You are on page 1of 12

Nama : Muhammad Agung Permadi

No BP : 0810212123

1. Jelaskan dengan ringkas tentang gejala serangan, bioekologi, dan


pengendalian masing-masing tiga jenis hama utama tanaman Padi, Kedelai,
Kubis, Kakao, Teh, Kelapa Sawit.

Jawab

a. Hama Utama Tanaman Padi


 Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Bioekologi: metamorfosa holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago
mempunyai panjang 2,2-3 mm, meletakkan telur pada malam hari dengan jumlah
telur 50 butir. Tertarik pada lamou perangkap. Telur berwarna kuning pucat,
berbentuk seperti cawan diletakkan pada daun bagian bawah yang terendam air,
sebelum menetas warna berubah menjadi kuning gelap. Larva instar awal makan
dengan mengikis daun pada tabung dari daun yang dipotong. Pupa ditemukan
dalam tabung.
Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,
menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR; (3) biologi: parasitoid larva
(Dacnusa sp), Predator jenis laba-laba.
 Wereng Hijau (Nephotettix apicalis)

Gejala : Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat
menularkan virus. Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok
tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Bioekologi: Betina dewasa meletakkan telur pada pelepah daun sekitar + 100-
200 butir. Telur berumur 1 minggu, nimpa berumur 3 minggu, dan dewasa
berumur 4 minggu. Serangga dewsa mempunyai bintik-bintik hitam pada ujung
dan tengah sayap. Pada jantan bintik-bintik terlihat lebih jelas.
Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan (2)
rotasi tanaman (3) sanitasi (4) pupuk berimbang (5) hayati, predator Cyrtorhinus
lividipennis, parasitoid telur Anagrus flaveolus (6) kimia.

 Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo supressalis)

Gejala : Menyerang batang dan pelepah daun. Pucuk tanaman layu, kering
berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang
kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman
bunting (pengisian biji) disebut "beluk".
Bioekologi: metamorfosa holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago
berwarna kekuningan, dengan sisik merah kecoklatan, pada sayap depan terdapat
bintik hitam. Telur berwarna kuning puca, berbentuk cawan dan berkelompok
pada pelepah daun. Larva berwarna abu-abu dan kuning kecoklatan pada kepala.
Pupa kuning kecoklatan. Dalam satu tanaman ditemukan > 1 larva.
Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan (2)
rotasi tanaman (3) sanitasi (4) pupuk berimbang (5) hayati, predator laba-laba,
parasitoid Trichogramma sp, pathogen Beauveria sp (6) kimia.
Chilo supressalis
b. Hama Utama Tanaman Kedele
 Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella)
Gejala : kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya
bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk
larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir
kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa
biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan
kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas
menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan
masuk hama tersebut.
Bioekologi: holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago berwarna abu-
abu, meletakkan telur hingga 200 butir. Telur terletak pada bagian bawah daun,
kelopak bunga atau polong. Telur berwarna putih mengkilat-kemerah2an-jingga.
Larva memiliki 5 instar. Pada waktu menetas berwarna putih kekuningan. Pupa
terbentuk dalam kepompong tanah berwarna coklat 9-15 hari.
Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan (2) rotasi tanaman (3) hayati,
predator, pathogen (4) kimia.
 Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala : larva instar I dan II memakan epidermis daun bagian bawah
sehingga daun menjadi transparan. Larva tua makan helaian daun hingga tinggal
tulang-tulang daun saja. Daun yang terserang menjadi sobek, terpotong, atau
bolong. Serangan berat tanaman menjadi gundul.
Bioekologi: Telur berkelompok (rata-rata 350 butir) terletak dipermukaan
bawah daun tertutupi bulu-bulu halus. Berbentuk lonjong berwarna coklat
kekuningan – krem. Larva muda berwarna kehijauan binitk-bintik hitam. Larva
tua (instar 6) berwarna abu-abu gelap atau coklat. Pupa berada di dalam tanah
berwarna coklat kemerah-merahan. Imago berwarna agak gelap, memiliki garis
putih pada sayap depan.
Pengendalian: (1) secara kultur teknis : mengumpulkan kelompok telur, dan
larva, tanaman dicampur dengan akar tuba dan bawang putih (2) secara hayati:
parasitoid telur (Telenomus spodopterae), virus (NPV) (3) insektisida botani (4)
kimia.

