You are on page 1of 15

4

PENGGUDANGAN PERBEKALAN

Guna menjamin kelancaran dan kelangsungan kegiatan organi sasi maka


setiap organisasi penting memiliki persediaan perbekalan. Hal ini dikarenakan
organisasi tidak bisa mengandalkan sepenuhnya kepada pemasok untuk dapat
menyediakan kebutuhan perbekalan sesuai dengan kebutuhan pada saat dibutuhkan.
Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa gudang dalam setiap organi sasi sifatnya
mutlak ada sebagai tempat persediaan perbekalan.
Sayangnya, sering kali masih kita temui suatu kejadian bahwa secara fisik
suatu organisasi telah memiliki gudang, tetapi dalam pengelolaannya belum mendapat
perhatian sebagaimana mestinya yang selaras dengan tingkat urgensi fungsi
penggudangan.

A. Pengertian dan Pedoman Umum Penggudangan Perbekalan


Penggudangan pada dasarnya merupakan serangkaian ke giatan
pengurusan perbekalan dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun
operasional berkaitan dengan perumusan maupun pelaksanaan tata kerja, tata
ruang, maupun tata usaha.
Secara lebih operasional, penggudangan merupakan serangkaian kegiatan
pengurusan dalam penyimpanan perbekalan mulai dari kegiatan penerimaan,
pencatatan, pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan,
pengeluaran dan pendistribusian sampai dengan kegiatan pertanggungjawaban
pengelolaan gudang (pem buatan laporan-laporan) dengan tujuan mendukung
kontinuitas kerja unit kerja, sekaligus mendukung efektivitas dan efisiensi
organi sasi secara keseluruhan.
Dari pengertian penggudangan ini dapat digarisbawahi bahwa kegiatan
penggudangan tidak sekadar kegiatan memasukkan barang dalam ruang
penyimpanan barang (gudang), tetapi lebih dari itu, yakni dalam kegiatan
penggudangan penting dilakukan perencana an, pengorganisasian, serta
pengendalian perbekalan baik secara teknis maupun administratif sehingga

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 66


kegiatan tersebut dapat menjamin dan menjaga kelangsungan dan
kesinambungan setiap aktivitas dalam setiap unit kerja di dalam suatu organisasi.
Merujuk pada beberapa kegiatan penggudangan dan tujuan penggudangan
tersebut, ada beberapa pedoman umum untuk me lakukan kegiatan
penggudangan, yakni
1. menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran perbekalan
2. menjaga ketertiban administrasi penggudangan, baik untuk menjamin
keamanan barang maupun menyediakan peranti pertanggungjawaban
pengelolaan penggudangan
3. melakukan penyimpanan perbekalan secara tepat sehingga perbekalan yang
ada mudah dicek, ditemukan, dan diambil
4. melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin
keamanan dan keselamatan barang, petugas gudang maupun pihak-pihak
yang berkepentingan
5. melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang
tidak sekadar sebagai barang persediaan, tetapi juga barang yang siap pakai
(ready for use).

Agar beberapa pedoman umum ini dapat diimplementasikan dengan baik,


perlu adanya rancangan dan implementasi sistem kerja penggudangan perbekalan
yang jelas dan tepat dalam setiap organisasi.

B. Kesalahan Umum dalam Penggudangan Perbekalan

Secara empiris, dapat diidentifikasi beberapa kesalahan umum dalam


pengelolaan penggudangan, yakni
1. memperlakukan, memanfaatkan dan memfungsikan gudang sebagai "bak
sampah" sehingga perbekalan yang rusak, perbekalan yang tidak atau akan
terpakai, perbekalan persediaan, kardus-kardus dan kertas-kertas yang siap
dijual secara campur aduk semuanya dimasukkan ke dalam gudang;
2. sering kegiatan penggudangan ditangani ala kadarnya, tanpa perencanaan
yang baik, baik berkaitan dengan tata cara, pro sedur, maupun pengelolaan
administratifnya;

