkisar pada lingkungan pantai di sekitarnya, menyebabkan
keseluruhan perangkat pengetahuan kebudayaan mereka menjadi sangat terbatas,
sehingga tidak mampu menghadapi perubahan orientasi ruang yang telah sangat
berbeda kondisinya.
Dari dua bentuk upaya adaptasi yang dikembangkan oleh penduduk setempat,
yaitu mempertahankan bentuk mata pencaharian semula dan beralih ke bentuk
mata pencaharian baru, tampaknya upaya mempertahan bentuk mata pencaharian
sampai saat ini masih menjadi pilihan sebagian besar penduduk. Pilihan upaya
adaptasi sebagian besar penduduk yang masih terikat pada lingkungan
sumberdaya semula (laut, sawah dan tambak) akan dapat lebih memperburuk
kondisi sosial ekonomi di masa yang akan datang, terutama pada saat proyek PPM
mulai beroperasi, jika tidak segera dicari pemecahan dan penanggulangannya
secara tepat dan terpadu.
Pusat Perkayuan Marunda (PPM) seharusnya mempertangungjawabkan
menghilangnya sumber pendapatan penduduk yang sebagian besar sebagai petani
dan nelayan dengan cara memberi perkerjaan yang layak untuk masyarakat
disekitar marunda.

Kasus II

Pola Kesempatan Kerja di Daerah Pertambangan Emas Gunung Pongko

Adanya Sumberdaya Emas di suatu wilayah mengundang perusahaan untuk


mengeruk hasil tambang, hal ini dapat melahirkan berbagai macam kegiatan
ekonomi yang berdampak pada perubahan pekerjaan penduduk sekitar.
Perubahan pendapatan terjadi karena adanya perubahan pekerjaan disekitar lokasi
penambangan. pola kesempatan kerja di daerah pertambangan di wilayah Desa
Bantar karet, Desa Cisarua, dan Desa Malasari yang merupakan wilayah
pertambangan emas PT Antam, yang mulai beroperasi dari tahun 1994.
Pemerintah belum memikirkan lebih lanjut mengenai dampak yang akan terjadi
terhadap pendapatan masyarakat setelah stok emas habis. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui adanya pola perubahan pekerjaan yang signifikan pada
pekerjaan gurandil, tukang ojek, pegawai desa, karyawan perkebunan, dan
pegawai PT Antam. Perubahan pekerjaan ini dilihat dari banyaknya peminat dari
pekerjaan lain yang pindah menjadi gurandil, tukang ojek, pegawai desa,
karyawan perkebunan, dan pegawai PT Antam. Terjadinya peningkatan
pendapatan dari pekerjaan sebelumnya ke pekerjaan sekarang. Setelah stok emas
habis terjadi penurunan pendapatan pada semua jenis pekerjaan yang disebabkan
oleh hilangnya pendapatan masyarakat yang berhubungan dengan stok emas.
Pendapatan masyarakat setelah stok emas habis diperoleh dengan mengasumsikan
pekerjaan yang berhubungan dengan stok emas (gurandil) akan menghilang
sehingga pendapatannya akan nol atau tidak ada.
Pembahasan
Perubahan mata pencaharian dari petani menjadi buruh gurandil meyebabkan
masyarakat sekitar bergantung hidup kepada pertambangan emas sehingga
melupakan mata pencaharian pokok seperti bertani ataupun berternak. Ketika
persedian emas ditambang telah habis menyebabkan mereka tidak memiliki
pendapatan karena dianggap menambang merupakan perkerjaan pokok mereka
padahal jika dilihat dari lingkungan mereka masih bisa memanfaatkan lahan untuk
bertani ataupun berternak tanpa harus menggangap diri mereka tidak memiliki
pendapatan.
Mungkin masyarakat penambang menganggap bahwa bertani tidak memiliki
jaminan kehidupan yang layak jika dibandingkan dengan menambang emas.
Masyarakat akan terus memiliki pendapatan jika pekerjaan sebagai petani tidak
dilupakan dan tidak terlalu bergantung kepada perkerjaan ditambang.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan, modifikasi, atau
penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat, yang
mencakup nilai-nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat, hubungan-
hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan-kelembagaan masyarakat, baik
dalam aspek kehidupan material maupun nonmateri.

4.2 Saran
Lingkungan merupakan bagian terpenting didalam kehidupan dan penghidupan
manusia oleh karena itu jagalah lingkungan kita dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=79:ipem4439-perubahan-sosial-dan-
pembangunan&Itemid=74&catid=29:fisip

http://www.docstoc.com/docs/22044133/1-Dinamika-Perubahan-Sosial-Budaya-
Pada-Masyarakat-A-Introduksi

http://www.docstoc.com/docs/22044115/bab6-Perubahan-sosial
Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua
bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang
berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi
dikenal dengan revolusi dan evolusi. [1]
[sunting]Perubahan evolusi

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam


proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak
tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.[5]Perubahan-perubahan ini
berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan
dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari.[1] Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari
usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
[1]
Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang


evolusi, yaitu[6]:

 Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan


masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap
tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap
yang sempurna.
 Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan
masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut
teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang
tertentu.
 Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian
terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari
sistem berburu ke pertanian.
[sunting]Perubahan revolusi

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat


dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya.[7] Secara sosiologis
perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai
unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang
berlangsung relatif cepat.[7] Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan
direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan
ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.[7]

Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat.