Spodoptera litura
 Kepik Hijau Nezara viridula (hama penghisap polong)
Gejala : serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji
menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman
terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa
dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji.
Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji
menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap
polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan
yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.
Bioekologi: Telur diletakkan berkelompk pada bagian bawah daun berbentuk
seperti cangkir berwarna kuning. 3 hari sebelum menetas warna berubah menjadi
merah bata. Nimpa instar I berwarna kemerah-merahan samapi coklat muda,
instar II hitam dengan bintik putih, instar III hijau dengan bintik hitam dan putih,
instar IV dan V dengan cirri sama dan mulai menyebar.
Pengendalian: (1) secara kultur teknis : mengumpulkan kelompok telur (2)
secara hayati: dengan Beauveria bassiana, Metharhizium sp (3) insektisida botani
(4) kimia.

c. Hama Utama Tanaman Kubis


 Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella L)

Gejala : Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila


serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi pada musim kemarau,
saat tanaman berumur 5-8 minggu.
Bioekologi: Imago P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap
depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Imago aktif pada senja dan malam hari
dengan meletakkan telur tersebar pada daun sampai 250-300 butir. Telur stadium
3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan
kepala tampak hitam.Stadium larva 7-11 hari. Pupa tertutupoleh kokon, berwarna
kuning pucat.
Pengendalian: (1) dapat dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik
(sesuai dengan kondisi setempat)tumpangsari kubis dengan tomat (2) musuh
alami penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum dan Apanteles
plutellae.(3) insektisida botanis (4) menggunakan seks feromon (5) Penggunaan
insektisida bila diternukan 5 ekor larva setiap 10 tanaman.
 Ulat Krop Kubis (Crocidolomia binotalis)

Gejala : Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop,


sehingga daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya
kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat
dipanen.
Bioekologi: . Imago C. binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan
rentangan sayap 20 mm dan panjang 13 mm.Telur diletakkan secara berkelompok
pada daun dengan stadium 4 hari. Larva nya berwarna coklat sampai hijau tua.
Stadium larva 14 hari. Pupa nya berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari.
Pengendalian: (1) dapat dilakukan dengan- Tumpangsari kubis dengan tomat
(2) musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus
sp., Mesochorus so., dan.Chelonus tabonus Sonar (3) menggunakan insektisida
botani (4) Penggunaan insektisida sintetik apabila ditemukan 3 ekor larva setiap
10 tanaman.

 Hellula undalis (F.)


Gejala : Serangan larva muda seperti serangan yang disebabkan oleh
Plutela sp. dan gejala serangan larva tua sepertigejala serangan Crocidolomia sp.
Larva membuat galian pada batang utama sehingg tanaman menjadi kerdil atau
mati. Pada tanaman yang terserang terdapat jalinan benang sutra dan kotoran
larva.
Bioekologi: Imago H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan terdapat
garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan
kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna
coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur
hidupnya 23-25 hari.
Pengendalian: (1) parasitoid telur Chelonus blackburni (2) menggunakan bibit
yang bersih (3) menggunakan insektisida 15-25% tanaman terserang (ambang
ekonomi).

d. Hama Utama Tanaman Kakao


 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)

