Professional Documents
Culture Documents
Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita
(3415083256)1
______________________
1
Mahasiswa Pendidikan Biologi Reguler 2008
ABSTRAK
Sistem sirkulasi memegang peranan penting terhadap metabolisme tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
fisiologi darah dan kerja jantung pada katak. Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin 8 november 2010 bertempat di
Laboratorium Fisiologi FMIPA UNJ. Pada pengamatan struktur sel darah katak dengan BTB diperoleh hasil sel darah merah
katak berinti sedangkan pada sel darah putih dengan Turk diperoleh hasil bahwa sel darah putih berukuran lebih besar. Sel
darah merah katak dapat mengalami perubahan struktur ketika dipengaruhi oleh penambahan larutan NaCl dengan
konsentrasi yang berbeda – beda. Berat badan katak memiliki hubungan terbalik dengan kerja jantung. Denyut jantung
mengalami perubahan denyut (cepat / lambat) ketika dipengaruhi rangsang berupa air panas, air es, air ledeng dan berbagai
macam garam anorganik seperti KCl, NaCl dan CaCl2.
1
o Tambahkan 1 tetes air Es o Frekuensi Denyut = 59
pada jantung katak, amati kali / menit
denyutnya dan catat
hasilnya. Denyut Jantung VS Suhu
o Tambahkan 1 tetes air o Sebelum di tambahkan
ledeng , amati dan catat larutan : Normal
hasilnya o Jantung + air Es (150C):
o Tambahkan 1 tetes air Jantung Cepat
panas, amati dan catat o Jantung + Air Ledeng :
hasilnya. Lebih lambat
o Jantung + air panas (450C):
Pengamatan Denyut jantung vs Lebih cepat dari
garam anorganik sebelumnya tetapi tidak
o Tambahkan 1 tetes Kcl lebih cepat dari Es
0,7% pada jantung katak,
amati denyutnya dan catat Denyut Jantung VS Garam
hasilnya.
o Tambahkan 1 tetes NaCl
Anorganik
0,9%, amati dan catat
Denyut + Denyut + Denyut
hasilnya
KCL 0,7% NaCl 0,9% +CaCl2 1 %
o Tambahkan 1 tetes CaCl2
1 % amati dan catat Lambat dari cepat Lebih cepat
hasilnya. setelah
diberi air
C. HASIL DAN PEMBAHASAN panas
Struktur Sel Darah
Sel darah + BTB Sel darah + Turk Pada pengamatan sel darah merah
digunakan larutan bromo timol biru karena BTB
Bentuk Bulat, Bulat, terdapat Inti, bereaksi positif dengan sel darah merah,
terdapat Inti, warna inti lebih begitu pula pada pengamatan sel darah putih
digunakan larutan turk sebab Turk bereaksi
berwarna ungu terang dan ukuran
positif dengan sel darah putih. Pada saat
sel lebih besar pengamatan kami tidak mendapatkan data
daripada sel darah atau hasil pengamatan mengenai struktur sel
merah, bentuk tidak darah pada manusia yang telah diberi larutan
beraturan BTB dan larutan Turk. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan alat, waktu dan adanya
kesalahan teknis. Data pengamatan struktur
Konsentrasi Sel Darah Merah sel darah manusia dapat menjadi bahan
perbandingan untuk membandingkan struktur
sel darah dengan hewan lainnya, khususnya
katak. Menurut referensi struktur sel darah
Sel Sel darah Sel Sel darah pada manusia adalah sebagai berikut :
darah + + NaCl darah + + NaCl
NaCl 0,7% NaCl 1%
0,4% 0,9%
Objek Larutan BTB Larutan Turk
Bentuk Normal Semakin Semakin
semakin Besar besar dari
kecil setelahny
Manusia Pipih bikonkaf Sel darah
a dan tidak putih memiliki
terlihat inti inti dan
berbentuk
Frekuensi Denyut Jantung VS seperti bulan
Berat Badan sabit, anggur,
o Berat Badan Katak = 32,67 dll.
