UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA SENYAWA BIOAKTIF

EKSTRAK METANOL DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D. Don)

TERHADAP Shigella flexneri DAN Micrococcus luteus
SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

Sutikno
M0406061

Pembimbing :
Estu Retnaningtyas N., STP, M.Si.
Dr. Artini Pangastuti, M.Si Rabu, 2 Juni 2010
 LATAR BELAKANG
S. flexneri M. luteus
Golongan senyawa kimia

Penyakit
PEMISAHAN LANJUT :
infeksi -Esktraksi
-Partisi
-Fraksinasi

Secara empiris :
M. candidum D. Don -Berkhasiat obat
-Aktivitas antimikroba

Resistensi thd antibiotik

RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
MANFAAT
 SENGGANI
tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat
cukup sinar matahari seperti di lereng gunung,
semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang
Mempunyai khasiat obat:
-Menghentikan pendarahan -sakit perut
-mengobati wasir -infeksi kuman
-disentri, diare -Antivirus
-Jerawat -Antimikroba

Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
aktivitas antimikroba Genus : Melastoma
(Suparjo, 2009; Susan, 2006; Cushnie, 2005) Spesies : Melastoma candidum D. Don
 Shigella flexneri
- Gram negatif
- Bentuk batang ramping
- Susunan antigen kompleks
- Mengeluarkan lipopolisakarida yang
toksik

Penyebab Shigellosis : disentri basiller

Hasil survei pada balita di rumah sakit di Indonesia menunjukkan proporsi

spesies Shigella sebagai etiologi diare; S.dysentriae 5,9%; S.flexneri
70,6%; S.boydii 5,9%; S.sonnei 17,6% (Santoso, 2004)
 Micrococcus luteus
- Gram positif
- Bentuk bulat / coccus
- Dinding sel tersusun atas 2 polimer
seperti peptidoglikan dan asam
teikuronat (TUA), yang tersusun atas N-
asetil-D-manosaminuronat dan residu D-
glukosa yang berikatan secara kovalen

Menyebabkan abses intracranial, meningitis, pneumonia, dan septik artritis

Spesies Micrococcus sp dapat menyebabkan abses intracranial, meningitis,

pneumonia, dan septik artritis
 Penyakit infeksi &
peningkatan
Perlunya pencarian
senyawa baru dari alam
KERANGKA
resistensi terhadap
antibiotik meningkat
PEMIKIRAN
Uji pendahuluan : Memiliki aktivitas
Daun antimikroba
Senggani (Retnaningtyas dan Mulyani, 2008)

Perlu adanya penelitian lanjutan

untuk mengetahui adanya
senyawa bioaktif daun senggani
sebagai antimikroba

preparasi sampel

Pemisahan senyawa (ekstraksi, Hasil pemisahan tiap proses

partisi, fraksinasi) dimonitor dengan uji aktivitas
antimikroba (metode difusi
agar) dan KLT

Fraksi teraktif

Penentuan nilai MIC-MBC

golongan senyawa kimia

Dimonitor kandungan senyawa

aktifnya dengan uji KLT
HIPOTESIS
METODE
ALAT
 BAHAN
• Bahan utama: daun senggani
• Maserasi : metanol absolut
• Partisi : eter
• Fraksinasi : Silika gel 60 GF254 , kloroform-etil asetat-metanol
• KLT & penentuan gol.senyawa :
plat silika gel 60 GF254, serium (IV) sulfat, AlCl3, FeCl3, LB, SbCl3,
dan Vanillin-H2SO4
• Uji antimikroba : S. flexneri ATCC 12022 dan M. luteus ATCC
40732, Media (NA, MHA,MHB), CMC
 CARA KERJA
Daun Senggani

Serbuk daun senggani

Maserasi dgn metanol absolut

(3x ulangan, @24 jam), filtrasi

Maserat

Evaporasi dengan rotavapor

Ekstrak Metanol
 CARA KERJA
Ekstrak Metanol

Uji antimikroba dengan difusi agar

Partisi dengan eter

Bagian larut Bagian tidak larut

- Analisis profil KLT

- Uji Antimikroba dengan difusi agar

Bagian tidak larut merupakan bagian teraktif

 CARA KERJA
Bagian teraktif hasil partisi

Fraksinasi dg VLC

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11

FI FII FIII FIV FV FVI

Uji antimikroba dg difusi agar

FV dan VI (fraksi V dan VI) sebagai fraksi teraktif

Uji MIC dan MBC Deteksi senyawa dengan KLT

Polifenol, Rf 0,21; 0,79; 0,94 Polifenol, Rf 0,21; 0,79; 0,94

 ANALISIS DATA
• Deskriptif : profil KLT komponen kimia
hasil tiap pemisahan
• Perbandingan hasil uji antimkroba :
diameter zona hambat, MIC dan MBC
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji difusi agar ekstrak metanol daun senggani terhadap bakteri

