You are on page 1of 3

Hazards (Bahaya)

Dibalik suatu bencana atau peril biasanya ada penyebab sesungguhnya. Misalnya, kebakaran
yang berkobar disebuah bengkel adalah peril, tetapi mungkin sebelum kebakaran ditempat
tersebut terdapat kain-kain berlumuran minyak tanah berserakan disekitar bangunan bengkel
sebagai penyebab awal dari kebakaran tersebut. Keadaan yang buruk tersebut menjadi penyebab
kebakaran yang sesungguhnya.

Hazard atau bahaya dapat di definisikan sebagai keadaan yang dapat menimbulkan atau
meningkatkan terjadinya kerugian (chance of loss) dari suatu bencana yang terjadi. Hal-hal
seperti pemeliharaan rumah-tangga yang buruk, jalan raya yang rusak berlobang, mesin yang
tidak terawat, dan pekerjaan yang berbahaya adalah hazards, karena itu semua merupakan
keadaan yang dapat meningkatkan terjadinya kerugian.

Hazard Fisik (Physical Hazard)


Physical Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dari risiko yang
dapat mempengaruhi timbulnya atau besarnya suatu kerugian, baik dari segi sering atau jarang
terjadinya (frequency) maupun dari segi tingkat keparahan dari kerugian/kerusakannya (severity).

Untuk memperjelas pengertian dan memberikan gambaran yang lebih jelas, dibawah ini adalah
contoh-contoh physical hazard.

Bangunan
(a) Dinding yang terbuat dari kayu
(b) Atap dari balian lemak dan mudah terbakar
(c) Gudang yang menyimpan barang-barang mudah terbakar, seperti; bahan-bahan kimia,
minyak tanah, dan lain sebagainya
(d) Dinding bangunan dari batu bata atau beton
Hazards pada item (a), (b) dan (c) mengandung physical hazard tinggi yang dapat memudahkan
terjadinya kebakaran ataupun juga dapat memperbesar kerugian yang ada jika terjadinya kebakaran.
Sedangkan hazards pada item (d) mengandung physical hazards yang rendah.

Hazard Moral (Moral Hazards)


Moral Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku orang-orang yang
terkait dengan suatu risiko. Moral hazards ini sangat berpengaruh terhadap besarnya atau tingkat
keparahan kerugian. Contoh dari moral hazards adalah seseorang mempertanggungkan rumah
tinggalnya terhadap risiko kebakaran. Pada suatu hari rumah tersebut mengalami kebakaran.
Sebenarnya kebakaran tersebut dapat dicegah seandainya ia berusaha melakukan pemadaman
selagi api masih kecil. Namun hal itu tidak ia lakukan, sehingga api membesar dan
memusnahkan rumahnya. Dalam contoh ini tampak sikap mental seseorang yang dapat
memperbesar terjadinya kerugian.

Kadang-kadang Moral Hazards dapat timbul akibat hubungan yang buruk dari suatu menajemen
perusahaan yang salah (Bad or Mismanagement), seperti misalnya upah pekerja yang rendah
atau perlakuan yang tidak adil, dll. Hal-hal seperti ini akan mernicu timbulnya suatu peluang
risiko kerusuhan/pemogokan yang lebih tinggi dari normalnya.

Selain itu juga dalam hubungannya dengan moral hazard yang ada, perlu juga dipertimbangkan
faktor budaya dan kultur masyarakat (Social Culture), karena faktor tersebut cukup berpengaruh
terhadap tingkat risiko dan kejadian klaim yang mungkin muncul. Misalnya dalam suatu kota
yang mempunyai tingkat kemiskinan tinggi akan mengakibatkan meningkatnya tingkat kejahatan
yang ada dalam masyarakat kota tersebut, sehingga dapat mempunyai hubungan dengan tingkat
klaim terhadap risiko kehilangan atau kebongkaran.

Morale Hazards
Morale hazards adalah adanya peningkatan bahaya-bahaya kerugian karena risiko yang timbul
dari sikap berbeda tertanggung yang disebabkan sudah adanya jaminan asuransi. Contoh adalah
seseorang yang memiliki kendaraan dan telah ia asuransikan. Karena merasa mobilnya telah
diasuransikan, maka ia seringkali bersikap kurang hati-hati, misalnya dalam memarkir kendaraan
atau dalam mengendarainya dibandingkan dengan jika kendaraan tersebut tidak diasuransikan.
Sikap yang demikian adalah berbahaya dan dapat memperbesar terjadinya bencana atau peril.
Perbedaan antara bahaya moral dan bahaya morale adalah bahaya moral timbul apabila
tertanggung menciptakan kerugian untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan bahaya morale
timbul karena tertanggung tidak melindungi hartanya atau ia lalai karena merasa hartanya telah
diasuransikan.

dicopy dari buku LPAI : Risiko dan Asuransi

You might also like