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 67


3. tidak diketahui jumlah persediaan perbekalan secara tepat karena tidak
tertibnya pencatatan dan distribusi perbekalan bagian gudang.
4. banyaknya perbekalan yang kedaluwarsa karena kesalahan dalam
pengeluaran perbekalan
5. banyaknya kerusakan perbekalan di tempat penyimpanan/gudang karena
salah penempatan dan kesalahan perawatan perbekalan
6. banyaknya perbekalan yang hilang, baik sebelum perbekalan masuk gudang
maupun setelah masuk gudang, baik karena ketidak profesionalan petugas
gudang maupun penyelewengan petugas gudang, baik secara individual
maupun bersama-sama dengan pihak lain
7. lamanya pelayanan bagian penggudangan dalam distribusi perbekalan, baik
yang disebabkan ketidakprofesionalan petugas gudang, kesalahan dalam
penempatan dan perancangan tata ruang gudang yang ada, maupun sistem
distribusi perbekalan yang tidak tepat.

Apabila kesalahan-kesalahan umum tersebut terjadi maka orientasi awal


dan utama dalam kegiatan penggudangan jelas tidak akan terjadi, dan justru
sebaliknya, penggudangan tidak mampu menjamin kelancaran dan kelangsungan
kegiatan organi sasi. Tentu saja bila hal itu terjadi, pada akhirnya akan sangat
mempengaruhi efektivitas dan produktivitas kerja unit maupun akan
mempengaruhi tingkat efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan.

C. Macam-Macam Gudang
Berdasarkan pada pengalaman dan pengamatan yang paling sering kita
temui, kita dapat menyatakan bahwa gudang merupa kan suatu ruangan tertutup,
tidak bergerak, tidak untuk lalu lintas umum, dan berfungsi untuk menyimpan
barang. Berdasarkan pe ngertian ini dapat ditegaskan bahwa gudang merupakan
bangunan yang memiliki tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), memiliki dinding
dan atap, hanya petugas gudang yang boleh masuk keluar gudang, dan gudang
hanya untuk menyimpan perbekalan (barang).
Bila beberapa batasan gudang tersebut dilanggar, khususnya dua poin
terakhir dari hakikat pengertian gudang, tentu akan mem pengaruhi hakikat fungsi

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 68


gudang itu sendiri dan sebagai dampaknya optimalisasi fungsi gudang guna
menjamin dan menjaga kontinu itas kerja organisasi tidak akan tercapai.
Bila dilihat secara fisik, ternyata gudang tidak hanya dalam bentuk ruangan
yang tertutup saja, tetapi bisa juga dalam bentuk ruangan yang terbuka ataupun
semi tertutup sehingga kita me ngenal pula gudang terbuka dan gudang semi
tertutup. Namun, untuk kegiatan-kegiatan perkantoran biasanya gudang yang
dibutuhkan adalah jenis gudang tertutup.
Gudang terbuka sering dibedakan atas gudang terbuka yang tidak diolah
dan gudang terbuka diolah. Gudang terbuka tidak diolah berupa suatu lapangan
terbuka, yang permukaannya hanya diratakan tanpa diperkeras. Penggunaan
gudang semacam ini tidak memakan biaya yang relatif besar dalam
pemeliharaannya dan diperuntukkan hanya untuk perbekalan yang tidak
terpengaruh oleh perubahan cuaca atau hanya untuk penyimpanan yang sifatnya
sementara. Sementara gudang terbuka diolah berupa suatu lapangan terbuka
yang sudah diratakan dan diperkeras. Gudang jenis ini juga hanya diperuntukkan
bagi perbekalan yang tidak cepat terpengaruh oleh cuaca. Sementara gudang
semi tertutup atau sering disebut dengan istilah lumbung merupakan bangunan
yang beratap tanpa Binding-Binding ujung yang lengkap, dan diperuntukkan untuk
menyimpan perbekalan yang memerlukan pertukaran udara maksimum serta tidak
memerlukan perlindungan lengkap terhadap udara.
Pembedaan atas macam-macam gudang selain berdasar bentuk dan
karakteristik fisik bangunannya, juga bisa dibedakan ber dasarkan fungsinya.
Dengan mendasarkan pembedaan fungsional ini kita dapat mengenal beberapa
jenis gudang, antara lain gudang operasional, gudang perlengkapan, gudang
pemberangkatan, dan gudang musiman. Secara lebih spesifik, gudang dapat
dibedakan atas dasar barang-barang yang disimpan di dalamnya. Berdasarkan
pembedaan ini dapat kita kenal adanya gudang alat tulis, gudang alat medis,
gudang BBM, gudang tenun, gudang alat rumah tangga, gudang teknik, maupun
gudang barang rongsokan.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 69


