You are on page 1of 7

Hama Dan Penyakit

Hama Ikan
Selain penyakit, ikan pun bisa diserang hama. Hama ikan kebanyakan hidup di kolam atau bak
semen. Pada wadah akuarium, hama ini sangat jarang menyerang ikan. Biasanya hama
menyerang anak ikan atau mengganggu lingkungan kehidupan ikan.

1. Larva capung
Ukuran larva capung atau dragon-fly larvae (Odonata sp.) dapat mencapai 2 cm. Biasanya larva
ini masuk kolam bersama dengan tanaman air karena tempat persembunyiannya di akar tanaman
atau terbenam dalam kotoran kolam. Makanannya berupa larva ikan sehingga sangat merugikan.
Dalam sehari saja bisa kehilangan banyak larva ikan.

Pemberantasan hama ini dengan diserok karena mudah dilihat, lalu dimusnahkan. Bila
jumlahnya terlalu banyak, pemberantasannya dengan pemberian insektisida Sumithion 0,01 ml/l
air. Selain itu, pemberantasan bisa dengan pengurasan kolam hingga bersih. Setelah dikeringkan,
kolam dapat diairi untuk digunakan kembali.

2. Dyticus marginalisDyticus marginalis merupakan serangga yang larvanya dapat menyerang


larva ikan. Tubuhnya panjang kecil, dapat mencapai 7 cm, dan kepalanya berbentuk segi tiga.
Cara pemberantasannya seperti pada larva capung.

3. KeongBiasanya ada beberapa jenis keong yang sering berada di kolam budidaya ikan hias.
Keong-keong tersebut memakan telur ikan sehingga sangat merugikan petani. Kehadiran keong
dalam kolam biasanya karena telurnya terbawa dalam tanaman air (terutama enceng gondok)
atau dalam pakan cacing.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dipungut satu per satu, lalu
dibuang atau dimusnahkan. Bila populasinya banyak, tanaman air sebaiknya dibersihkan, lalu
kolamnya dikuras.

4. Katak Keberadaan katak dalam kolam pun dapat merugikan. Biasanya katak muncul terutama
pada musim penghujan. Berudu katak memakan pakan ikan sehingga ikan menjadi kurang
makan. Bahkan, kehadirannya bisa mengotori atau mencemari air. Telur katak pun dapat
meracuni ikan karena mengandung lendir. Ikan yang memakan telur katak ini akan mati.

sumber : Dart S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006


http://hobiikan.blogspot.com/2009/01/penyakit-ikan-hias-hama-ikan.html

Penyakit Ikan - Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit ikan telah menjadi sebuah trauma bagi insan perikanan, khususnya pembudidaya.
Penyerangan penyakit bisa merugikan mereka, bahkan bisa membuatnya bangkrut. Agar tidak terjadi
maka harus dilakukan pencegahan. Bagaimana melakukan pencegahan itu tergambar dalam artikel
ini. Penyakit ikandapat diartikan sebagai suatu organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh
ikan sehingga organ tubuhnya terganggu (Arie, 2001). Dengan terganggunya organ tubuh maka
terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Bila serangan penyakit sangat parah, kematian tak bisa
dihindarkan dan bisa menimbukan kerugian yang sangat besar.

Timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat disebabkan tiga factor, yaitu kondisi tubuh ikan yang
kurang baik, lingkungan kolam yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa penyakit.
Ketiga factor tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali sebab bila salah satu factor terjadi maka
serangan penyakit pasti terjadi.

Oleh sebab itu untuk mencegah timbulnya penyakit, maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan hasru di
jaga agar tetap baik dan hindarilah masuknya hewan pembawa penyakit. Kondisi tubuh ikan yang
kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya buruk. Kondisi
ini dapat menyebabkan napsu makannya menurun yang akhirnya menjadi loyo. Dalam kondisi tubuh
yang loyo, kemudian ada patogen, maka terjadilah serangan penyakit.

Beda lagi kalau kondisi tubuh ikan baik, bagaimanapun buruknya lingkungan dan ada tidaknya
patogen serangan penyakit tidak akan terjadi, asalkan tidak berlangsung lama. Jadi salah upaya
pencegahan dalam budidaya ikan adalah bila melihat kualitas air yang kurang baik segera lakukan
penggantian air.

