You are on page 1of 12

Bab I

Pendahuluan

1.1 Sejarah Tomat

Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari

Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali

dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM.

Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus

Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada

tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu

Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-

rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, sepertijagung, cabe, dan

tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus,

tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol

dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.

Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara,

orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang

Perancis menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman

menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di

Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka

menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga

terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad

ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans

mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama

1
kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas

yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.

Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara

Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali

ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan

produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi

sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias menghasilkan bobothingga 0,4 kg

per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang

tinggi , tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi dengan berbagai

kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga

dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan

penyakit tertentu.

1.2 Morfologi Tomat

MORFOLOGI TUMBUHAN

TOMAT

( Solanum lycopersicum Linn. )

Sistematika Tumbuhan Dalam Taksonomi

Nama umum : Tomat

Solanum lycopersicum Linn.

Sinonim :

Lycopersicon esculentum Miller Klasifikasi :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

2
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus : Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum L.

Perawakan tumbuhan (habitus)

Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di ladang,

pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl. Pengembangan

budidayanya semakin meluas di berbagai negara di dunia, termasuk kawasan

Asia. Di Filipina, tanaman tomat diperkenalkan pada tahun 1571, kemudian

ditanam di negara lainnya di Asia. Masuknya tanaman tomat ke Indonesia

diduga pada tahun 1811. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik,

serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh

tegak atau bersandar pada tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak,

berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, bercabang mulai dari ketiak daun

yang berada dekat dengan tanah, kulit batang berwarna hijau dan berbulu.

menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun

tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, daun majemuk menyirip, letak

berseling, bentuknya bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal

membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil

tepinya bergerigi, panjang 10--40 cm, warnanya hijau muda, tangkai daun

berbentuk bulat memanjang. Bunga tomat merupakan bunga majemuk, terletak

dalam rangkaian bunga yang terdiri atas 4-14 kuntum bunga yang menggantung

3
pada rangkaian bunga, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan, bertangkai,

mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging,

kulitnya tipis licin mengilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya,

warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning

kecokelatan. Tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut

yang berwarna keputih-putihan yang menyebar ke semua arah hingga

kedalaman 30-40 cm.

Bab II
Budidaya dan Pemasaran Tomat

2.1 Budidaya Tomat

4
A. Cara Tanam

Tomat dikembangkan dengan bijinya. Sebelum ditanam, biji tomat disemai

terlebih dulu. Tanah untuk persamaian dicangkul dan diberi pupuk kandang yang

telah jadi dan steril.

Untuk melindungi semaian dibuatkan atap yang menghadap ke timur dan iring

ke barat setinggi 1 m. Atap ini berguna untuk menjaga kelembapan, mmperoleh

suhu yang tetap, dan mengatur banyaknya sinar matahari yang masuk.

Biji tomat ditaburkan berbaris dengan jarak antarbaris 5 cm. Penaburan

dilakukan dengan hati-hati dan tipis-tipis di atas tanah persemaian. Untuk lahan

seluas 1 ha diperlukan sebanyak 300-400 g biji tomat.

Menurut teori, penanaman 1 ha lahan hanya diperlukan 150 g biji yang berdaya

kecambah 75 persen. Biji tomat akan tumbuh setelah 5-7 hari disemaikan,

Setelah 2 minggu, bibit dipindahkan ke dalam kantong plastic atau bumbung

(pot) daun pisang.

Lahan yang digunakan dicangkul sedalam 40 cm dan dibuat bedeangan dengan

lebar 1,40-1,60 m. Di atas bedengan dibuat lubang dengan jarak 50-60 cm.

Jarak antarbaris lubang 70-80 cm sehingga tiap bedengan terdiri dari 2 baris

lubang.

Tiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi 0,5-1 kg atau 20 ton/ha. Pada

lahan tersebut juga dibuatkan saluran pembuangan air (parit) antarbedengan

deangan lebar 20 cm.

Parit ini sangat penting untuk drainase dan mencegah serangan penyakit layu.

