Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PENELITIAN
B. KONTEKS PENELITIAN
adanya pimpinan yang di patuhi, kebijakan yang di buat oleh pemimpin menjadi
sistem keteraturan yang harus di ikuti oleh masyarakat tersebut, yang bertujuan untuk
mensejahterakan dan mengkordinir segala aktivitas menjadi satu visi. Dari aktivitas
suku inilah budaya muncul, keberagaman khas yang setiap suku memilikinya,
kebudayaan melekat menjadi sebuah pemahaman dan keyakinan serta prinsip idiologi
yang tanpa sadar menjadikan gesekan antar suku yang mempunyai budaya yang
berbeda ketika mereka berinteraksi, gesekan berupa hal yang positif akan melahirkan
toleransi dan masyarakat yang humanis, sebaliknya, gesekan yang negatif akan
manusia karena kebudayaan suatu wahana di mana anak-anak manusia untuk pertama
relasinya dengan sesamanya, alam dan Yang Maha Tinggi dalam kehidupan sehari-
1
2
hari yang kongkret dan apa adanya. Oleh sebab itulah kebudayaan disebut sebagai
Life-world (Andre,2009)
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan kebudayaan, yang dalam
pancasila ini mulai di akui, sampai kepada presiden yang ke dua yakni Soeharto yang
segi kehidupan bernegara dan berbangsa. Berbagai perbedaan pandangan ditekan dan
peramal yang harus di ikuti, karna ia merasa paling mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan masyarakat.
Kebijakan masa soeharto di kenal sebagai Rezim orde baru, setelah rezim ini
runtuh pada tahun 1998 menjadi sebuah angin segar bagi alam demokrasi, Kebebasan
yang sekian lama berada di balik tirai besi akhirnya lepas juga, namun kebebasan
bukan berarti bebas tanpa aturan dan norma. Berbagai macam kerusuhan dan tindakan
main hakim sendiri dengan dibungkus kertas dan kepentingan persoalan sosial
ekonomi, politik dengan nuansa suku, agama, ras dan antar golongan maupun
individu satu golongan yang cukup kental di berbagai belahan Indonesia misal:
kerusuhan Poso, kerusuhan Ambon, kerusuhan Sampit, dan lainnya. Belum lagi
3
efek yang besar. Perbedaan pandangan, suku, ras dan agama kadang dijadikan alasan
masyarakat telah kehilangan jati dirinya sebagai manusia yang berkemanusiaan dan
kebudayaan agar menjadi pengetahuan yang bisa menjadi khazanah bagi masyarakat
agar bisa menyikapi kebudayaan dengan baik serta terciptanya perdamaian dan
toleransi. Kajian Filsafat Ilmu merupakan alternatif yang tepat untuk membahas
klasik, yaitu respon positif dan kreatif terhadap perubahan dan sikap keberagamaan
yang inklusif dan toleran, bisa diekspresikan secara nyata oleh Abdurrahman Wahid.
sangat disegani. Tokoh yang sudah lebih dari 15 tahun menjabat ketua umum
pengurus besar Nahdhatul Ulama (NU), organisasi kaum tradisionalis, ini sering
menghiasi halaman-halaman koran. Di luar pemerintah dan figur militer hal ini sangat
4
surut, yang biasanya berkaitan dengan manuver politiknya dan juga yang tidak boleh
dan bahkan semakin populer, sebagai figur karismatik dan tokoh yang memberi cinta
bahkan pada orang-orang yang mengkritiknya. Salah satu aspek yang paling bisa
figur yang yang memperjuangkan diterimanya kenyataan sosial bahwa Indonesia itu
beragam. Yang secara luas tidak atau tepatnya kuarang diapresiasi adalah bahwaa
Abdurrahman Wahid itu adalah orang yang bangga sebagai seorang muslim. Dia
sngat mencintai kebudayaaan Islam tradisionalnya dan juga pesan utama Islam sendiri
Pemaksaan terhadap cara hidup yang berbeda dari yang dianut seseorang
adalah sebuah pelanggaran atas harkat dan martabat manusia yang unik, dan sekaligus
juga pengingkaran atas identitas dan jati diri setiap orang sebagai pribadi yang unik.
identitas agama, budaya, jenis kelamin, dan aliran politiknya yang berbeda sejauh
tidak mengganggu tertib bersama adalah juga sebuah pelanggaran atas harkat dan
5
martabat manusia yang unik. Ini semua dihayati oleh Abdurrahman Wahid secara
konsekuen.
