Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Istilah "Hukum Islam" merupakan istilah khas Indonesia, sebagai
terjemehan Al-Fiqhi al-Islami atau dalam konteks tertentu darai al-syri'ah
al-Islami,istilah dalam wacana ahli hukum barat digunakan islamic
law.Dalam Al-Qur'an maupun al-sunnah,istilah al-hukum al-islam tidak di
jumpai, yang digunakan adalah kata syari'at yang dalam penjelasannya
kemudian lahir fiqh. Kemudian untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai pengertian hukum islam, terlebih dahulu akan di jelasakan
pengartian syari'at dan fiqh.
Kata syri'ah dan devenisinya di gunakan lima kali dalam Al-Qur'an
secara harfiah syri'ah artinya jalan ke tempat mata air, atau tempat dilalui
sungai. Penggunaannya dalam Al-Qur'an diartikan sebagai jalan yang jelas
yang membawa kemenangan. Dalam terminologi ulama ushul fiqh, syari'ah
adalah titah (khitab) Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf
muslim,baliq dan berakal sehat), baik berupa tuntutan, pilihan, atau
perantara (sebab, syarat atau penghalang). Jadi konteksnya, adalah hukum-
hukum yang bersifat praktis ( amaliyah ).
Adapun kata fiqh yang dalam Al-Qur'an digunakan dalam bentuk
kata kerja (fi'il) disebut sebanyak 20 kali. Penggunaannya dalam Al-Qur'an
berarti memahami.Secara etimologis,fiqh ratinya paham.Namun berbeda
dengan 'ilm yang artinya mengerti,ilmu bisa diperoleh secara nalar atau
wahyu, fiqh menekankan pada penalaran, meski penggunaannya nanti ia
terikat kepada wahyu. Dalam pengertisn terminologis, fiqh adalah hukum-
1
hukum syara yang bersifat praktis (amlaiah) yang diperoleh dari dalil-dalil
yang rinci. Contohnya hukum wajib shalat,diambil dari perintah Allah SWT
dalam ayat "aqimus al-shalat" (dirikan shalat), karena daam Al-Qur'an tidak
dirinci bagaimana tata cara menjalankan shalat, maka dijelaskan melalui
sabda Nabi SAW "Kerjakan shalat, sebagaimana kalian melihat aku
menjalankannya "Dari praktek Nabi inilah, sahabat-sahabat, tabi'in dan
fuqaha merumuskan tata aturan shlat yang benar dengan segala syarat dan
rukunnya.
Penjelesan di atas menunjukan bahwa antara syari'ah dan fiqih
memiliki hubungan yang erat. Karena fiqih adalah formula yang dipahami
dari syari'ah. Syari'ah tidak bisa dijalankan dengan baik, tanpa dipahami
melalui fiqih atau pemahaman yang memadai dan di formulasikan secara
baku. Fiqih sebagai hasil usaha memahami, sangat dipengaruhi oleh
tuntutan ruang dan waktu yang melingkufi faqih (jamak fuqaha) yang
memformulasikannya. Karena itulah, sangat wajar jika kemudian terdapat
perbedaan-perbedaan dalam rumusan mereka.
Hasbi Ash Shiddiegi mendefinisikan, hukum Islam adalah koleksi
daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari'at atas kebutuhan
masyarakat. Dalam khazana ilmu hukum di Indonesia, istilah hukum Islam
dipahami sebagai penggabungan dua kata, hukum dan Islam. Hukium
adalah seperangkata peraturan tentang tindak tanduk atau tingkah laku yang
diakui oleh suatu negara atau masyarakat yang berlaku dan mengikat untuk
seluruh anggotanya. Kemudian kata hukum didasarkan kata Islam. Jadi
dapat dipahami bahwa hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan
berdasar wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku mukallaf
yang diakui dan diyakini berlaku mengikat bagi semua pemeluk Islam.
2
B. Latar Belakang
3
Taubih al-awu fi Tahqiq al-kalami fi'an Nawafil. Tokoh yang termasuk
angkatan abad XVII selain Raniri adalah Abd al-Rauf as-Sinkili, ia
termasuk mujtahid Nusantara yang menulis karya fiqih.