Bila dilihat dari sifat penyerangannya, penyakit ikan dapat dibedakan ke dalam dua golongan,yaitu
endotern dan exotern. Endotern adalan jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang tubuh bagian
dalam, seperti hati, paru-paru, usus, dan bagian tubuh dalam lainnya. Sementara exotern adalah
jenis-jenis penyakit yang menyerang organ tubuh bagian luar, seperti kaki (pada bullfrog), perut,
kepala dan bagian tubuh luar lainnya.

Serangan penyakit pada ikan dapat terjadi pada fase telur, fase berudu, fase percil dan fase bullfrog
dewasa. Beberapa penyakit bullfrog yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya penyakit kapas, ekor
putih, spring plague, tuberculosis, kaki merah (pada bullfrog), kembung (dropsy pada bullfrog), borok
dan mata putih.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif
dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek sampingan, tindakan pencegahan
juga tidak mememerlukanbiaya yang besar. Pencegahan senaiknya dilakukan sebelum kegiatan
pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah
meluasnya penyakit.

Inilah kiat untuk mencegah penyakit (1). Mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit.
(2) Melakukanpengapuran pada waktu persiapan kolam sehingga dapat membunuh hama dan
penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH. (3) Menjaga lingkungan sesuai dengan yang
dibutuhkan bullfrog. (4). Menjaga kondisi lingkungan kandang agar tetap bersih

(5). Melakukan penebaran dengan padat tebar bullfrog yang optimal. Tujuannya untuk mengurangi
terjadinya kontak badan langsung dan untuk menghindari kanibalisme. (6). Memberikan pakan
tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan sebab paka yang berlebihan dapat mencemari
lingkungan hidup bullfrog (7). Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada
tubuh bullfrog.

(8) Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput. Apabila
tindakan pencegahan masih belum berhasil dan bullfrog masih terserang penyakit maka baru
dilakukan pengobatan. Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir sebab selain
mempunyai efek sampingan juga membutuhkan biaya yang besar. Jangan sampai harga obatnya
melebihi harga jual bullfrog yang akan diobati. Ini sangat tidak ekonomis.

Berikut ini beberapa kiat pengobatan yang bisa dilakukan dalam pengobatan ikan (1). Pengobatan
langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau obat ke wadah pemeliharaan bullfrog secara
langsung dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. (2). Treatment, yaitu dengan merendam
bullfrog-bullfrog yang terserang penyakit ke dalam suatu larutan bahan kimia atau obat dengan dosis
dan waktu yang telah ditentukan.

(3) Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah dicampur obat
dengan dosis tertentu pada bullfrog yang sudah terserang penyakit. (4). Pengobatan langsung pada
bullfrog yang terserang, yakni dengan mengambil bullfrog-bullfrog yang terserang lalu diolesi obat
yang sesuai atau disuntik.

sumber : http://www.iaspbcikaret.org

Hama merupakan pengganggu yang dapat menurunkan produksi budidaya ikan. Ukuran hama biasanya
lebih besar dan menjadi kompetitor maupun predator bagi ikan yang dibudidayakan.
Pemberantasan hama sangant perlu dilakukan untuk menghindari menurunnya hasil produksi.
Pemberantasan hama dapat dilakukan secara mekanis dan kimia. Pemberantasan secara mekanis
dilakukan dengan mematikan hama pada saat pengeringan, sedangkan dengan cara kimia dilakukan
degan memberikan bahan kimia tertentu yang dapat membunuh hama.
Beberapa jenis hama yang sering ditemukan dilapangan yaitu sebagai berikut :
1. Belut (Monopterus albus)
Belut mempunyai bentuk badan panjang seperti ular, tidak bersirip dada dan perut, tidak bersisik, sirip
dubur dan sirip punggung berubah menjadi sembulan kulit yang tidak berjari-jari dan dubur jauh ke
belakang (Saanin 1984). Menurut Wu dan Kung 1941 dalam Anonim (1979) belut dapat bertahan hidup
di dalam Lumpur karena belut mempunyai alat bantu pernafasan yang berupa kulit tipis yang berlendir
di dalam rongga mulutnya.
Belut dianggap sebagai hama karean merupakankarnifor yang memangsa ikan-ikan kecil. Taksonomi
belut menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subklas : Teleostei
Ordo : Synbranchoides
Famili : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Species : Monopterus albus Zuiew
Nama lokal : Belut, Welut, Lindung
Pemberantasan dan pencegahan hama ini dapat dilakukan seca mekanis yaitu dengan menangkap
secara lansung. Dapat juga dilakukan dengan pembuatan kolam dengan tepi dandasar yang terbuat dari
semen. Pemasangan perangkapdapat pula dilakukan untukmengurangi hama ini.
2. Udang
Udang merupakan hewan yang dapat hidup pada perairan dengan salinitas yang rendah hingga tinggi.
Hal inilah yang membuat pembudidaya, baik budidaya air tawar maupun air payau sering kali tergangu
oleh adanya hewan ini.
Udang digolongkan ke dalam hama yang bersifat competitor. Hal ini disebabkan karena hewan ini
menyaingi komuitas utama yang dibudidayakan dalam hal mendapatkan oksigen, pakan dan lain-lain.
Penanggulangan dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan menangkap secara langsung dan
kemudian dimusnahkan. Pencegahan hama ini dilakukan dengan memasang jaring pada saluran air
masuk sehingga hama seperti udang tidak dapat masuk.