itu ada, baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, hukum maupun agama,
dan harus tetap dijaga keberadaannya, agar keseimbangan kehidupan bangsa tidak
jatuh pada ekstrimisme ideologis tertentu saja. Jika pemikiran multikulturalisme itu
tidak hanya menggunakan hasil pemikiran Islam tradisional namun lebih pada
suatu sintesis untuk melahirkan gagasan baru sebagai upaya menjawab perubahan-
perubahan aktual. Seperti ditegaskan Nurcholish Madjid suatu generasi tidak bisa
secara total memulai upaya pembaharuan dari nol, melainkan mesti bersedia
pemikiran masa lalu. Namun, warisan-warisan masa lalu tidak sekedar dihargai, tetapi
sekaligus harus dihadapi secara kritis agar lahir pemikiran-pemikiran kreatif. Tanpa
6
yang sehat di dalam sebuah Negara kesatuan, namun ia masih melihat adanya
bahkan di saat wafatnya beliau di tahun 2009 menyisahkan tanda tanya besar bagi
masa depan bangsa Indonesia yang sarat muatan multikulturalisme, adakah wajah
di balik Abdurrahman Wahid ada kekuatan besar dari warga NU tradisionil yang
Wahid sudah wafat, dan mungkin tidak tergantikan lagi oleh orang lain yang
dukungan luas dari segala komponen bangsa. Banyak sekali penghargaan yang beliau
Yudoyono juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada beliau dengan memberi
Wahid. Tanggal 25 Januari 2010 presiden ke-4 RI tersebut ditahbiskan rakyat Papua
dideklarasikan dalam acara : Gus Dur, 10 Tahun Kembali Nama Papua (1 Januari
Jayapura. Don Flassy, salah seorang tokoh Papua yang memperoleh kesempatan
memimpin renungan dalam acara itu, menegaskan bahwa jasa Abdurrahman Wahid
bagi masyarakat Papua cukup besar. Ketika menjabat presiden, Abdurrahman Wahid
lah yang mengembalikan nama Papua sebagai pengganti Irian Jaya. Flassy bahkan
Abdurrahman Wahid berjuang agar masyarakat Papua setara dengan masyarakat lain
masyarakat bukan hanya terletak pada suatu pola hidup berdampingan secara damai,
karena hal ini masih sangat rentan terhadap munculnya kesalahpahaman antar
kelompok masyarakat yang pada saat tertentu bisa menimbulkan disintegrasi. Lebih
saling mengenal dan berdialog secara tulus sehingga kelompok yang satu dengan
Sangat penting dan menjadi suatu keharusan bagi masyarakat yang berada di
indonesia mengenal dinamika sosial. Mereka harus dididik untuk bisa mendialogkan
pertama-tama ada pengakuan mengenai adanya orang lain dalam keberbedaan dan
keberlainannya. Inilah yang disebut Will Kymlicka sebagai the politics of recognition
kelompok lain sebagai yang memang lain dalam identitas kulturalnya). Lebih dari itu,
negaranya tanpa kecuali. Demikian juga tradisi budaya yang ada dalam setiap
kelompok sosial hendaklah dipahami sebagai nilai-nilai kehidupan dunia (world life).
Negara memiliki jarak yang sama terhadap setiap warganya. keragaman bukan saja
diakui akan tetapi harus diberikan kebebasan karena dengan keragaman maka akan
saling melengkapi satu dengan yang lain. Sekarang, keragaman identitas menjadi
pemahaman yang baik akan keberagaman budaya Indonesia. Konsekuensi lebih lanjut
dari pengakuan ini, masyarakat yang beragam-ragam itu harus dijamin dan dilindungi
haknya untuk hidup sesuai dengan keunikan dan identitasnya. Dasar moral dari
pengakuan, jaminan, dan perlindungan ini adalah humanisme (setiap orang hanya bisa
C. FOKUS MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat memfokuskan masalah sebagai
berikut :
Abdurrahman Wahid ?
Ilmu?
1. Tujuan
2. Manfaat Penelitian
a)Secara Teoritis
b)Secara Praktis
bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan politik, dan bagi
melindungi humanisme.
E. BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari kekaburan pemahaman isi dari skripsi ini, maka terlebih
dahulu perlu adanya penegasan judul agar pembahasan skripsi ini tergambarkan
11
secara terang dan gamblang serta untuk menghindari suatu hal yang tidak diinginkan.
(Lorens Bagus,1996:482).
anggotanya sendiri”.
12
F. METODE PENELITIAN
untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu.”
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Bila ditinjau dari sudut filsafat,
dan historis.