[1]
Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa
syarat tertentu, antara lain adalah[1]:

 Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di


dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan
harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan
keadaan tersebut.[1]
 Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap
mampu memimpin masyarakat tersebut.[1]
 Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut,
untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari
masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
[1]

 Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada


masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan
dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan
yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.[1]
 Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala
keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan
revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih
keliru, maka revolusi apat gagal.[1]

[sunting]Perubahan direncanakan dan tidak


direncanakan
[sunting]Perubahan yang direncanakan

Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang


diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-
pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.[1][8] Pihak-
pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari
masyarakat sebagaipemimpin satu atau lebih lembaga-
lembaga kemasyarakatan.[1] Oleh karena itu, suatu perubahan yang
direncanakan selalu di bawah pengendalian dan [[pengawasan agent of
change.[1] Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut
perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian]] anak-
anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan
jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB)
.[1]
[sunting]Perubahan yang tidak direncanakan

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak


dikehendaki oleh masyarakat.[1] Karena terjadi di luar perkiraan dan
jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu
kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat.[1] Oleh karenanya,
perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.
[1]
Misalnya, kasusbanjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya
banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian
lingkungan.[1] Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman
masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari
permukiman baru.[1]
[sunting]Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh
kecil
Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti
penjabarannya berikut ini[1].
[sunting]Perubahan berpengaruh besar

Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut


mengakibatkan terjadinya per- ubahan
pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian,
dan stratifikasimasyarakat.[1] Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi.[1] Pada perubahan ini memberi
pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah
kepadatan pendudukdi wilayah industri dan mengakibatkan adanya
perubahan mata pencaharian.[1]
[sunting]Perubahan berpengaruh kecil

Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan


perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.[1] Contoh, perubahan mode
pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa
pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan pada lembagakemasyarakatan.[1]

Faktor :
Kecenderungan perubahan sosial dan kebudayaan banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor tersebut ada yang mendorong, memperlancar,
mempengaruhi, menghambat, ataupun menghalangi setiap perubahan sosial dan
kebudayaan.
1. Faktor Pembentuk Kebudayaan
Kebudayaan itu dapat terbentuk karena berbagai faktor. Faktor pembentuk
kebudayaan itu, antara lain :
a. Manusia dengan cipta, rasa, dan karyanya;
b. Lingkungan alam;
c. Kontak antarbangsa atau disebut pula dengan kultur kontak;
d. Keyakinan kepercayaan dan peranannya dalam pembentukan kebudayaan
2. Faktor yang Mendorong dan Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan
Faktor yang dapat mendorong dan mempengaruhi perubahan kebudayaan meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Perubahan lingkungan alam (musim, iklim, dan land use).
b. Perubahan kependudukan (jumlah, penyebaran, dan kerapatan penduduk).
c. Perubahan struktur sosial (Organisasi pemerintahan, politik, negara, dan
hubungan internasional).
d. Perubahan nilai dan sikap (sikap mental penduduk, kedisiplinan, dan kejujuran
para pemimpin).
3. Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan
a. Sebab-sebab berasal dari luar masyarakat
- Peperangan antarnegara
- Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
b. Sebab-sebab berasal dari lingkungan fisik di sekitar manusia; Bencana alam
c. Sebab-sebab bersumber pada masyarakat itu sendiri
- adanya penemuan baru
- bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk
- terjadinya pemberontakan
- pertentangan dalam masyarakat itu sendiri
Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya dapat terjadi secara cepat maupun lambat.
Selain itu, perubahan sosial budaya ini juga dapat berpengaruh luas maupun tidak
luas dan perubahan sosial budaya dapat direncanakan pula dapat tidak
direncanakan. Adapun macam-macam perubahan sosial budaya meliputi :
a. Akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda sehingga
satu sama lain saling mempengaruhi. Misal lahir kebudayaan Hindu-Jawa.
b. Sinkretisme adalah perubahan kebudayan di masyarakat secara damai, tidak ada
pertentangan karena kedua sisi berpadu dengan sinkron
c. Milenarisme atau mesianisme adalah perubahan kebudayaan di masyarakat yang
sudah dinantikan bersamaan munculnya pemimpin yang dianggap bijaksana, adil,
dan wibawa. Misal adanya gerakan ratu adil di Indonesia di awal masa
kemerdekaan.
d. Asimilasi adalah proses sosial dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur-
angsur sehingga berkembang dan melahirkan kebudayaan baru..
e. Adaptasi adalah proses penyebaran kebudayaan yang masing-masing
kebudayaan tersebut bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
f. Nominasi terjadi jika kebudayaan setempat terdesak dan lenyap oleh kebudayaan
baru.
g. Sintesis adalah terjadinya percampuran dua kebudayaan yang berbeda dan
melahirkan bentuk kebudayaan baru yang berbeda dari keduanya.

You might also like