You are on page 1of 40

PREMI

Look Inside
Penetapan Premi
Perhitungan tingkat premi harus
didasarkan pada asumsi yang wajar dan
sesuai praktek asuransi yang berlaku
umum.

Premi harus ditetapkan pada tingkat


yang:
 Sufficient (mencukupi)
 Competitive (tidak berlebihan )
 Adequate (tidak diskriminatif )
 Premi dinilai TIDAK CUKUP bila:
 sedemikian rendah sehingga sangat tidak
sebanding dengan manfaat yang diper­janjikan
dalam polis asuransi yang bersangkutan;
 penerapan tingkat premi secara berkelanjutan
akan membahayakan tingkat solvabilitas
perusahaan;
 penerapan tingkat premi secara berkelanjutan
akan dapat merusak iklim kompetisi yang sehat.

 Premi dinilai BERLEBIHAN bila:


sedemikian tinggi sehingga tidak sebanding
dengan menfaat yang diperjanjikan dalam polis
asuransi yang bersangkutan.

 Premi dinilai DISKRIMINATIF bila:


tertanggung dengan luas penutupan yang sama
serta dengan jenis dan tingkat risiko yang sama
dikenakan tingkat premi yang berbeda.
Dasar Perhitungan Premi Asuransi
Jiwa

 Premi Murni yang dihitung berdasarkan


 Tingkat Kematian (Mortality) atau Morbidita
 Suku Bunga (Compound Interest)
 biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya
umum lainnya
 prakiraan hasil investasi dari premi.
Dasar Perhitungan Premi Asuransi
Kerugian

 Premi Murni yang dihitung berdasarkan


 profil kerugian (risk and loss profile) jenis
asuransi yang bersangkutan untuk sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun terakhir
 biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya
umum lainnya;
DATA ASURANSI INDONESIA
(HERMANA, 2008)
Peringkat Asuransi Indonesia vs Negara Lain (Hermana, 2008)

Catatan :
penetrasi asuransi : persentase premi terhadap PDB
densitas asuransi : premium per capita
Asuransi Jiwa
dan
Asuransi Syariah
Asuransi Jiwa

Memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang


dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang
yang dipertanggungkan

Perusahaan Asuransi Jiwa adalah perusahaan


yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan
dengan hidup atau meninggalnya seseorang
yang dipertanggungkan
(UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian)
PERBEDAAN AS JIWA DAN AS. UMUM
 Asuransi Jiwa  Asuransi Umum
 Klaim dilakukan sekali  Klaim dapat dilakukan
 Periode pertanggungan berkali-kali
umumnya jangka panjang  Periode pertanggungan
 Objek pertanggungan umumnya setahun
adalah jiwa  Objek pertanggungan
 Premi biasanya dibayar non-jiwa
berkali-kali  Premi umumnya dibayar
 Ada unsur saving dan sekali saja
proteksi  Unsur proteksi yang lebih
ditonjolkan
ASURANSI
SYARIAH
PERBEDAAN AS KONVENSIONAL DAN
AS. SYARIAH
 Asuransi Konvensional  Asuransi Syariah
 Prinsip berdasarkan  Prinsip berdasarkan
hukum manusia hukum Islam
 Investasi bisa tidak sesuai  Investasi sesuai syariah
syariah  Ada DPS
 Tidak ada DPS  Bersih dari MAGHRIB
 Ada kemungkinan unsur (Maisir, Gharar, Riba)
MAGHRIB (Maisir,
Gharar, Riba)
َ ‫َو َما أَ ْر‬
َ‫س ْل َنا َك إِالَّ َر ْح َم ًة لِ ْل َعا َلمِين‬
“Dan tiadalah Kami utus engkau (ya Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam” (TQS. AL Anbiya 107).
ISLAM
ISLAM

Aqidah
Aqidah Syariah
Syariah Akhlaq
Akhlaq
7
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahtera-an)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.” (QS. al-Nisa’ [4]: 9).

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat
untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS. al-Hasyr [59]: 18).
Hadist-hadist
Nabi I
 “Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua
orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak
mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah
berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang
dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

 “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu


kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya
pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu
Hurairah).

 “…Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka


buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)
Kaidah fiqh

“Pada dasarnya, semua bentuk


mu’amalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
Asuransi syariah

Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi


dan tolong-menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah
(fatwa DSN-MUI)
Akad yang sesuai dengan syariah yang
dimaksud pada definisi diatas adalah yang
tidak mengandung gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Asuransi Kesehatan
Kontrak perjanjian antara sebuah perusahaan
asuransi kepada nasabahnya. Isinya, kalau si
nasabah mengalami risiko yang berhubungan
dengan kesehatannya, maka perusahaan
asuransi akan mengganti biaya - biaya
kesehatan yang dikeluarkan. Biasanya,
penggantian diberikan untuk : rawat inap,
operasi, pembelian obat dan rawat jalan.
Biaya - biaya kesehatan pada dasarnya terbagi atas :

