You are on page 1of 5

Hello Friday!!

Nice to meet you again …

Hai kak, ini top secret ku, jangan bilang siapa-siapa ya.

Kebodohan terbesarku adalah selalu memuja-muja hari jumat.

Entah mengapa.

Aku bahkan mendeklarasikan “Friday I’m in Love” nya The Cure sebagai soundtrack
pribadi.

Friday oh Friday

Hari ketika aku resmi tergila-gila pada mu..

Hari ini jumat 23/09/10 pukul 03.00 dini hari ditempatku.

Sunyi senyap dan gelap.

Mataku terpejam tapi pikiranku bergerilya,

jiwaku mengembara,

menelusup ke dalam selimut tebalmu

dan menembus setiap dimensi alam bawah sadarmu.

Kak, apakah kamu merasakan hatiku yang kian berdegup kencang,

sangat cepat hingga 3.8MBPS, bahkan melampaui speed internet dirumahku!!!

3.8MBPS kombinasi sempurna yang andai saja kau tau artinya.

Sejurus kemudian, kita pun piknik bersama di beranda kosmu.

Sssstttt… tolong jangan berisik.

Aku tak ingin terjaga.

Biarkanlah momen ini tetap nyata walau hanya sekejap saja.


Karena saat ini aku mimpi duduk manis disampingmu.

Aku datang diam-diam di tengah kegelapan,

tanpa seorang pun yang tahu.

Hahaha, kita seperti sedang bertransaksi narkoba saja ya, kak.

Kamu pengedar ganjanya sedangkan aku pemakainya.

Kak, kau lah tersangka utama yang membuatku kecanduan.

ADDICTED TO YOU!

Seratus delapan puluh detik berlalu,

Kita mulai terlibat pembicaraan seru,

kita mengarang kisah romantis yang bombastis,

makan bersama dan tentu saja begadang sampai pagi.

Kakakku, kumohon jangan sebut ini kencan apalagi candle light dinner.

Bagiku terdengar sedikit extreme,

agak vulgar, cenderung seronok

dan sangat menor!

Seolah profesi ku saat ini adalah seorang wanita bayaran saja.

Aaaarrrggghh… mendengarnya membuatku alergi.

Padahal saat ini kita hanya menikmati hidup.

Simpan saja istilah itu hanya untuk kekasih hatimu, The one and only

Pukul 04.00 dini hari.

Waktu melaju cepat.

jarum jam sedang mengikuti lari marathon rupanya.


Masih sunyi senyap. Masih gelap.

Latarnya juga masih sama: langit malam, lilin diatas meja, hamparan sawah,
emperan kosmu.

Kamu ..

Dan

Aku ..

Kita mulai memasuki sesi pertanyaan bebas.

Pertanyaan pertamamu sungguh tak terprediksi.

Kau ingin tahu apakah, aku selalu merindukanmu?

Berusaha kujawab sekasual mungkin, I miss you everyday, brother…

Reaksimu saat itu? Hanya tersenyum culas!!!

Lalu mengapa tak sekalian saja kau tanyakan,

apakah aku pernah patah hati:

“Ask me how many times my heart has been broken

and I will tell you to look in the sky and count the stars.”

Sebanyak itulah aku patah hati karenamu..

Lalu apa yang kau permasalahkan lagi, kak?

Kau tak melihat bintang satupun karena malam ini mendung,

begitukah?

Sudah pasti!

Aku telah memanggil awan tebal untuk menambal kepingan hati ini

tak lupa pula mengutus hujan untuk menghapus jejakmu..

seperti lagunya peterpan,

“…..biar hujan menghapus jejakmu……”


Hatiku ini bukan playground, kak.

Takkan kusediakan tiket masuk sebagai akses menjelajahi

dan mempermainkannya sepuasmu.

Ingin iseng-iseng berhadiah?

Silakan ke timezone saja!

Maaf kalau aku lancang…

Pukul 04.30 dini hari.

Waktu melambat, mungkin jarum jam menderita cacat hingga berjalan tertatih.

Ternyata tiga puluh menit cukup untuk berbicara sedemikian panjangnya.

Kesukaanku masih sama yaitu, menatap matamu..

Tapi entah mengapa tatapanmu kali berbeda.

Lebih tajam dari biasanya,

layaknya pedang yang siap menyerang inch demi inch jalinan-jalinan pikiran
warasku.

Hey, kakak tergila yang membuatku ingin gila tapi untung saja aku belum benar-
benar gila!

Seperti yang kau tahu, aku memang sangat rapuh. Tak usah dipungkiri lagi.

Jadi tolong berhentilah memanipulasi pikiranku

dengan manuver-manuver palsumu, wahai kau lelaki jadi-jadian!!!

You’re not a man, yet a mannequin…

Indah tapi tak nyata..

Tersedia tapi bukan untukku…

Pukul 05.30 pagi. Satu jam menjelang sunrise.


Aku semakin ingin mengakhiri mimpi ini.

Detik ini juga….

You might also like