D. Tata Ruang Gudang
Perancangan Tata Ruang Gudang merupakan kegiatan pe mikiran dan
penetapan segmen-segmen ruangan di dalam gudang serta pengaturan
perbekalan di dalam ruang gudang tersebut. Se hubungan dengan hal ini, ada
beberapa asas tata ruang gudang yang harus diperhatikan, dan beberapa asas
tata ruang gudang tersebut meliputi:

1. Asas Jarak Terpendek


Ruangan seyogianya bisa dipergunakan sebaik mungkin sehingga
pelaksanaan kegiatan pengaturan barang dalam gudang dapat me lewati jarak
yang sependek mungkin.
2. Asas Mengalirnya Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengaturan barang diusahakan dengan urutan yang
teratur dari satu tempat ke tempat yang lain dengan berurutan, baik dengan
metode FIFO (First In First Out) yaitu pengaturan barang yang lebih dahulu
masuk gudang, harus dikeluarkan pada urutan pertama pula atau metode
LIFO (Last In First Out) yakni pengaturan barang yang terakhir masuk dalam
gudang tetapi pertama kali dikeluarkan dari gudang.
3. Asas Memudahkan Pengawasan
Penataan ruang haruslah dapat membantu mempermudah pengawasan atas
pelaksanaan pengaturan barang.
4. Asas FIeksibilitas Ruangan
Penataan barang dalam gudang diusahakan sedemikian rupa sehingga bila
ada gangguan ruangan akan mudah disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Asas Kemudahan Berhubungan dengan Luar
Pada penataan barang-barang yang frekuensinya sering di pakai seyogyanya
diletakkan di tempat yang langsung berhubungan dengan pihak luar.

Di samping harus memperhatikan beberapa asas tata ruang tersebut,


untuk merancang dan melaksanakan penataan ruang gudang, penting
memperhatikan beberapa pedoman yang me liputi berikut ini.
1. Hendaknya dalam ruang gudang ada ruang/tempat untuk melakukan
pengecekan barang masuk. Ruang ini berfungsi untuk memeriksa dan