• Biaya Pemeliharaan Kesehatan


Yaitu biaya - biaya yang harus dikeluarkan seseorang agar kesehatannya
tetap terjaga. Contohnya : untuk check up kesehatan, beli vitamin dll
• Biaya Rawat Jalan
Yaitu biaya - biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar konsultasi
dokter, bila seseorang sakit.
• Biaya Rawat Inap
Yaitu biaya - biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya - biaya
yang berhubungan dengan rawat inap, bila seseorang sakit dan harus
diopname.
• Biaya Obat
Yaitu biaya - biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli obat.
• Biaya Operasi
Yaitu biaya - biaya yang harus dikeluarkan bila seseorang harus dioperasi
di rumah sakit.
‫دعوانا‬ ‫وأخير‬
‫وأخير دعوانا‬
‫العالمين‬ ‫رب‬ ‫لله‬ ‫الحمد‬
‫عن الحمد لله رب العالمين‬ ‫عن‬
• Sebuah kendaraan diasuransikan dengan HP 200 juta,
rate : 3%
Jika pada saat penutupan, disepakati bahwa dari premi
yang dibayarkan mengikuti komposisi sbb :
a. 25% dana tabarru’ (dana kebajikan) *
*/ bukan hak perusahaan asuransi
b. 5% administrasi
c. 70% yang akan diinvestasikan.
Hitung berapa premi yang dibayarkan. = 6 juta*
Jika nisbah bagi hasil adalah 60 : 40, dan dari investasi
tersebut perusahaan memperoleh keuntungan 700
juta, dimana premi keseluruhan nasabah perusahaan
as syariah adalah 4,2 milyar, berapa bagi hasil yang
diterima tertanggung
“Asuransi Sosial”

Oleh:
Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ, QIP
SJSN

• Sistem Jaminan Sosial Nasional  SUDAH


diundangkan pada tanggal 19 Oktober 2004
• Pasal 9 UU SJSN, jenis program :
1. Jaminan Kesehatan  dlm bentuk pelayanan
2. Jaminan Kecelakaan Kerja  dlm bentuk
pelayanan dan uang
3. Jaminan Hari Tua – lump sum sejumlah uang
4. Jaminan Pensiun - bulanan
5. Jaminan Kematian – biaya pemakaman

30
Lingkup Asuransi Sosial

Jaminan Pertanggungan Kecelakaan

Jaminan Pertanggungan Hari Tua & Pensiun

Jaminan Pelayanan Kesehatan

Jaminan Pertanggungan Kematian

Jaminan Pertanggungan Pengangguran


Prinsip Dalam Asuransi Sosial
• Compulsion (Wajib)
• Set Level of Benefit (Manfaat yang merata/sama)
• Floor of Protection (Perlindungan mendasar)
• Subsidy (Subsidi)
• Unpredictability of Loss (Kerugian sulit diprediksi)
• Conditional Benefits (Manfaat bersyarat)
• Contribution Required (Harus ada kontribusi)
• Attachment to Labor Force (Terkait dengan Tenaga Kerja)
• Minimal Advance Funding (Minimum dalam penyisihan dana)
Asuransi Sosial Secara Umum
• Asuransi Sosial ditawarkan melalui beberapa bentuk
oleh pemerintah dan bersifat wajib (compulsory basis).
• Asuransi Sosial didesain untuk memberikan manfaat
kepada seseorang yang pendapatannya terputus
karena kondisi sosial dan ekonomi atau karena
ketidakmampuan mengendalikan solusi secara individu
Asuransi Sosial di Indonesia
• Asuransi Sosial adalah program asuransi yang
diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu
Undang-Undang, dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat
• Program Asuransi Sosial hanya dapat diselenggarakan
oleh Badan Usaha Milik Negara (UU No. 2 thn 1992)
Jenis Asuransi Sosial di Indonesia

Asuransi Sosial Tenaga Kerja


Untuk Pegawai Negeri

Dikelola Oleh PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

Untuk Pegawai Perusahaan Swasta

Dikelola oleh PT Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja

Untuk Anggota ABRI / TNI

Dikelola oleh Perum Asuransi Sosial ABRI

Asuransi Kesehatan


Dikelola oleh PT Asuransi Kesehatan (dulu PHB)

Asuransi Kecelakaan


Dikelola oleh PT Asuransi Jasa Raharja
Dasar Hukum

• Asuransi kecelakaan penumpang  UU no. 33 dan 34 thn


1964
• Jamsostek  UU no. 3 thn 1992
• Asuransi Kematian & Jaminan Hari Tua PNS/ABRI  UU no.
11 thn 1956 ttg Pembelanjaan Pensiun, UU no. 11/1969 ttg
Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai
• Asuransi Kesehatan  Kepres 230/1968 ttg Pemeliharaan
kes bagi Peg Negeri & Penerima Pensiun PNS + ABRI beserta
anggota keluarganya

36
Dasar Hukum (Lanjt.)

• Dasar Hukum Askes  Permen Kes no. 1 /1968 


membentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kes (BPDPK)
PP no. 22/1984  Pemeliharaan Kes bagi PNS,
Penerima Pensiun (PNS, ABRI & Pejabat Negara)
beserta anggota keluarganya
 PP no. 23/1968  BPDPK berubah status menjadi
PERUM HUSADA BHAKTI lalu 1992 jadi Persero
 PP no. 69/1991 mengizinkan perusahaan
menjangkau peserta SUKARELA
37
TASPEN dan ASABRI

• Menyelenggarakan program Jaminan Hari Tua dan


Pensiun
• JHT dibayarkan lumpsum dengan jumlah iuran tetap
 3,25 % dari gaji bulanan
• Pensiun – manfaat pasti yg dibayar bulanan sampai
meninggal dan diteruskan ke janda/duda lalu anak
dibawah usia 23 thn dg formula Masa Kerja x 2,5 %
x gaji bulanan terakhir.
Iuran dipotong dari gaji bulanan peserta 4,75 %

38
ASKES

• Utk PNS dan pensiunan PNS/ABRI/Pejabat Negara


termasuk PNS Daerah
• Iuran 2,5 % dipotong dr gaji bulanan peserta
• Yg diselenggarakan Askes adalah JPKM – bukan sistem
reimbursement / indemnity.
• Askes memberikan pelayanan kesehatan melalui PPK
(Pemberi Pelayanan Kesehatan spt R.S., dokter umum,
dokter spesialis, Puskesmas, apotik, poliklinik dll)

39
SELESAI

You might also like