3. Katak (Rana sp.)


Katak merupakan hama predator karena memakan telur ikan. Hama ini sangat merugikan bagi petani
ikan karena dapat menurunkan tingkat kelulusan hidup (survival rate) ikan yang dibudidayakan.
Pemberantasan dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan menangkap secara langsung dan
menyinkirkan telurnya. Pencegahan dapat dialakukan dengan memasang jarring pada saluran air masuk.

4. Kerang (Spharium sp.)


Kerang merupakan hewan molusca dengan cangkang dari zat kapur. Bagi budidaya air payau dan air
asin, hewan ini merupakan hama yang cukup merugikan. Keberadaan kerang yang banyak dapat
menurunkan ketersediaan oksigen, selain itu pakan alami ikan berupa plangkton juga dapat berkurang
akibat ulah kerang. Keberadaan kerang juga dapat menurunkan turbidita air tambak/kolam.
Pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan menangkap dan
selanjutnya dimusnahkan. Pemasangan jarring pada saluran air masuk perlu dilakukan untuk mencegah
masuknya hama.
5. Keong (Bythenia sp.)
Keong merupakan hewan molusca yang bercangkang dua (Bivalve), insang berlapis-lapis
(Lamellibranchia), berkaki kapak (Pelecypoda). Kerang merupakan hewan yang bersifat filter feeder
yaitu menyaring makanannya.
Plankton merupakan makanan bagi keong, oleh karena itu, keberadaan plangkton dalam kolam
budidaya akan merugikan bagi petani. Pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan secra mekanis,
yaitu dengan menangkap secara langsung dan memberantasnya. Pencegahan dapat dilakukan dengan
memasang jaring pada saluran air masuk sehingga kerang tidak dapat masuk.
6. Kepiting Payau ( Scylla serrata sp.)
Kepiting merupakan hama yang dapat merusak pematang kolam. Pemtang kolam yang rusak dapat
meyebabkan tidak stabilnya keadaan air yang dapat memacu keadaan stress pada ikan sehinggaikan
mudah terserang penkit.
Pemberantasan dapat dilakukan dengan cara mekanismaupun kimia. Secara mekanis yaitu dengan
menagkap secara langsung atau memasang perangkap. Pemberian bahan-bahan kimia juga dapat
dilakukan.
7. Renatra
Renatra merupakan serangga yang dapat menyerang ikan dengan cara menusuk. Luka yang disebabkan
oleh tusukan hewan inidapat menyebbkan ikan mudah terserang parasit.
Pencegahan hama ini dapt dilakukan dengan pemasangan filter kolam sehingga air yang masuk ke kolam
cukup bersih dan terbebas dari renatra. Pemberantasan dapt dilakukan dengan pestiida atu dengan
menetesi minyak tanah ke permukaan air kolam.
8. Ikan Cetul (Gambusia affinis)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ikan cetul memiliki bentuk pipih dan mulut runcing. Ikan
initermasuk dalamhama competitor karena ikan inimerupakan pesaing dalam hal mendapatkan ruang
oksigendan makanan.
Pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan penangkapan
secara langsung atau memasang jarring pada saluran air yang masuk sehngga ikan tersebut tidak dapat
masuk.
9. Landak Laut (Echinometra mataei)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, landak laut memiliki bentuk bola agak gepeng dan ditumbuhi
banyak duri. Landak laut merupakan hama yang cukup berbahaya bgibudidaya rumput laut, oleh karena
itu, sebelum dilakukan penanaman perlu dilakukan pembasmian secara mekanik, yaitu dengan
menyingkirkan landak laut dari lahan budidaya.
10. Ikan gabus (Ophiochepalus striatus)
Ikan ini memiliki tubuh memanjang dengan kepala menyerupai kepala ular. Keberadaan hewan ini di