gram
Eritrosit pada manusia merupakan cakram
bikonkaf yang tidak memiliki inti, dipenuhi oleh
2
protein hemoglobin pembawa O2. Pada awal artinya tekanan didalam lebih kecil daripada diluar,
pembentukannya, eritrosit manusia memiliki inti, sehingga sel mengkerut. Tekanan diluar ini
tetapi inti tersebut akan perlahan-lahan menghilang disebabkan karena kandungan cairan Natrium dan
karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk Klorida pada cairan ektrasel adalah lebih besar
memberikan ruangan kepada hemoglobin. Leukosit daripada konsentrasi Natrium di dalam sel
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang (konsentrasi NaCl 0,4% belum seimbang dengan
tetap (tidak beraturan), memiliki inti 1-3 buah yang Cairan ekstrasel). Sebaliknya pada perlakuan
bentuknya bulat/cekung. kedua dengan konsentrasi NaCl 0,7% bentuk sel
kembali normal, hal ini menandakan bahwa telah
Eritrosit pada katak berbentuk elips dan terjadi keseimbangan antara cairan ekstrasel dan
mempunyai jarak yang berdekatan antara eritrosit intrasel (isotonis). Selanjutnya ketika konsentrasi
yang satu dan eritrosit yang lain atau tidak
NaCl menjadi lebih besar yakni 0,9% sel darah
membentuk suatu formasi. Eritrositnya mempunyai
inti besar yang letaknya ditengah. Eritrosit katak merah ternyata menggembung dan berukuran lebih
mempunyai inti sel dikarenakan kebutuhan oksigen besar, hal ini disebabkan penambahan NaCl
yang dibutuhkan oleh katak dapat diikat tidak hanya menambah konsentrasi cairan Intrasel pada sel
melalui pengikatan oleh sel darah merah namun darah, sehingga konsentrasi cairan Intrasel lebih
oksigen dapat berdifusi melalui kulit katak tersebut. besar daripada diluar sel, sehingga tekanan
Dengan alasan itu, katak tidak memerlukan didalam sel lebih besar dan menarik cairan diluar
adaptasi yang rumit lagi untuk mendapatkan
sel sehingga sel menjadi lebih besar. Kejadian ini
oksigen yang optimal. Inti pada eritrosit dewasa
mengandung DNA dan dapat mensintesa RNA, dan disebut hipotonik. Demikian pada konsentrasi 1%,
hal ini membuat eritrosit bisa membelah atau sel mengalami hipotonik dan ukurannya semakin
memperbaiki diri mereka sendiri. besar dari setelahnya.
3
daripada keseluruhan individu mencit itu). Semakin denyut jantung melambat. Hal ini mungkin
tinggi laju metabolisme, jaringan tubuh hewan yang dikarenakan kurang telitinya praktikan saat
lebih kecil memerlukan laju pengiriman oksigen (O2) mengamati kecepatan denyut jantung dimana
ke jaringan yang lebih tinggi secara proporsional. sebenarnya kecepatan denyut jantung katak saat
Berkorelasi juga dengan laju metabolismenya yang ditetesi air ledeng mungkin kembali dalam keadaan
tinggi itu, mamalia yang lebih kecil juga memiliki normal. Panas dapat meningkatkan permeabilitas
laju respirasi, volume darah (relatif terhadap ukuran membran otot jantung terhadap ion yang mengatur
tubuhnya), dan laju denyut jantung yang lebih tinggi frekuensi denyut jantung sehingga menghasilkan
(Campbell et al, 2004). peningkatan proses perangsangan sendiri (Guyton
Ritme denyut jantung juga dapat diubah dan Hall, 2007).
oleh berbagai faktor selain saraf, antara lain Kekuatan kontraksi jantung sering
rangsang kimiawi seperti hormon dan perubahan dipercepat secara temporer melalui suatu
kadar O2 dan CO2, ataupun rangsang panas. peningkatan suhu yang sedang, seperti yang terjadi
Hormon adrenalin akan meningkatkan kontraksi saat tubuh berolahraga, tetapi peningkatan suhu
jantung, sedangkan asetilkolin akan yang lama akan melemahkan sistem metabolik
menurunkannya. Peningkatan kadar CO2 juga jantung yang akhirnya menyebabkan kelemahan.
dapat meningkatkan kontraksi jantung. Berbagai Karena itu, fungsi optimal jantung sangat
rangsang psikis juga dapat mempengaruhi bergantung pada pengaturan suhu tubuh oleh
kecepatan denyut jantung (Wiwi Isnaeni, 2006). mekanisme pengaturan suhu (Guyton dan Hall,
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa 2007). Saat kami melakukan penelitian ini, terdapat
berat badan dengan frekuensi denyut jantung selang waktu yang tidak sama saat meneteskan air
berbanding terbalik. Semakin besar berat badan es kemudian air ledeng dan kemudian air panas.
suatu makhluk hidup maka semakin kecil frekuensi Karena selang waktu yang tidak sama inilah yang
denyut jantungnya. kemudian mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Maka dari itu, hasil yang didapatkan tidak sesuai
Pengaruh suhu terhadap fungsi jantung : dengan referensi bahwa peningkatan suhu dapat
Data yang kami peroleh, yakni saat meningkatkan denyut jantung.