Setelah berumur 1 bulan (berdaun 4 helai) bibit tomat dipindahkan ke lubang-

lubang yang telah tersedia di kebun. Tiap lubangditanami 1 batang tanaman

yang sehat, kuat, dan subur.

5
Jika diperlukan, tanaman ditutupi dengan dedaunan atau pelepah pisang. Tutup

ini untuk mencagah teriknya sinar matahai atau pukulan air hujan yang mungkin

jatuh. Setelah 3-4 hari tutup dibuka.

Tanaman tomat yang telah berumur 1,5 bulan diberi pupuk buatan berupa

campuran urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 2:3:1 sebanyak 12 g tiap

tanaman. Pupuk ini diletakkan dalam alur yang melingkari batang tanaman,

kurang lebih 5 cm dari batang tanaman. ‘

Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk buatan ini diulangi

sekali lagi setelah 2-3 minggu kemudian. Dengan demikian untuk tiap hektar

tanaman dibutuhkan 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100 kg KCl. Pada tanah

tandus, pupuk urea diberikan sampai 300 kg per ha. Pupuk buatan sebaiknya

waktunya diberikan bersamaan dengan pendangiran tanah.

Saat umur 1,5 bulan cabang samping dipangkas hingga tersisa 1-2 cabang

utama tiap tanaman. Tunas yang tumbuh pada ketiak daun dan berbungga

sedikit (tunas liar) harus dibuang karena tunas tersebut mengurangi hasil buah.

B. Pemeliharaan Tanaman

Cara memelihara tomat adalah dengan membersihkan rumput atau gulma,

mengatur ketersediaan air, memasang ajir, dari bamboo serta memberantas

hama dan penyakit. Untuk pemberantasan hama dan penyakit sebaiknya

terlebih dahulu mengenali jenis hama dan penyakitnya. Jenis hama tomat yalah

ulat penggerek buah (Heliothis sp.) daun ulat tanah (Agrotis sp.)

Ulat tanah ini dapat mematahkan tanaman muda, Ulat ini dapat diberantas

dengan menyemprotkan Rhocap 10 G 0,1 persen di sekitar tanaman,

sedangkan ulat penggerek buah dengan Decis 2,5 EC 0,2 persen. Hama lain

yang dapat merusak tanaman tomat adalah cacing.

6
Cacing yang berbahaya adalah nematode bintil akar (Meliodogyne sp.).

Nematoda ini hanya timbul pada tanah yang terlalu asam (pH 4-5). Hama ini

menyebabkan akar-akar tomat berbintil, tanaman lemah, dan produksi menurun.

Selain hamaada bahaya lain yang dapat merusak tomat yakni penyakit. Jenis

penyebab penyakit berbahaya bagi tanaman tomat adalah cendawan, bakteri,

dan virus.

Penyakit yang disebabkan oleh cendawan adalah penyakit damping off, busuk

daun, dan layu.Cendawan Rhizoctonia sp. Dan Pythium sp. dapat menimbulkan

penyakit damping off. Penyakit ini sering mengancam tanaman di persemaian.

Serangannya dapat daicegah dengan penyemprotan Dithane M-45 0,2 persen

sebelum penyakit muncul. Cendawan Pythopthora infestans dapat

menyebabkan penyakit busuk daun dan penyakit cacar. Daun dan buah yang

terserang penyakit ini bernoda hitam seperti cacar, tidak tertur, dan akhirnya

menjadi kering atau busuk.

Penyakit ini dapat diberantas dengan Benlate 0,1-0,3 persen, Antracol atau

Dithane M-45 0,2 persen. Jika pemberantasan terlambat, penyakit ini dapat

menggagalkan panen.

Adapun jenis cendawan Fusarim oxysporum dapat menyebabkan penyakait layu

atau lanas. Serangan penyakit ini terjadi pada kar sehingga sulit diberantas..

Selain itu, penyakit dapat menyebar melalui tanah, air, dan bibit. Penyakit layu

ini pun dapat disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.

Pengobatannya sampai saat ini belum ditemukan. Penyakit ini menyebar melalui

tanah, air, dan biji. Jenis penyakit lainnya yang meyerang tomat adalah virus.