Kemudian pada abad XVIII M, tokoh Islam dalam bidang hukum
Islam adalah Syekh Arsyad al-Banjari, ia menulis kitab fiqih yang berjudul
Sabil al-Muhtadin Li Tafaqquh fi Amr al-Din yang juga bercorak syafi'iyah.
Kemudian ulama-ulama fiqih yang lainnya pada abad-abad berikutnya yang
bercorak syafi'iyah.
Dari gambaran singkat diatas, tampak bahawa hampir setiasp masa,
selalu saja diisi oleh ulama-ulama fiqih yang bercorak syafi'iyah dan tasauf
sunni. Namun lambat laun, pengaruh Mazhab Hanafi, mulai diterima.
Penerimaan dan pelaksanaan hukum Islam ini, dapat dilihat pada
masa-masa kerajaan Islam awal. Pada zaman kesultanan Islam, menurut
Djatnika, hukum Islam sudah di berlakukan secara resmi sebagai hukum
negara. Di Aceh atau pada pemerintahan sultan Agung hukum Islam telah
di berlakukan walau masih tampak sederhana.
4
Amir Syarifuddin, Guru besar IAIN Padang, menyatakan bahwa
kompilasi Hukum Islam yang secara formal disahkan melalui instruksi
Presiden Nomor I Tahun 1991 adalah mwerupakan puncak pemikiran fiqih
Indonesia setidaknya hingga sekarang. Pernyataan tersebut didasarkan pada
diadakannya lokakarya Nasional, yang didatangi tokoh ulama fiqih dari
organisasi-organisasi Islam, Ulama fiqih dari perguruan tinggi ,dari
masyarakat umum dan diperkirakan dari semua lapisan ulama fiqih ikut
dalam pembahasan, sehinga patut dinilai sebagai ijma' ulama Indonesia,
kompilasi hukum Islam tersebut diharapkan dapat dipedomani para Hakim
dan masyarakat seluruhnya. Karena pada hakikatnya, secara substansial,
kompilasi tersebut dalam sepanjang sejarahnya, telah menjadi hukum
positif yang berlaku dan diakui keberadaannya.
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia disahkan melalui instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor I Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991.
Kemudian ditindak lanjuti keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun
1991 tanggal 22 Juli 1991, tentang pelaksanaan atau penerapan instruksi
Preasiden RI Nomor I Tahun 1991, kemudian disebarluaskan melalui surat
edaran direktur pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Nomor 3694
/EV/HK. 003/AZ/91 tanggal 25 Juli 1991.
5
"Pernikahan yaitu aqad yang sangat kuat atau mistsaqan qhalidan
untuk mentaati perintah Allah SWT dan melaksanakannya merupakan
ibadah. Berkenan dengan pasal selanjutnya bahwa tujuan perkawinan
adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah (tentram cinta dan kasih sayang).
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia merupakan pengembangan
dari hukum perkawinan yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor I
Tahun 1974. Karena ia tidak dapat lepas dari misi yang diemban oleh
Undang-undang perkawinan tersebut, kendatipun cakupannya hanya
terbatas bagi kepentingan umat Islam.
Karena kompilasi dalam banyak hal merupakan penjelasan Undang-
undang Perkawinan, maka prinsip-prinsip atau asas-asasnya dikemukakan
dengan mengacu kepada Undang-undang tersebut.
Selanjutnya dibawah ini akan disebutkan asas-asas yang prinsip atau
yang substansial dalam Undang-undang Perkawinan ini:
1. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal.
Untuk itu suami dan istri perlu saling membantu dan melengkapi
agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya
membantu dan mencapai kesejateraan spritual dan material.
2. Dalam Undang-undang ini ditegaskan bahwa suatu
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu, dan disamping itu tiap-tiap
perkawinan "harus dicatat" menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Undang-undang ini menganut asas Monogami.