14
yakni dilihat dari kondisi sosial politik dan budaya pada masa itu.
penelitian ini digunakan untuk mengkaji secara mendalam problem krusial yang
lebih lanjut.
bagaimana tentang hakikatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana
Pengetahuan Filsafat ilmu terdiri atas tiga cabang besar yaitu : ontologi
pustaka (libarary reseach), yakni penelitian yang menjadi sumber datanya adalah
pustaka sumber, yang berbentuk dokumen (film, video, dan informasi yang
Yang dimaksud sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
menjadi sumber data sedang isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian.
teks, dokumen, buku atau sumber-sumber lain yaang mendukung. Sumber data
LKiS
LkiS
b.Sumber data skunder adalah sumber data pendukung atau pembanding untuk
Yogyakarta: Kanisius
3) Masdar, Umaruddin, 1988, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amin Rais
Yogyakarta: LkiS
17
9) Tafsir, Ahmad, 2005, Filsafat Umum: Akal dan hati sejak Thales
11) Ismail, Fuad Farid dkk, 2003, Cepat Menguasai Ilmu Filsafat,
Yogyakarta: IRCiSoD
Grafindo Persada
14) Macho, As Rozi, 2010, Gus Dur Biografi, Anekdot, Joke-joke segar
PT Remaja Rosdakarya
berikut :
a. Menetapkan kata kunci yang dapat dipakai sebagai alat memilik sumber yang
Dalam analisis data penelitian literer ini yang peneliti gunakan adalah
menurut aspek dan sub aspek dan menjelaskan hubungan antara aspek yang satu
dengan aspek yang lain, kemudian setelah itu dilakukan analisis dan interpretasi
lebih lanjut secara utuh dan menyeluruh mengarah ke focus permasalahan yang
dilakukan secara induktif. Dalam analisis terakhir ini dilakukan secara holistik
atas aspek-aspek yang telah ditemukan dan dirumuskan maknanya untuk disusun
kesimpulan yang bersifat umum (themes analysis) yang sering disebut juga
a.Metode deduktif adalah suatu metode berfikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari
suatu prinsip khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Persepektif Teoritik
a.Pengertian Multikulturalisme
budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti
General arinya manusia di dunia ini mempunyai kultur, dan spesifik berarti
setiap kultur pada kelompok masyarakat bervariasi antara satu dengan yang
lainnya, tergantung pada kelompok yang mana kultur itu berada. Setiap
manusia mempunyai kultur dan mereka hidup pada kultur mereka sendiri-
sendiri, orang jawa timur dan jawa tengah meskipun sama-sama berada
dalam suku jawa, mempunyai kultur yang berbeda. Ini dapat dilihat dari
beberapa indikasi, seperi bahasa jawa yang berbeda, budaya lokal yang
Kedua, kultur adalah sesuatu yang dipelajari. Seorang bayi atau anak
kecil yang mudah meniru kebiasaan orang tuanya adalah contoh unik dari
Ketiga, kultur adalah sebuah simbol. Dalam hal ini simbol dapat
berbentuk sesuatu yang verbal dan yang non-verbal, dapat juga berbentuk
bahasa khusus yang hanya dapat diartikan secara khusus pula, atau bahkan
tidak dapat diartikan atau di jelaskan. Simbol ini kadang kala tidak ada
apa, kapan waktu makan dan bagaiman ciri makan . kultur juga dapat
menyesuakan diri kita denagan keadaaan alam secara alamiah dimana kita
hidup.
yang menjadi atribut bagi individu dan kelompok masyarakat. Kultur secara
adat istiadat dan kepercayaan yang tidak ada artinya sama saekali. Kultur
adalah sesuatu yang disatukan dan sistem-sistem yang tersusun dengan jelas.
raumah tangga.
pihak yang saling berbeda untuk membangun sikap saling menghormati satu
imigran di suatu negara, yang pada awalnya hanya dikenal dengan istilah
pluralisme yang mengacu pada keragaman etnis dan budaya dalam suatu
daerah atau negara. Baru pada sekitar pertengahan abad ke-20, mulai
modern terdiri dari berbagai kelompok manusia yang memiliki status budaya
oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan
rakyat Indonesa.
mendiri dan terlibat dalam saling interaksi minimal sebagai syarat yang
hidup mandiri, dan lebih mandiri dalam menciptakan satu budaya kolektif
individu yang kini tidak terikat pada budaya khusus secara bebas bergiat
Andre ata dkk (2009:123) Loyalitas pada kebudayaan serta cinta pada
budaya.
kebudayaan.
mencegah dominasi yang satu terhadap yang lain dan dengan itu juga
4) Abdurrahman Wahid
Greg Barton(dalam prisma, 2000:23) Salah satu aspek yang paling bisa
beragam. Yang secara luas atau tepatnya kurang apresiasi adalah bahwa
27
Abdurrahman itu orang yang bangga sebagai seorang muslim. Dia sangat
sendiri. Lebih dari itu, Abddurrahman adalah tokoh spiritual, figur mistik
yang dalam pandangaannya dunia spiritual nyata berarti dunia materi yang
sistematik.