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 70


mengecek barang yang akan dimasuk kan ke dalam gudang. Dengan demikian,
secara fisik maupun administratif barang-barang yang dimasukkan ke dalam
gudang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Hendaknya di dalam ruang gudang disediakan ruang tata usaha untuk
melakukan kegiatan-kegiatan administratif peng gudangan guna menjamin
ketertiban administratif, penyediaan peranti pengawasan barang dalam gudang,
dan keamanan barang.
3. Hendaknya di dalam ruang gudang disediakan ruang untuk menampung
barang-barang yang segera digunakan maupun sering digunakan/diminta oleh
unit kerja. Keberadaan ruang sangat penting karena selain untuk menjaga
keamanan barang, juga bisa mendukung kecepatan dalam pelayanan
permintaan barang kepada unit-unit kerja yang membutuhkan. Kecepatan
dalam pelayanan permintaan barang kepada unit-unit kerja yang
membutuhkan penting dilakukan karena ada ke cenderungan bahwa apabila
petugas gudang tidak cepat dalam memberikan pelayanan, pihak-pihak yang
membutuh kan barang kemudian berusaha dan akan mengambil sendiri
terhadap barang yang dibutuhkan sehingga hal ini akan mem berikan peluang
dan kemungkinan banyaknya kehilangan barang.
4. Hendaknya di dalam ruangan gudang disediakan ruang lalu lintas barang yang
cukup, baik untuk pemasukan barang mau pun pengeluaran barang guna
menjamin kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang. Hal ini disebabkan
sering ada ke cenderungan yang keliru, yaitu memasukkan barang ke dalam
gudang sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan pentingnya kelancaran
lalu lintas barang guna mempercepat pemasukan dan pengeluaran barang.
5. Hendaknya dalam ruang gudang ada ruang untuk pengecekan barang keluar.
Ruang ini berfungsi untuk memeriksa dan mengecek barang yang akan
dikeluarkan dari gudang karena adanya permintaan dari unit kerja.
Sebagaimana fungsi ruang cek barang masuk, ruang cek barang keluar ini
dimaksudkan guna menjamin pengeluaran perbekalan baik secara fisik
maupun administratif dapat dipertanggungjawabkan. Adapun pe nempatan
ruang cek barang keluar, bisa berdekatan dengan ruang cek barang masuk
ataupun terpisah, dengan memper timbangkan frekuensi mutasi perbekalan.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 71


Berkaitan dengan perencanaan dan penetapan tata ruang gudang tersebut, dapat
dilihat rancangan tata ruang gudang pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2

Ruang Pengecekan
Barang Masuk dan
Barang Keluar
(CBM dan CBK) RB RB RB RB RB

Jalur Lalu Lintas Utama

Tempat duduk
Peminta Barang RB RB RB RB RB

Ruang TU

Gambar 4.1 Tata Ruang Gudang (Frekuensi Mutasi Barang yang Rendah)

Ruang Pengecekan
Barang Masuk (CBM)

RB RB RB RB RB
Pintu Masuk

Ruang
TU Jalur Lalu Lintas Utama

Pintu Keluar RB RB RB RB RB

Ruang Pengecekan
Barang Keluar
(CBK)

Gambar 4.2 Tata Ruang Gudang (Frekuensi Mutasi Barang yang Tinggi)

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 72


E. Administrasi Penggudangan

Untuk menjaga keamanan perbekalan dan kelangsungan kerja organisasi


maka dalam kegiatan penggudangan perbekalan penting dilakukan administrasi
penggudangan secara tertib dan benar. Hal ini disebabkan administrasi
penggudangan dapat dijadikan instrumen pengawasan dan pengendalian di dalam
pengelolaan penggudangan di setiap organisasi.
Dengan adanya sistem administrasi penggudangan yang benar,
keberadaan perbekalan setiap saat dapat dicek, baik berkaitan dengan nama, jenis,
spesifikasi, jumlah, mutasi, bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran perbekalan,
jumlah persediaan, maupun nilai perbekalan yang ada di gudang.
Dengan demikian, adanya pengelolaan administrasi penggudang an yang
baik dalam setiap organisasi akan dapat mengurangi, bahkan dapat
menghapuskan bentuk penyelewengan pengelolaan perbekalan ataupun hilangnya
perbekalan.
Di samping itu, dengan adanya pengelolaan administrasi peng gudangan
yang benar dalam setiap organisasi akan mendukung ketepatan dalam melakukan
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan perbekalan. Hal ini disebabkan dapat
dipantaunya tingkat pemakaian perbekalan tertentu dan jumlah persediaan yang
ada.
Bagi petugas gudang, administrasi penggudangan juga dapat digunakan
sebagai alat pertanggungjawaban dalam pengelolaan penggudangan yang
dibebankan kepadanya. Sehubungan dengan administrasi penggudangan
perbekalan tersebut, yang penting dalam kegiatan penggudangan harus ada Buku
Penerimaan Gudang, Buku Pengeluaran Gudang, Kartu Persediaan/stock, Bon
Permintaan Barang, dan Surat Penyerahan Barang. Masing-masing buku ter sebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Buku Penerimaan Gudang