4. Undang-undang perkawinan ini menganut prinsip bahwa
calon suami istri harus telah masak jiwa raganya untuk dapat
melangsungkan perkawinan, agar dapat mewujudkan tujuan
6
perkawinan secara baik tanpa berpikir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang baik dan sehat.
5. Undang-undang ini menganut prinsip untuk mempersulit
terjadinya perceraian.
6. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun
dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikian segalah
sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama
suami istri.
Prinsip diatas merupakan prinsip-prinsip pokok atau intisari yang
disimpulkan dari prinsip-prinsip yang ada, yang dikemukakan oleh pakar-
pakar hukum Islam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Amiur Nuruddin, M.A dan Drs. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag.
Kencana.
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masaalah
Adapun rumusan masaalah dalam pembahasan makalah ini ialah ;
1. Pengertian Hukum Internasional
2. Hukum Internasional Publik
3. Hukum Perdata Internasional
4. Kedudukan Istri Dalam Hukum Perdata Internasional
9
BAB II
HUKUM INTERNASIONAL
10
nations, dan bahasa Jerman Volkerrecht, keempat istilah ini aslinya dari Ius
Gentium suatu istilah yang terdaspat dalam hukum Romawi, dan ius gentium itu
berasal dari "Hukum Alam " yang dijadikan aturan tatatertib untuk setiap
bangsa. Bertitik tolak dari ius gentium ini, maka dalam perkembangannya
hubungan hukum antar Negara selanjutnya dilazimkan namanya manjadi hukum
Internasional, tetapi dilihat dari bangunan hukumnya, hukum internasional itu
tidak memiliki komponen-komponen yang satu sama laim mempunyai
hubungan kewenangan untuk mengatur Negara-negara di dunia ini. Karena itu
peraturan hukum Internasional sifatnya hanya sebagai koordinatif saja, dengan
sifat koordinaitf ini kalau terjadi suatu pelanggaran dari perikatan yang telah
disepakati dan menimbulkan perselisihan, maka penyelasainnya dilakukan oleh
mahkam internasional kalau antar Negara yang berselisih menunjuk lembaga
peradilan itu untuk menanganinya.
11
Yurisprudensi internasional (judical deciosions ) dan anggapan-anggapan
ahli hukum internasional hanya merupakan " Subsidiari means for the
determination of rules of law ", maksudnya putusan hakim dan anggapan-
anggapan ahli hukum internasional itu hanya digunakan untuk membuktikan
dalam dipakai tidaknya kaidah hukum intenasional berdasarkan sumber huum
primer.
2. Tahta Suci
Yang dimaksud dengan tahta suci (heilige stoel ) ialah gereja katolik
Roma yang diwakili oleh Paus di patikan.
3. Manusia
Manusia sebagai individi yang dianggap merupakan subjek hukum
internasional kalau dalam tindakan atau kegiatan yang dilakukannya
memperoleh penilaian positif atau negatif sesuai kehendak damai kehidupan
masyarakat dunia
4. Organisasi Internasional
Daiam pergaulan internasional yang menyangkut mengenai hubungan
antar Negara-negara maka banyak sekali organisasi-organisasi yang diadakan
(dibentuk ) oleh Negara-negara itu.
12
Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB ) sebagai organisasi internasional yang
bersifat universal yang didirikan pada tanggal 26 Juni 1945 di San Fransisco
sebagai pengganti Lga Bangsa-bangsa. Tujuan organisasiInternasional ini
dicantumkan dalam mukaddimah piagamnya yang menegaskan bahwa " Kami
rakyat dari perserikatan bangsa-bangsa bermaksud untuk menyelamatkan
keturunan kami dari siksaan perang yang telah dua kali dalam seumur hidup
manusia menimbulkan kesengsaraan yang tidak ada akhirnya bagi manusia."
Tujuan yang dicantumkan dalam mukaddimah ini diulang lagi dalam pasal 1
piagam PBB, sedangkan asas-asasnya dicantumkan dalam pasal 2.