jantung katak yang dalam kondisi normal ditetesi air Kesimpulan yang dapat diambil adalah
es maka kecepatan denyut jantungnya semakin peningkatan suhu akan semakin meningkatkan
cepat. Kemudian saat ditetesi air ledeng/aquades frekuensi denyut jantung. Meski pada penelitian ini
maka kecepatan denyut jantung katak melambat terdapat kesalahan-kesalahan akibat pengaruh
dan sesaat setelah ditetesi air panas maka bahan yang kami gunakan serta kurang telitinya
kecepatan denyut jantungnya lebih cepat namun praktikan dalam mengamati kecepatan denytu
tidak secepat saat ditetesi air es. Urutan kecepatan jantung saat diberikan impuls yang berbeda.
denyut jantung berdasarkan hasil pengamatan Seharusnya apabila melihat referensi urutan
adalah saat ditetesi air es>air panas>air ledeng. kecepatan denyut jantung yang benar adalah saat
Suhu tubuh adalah faktor yang ditetesi air panas>air ledeng>air es.
menentukan pacu jantung. Peningkatan suhu
sebesar 1o C saja akan meningkatkan denyut Pengaruh Garam Anorganik Terhadap Denyut
jantung sekitar 10 denyut per menit. (Campbell, Jantung Katak :
2004).
Apabila melihat referensi, seharusnya Pada percobaan kali ini jantung katak
semakin tinggi suhu maka kecepatan denyut diberikan tiga perlakuan yang berbeda. Pada
jantung akan semakin meningkat. Namun tidak perlakuan pertama jantung katak ditetesi oleh
halnya dengan penelitian yang kami lakukan. Hal ini larutan KCl 0,7 % dan jantung katak melemah
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah (bergerak menjadi lambat) dari keadaan normal.
suhu air yang kami gunakan baik air es, ledeng dan Kadar K+ plasma menyebabkan kelainan jantung
air panas tidak berada dalam suhu yang stabil. Air berat dengan meningkatnya kadar K+ plasma,
es contohnya saja, tidak berada pada suhu 0o C perubahan pertama pada EKG ialah tampaknya
atau lebih rendah dari itu justru sebaliknya air es gelombang T dengan puncak tinggi, suatu
yang digunakan hanya pada kisaran suhu 15o C. manifestasi perubahan repolarisasi. Pada kadar K +
Dengan kondisi demikian tentunya sangat lebih tinggi, terjadi paralisis atrium dan
berpengaruh pada hasil yang diperoleh. Penurunan pemanjangan kompleks QRS. Hal repolarisasi
suhu sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, cepat abnormal setelah lepas muatan listrik serat
sehingga turun sampai serendah beberapa denyut otot yang infark sebagai hasil akselerasi
per menit (Guyton dan Hall, 2007). pembukaan saluran K+ hanya terjadi beberapa
Semakin cepatnya denyut jantung katak saat . Potensial membran istirahat serat otot
sesaat setelah ditetesi air es dikarenakan suhu air menurun dengan adanya peningkatan konsentrasi
yang digunakan mungkin lebih tinggi dari suhu K+ ekstrasel. Serat menjadi tidak peka rangsang,
tubuh katak itu sendiri serta lingkungannya, itu dan akhirnya jantung berhenti dalam diastolik . Oleh
sebabnya mengapa penelitian ini tidak sesuai karena itu, kontraksi jantung katak menjadi
dengan beberapa referensi yang ada. Begitu pula melemah ketika ditetesi KCl 0,7 %. Eksitasi otot
seharusnya saat ditetesi air ledeng yang kurang jantung berkaitan dengan pergerakan kalsium
lebih memiliki suhu yang sama dengan suhu tubuh ekstrasel melalui membran sel ke dalam sel miosit
katak dan lingkungannya dimana seharusnya melalui aktivasi saluran kalsium L-type dan
denyut jantung katak kembali pada kecepatan pertukaran Na/Ca. Jantung katak berkontraksi
normal. Namun hasil yang kami dapatkan adalah dengan cepat ketika ditetesi dengan larutan NaCl
4
0,7 % . penambahan kalsium menstimulasi lebih cepat ketika ditetesi larutan CaCl 1 % karena
tambahan pelepasan kalsium dari retikulum peningkatan kadar Ca2+ ekstrasel mempertinggi
sarkoplasma melalui reseptor ryanodin, yang kontraktilitas miokardium. Kontraksi jantung sama –
menghasilkan aktivasi myofilamen dan kontraksi sama cepat ketika ditetesi larutan Na dan Ca akan
oleh karena itu kontraksi jantung katak menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L.
G Junqueira, Luiz Carlos and José
Carneiro. (2007). Histologi Dasar.
Jakarta: EGC.