Buku Penerimaan Gudang merupakan buku yang terdiri dari lembaran-
lembaran yang memuat informasi berkaitan dengan penerimaan perbekalan
yang meliputi jenis dan spesifikasi perbekalan, tanggal penerimaan, jumlah,
nilai perbekalan yang meliputi harga per satuan dan jumlah total, dan asal
barang.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 73


Setiap terjadi pemasukan perbekalan ke dalam gudang harus segera
dilakukan pencatatan pemasukan perbekalan ke dalam Buku Penerimaan
Gudang, di samping harus pula melakukan pengisian pemasuk an pada Kartu
Persediaan Barang (Kartu Stok) sehingga nantinya dapat diketahui jumlah
persediaan perbekalan jenis dan spesifikasi perbekalan tertentu.
Di samping itu, setiap terjadi pencatatan pemasukan perbekalan ke
dalam Buku Penerimaan Gudang harus diikuti bukti-bukti pe nerimaan barang
(antara lain berupa nota, faktur, kuitansi, atau bukti yang lain, misalnya Surat
Penyerahan Barang dari Unit Pem belian). Setiap bukti pemasukan perbekalan
harus dibubuhi nomor (sebagai nomor kode bukti masuk) sesuai urutan
kronologis, yang kemudian nomor kode bukti masuk ini dituliskan pada kolom
nomor kode bukti masuk dalam Buku Penerirnaan Gudang maupun Kartu
Persediaan. Penggunaan nomor kode bukti masuk ini dimaksudkan untuk
mempermudah pengecekan maupun pengawasan perbekalan. Contoh Buku
Penerimaan Gudang dapat dilihat pada Contoh Formulir 4.1.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 74


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI "DUTA BANGSA"
FAKULTAS EKONOMI
JalanTarumanegara 55-58Jakarta Pusat,
Telepon (021) 3456734, 3232325, Faksimile (021) 3456734, 3232325

Unit/Bagian : Gudang
BUKU PENERIMAAM GUDANG

No. Kode Harga per Jumlah


Kode Nama dan Asal
No. Tanggal Bukti Jml. Satuan Harga
Barang Spesifikasi Barang Barang
Keluar* (Rp) (Rp)

1. 30 April 04/02/2008 05.01.01 Kertas HVS Kwarto Toko Gramedia 50 Rim 21.000 1.050.000
2008 60 Gr. (Sinar Dunia)

2. 30 April 04/02/2008 05.01.02 Kertas HVS Kwarto Toko Gramedia 50 Rim 23.000 1.150.000
2008 70 Gr. (Sinar Dunia)

3. 30 April 04/02/2008 05.01. 07 Kertas HVS Kwarto Toko Gramedia 30 Rim 25.000 750.000
2008 60 Gr. (Sinar Dunia)

4. 2 Mei 2008 01/03/2008 05. 05. 01 Amplop Panjang, polos, Indo Grosir 50 Box 20.000 100.000
Merpati

5. 2 Mei 2008 02/03/2008 08.02.01 Ribbon Cartridge : Sun Tech 25 unit 13.000 325.000
Epson 8750