Berdasarkan tujuan dan asas-asas ini, maka dalam pergaulan PBB
menyelenggarakan kegiatan melalui enam aparat perlengkapan utamanya yaitu ;
1. Majlis Umum ( General Asembly )
2. Dewan Keamanan ( Secruity Council )
3. Dewan Ekonomi dan Sosial ( Ekonomic and Social Council
)
4. Dewan Perwakilan ( Tructeeshif Council )
5. Mahkama Internasional ( International Court of Justice )
6. Sekretaris ( Secretary )
13
6. Sekretariat ASEAN
C. Hukum Perdata Internasional
14
hukum tersebut diselesaikan menurut peraturan hukum perdata yang berlaku di
Negara itu.
Di Indonesia pelaksanaan menyelesaikan peristiwa hukum perdata yang
menyangkut unsur asing didalamnya sama dengan Negara lain. Hanya saja asas-
asas sumber hukum yang digunakan mungkin berbeda dengan Negara lain, hal
ini disebabkan perbedaan perkembangan dalam sejarah hukum perdata
Indonesia. Peraturan hukum yang menjadi sumber hukum dari hukum perdata
Internasional di Indonesia terdapat didalamnya Algemenc Bepalingen Van
Wetgeving ( AB ) yang asasnya dicantumkan dalam pasal 16, 17, dan 18, ketiga
pasal ini merupakan sisa dari ajaran ( teori ) statute yang diciptakan oleh
Bartolus de Saxofeerato (1314 – 1357 ).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
KATA PENGANTAR
Selaku hamba Allah yang beriman dan bertaqwa marilah kita memohon
kepada Allah SWT yang mana atas hidayah-Nya dan petunjuk yang di berikan
kepada umatnya, sehingga patutlah kita sujud dan selalu memohon agar
senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan agar supaya apa yang kita
laksanakan mendapat nilai ibadah dan nilai ketaqwaan. Amiin
Shalawat dan salam senantiasa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan para sahabat, keluarga, serta pangikutnya yang senantiasa bersama
Rasululah SAW dalam memperjuangkan syariat Islam dengan benar kepada
seluruh umatnya yang percaya kepada Allah SWT. Selanjutnya penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak selaku Pembina dan
pembimbing pada Mata kuliah HUKUM PERDATA ISLAM. Penulis sangat
mengharapkan agar supaya Makalah ini dapat menamba kualitas bagi teman-
teman pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari teman-teman sekalian,demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok I
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN………… …..……………………...………..……… 1
A.Latar Belakang
……………………………………………………... 1
B.Permasalahn …. …………………………………………...……….
1
19
BAB II
1. Pengertian
Istilah "Hukum Islam" merupakan istilah khas Indonesia, sebagai
terjemehan Al-Fiqhi al-Islami atau dalam konteks tertentu darai al-syri'ah
al-Islami,istilah dalam wacana ahli hukum barat digunakan islamic
law.Dalam Al-Qur'an maupun al-sunnah,istilah al-hukum al-islam tidak di
jumpai, yang digunakan adalah kata syari'at yang dalam penjelasannya
kemudian lahir fiqh. Kemudian untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai pengertian hukum islam, terlebih dahulu akan di jelasakan
pengartian syari'at dan fiqh.
Kata syri'ah dan devenisinya di gunakan lima kali dalam Al-Qur'an
secara harfiah syri'ah artinya jalan ke tempat mata air, atau tempat dilalui
sungai. Penggunaannya dalam Al-Qur'an diartikan sebagai jalan yang jelas
yang membawa kemenangan. Dalam terminologi ulama ushul fiqh, syari'ah
adalah titah (khitab) Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf
muslim,baliq dan berakal sehat), baik berupa tuntutan, pilihan, atau
20
perantara (sebab, syarat atau penghalang). Jadi konteksnya, adalah hukum-
hukum yang bersifat praktis ( amaliyah ).