kolam atau tambak budidaya sangat merugikan bagi petani ikan.
Ikan gabus merupakan hama yang bersifat predator, yakni memakan ikan-ikan benih maupun ikan
dewasa. Keberadaaan ikan inidikolamdapat menyebabkan produksi ikan menurun.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memasang penyaring atau filter di pintu aliran air masuk (inlet)
sehingga ikan gabus tidak dapat masuk ke kolam budidaya. Apabila ikan ini sudah berada di kolam
budidaya maka pemberantasan dapat dilakukan menangkapnya langsung.
11. Nerocilla (Nerocila sp.)
Nerocilla merupakanhama yang cukup berbahaya. Hal ini disebabkan karena serangannya yang
cukupmematikan bagi ikan. Binatang ini mempunyai duri pengait pada kakinya sehingga dapat
menempel dengan kuat pada insang atau di bagian sisi tubuh ikan yang diserang. Serangan pada bagian
insang ini bisa mengakibatkan borok karena jaringan daging pada insang dimakan oleh parasit tersebut.
Pemberantasan dapat dilakukan dengan menyemprotkan formalin 1%. Dapat juga dilakukan
perendaman dengan larutan formalin yang dicampur dengan 0,15 ppm Malachite green selama
semalam. Selain itu dapat juga direndam dalam larutan Acriflavine 10 ppm selama 1 jam atau dicelupkan
dalam 100 ppm selama 1 menit.
12. Keting
Ikan Kething merupakan hama kompetitor yang cukup berbahaya bagi ikan budidaya terutama ikan
dengan ukuran kecil. Hama ini juga dapat menyerang telur ikan sehingga sangat ditakuti oleh pembenih
ikan. Pencegahan dapat dilakukan dengan memasang penyaring pada saluran air masuk.
13. Ikan Uceng (Nemachilus fasciatus).
Ikan uceng (Nemachilus fasciatus), oleh Saanin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Philum : Chordata
Klas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Cyprinoidea
Familia : Cobitidae
Genus : Nemachilus
Species : Nemachilus fasciatus
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ikan uceng memiliki tubuh memanjang. Bagian kepala sampai
pertengahan badan sampai dengan ekor berbentuk pipih. Posisi mulut inferior dan mempunyai 3 pasang
sungut yakni dua pasang di rahang atas dan sepasang di sudut mulut. Sisik bertipe cycloid dan menyebar
di seluruh tubuh.
Ikan uceng merupakan hama competitor karena merupakan competitor (memperebutkan) pakan dan
ruang oksigen dengan ikan yang dibudidayakan. Ikan uceng memakan larva insekta yang meliputi ordo
Ephemeroptera, Diphtera dan Trichoptera.
Pencegahan dan pemberantasan hama dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan memasang
jaring pada saluran air masuk sehingga ikan uceng tidak dapat masuk. Penangkapan secara langsung
juga dapat dilakukan.
14. Dytiscus marginalis
Dytiscus marginalis merupakan predator yang dalam stadium larfanya hidupdi air. Memiliki bentuk
panjang kecil dengan panjangnya dapat mencapai 7 cm, dan kepalanya berbentuk segi tiga. Ikan yang
sering diserang berukuran 1-3 cm. Mula-mula ikan ditangkap dan dilumpuhkan dengan ujung ekornya
yang bercabang dua dan tajam. Hewan ini termasuk jenis hama predator.
Pencegahan dapat dilakukan dengan pemasangan filter pada saluran air masuk sehingga air yang masuk
ke kolam benar-benar terbebas dari hama. Penggenngan selama 1minggu juga perlu dilakukan.
15. Kepiting Darat
Kepiting darat memilikiciri yang sedikit berbeda dari kepiting bakau, yaitu terletak pada bentuk kaki jalan
yang lebih kecil dan tidak berbulu. Hewan ini merupakanhama yang cuku mengganggu pembuidaya air