Contoh Formulir 4.1 Buku Penerimaan Gudang

Berdasarkan contoh formulir 4.1, dapat dicermati bahwa ada beberapa


informasi yang penting untuk dicatat, yakni tanggal pembelian, nomor kode
terima, nomor kode barang, nama dan spe sifikasi barang, asal barang, jumlah
barang, harga per satuan barang, dan jumlah total harga barang. Berkaitan
dengan pemberian nomor kode terima, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni sebagai berikut:
a. Nomor Kode Bukti Terima didasarkan pada Nomor Kode Bukti Terima yang
telah dibuat dan dituliskan pada bukti terima barang, baik berupa faktur,
nota, ataupun kuitansi. Pada bukti-bukti terima barang tersebut Nomor
Kode Bukti Terima barang di tuliskan pada sebelah kanan atas lembar bukti
yang disusun berdasarkan urutan kronologis transaksi, dan dituliskan
secara jelas dan mencolok sehingga akan mempermudah untuk
me nemukan dan mengecek bukti terima tersebut.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 75


b. Pembuatan Nomor Kode Bukti Terima bisa menuliskan angka secara
berurutan mulai dari angka 1 sampai tidak terbatas mulai dari awal tahun
sampai dengan akhir tahun. Namun, juga bisa dengan cara lain, yang
disusun lebih terperinci dengan mem pertimbangkan periode perbekalan
(periode permintaan dan peng adaan perbekalan) sebagaimana
dicontohkan pada lembar Buku Penerirnaan Gudang di atas. Sebagai
contoh pembelian tanggal 30 April 2008 dengan Nomor Kode Bukti Terima
04/02/2008, angka 04 menunjukkan pembelian keempat, dalam periode
perbekalan kedua (angka 02) periode pertama diandaikan bulan Januari
sampai dengan Februari, periode kedua diandaikan bulan Maret sampai
dengan April, periode ketiga diandaikan bulan Mei sampai dengan bulan
Juni, dan seterusnya selama tahun 2008 (angka 2008).
c. Apabila terjadi pembelian atas beberapa jenis perbekalan di tempat yang
sama, dalam waktu yang sama, dan dijadikan dalam satu
faktur/nota/kuitansi maka Nomor Kode Bukti Terima adalah sama. Tetapi,
apabila melakukan pembelian di tempat yang sama dalam tanggal yang
sama (tetapi beda jam), dan tidak dijadikan dalam satu faktur/nota/kuitansi
maka Nomor Kode Bukti Terima akan berbeda.

2. Buku Pengeluaran Gudang


Buku Pengeluaran Gudang merupakan buku yang terdiri atas lembaran-
lembaran yang memuat informasi berkaitan dengan pengeluaran perbekalan
yang meliputi jenis dan spesifikasi perbekalan, tanggal pengeluaran, jumlah
pengeluaran perbekalan, dan penerima perbekalan.
Setiap terjadi pengeluaran perbekalan dari gudang harus segera
dilakukan pencatatan pengeluaran perbekalan ke dalam Buku Pe ngeluaran
Gudang, di samping harus pula melakukan pengisian pengeluaran pada Kartu
Barang sehingga nantinya dapat di ketahui jumlah persediaan perbekalan jenis
perbekalan tertentu.
Buku Pengeluaran Gudang harus diikuti bukti-bukti pengeluaran barang
yang dapat berupa Surat Penyerahan Barang atau Bon Pe ngeluaran Barang
atau Bon Gudang. Di samping itu, setiap bukti pengeluaran perbekalan harus
dibubuhi nomor (sebagai nomor kode bukti keluar) sesuai urutan kronologis,

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 76


yang kemudian nomor kode bukti keluar ini dituliskan pada kolom nomor kode
bukti keluar dalam Buku Pengeluaran Gudang maupun Kartu Persediaan.
Peng gunaan nomor kode bukti keluar ini dimaksudkan untuk memper mudah
pengecekan maupun pengawasan perbekalan. Contoh Buku Pengeluaran
Gudang dapat dilihat pada Contoh Formulir 4.2.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI "DUTA BANGSA"


FAKULTAS EKONOMI
JalanTarumanegara 55-58Jakarta Pusat,
Telepon (021) 3456734, 3232325, Faksimile (021) 3456734, 3232325