Konsentrasi ekstrak Diameter zona hambat (mm)

(mg/mL) S. flexneri M.luteus
 

100 7,99 7,37

200 11,12 9,77
300 11,65 10,37
400 11,44 12,74
500 13,79 13,04
600 13,60 12,92
700 12,29 12,32
800 13,24 13,84
900 12,85 13,75
1000 13,45 14,32
Kontrol Amoxicilin (2,5)  11,97  12,03
Kontrol CMC (1) 0 0
Kontrol Metanol (960) 0 0
 16
14

Diameter zona hambat (mm)

12
10
8 S.flexneri
M.luteus
6
4
2
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Konsentrasi ekstrak (mg/mL)

A B

1 2 1
1
(A) S. flexneri ; (B) M. luteus
(1) 900 mg/mL ; (2) 800 mg/mL
2
 Hasil partisi
(1) UV366. (2) UV254 , (3) serium (IV) sulfat

a. Bagian tidak larut eter; b. bagian larut eter

Fase diam = silika gel GF254

Fase gerak = CHCl3 : EtOAc

(1:9)(v/v)

Jarak pengembangan = 6 cm

Kromatogram hasil partisi ekstrak daun senggani

pada pelarut eter absolut
 Hasil uji difusi agar bagian tidak larut eter senyawa hasil partisi

A. S. flexneri : konsentrasi ekstrak 500 mg/mL

B. S.flexneri : konsentrasi ekstrak 1000 mg/mL dan kontrol amoxicillin 2,5 mg/mL
C. M. luteus : konsentrasi ekstrak 500 mg/mL
D. M.luteus : konsentrasi ekstrak 1000 mg/mL dan kontrol amoxicillin 2,5 mg mL
 Hasil uji difusi agar bagian tidak larut eter senyawa hasil partisi

Konsentrasi ekstrak (mg/mL) Diameter zona hambat (mm)

Shigella flexneri Micrococcus luteus
100 12,10 9,85
200 14,10 11,19
300 16,20 14,25
400 15,83 14,24
500 18,35 14,48
600 18,72 15,07
700 19,07 16,67
800 18,67 15,84
900 18,88 16,44
1000 18,10 17,27
Kontrol Amoxicillin (2,5) 15,50 16,60
Kontrol CMC (1) 0 0
Kontrol Metanol (960) 0 0
Kontrol Eter (1000) 0 0
 Hasil uji difusi agar bagian tidak larut eter senyawa hasil partisi

25
Diameter zona hambat (mm)

20

15
S.flexneri
10 M.luteus

0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Konsentrasi ekstrak (mg/mL)

 Hasil uji difusi agar bagian larut eter senyawa hasil partisi

A.S. flexneri : konsentrasi ekstrak 500 mg/mL

B.S.flexneri : konsentrasi ekstrak 1000 mg/mL dan kontrol amoxicillin 2,5 mg/mL
C.M. luteus : konsentrasi ekstrak 500 mg/mL
D.M.luteus : konsentrasi ekstrak 1000 mg/mL dan kontrol amoxicillin 2,5 mg/mL
 Hasil uji difusi agar bagian larut eter senyawa hasil partisi

Konsentrasi ekstrak (mg/mL) Diameter zona hambat (mm)

Shigella flexneri Micrococcus luteus
100 9,67 4,78
200 11,93 8,07
300 11,25 8,93
400 13,85 10,23
500 16,24 9,24
600 15,40 12,50
700 15,22 12,10
800 15,75 12,89
900 16,09 13,60
1000 10,77 9,30
Kontrol Amoxicillin (2,5) 14,50 12,20
Kontrol CMC (1) 0 0
Kontrol Metanol (960) 0 0
Kontrol Eter (1000) 0 0
 Hasil uji difusi agar bagian larut eter senyawa hasil partisi

18
16
Diameter zona hambat (mm)

14
12
10
S.flexneri
8
M.luteus
6
4
2
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Konsentrasi ekstrak (mg/mL)
 Hasil Fraksinasi

Fraksi I : Kloroform 100%

Fraksi II : Kloroform-Etil Asetat (2:1) (v/v)
Fraksi III : Kloroform-Etil Asetat (1:1) (v/v)
Fraksi IV : Kloroform-Etil Asetat (1:3) (v/v)
Fraksi V : Kloroform-Etil Asetat (1:5) (v/v)
Fraksi VI : Kloroform-Etil Asetat (1:9) (v/v)
Fraksi VII : Kloroform-Etil Asetat (1:15) (v/v)
Fraksi VIII : Kloroform-Metanol (1:1) (v/v)
Fraksi IX : Kloroform-Metanol (2:1) (v/v)
Fraksi X : Kloroform-Metanol (3:1) (v/v)
Fraksi XI : Metanol absolut
 P 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 9