tawar. Hal ini disebabkan karena hewan ini merusak pematang sehingga meningkatkan rembesan air
keluar yang menyebabkan fluktuasi air.
Penanggulangan dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan menangkapsecara lngsung dan
memusnahkannya. Pencegahan dapat ilakukan dengan memasang plastic pada tepi kolam atu
memasang tembok permanent.
16. Ikan Blacu
Hama ini bersifat kompetitor dan predator pada budidaya ikan. Hewan ini hidup di dasar perairan dan
sangat berbahaya bagi ikan yang dibididayakan. Hama ini merupakan kompetitor (penyaing) dalam
mendapatkan makanan dan oksigen. Pemberantasan dapat dilakukan dengan menangkap secara
langsung menggunakan jaring dan kemudian dibasmi.
17. Keong Mas
Hewan ini termasuk dalam kelas molusca dan diselubungi oleh cngkang yang terbuat dari zat kapur dan
hidup didarat sebagai hewan bentik. Hewan ini dianggap sebagai hama karena dapat menjadi pesaing
ikan yang dibudidayakan dalam hal memperoleh makanan. Selain memakan makan bagi ikan, hewan ini
juga memangsa telur ikan, sehingga sangat merugikan bagi pembenih ikan. Pemberantasan dan
penanggulanagan dapat dilakukan dengan menangkap secara langsung dan membasminya.
18. Kumbang Air
Hewan termasuk dalam golongan serangga dengan ukuran tubuh kecil dan memanjang dan kepala
berbentuk segitiga. Hewan ini dianggap sebagai hama karena dapat memangsa ikan-ikan kecil.
Pemberantasan dapat dilakukan dengan memasang jaring pada saluran air.
19. Nepa
Nepa merupakan hama bagi ikan yaitu memangsa telur ikan dan larfa ikan sehingga sangat ditakuti oleh
para pembudidaya ikan. Pemberantasan dapat dilakukan dengan menjaring dan mebersihkan
rerumputan di sekitar kolam.
20. Sengrutu
Sifat predator hewan ini sangat merugikan dalam usaha budidaya perikanan. Hal ini disebabkan karena
hewan ini memangsa benih ikan yang masih berukuran kecil. Pemberantasan dapat dilakukan dengan
menggunakan obat kimia dan pencegahan dapat dilakukan dengan pemasangan jaring pada pintu masuk
air.
21. Sompil (keong panjang)
Hewan ini dianggap sebagai hama karena menjadi competitor bagi ikan dalam mendapatkan makanan
dan oksigen. Selain itu hama ini juga memangsa telur- telur ikan. Pemberantasan dapat dilakukan
dengan menangkap secara langsung pada saat pengeringan kolam dilakukan serta memasang jaring
pada saluran air masuk dan saluran air keluar.

22. Ucrit
Uncrit merupakan predator bagi ikan dan larfa ikan. Selain sebagai predator, hhama ini juga merupakan
competitor dalam hal mendapatkan oksigen. Pemberantasan dapat dilakukan dengan menangkap
secara langsung atau dengan memasang jarring pada saluran air masuk.
23. Ikan Ayu
Udang ayu termasuk dalam hama yang bersifat competitor. Hal inidisebabkan karena menjadi pesaing
bagi ikan dalam memperoleh makanan. Hama ini juga dapat menyebabkan kerusakan yang
menyebabkan air kolam tanah merembesa keluar. Pemberantasan dapat dilakukan dengan menankap
secara langsung atau memasang penyaring pada saluran air masik dan kelur.
24. Ikan Wader
Ikan ini merupakan hama yang bersifat kompetitor pada usaha budidaya ikan. Keberadaan ikan wader
dapat merugikan dan mengurangi ruang gerak, oksigen, makanan bagi ikan yang dibudidayaan.
Pemberantasan dapat dilakukan menggunakan saponin sebanyak 10 ppm. Sedangkan untuk pencegahn
dapat dilakukan dengan memasang jaring pada saluran air masuk.

You might also like