Adapun kata fiqh yang dalam Al-Qur'an digunakan dalam bentuk
kata kerja (fi'il) disebut sebanyak 20 kali. Penggunaannya dalam Al-Qur'an
berarti memahami.Secara etimologis,fiqh ratinya paham.Namun berbeda
dengan 'ilm yang artinya mengerti,ilmu bisa diperoleh secara nalar atau
wahyu, fiqh menekankan pada penalaran, meski penggunaannya nanti ia
terikat kepada wahyu. Dalam pengertisn terminologis, fiqh adalah hukum-
hukum syara yang bersifat praktis (amlaiah) yang diperoleh dari dalil-dalil
yang rinci. Contohnya hukum wajib shalat,diambil dari perintah Allah SWT
dalam ayat "aqimus al-shalat" (dirikan shalat), karena daam Al-Qur'an tidak
dirinci bagaimana tata cara menjalankan shalat, maka dijelaskan melalui
sabda Nabi SAW "Kerjakan shalat, sebagaimana kalian melihat aku
menjalankannya "Dari praktek Nabi inilah, sahabat-sahabat, tabi'in dan
fuqaha merumuskan tata aturan shlat yang benar dengan segala syarat dan
rukunnya.
Penjelesan di atas menunjukan bahwa antara syari'ah dan fiqih
memiliki hubungan yang erat. Karena fiqih adalah formula yang dipahami
dari syari'ah. Syari'ah tidak bisa dijalankan dengan baik, tanpa dipahami
melalui fiqih atau pemahaman yang memadai dan di formulasikan secara
baku. Fiqih sebagai hasil usaha memahami, sangat dipengaruhi oleh
tuntutan ruang dan waktu yang melingkufi faqih (jamak fuqaha) yang
memformulasikannya. Karena itulah, sangat wajar jika kemudian terdapat
perbedaan-perbedaan dalam rumusan mereka.
Hasbi Ash Shiddiegi mendefinisikan, hukum Islam adalah koleksi
daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari'at atas kebutuhan
masyarakat. Dalam khazana ilmu hukum di Indonesia, istilah hukum Islam
dipahami sebagai penggabungan dua kata, hukum dan Islam. Hukium
adalah seperangkata peraturan tentang tindak tanduk atau tingkah laku yang
21
diakui oleh suatu negara atau masyarakat yang berlaku dan mengikat untuk
seluruh anggotanya. Kemudian kata hukum didasarkan kata Islam. Jadi
dapat dipahami bahwa hukum Islam adalah peraturan yang dirumuskan
berdasar wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku mukallaf
yang diakui dan diyakini berlaku mengikat bagi semua pemeluk Islam.
B. Latar Belakang
22
pasai untuk mencari kata putus tentang permasalahan-permasalahan hukum
yang muncul di Malaka.
Selanjutnya Nuruddin ar-Raniri (w. 1068 H/1658 M) yang menulis
buku hukum Islam berjudul Sirat al-Mustaqim pada tahun 1628 dapat
disebut sebagai tokoh Islam abad XVII. Kitab sirat al-Mustaqim merupakan
buku hukum Islam yang pertama yang disebarluaskan ke seluruh Nusantara.
Disamping kitab sirat al-Mustaqim, karya-karya fiqih al-Raniri lainnya
dapat dilihat pada jawahir al-Ulum fi Kasf al-Ma'lum, kaifiyat al-salat dan
Taubih al-awu fi Tahqiq al-kalami fi'an Nawafil. Tokoh yang termasuk
angkatan abad XVII selain Raniri adalah Abd al-Rauf as-Sinkili, ia
termasuk mujtahid Nusantara yang menulis karya fiqih.
Kemudian pada abad XVIII M, tokoh Islam dalam bidang hukum
Islam adalah Syekh Arsyad al-Banjari, ia menulis kitab fiqih yang berjudul
Sabil al-Muhtadin Li Tafaqquh fi Amr al-Din yang juga bercorak syafi'iyah.
Kemudian ulama-ulama fiqih yang lainnya pada abad-abad berikutnya yang
bercorak syafi'iyah.
Dari gambaran singkat diatas, tampak bahawa hampir setiasp masa,
selalu saja diisi oleh ulama-ulama fiqih yang bercorak syafi'iyah dan tasauf
sunni. Namun lambat laun, pengaruh Mazhab Hanafi, mulai diterima.