Kromatogram fraksi ekstrak daun

senggani dengan deteksi
(1) UV366; (2) UV254; dan (3) serium (IV)
sulfat
Fase diam: silika gel GF254
Fase gerak : MeOH : EtOAc (1 : 7) (v/v)
Jarak pengembangan : 6 cm

P 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 9
 Kromatogram fraksi akhir ekstrak daun senggani

FI FII FIII FIV FV FVI

UV366; (2) UV254; dan (3) serium (IV) sulfat

Fase diam : silika gel 60 GF254
Fase gerak : MeOH : EtOAc (1:7) (v/v)
Jarak pengembangan : 6 cm
 • S.flexneri A = Fraksi V
B = Fraksi VI • M.luteus

Sampel Uji Diameter zona hambat

(mm)
S. flexneri M. luteus
Fraksi I 0 0 16
Fraksi II 4,07 6,27 14

Diameter zona hambat (mm)

Fraksi III 6,15 13,14 12

Fraksi IV 9,09 11,55 10

S.flexneri
Fraksi V 10,22 12,78 8
M.luteus
6
Fraksi VI 9,75 14,04 4
Kontrol Amoxicillin 2,5 mg/mL 6,30 16,50 2

Kontrol CMC 1 mg/mL 0 0 0

F1 F2 F3 F4 F5 F6
Kontrol Metanol 960 mg/mL 0 0 Fraksi
Kontrol Eter 1000 mg/mL 0 0
 MIC - MBC
Bakteri K OD1 OD2 ∆OD Pertumbuhan Bakteri Aktivitas
(mg/mL) (nm) (nm) (nm) Pasca Uji Lanjut
Inkubasi
S. flexneri 100 0,2932 1,7963 1,5031 Tumbuh - -
(Fraksi V)
200 0,9045 1,4127 0,5082 Tumbuh - -

300 1,0585 2,0275 0,969 Tumbuh - -

400 2,1279 2,8341 0,7062 Tumbuh - -

500 2,7668 3,6123 0,8455 Tumbuh - -

M. luteus 100 0,2932 1,3694 1,0762 Tumbuh - -

(Fraksi VI)
200 0,9045 1,7407 0,8362 Tumbuh - -

300 1,0585 2,5151 1,4566 Tumbuh - -

400 2,1279 2,9597 0,8318 Tumbuh - -

500 2,7668 2,6833 0,0835 Tidak Tumbuh Bakteriostatis

tumbuh
 PENENTUAN GOL.SENYAWA KIMIA

• (1)UV366
• (2) UV254
• (3) AlCl3
• (4) FeCl3
• (5) LB
• (6) SbCl3
• (7) serium (IV) sulfat
• (8) Vanillin-H2SO4

Fase diam = silika gel GF254

Fase gerak = metanol : kloroform : wash benzen (2:1:1) (v/v)
Jarak pengembangan 7 cm
No Deteksi Hasil
Warna Rf
1 UV366 - -
2 UV254 -
3 AlCl3 - -
4 FeCl3 Kehitaman 0,21; 0,79; 0,94
5 Lieberman burchard - -
6 SbCl3 - -
7 Serium (IV) sulfat - -
8 Vanillin- H2SO4 - -
Perkiraan senyawa Fenolik
 • (1)UV366
• (2) UV254
• (3) AlCl3
• (4) FeCl3
• (5) LB
• (6) SbCl3
• (7) serium (IV) sulfat
• (8) Vanillin-H2SO4

Fase diam = silika gel GF254

Fase gerak = metanol : kloroform : wash benzen (2:1:1) (v/v)
Jarak pengembangan 7 cm
No Deteksi
1 UV366
2 UV254
3 AlCl3
4 FeCl3
5 Liberman Burchard
6 SbCl3
7 Serium (IV) sulfat
8 Vanillin- H2SO4
Perkiraan senyawa
Hasil
Warna Rf
- -
- -
- -
Kehitaman 0,21; 0,79; 0,94
- -
- -
- -
- -
Fenolik
 KESIMPULAN
– Hasil partisi ekstrak metanol daun senggani (Melastoma candidum
D.Don) menunjukkan aktivitas antimikroba paling kuat terhadap :
S. flexneri  700 mg/mL (diameter penghambatan 19,07 mm).
M.luteus  1000 mg/mL (diameter penghambatan 17,27 mm).
Hasil fraksinasi :
fraksi V mampu menghambat S.flexneri (diameter penghambatan
terbesar 10,22 mm)
fraksi VI mampu menghambat M.luteus (diameter penghambatan
terbesar 14,04 mm).

– Profil kandungan kimia dari fraksi V dan fraksi VI menunjukkan adanya

bercak pada Rf 0,21; 0,79; 0,94.

– Fraksi V dan fraksi VI dapat diperkirakan sebagai senyawa fenolik.

TERIMA KASIH