Professional Documents
Culture Documents
Secara Bahasa
Siyasah – سياسة (politik) diambil dari kata ( ساسsaasa) yang artinya memimpin,
memerintah, mengatur, dan melatih. Dikatakan ( ساس القومsaasa al qauma) artinya dia
memimpin, memerintah, mengatur dan melatih sebuah kaum.
Dikatakan:
ْ ً سة
أمرتُها ونَ َه ْيتُها ِ َسسْتُ ال َّر ِعيَّة
َ سيا ُ و
“Aku telah mengatur rakyat baik dengan perintah atau larangan.” (Al Qamus Al Muhith, Juz.
2, Hal. 89. Al Maktabah Asy Syamilah)
Secara Istilah
صلَّى
َ سو ُل َ َح َوأَ ْب َع َد عَنْ ا ْلف
ُ َوإِنْ لَ ْم يُش َِّر ْعهُ ال َّر، سا ِد َّ اس َم َعهُ أَ ْق َر َب إلَى ال
ِ صاَل ُ اأْل َ ْف َعا ِل ِب َح ْي
ُ َّث يَ ُكونُ الن ْسةُ َما َكانَ ِمن َ سيَا
ِّ ال
ق بِ ِه الش َّْر ُع
َ ط َ َي لَ ْم يُ َخالِفْ َما ن ْ َق الش َّْر َع " أ
َ َسةَ إاَّل َما َواف ِ نَ َز َل ِب ِه َو ْح ٌي ؛ فَإِنْ أَ َردْتَ بِقَ ْولِ َك " اَل
َ سيَا سلَّ َم َواَل
َ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
ص َحابَ ِة َ َ َوإِنْ أَ َردْتَ َما نَط، يح
َّ ق بِ ِه الش َّْر ُع فَ َغلَطٌ َوتَ ْغلِيطٌ لِل َ َف
ٌ ص ِح
“Siyasah (politik) adalah semua tindakan yang dengannya manusia lebih dekat dengan
kebaikan dan semakin jauh dari kerusakan meskipun tindakan itu tidak pernah disyariatkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan tidak ada wahyu Al Quran yang turun
tentangnya. Jika Anda mengatakan: “Tidak ada siyasah (politik) kecuali yang sesuai dengan
syariat atau tidak bertentangan dengan apa yang disebutkan oleh syariat, maka itu adalah
benar.
Dikatakan menyalahkan para sahabat nabi, karena mereka (terutama khulafa’ur
rasyidin) telah mengeluarkan keputusan politik yang belum ada secara tersurat di Al Quran
dan As Sunnah.
Para ulama seperti al-Maqrizi dan Ibnu Taghribirdi mengatakan bahwa istilah siyasah
mempunyai keterkaitan dengan istilah-istilah yasa yang dikenal dalam bahasa Persia
dan Turki. Siyasah bukan merupakan sebuah ideologi atau filsafat yang menganalisis
sejumlah literatur-literatur klasik, melainkan istilah yang terkait pada keahlian atau
kecakapan dalamurusan kenegaraan. Siyasah hanya dipahami sebatas pengertian
politik dan ilmu pemerintahan.
Ibnu Taimiyah, Abd Rahman Taj, Ibnu Qoyyim,dan Wahhab Khallaf mengemukakan
pendapatnya bahwa siyasah syar’iyah adalah segala kebijakan penguasa dalam rangka
mewujudkan kebaikan (maslahah) dan menolak kehancuran (mafsadat), sekaligus
tidak menyalahi prinsip-prinsip syariat.
Politik itu sendiri, menurut Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu terbagi menjadi
dua macam:
1. Politik yang diwarnai kezaliman. Maka ini diharamkan dalam syariat Islam.
2. Politik yang diwarnai keadilan. Maka ini bagian dari syariat Islam.
Politik, bila dilihat dari sisinya yang buruk (politik yang diwarnai kezaliman) semata,
akan melahirkan trauma politik pada seseorang. Ujung-ujungnya berkesimpulan bahwa
politik itu kejam dan politikus tak lain hanyalah ahli tipu muslihat yang kental dengan sifat
makar, dusta, dan licik. Sebenarnya bila dilihat dari segala sisinya, ada pula politik yang
syar’i (politik yang diwarnai keadilan). Bahkan ia merupakan salah satu cabang dan pintu
dari syariat Islam yang mulia ini, sebagaimana dikatakan Al-Imam Ibnul Qayyim
rahimahullahu dalam kitabnya yang monumental I’lamul Muwaqqi’in, juz 4 hal. 452. Dalam
khazanah ilmu-ilmu Islam, politik yang syar’i disebut dengan as- siyasah asy-syar’iyyah.
Dalil:
Di antara dasar pijakan as-siyasah asy-syar’iyyah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan hal ini, Al-Mawardi membagi kepada lima
bidang, Ibnu Taimiyah meringkas pada empat bidang, Abdul Wahhab Khallaf mempersempit
pada tiga bidang dan berbeda dengan TM Habsy yang membagi pada delapan bidang, namun
perbedaan ini tidak bersifat prinsip karena hanya bersifat teknis.
Abdul Wahhab
3 Peradilan, hubungan internasional dan keuangan negara
Khallaf
Dari perbedaan-perbedaan pendapat diatas, dapat ditemukan secara umum fiqh siyasah
terbagi pada tiga bagian pokok:
Kedua, Siyasah Al-Kharijiyah (politik luar negeri) meliputi hukum perdata internasional (asy
syiasah al-duali al-khash) dan hubungan internasional negara (asy syiasah al-duali al-'am).
Hukum perdata meliputi jual beli, perjanjian, perikatan dan utang piutang serta hubungan
internasional meliputi kebijakan damai dan perang serta duta dan konsul.
Ketiga, Siyasah Maliyah (ekonomi / moneter) ternasuk dalma siyasah maliyah ialah sumber-
sumber keuangan negara, pos-pos pengeluaran dan belanja negara, perdagangan
internasional, kepentingan / hak publik, pajak dan perbankan.
Menurut Kelompok :
Siyasah adalah ilmu tentang politik dan ilmu pemerintahan, kebijakan atau organisasi, rakyat
diorganisasi atau diarahkan dengan cara-cara tertentu menurut Islam untuk kehidupan yang
baik,