Penerimaan dan pelaksanaan hukum Islam ini, dapat dilihat pada
masa-masa kerajaan Islam awal. Pada zaman kesultanan Islam, menurut
Djatnika, hukum Islam sudah di berlakukan secara resmi sebagai hukum
negara. Di Aceh atau pada pemerintahan sultan Agung hukum Islam telah
di berlakukan walau masih tampak sederhana.
23
Sebagaimana penulis telah kemukakan bahwa setidaknya ada empat produk
pemikiran hukum Islam yang telah berkembang dan berlaku di Indonesia,
seiring pertumbuhan dan perkembangannya. Empat produk pemikiran
Hukum Islam tersebut adalah fiqih, fatwa Ulama-Hakim, Keputusan,
pengadilan, dan perundang-undangan. Persoalannya adalah di mana posisi
komposisi Hukum Islam di Indonesia dalam konteks pruduk pemikiran
hukum Islam tersebut.
24
b. Prinsip-prinsip Perkawinan dalam Undang-undang
No I 1974 dan Kompilasi Hukum Islam
Di dalam UU perkawinan No I tahun 1974 seperti yang termuat
dalam pasal 1 ayat 2 perkawinan didefinisikan:
"Ikatan lahir bathin antara serorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa."
Menurut KHI, seperti yang terdapat pada pasal 2 dinyatakan bahwa
perkawinan dalam hukum Islam adalah:
"Pernikahan yaitu aqad yang sangat kuat atau mistsaqan qhalidan
untuk mentaati perintah Allah SWT dan melaksanakannya merupakan
ibadah. Berkenan dengan pasal selanjutnya bahwa tujuan perkawinan
adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah (tentram cinta dan kasih sayang).
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia merupakan pengembangan
dari hukum perkawinan yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor I
Tahun 1974. Karena ia tidak dapat lepas dari misi yang diemban oleh
Undang-undang perkawinan tersebut, kendatipun cakupannya hanya
terbatas bagi kepentingan umat Islam.
Karena kompilasi dalam banyak hal merupakan penjelasan Undang-
undang Perkawinan, maka prinsip-prinsip atau asas-asasnya dikemukakan
dengan mengacu kepada Undang-undang tersebut.
Selanjutnya dibawah ini akan disebutkan asas-asas yang prinsip atau
yang substansial dalam Undang-undang Perkawinan ini:
7. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal.
Untuk itu suami dan istri perlu saling membantu dan melengkapi
agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya
membantu dan mencapai kesejateraan spritual dan material.
25
8. Dalam Undang-undang ini ditegaskan bahwa suatu
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu, dan disamping itu tiap-tiap
perkawinan "harus dicatat" menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
9. Undang-undang ini menganut asas Monogami.
10. Undang-undang perkawinan ini menganut prinsip bahwa
calon suami istri harus telah masak jiwa raganya untuk dapat
melangsungkan perkawinan, agar dapat mewujudkan tujuan
perkawinan secara baik tanpa berpikir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang baik dan sehat.
11. Undang-undang ini menganut prinsip untuk mempersulit
terjadinya perceraian.
12. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun
dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikian segalah
sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama
suami istri.
Prinsip diatas merupakan prinsip-prinsip pokok atau intisari yang
disimpulkan dari prinsip-prinsip yang ada, yang dikemukakan oleh pakar-
pakar hukum Islam.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Amiur Nuruddin, M.A dan Drs. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag.
Kencana.
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana para Ahli berpendapat bahwa ajaran yang berkembang pada waktu
masuk pula hukum Islam yang bercorak Mazhab lain yaitu Hanafiah.
yang terdapat dalam Undang-undang ini mengacu pada Al-Qur'an dan Al-
28
kompilasi Hukum Islam yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No. I
B. Permasalahan
2. Latar Belakang
29
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Indonesia merupakan trjemahan dari Al-fiqhi al- islami atau dalam konteks
darai al-syri'ah al-islami, kata syri'ah dan defenisinya di gunakan lima kali
30