Gejala : Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan


gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat
lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat
dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih
kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak bunyi.
Bioekologi: Telur berbentuk oval dan berwarna kuning orange pada saat baru
diletakkan. Telur diletakkan satu persatu pada permukaan kulit buah dan memiliki
warna jingga. Larva C. cramerella terdiri dari 5 instar. Stadium larva C.
cramerella Snellen antara 3-4 hari pada instar I dan II, 3-5 hari pada instar III dan
IV dan 3-6 hari pada instar V. Stadium larva 14-18 hari. Pupa C. cramerella
berwarna kuning kehijaun dan berada dalam kokon yang terbuat dari benang-
benang sutera yang keluar dari mulutnya berwarna cokelat muda. Imago betina
hanya meletakkan telur hanya pada permukaan buah kakao terutama pada alur
kulit buah. Imago C. Cramerella meletakkan telurnya satu persatu pada
permukaan buah kakao berkisar 50-100 butir. Imago C. cramerella memiliki
panjang tubuh 7 mm dan lebar 2 mm, memiliki sayap depan berwarna hitam
bergaris putih, pada setiap ujungnya terdapat bintik kuning dan sayap belakang
berwarna hitam, memiliki antena yang panjang serta runcing.
Pengendalian: (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan
tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan
membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat
pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen
sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan
kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi),
caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan
serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama
helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi.

 Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Gejala : Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung


berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan
letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah
kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan
terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan
daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.
Bioekologi : Imago memiliki panjang + 10 mm berwarna kuning.
Telur diletakkan berkelompok pada petiole dan pedicle. Pada tunas muda dan
tulang daun. Berjumlah sekitar 100-300 butir, menetas 1-2 minggu.
Perkembangan Nimpa 3-4 minggu.
Pengendalian : (1) Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini
dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 %
sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. (2)
Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan
semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa
diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

 Hama tikus (Rattus argentiventer)


Gejala : buah kakao berlubang, biji buah habis dimakan yang tersisa
hanya daging buah tergantung pada batang kakao.
Bioekologi: tikus dewasa mencari makan dan membuat sarang pada serasah
dan gundukan tanah. Melahirkan 4-7 ekor anak.
Pengendalian: sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan
burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
e. Hama Utama Tanaman Teh

 Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Gejala : daun muda menjadi berwarna coklat hitam dan kering. Bagian
yang diserang tumbuh tidak teratur dan mongering. Pada tunas muda bercak ciklat
hitam, nekrosa meruncing. Daun-daun dan tunas muda menjadi kunig dan mati.
Seluruh daun menjadi gugur pada serangan berat.
Bioekologi : Imago memiliki panjang + 10 mm berwarna kuning.
Telur diletakkan berkelompok pada petiole dan pedicle. Pada tunas muda dan
tulang daun. Berjumlah sekitar 100-300 butir, menetas 1-2 minggu.
Perkembangan Nimpa 3-4 minggu.
Pengendalian : (1) Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini
dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 %
sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. (2)
secara teknis yaitu menangkap (3) mEeggunakan jamur entomopatogen.

f. Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit


 Kumbang Oryctes rhinoceros

Gejala : Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun
berlubang-lubang. Daun menjadi berbentuk segitiga.
Bioekologi: Telur berwarna putih terdapat pada sampah-sampah kebun.
Larva yang baru menetas berwarna putih berada di sampah. Pupa berada dalam
kokon di dalam tanah. Imago berupa kumbang berwarna hitam mempunyai
tanduk dikelapanya.
Pengendalian :
 Sanitasi lahan kebun
 Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium
anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. 
 Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.

 Ulat kantong (Mahasena corbetti)


Gejala : Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh
lagi. Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Bioekologi: Telur berjumlah sekitar 100 butir menetas dalam 2 hari. Larva
berwarna putih mencari jalan keluar dari kantong induk. Menggantungkan diri
dan menyebar ke tanaman lain.
Pengendalian : (1) pemotongan daun (2) kumpulkan pupa (3) penggunaan
parasitoid.

 Ulat api (Darna trima)

Gejala : Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya  daun hanya


tersisa tulang daunnya saja.
Bioekologi:
Pengendalian:
2. Banyak ahli berpendapat bahwa program pengendalian hayati lebih berhasil
pada hama tanaman perkebunan daripada tanaman pangan dan hortikultura.
Jelaskan dengan ringkas pendapat anda.
Jawab

3. Terangkan dengan ringkas kenapa dalam pengelolaan hama utama tanaman


pertanian harus dilakukan secara terpadu atau Pengelolaan Hama Terpadu
(PHT).
Jawab

You might also like