dengan rumusan methode dasar logis, sistemik, radikal, universal dan ilmu
bahwa filsafat ilmu adalah berfikir secara mendalam tenteng ilmu itu sendiri
Pengetahuan Filsafat ilmu terdiri atas tiga cabang besar yaitu : ontologi
http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/show.dml/2743875 * Community
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat
kemanusiaan yang tidak bebas nilai (value free), tidak luput dari pengayaan
maupun penyesuaian ketika dikaji untuk diterapkan. Demikian pula ketika konsep
religius” yang menekankan tidak terpisahnya agama dari negara, tidak mentolerir
29
adanya paham, budaya, dan orang-orang yang atheis (Harahap, 2008). Dalam
multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya sampai disitu. Bahwa suatu
lagi menjadi apresiasi dan dielaborasi secara positif. pemahaman ini yang disebut
sebagai multikulturalisme.
Guide To Linking Context, Process And Content karya Hilda Hernandes, bahwa
mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi.
dikomunikasikan di antara para ahli yang mempunyai perhatian ilmiah yang sama
Selanjutnya Suparlan mengutip Fay (1996), Jary dan Jary (1991), Watson
(2000) dan Reed (ed. 1997) menyebutkan bahwa multikulturalisme ini akan
berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik.
lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang
damai dan harmonis meskipun terdiri dari beraneka ragam latar belakang
kebudayan.
yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam
mendukung ideologi ini, yaitu politik dan demokrasi, keadilan dan penegakan
hukum, kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak budaya komuniti dan
golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan tingkat serta mutu
produktivitas.
besar dalam pembangunan bangsa. Indonesia sebagai suatu negara yang berdiri di
tunggal ika” seperti yang tercantum dalam dasar negara akan menjadi terwujud.
32
dapat tercapai.
asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih
Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa, sebagai
kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa
tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Belanda dan Denmark, mulai
kebijakan tersebut juga mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dam Jerman,
sebenarnya konflik antar peradaban di masa depan tidak lagi disebabkan oleh
faktor-faktor ekonomi, politik dan ideologi, tetapi justru dipicu oleh masalah
masalah suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Konflik tersebut menjadi
peristiwa sejarah yang terjadi pada era 1980-an yaitu terjadinya perang etnik di
Keragaman, yang disatu sisi merupakan kekayaan dan kekuatan, berbalik menjadi
Pertama, perbedaan antara peradaban tidak hanya riil, tetapi juga mendasar.
Kedua, Dunia sekarang semakin menyempiti interaksi antara orang yang berbeda
dunia membuat orang ataumasyarakat tercerabut dari identitas lokal mereka yang
peran ganda Barat. Disatu sisi barat berada di punjak kekuatan. Di sisi lain
mungkin ini akibat dari posisi Barat tersebut, kembalinya fenomena asal , sedang
34
perbedaan budaya kurang bisa menyatu dan karena itu kurang bisa berkompromi
Akan tetapi asumsi tersebut tidak mutlak menjadi sebab utama terjadinya
lagi, yaitu berdasarkan suku dan etnisitas. Hal ini jelas sekali terlihat pada
disintegrasi Uni Soviet yang secara ironis justru disatukan oleh dasar budaya dan
peradaban yang sama. Dan lain lagi, persoalan perpecahan antara Jerman Barat
dan Jerman Timur yang kembali bersatu karena persamaan suku dan kebudayaan.
BAB I : PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Batasan Istilah
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
Pendidikan
E. Paradigma Pemikiran
WAHID
ILMU
A. Ontologi Multikulturalisme
B. Epistemelogi Multikulturalisme
C. Aksiologi Multikulturalisme
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
37
Daftar pustaka
Persada
Ibad, MN, 2010, Leadership Secrets of Gus Dur-Gus Miek, Yogyakarta: LkiS
38
Ismail, Fuad Farid dkk, 2003, Cepat Menguasai Ilmu Filsafat, Yogyakarta:
IRCiSoD
Macho, As Rozi, 2010, Gus Dur Biografi, Anekdot, Joke-joke segar dan
Masdar, Umaruddin, 1988, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amin Rais tentang
http://my.opera.com/Putra%20Pratama/blog/show.dml/2743875 *
Community
Kanisius
Remaja Rosdakarya
39
Tafsir, Ahmad, 2005, Filsafat Umum: Akal dan hati sejak Thales sampai
Ujan, Andre Ata dkk, 2009, Multikulturalisme: Belajar hidup bersama dalam