Unit/Bagian : Gudang
BUKU PENGELUARAN GUDANG

No. Kode
Kode Nama dan Tujuan
No. Tanggal Bukti Jml. Keterangan
Barang Spesifikasi Barang Barang
Keluar*
6. 1 Mei 2008 01/03/2008 05.01.01 Kertas HVS Kwarto Sekretariat 2 Rim Pembuatan
60 Gr. (Sinar Dunia) Buku

7. 1 Mei 2008 01/03/2008 05.01.02 Kertas HVS Kwarto Sekretariat 4 Rim Pembuatan
70 Gr. (Sinar Dunia) Buku
8. 1 Mei 2008 02/03/2008 05.01. 01 Kertas HVS Kwarto Bag. 2 Rim Pembuatan
60 Gr. (Sinar Dunia) Personalia Buku

9. 2 Mei 2008 03/03/2008 05. 01. 07 Kertas HVS Kwarto Bag. 5 Rim Pembuatan
80 Gr. (Sinar Dunia) Akademik naskah
Soal Ujian
10. 2 Mei 2008 03/03/2008 08.03.01 Ribbon Cartridge : Bag. 4 unit -
Epson 8750 Akademik

- dan seterusnya -

Contoh Formulir 4.2. Buku Pengeluaran Gudang

Prosedur penomoran dan pembuatan Nomor Kode Bukti Keluar


secara substansial sama dengan prosedur penomoran dan cara
pembuatan Nomor Kode Bukti Terima, hanya saja Nomor Kode Bukti
Keluar didasarkan pada Nomor Kode Bukti Keluar yang telah dibuat dan
ditulis pada lembar bukti keluar yang bisa berupa Bon Pengeluaran Barang
atau Surat Penyerahan Barang atau Bon Gudang.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 77


3. Kartu Persediaan/Stock
Kartu Persediaan Barang merupakan formulir/lembaran untuk mencatat
perubahan-perubahan jumlah persediaan perbekalan karena adanya
pemasukan dan pengeluaran perbekalan. Adapun informasi yang harus
tertuang dan tertulis dalam Kartu Persediaan Perbekalan meliputi jenis dan
spesifikasi perbekalan, tanggal pemasukan/pe ngeluaran perbekalan, kode
nomor surat bukti pemasukan/pe ngeluaran, asal/tujuan perbekalan, jumlah
pemasukan/pengeluaran, dan jumlah sisa (persediaan perbekalan).
Dalam kegiatan pengelolaan administrasi penggudangan, Kartu
Persediaan Barang dalam bentuk Kartu Barang ini dibuat rangkap dua, satu
untuk arsip dan yang satu untuk kartu gantung (kartu yang digantungkan pada
kelompok jenis barang tertentu di mana barang tersebut ditempatkan/disimpan
sehingga hal ini akan mem permudah dalam pengecekan perbekalan, terutama
pengecekan ter hadap jumlah persediaan perbekalan. Contoh Kartu
Persediaan Barang dapat dilihat pada Contoh Formulir 3.2. pada bahasan
inventarisasi perbekalan.

4. Bon Permintaan Barang


Bon Permintaan Barang merupakan lembaran/formulir per mintaan kebutuhan
perbekalan dari setiap unit kerja dalam organisasi berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi perbekalan serta jumlah perbekalan yang ditujukan kepada bagian
gudang. Bon Permintaan Barang sering pula disebut dengan beberapa istilah,
antara lain Surat Per mintaan Pengadaan Barang, Surat Permintaan Pembelian,
Bon Gudang ataupun dengan istilah yang lain. Adapun contoh lembar Bon
Permintaan Barang dapat dilihat pada Contoh Formulir 2. 1.1 dan 2.1.2 pada
bahasan pengadaan perbekalan.