Jenis virusnya berupa virus keriting dan Tobaco Mosaik Virus (TMV) atau blorok

yang sampai kini belum dapat diberantas.

7
Penyakit ini disebarkan oleh serangga vector berupa kutu daun Myzus persiae.

Jenis penyakit yang disebabkan di atas bersifat cepat menjalar/menyebar.

Timbulnya penyakit damping off dan layu terjadi akibat penggunaan pupuk

kandang yang belum jadi.

Penyebaran penyakit dapat dicegah dengan cara tanaman yang terserang

penyakit segera dicabut dan dibakar. Pencegahan lainnya adalah mengadakan

rotasi tanaman, dijaga kebersihan tanaman, dan digunakan varietas tahan

penyakit layu misalnya varietas ratna, dan intan.

Selain itu dapat pula digunakan bibit tomat sambungan (enten). Bibit tomat

tersebut disambungdi atas batang tekokak atau terung gelatik untuk mencegah

serangan penyakit melalui akar (seperti penyakit layu cendawan dan layu

bakteri). Alasan penyambungan ini karena tekoka dan terung gelatik tahan

terhadap penyakit tersebut.

C. Pemanenan

Buah pertama sudah bisa dipungut setelah tanaman berumur 2 bulan tanam.

Bila buah dipungut terlambat, terlau masak atau tua maka banyak buah yang

jatuh dan mudah rusak selama dalam pengangkutan.

Tanaman yan unggul dan sehat dapat menghasilkan 10-25 ton buah tomat/ha.

Produksi tomat di Indonesia sekitar 25.000 ton dengan luas berkisar 4.000 ha.

Hasil produksi tomat telah diperdangkan secara luas. Tomat dalam negeri

(Sumatera Utara dan Jawa Barat) telah masuk pasar luar negeri seperti

Malaysia dan Singapura. Tomat tipe apel dan gondola (roma) adalah jenis tomat

yang disenangi konsumenluar negeri

2.2 Pemasaran

8
Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak terlalu

masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan

penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang

jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen

sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan.

Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh atau untuk di ekspor, buah

sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi sudah tua benar. Atau 8-

10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik tergantung

varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat

dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Panen

dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan selang

2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan

buah yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan

kualitas dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit.

9
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan hasil penelitian dan pembahasan ini, maka dapat di ambil

beberapa kesimpulan, yaitu:

Tanaman tomat adalah jenis tanaman sayuran buah yang memiliki peranan

yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan manusia.

Agar tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik, hendaknya jenis dan

varietasnya ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kondisi dan keadaan alam

tempat yang akan dijadikan lahan.

Selain di ladang atau di kebun, tanaman tomat juga bisa di budidayakan di

dalam pot-pot bunga yang tentunya memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai

tanaman sayur dan sebagai tanaman hias.

Pada saat proses penyemaian benih dilakukan, ada beberapa hal yang perlu di

perhatikan, seperti ciri-ciri benih yang sehat, tempat penyemaian dan

pemeliharaan tanaman tomat tersebut.

10
3.2 Saran

Adapun saran saya kepada pemerintah, masyarakat serta para petani yang

berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

Diharapkan penelitian ini terus dilanjutkan dan untu jenis-jenis tanaman lainnya

agar masyarakat luas dapat lebih mengetahui jenis tanaman yang sering mereka

jumpai.

Pemerintah juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para petani sayur agar

mereka mendapat informasi mengenai teknik dan cara bertanam yang akan

menghasilkan pandn yang berlimpah.

Para petani dan juga masyarakat hendaknya tetap menjaga dan

membudidayakan jenis flora yang ada di daerahnya masing-masing agar

kekayaan flora dan rempah-rempah indonesia tetap terjaga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani.Yogyakarta :


Kanisius, 1998.

Pracaya. Bertanam tomat. Yogyakarta : Kanisius, 1998.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Budidaya Tanaman Tomat. Malang :


Balitsa, 1997.

Bernardinus T. Wahyu Wiryanta. Bertanam Tomat . Semarang.

http://one.indoskripsi.com/node/4129

12

You might also like