5. Surat Penyerahan Barang

Surat Penyerahan Barang atau sering pula disebut Bon Pe ngeluaran


Barang merupakan surat bukti pengeluaran/penyerahan barang dengan jenis
dan spesifikasi tertentu serta jumlah ter tentu oleh bagian gudang kepada unit
kerja tertentu pada waktu tertentu. Penyerahan barang kepada unit kerja bisa

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 78


dilakukan apabila telah dievaluasi oleh beberapa pihak yang berkewajiban dan
berhak mengambil keputusan untuk bisa atau tidaknya barang tersebut untuk
diberikan/diserahkan kepada unit kerja tertentu dengan mempertimbangkan
berbagai kepentingan. Sehubungan dengan hal itu, Surat Penyerahan Barang
baru di nyatakan sah apabila ditandatangani oleh: (1) yang menyetujui, (2),
yang menyerahkan, dan (3) yang menerima barang. Contoh Surat Penyerahan
Barang dapat dilihat pada Contoh Formulir 4.4.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bahasan mengenai siklus pembelian,
sering kali lembar/formulir permintaan barang sekali gus difungsikan pula
sebagai lembar penyerahan barang. Hal ini dilakukan untuk mendukung
efisiensi kerja, terutama bagi unit penyalur atau unit gudang. Dengan demikian,
apabila suatu organisasi menerapkan cara ini, formulir penyerahan barang
tidak dibuat secara khusus.

Kegiatan administratif yang dilakukan penanggung jawab pengelola atau


petugas gudang tidak sebatas pada pembuatan ataupun pengisian kelima buku
tersebut, tetapi juga penting untuk mem buat laporan-laporan pengelolaan gudang
yang dibuat secara periodik sesuai dengan periodisasi perbekalan yang ditetapkan
(misalnya per bulan, per tiga bulan, dan per tahun) dalam bentuk Laporan Barang
Masuk per periode, Laporan Barang Keluar per periode, Laporan Persediaan
Barang per periode, Laporan Distribusi Barang untuk per unit dan per periode.

F. Perawatan Perbekalan dalam Gudang


Agar perbekalan di dalam gudang tidak sekadar sebagai barang
persediaan, tetapi juga perbekalan yang siap pakai (ready for use) maka perlu
dan penting dilakukan kegiatan perawatan barang di dalam gudang secara
benar.
Ada beberapa hal yang penting diperhatikan sehubungan dengan kegiatan
perawatan barang dalam gudang tersebut, antara lain:
1. Cek barang-barang (perbekalan) dan laksanakan program kebersih an gudang
secara periodik.
2. Jaga gudang dari kebocoran atap, merembesnya air melalui lantai dan
masuknya butir-butir kecil air hujan melalui jendela/ventilasi.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 79


3. Hindarkan penempatan barang yang bisa mempengaruhi dan menyebabkan
penurunan kualitas ataupun kerusakan pada barang yang lain.
4. Cek instalasi listrik di ruang gudang secara periodik.
5. Gunakan dan implementasikan metode FIFO (First In First Out) dalam
pengeluaran perbekalan untuk menghindari kedaluwarsa dan rusaknya barang
saat dibutuhkan.
6. Sediakan alat pemadam kebakaran sebagai tindakan antisipatif adanya
bahaya kebakaran.
7. Atur aliran dan temperatur udara yang cukup sehingga tidak membahayakan
bagi petugas gudang maupun merusak barang.
8. Beri alas untuk setiap barang agar tidak mudah rusak karena kelembaban.
9. Tempatkan barang yang berat dan atau besar di bagian bawah dan yang
ringan dan atau kecil di bagian atas.
lO. Tempatkan pada tempat khusus yang aman ataupun terkunci untuk barang-
barang kecil yang sejenis dan atau mudah dicuri.

Dengan melakukan perawatan barang sebagaimana petunjuk di atas,


selain akan menjamin barang senantiasa siap pakai, juga akan menjamin
keamanan dan keselamatan barang dalam gudang.

Bab 4. Penggudangan Perbekalan 80

You might also like