Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Induk yang digunakan dalam kegiatan pembenihan adalah lele sangkuriang produk
BBPBAT Sukabumi. Induk lele sangkuriang yang akan ditebar kedalam bak pemeliharaan induk
diseleksi terlebih dahulu untuk mengetahui induk itu jantan dan induk betina. Selain itu, induk
lele sangkuriang yang akan ditebarharus sehat, tidak cacat serta memiliki organ tubuh yang
lengkap dan organ tubuh yang tidak rusak. Untuk membedakan induk jantan dan induk betina
lele sangkuriang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan induk jantan dan induk betina
Tujuan utama kegiatan seleksi adalah untuk meningkatkan kualitas genetik dari
keturunan spesies ikan yang ada. Kegiatan seleksi bertujuan untuk memperoleh induk atau calon
induk ikan yang mampu menghasilkan keturunan, yang mempunyai kecepatan tumbuh dan
kemampuan bertahan hidup serta tumbuh baik dalam lingkungan pemeliharaannya.
Hardjamulia (1999), menjelaskan bahwa pengelolaan induk yang baik harus meliputi
penyediaan kolam dengan kualitas air yang memadai, pemberian pakan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup serta berupaya memelihara keragaman genetiknya. Dalam hal menjaga
kelestarian genetik adalah dengan cara melalui seleksi yang sesuai.
Seleksi dilakukan mulai sejak fase telur, karena benih-benih ikan yang berasal dari telur
yang berukuran besar mempunyai kecepatan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan
benih-benih yang berasal dari telur yang berukuran kecil. Karena cadangan makanan larva yang
berasal dari telur yang berukuran besar lebih banyak daripada telur yang berukuran kecil. Seleksi
selanjutnya dilakukan dengan cara memilih benih-benih calon induk yang mempunyai bentuk
luar (phenotype) yang baik dan mempunyai keunggulan fisik seperti yang pertumbuhannya lebih
cepat dibandingkan dengan benih lainnya, tubuh tidak cacat dan mempunyai sifat-sifat unggul
dari induknya. Benih-benih yang telah terpilih selanjutnya dipelihara secara khusus dan terpisah
untuk kemudian dijadikan calon induk.
2.Silang balik (backcross)
Penurunan pertumbuhan dan kemampuan bertahan hidup dalam suatu populasi ikan dapat
disebabkan oleh menurunnya kualitas genetik dari populasi ikan tersebut, yaitu dengan adanya
perkawinan sekerabat. Untuk menahan laju penurunan tersebut dapat dilakukan dengan cara
silang balik (backcross), yaitu mengawinkan induk yang ada saat ini dengan tetuanya yang masih
memliliki keunggulan-keunggulan dari populasi ikan tersebut.
Rustidja (1999), menjelaskan bahwa perbaikan mutu genetik lele dumbo dapat dilakukan
dengan cara silang balik, yaitu dengan cara silang balik, yaitu dengan cara mengawinkan induk
lele dumbo yang saat ini dengan tetuanya (generasi pertama hingga ketiga) dengan harapan dapat
mendekatkan kembali variasi genetik yang dipunyai tetuanya, yang masih mempunyai
keunggulan dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
d. Pemberian Pakan
Untuk memperoleh induk yang berkualitas baik, pakan yang diberikan pada induk lele
sangkuriang harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya, karena pakan yang baik akan
menentukan kecepatan pematangan gonad. Dalam hal ini manajemen pemberian pakan sangat
menentukan keberhasilan pemeliharaan induk lele sangkuriang.
Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kadar protein minimal 30% yang menunjukan
bahwa pakan tersebut baik untuk diberikan ke induk. Karena protein akan digunakan untuk
perkembangan telur, maka dengan kandungan protein yang tinggi dapat menyebabkan
perkembangan telur berlangsung lebih cepat dan kualitas telur yang dihasilkan lebih baik.
Pemberian pakan dilakukan secara abliditum dan dilakukan di dekat outlet agar makanan yang
diberikan dapat termakan dan tidak banyak terbuang. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore.
e. Pengelolaan Air
Lele sangkuriang merupakan jenis ikan yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan kualitas air, karena pada umumnya golongan ikan dari spesies clarias ini memiliki alat
nafas tambahan yaitu aborescent organ sehingga ikan ini dapat hidup pada perairan dengan
kandungan oksigen yang sangat rendah karena dengan adanya organ tersebut lele sangkuriang
dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Air dalam kolam pemeliharaan induk
harus mengalir secara terus-menerus (kontinyu) sehingga sirkulasi air dalam kolam berjalan baik
dan kebutuhan oksigen bagi ikan terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.
f. Seleksi Induk
Induk lele sangkuriang yang akan dipijahkan harus diseleksi terlebih dahulu dengan cara
memilih induk-induk betina dan jantan yang matang kelamin (gonad), karena kematangan
kelamin induk sangat menentukan keberhasilan pemijahan dan merupakan syarat utama dalam
pemijahan.
Sebelum melakukan seleksi induk, sehari sebelumnya induk lele tidak boleh diberi makan
atau harus dipuasakan, karena untuk menghindari induk stress pada waktu ditangkap dan untuk
memudahkan dalam membedakan induk yang telah bertelur dengan induk yang perutnya penuh
dengan makanan. Untuk memudahkan memilih dan menangkap induk maka terlebih dahulu
kolam induk harus dikurangi volume airnya Penangkapan induk dilakukan secara hati-hati
Adapun ciri-ciri induk lele sangkuriang yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan
adalah sebagai berikut.
Induk betina
3.Bila di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan
besarnya seragam
Induk jantan
Sifat spesifik dari induk jantan dan induk betina lele sangkuriang:
Induk betina mulai dapat dipijahkan setelah berumur 1 tahun atau minimal berbobot 0,7 kg - 1
kg.
Induk jantan mulai dapat dipijahkan setelah berumur 1 tahun atau minimal berbobot 0,5 kg – 0,8
kg.
Induk lele sangkuriang yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik yaitu tidak terinfeksi
penyakit dan parasit juga tidak memiliki luka akibat benturan (tidak cacat). Untuk menjaga
kemungkinan induk jantan tidak ada spermanya pada saat dipijahkan, perlu ditangkap beberapa
ekor induk jantan sebagai persediaan. Jika jumlah induk yang diperlukan sudah cukup, kolam
diairi kembali sampai mencapai ketinggian semula. Kegiatan pematangan gonad dilanjutkan
hingga seleksi induk tahap berikutnya. Sedangkan induk-induk yang telah terpilih dan ditampung
dalam ember segera dipindahkan kedalam bak penampungan atau kedalam bak pemberokan
g.Pemberokan
Pemberokan merupakan kegiatan menyimpan induk-induk yang berasal dari kolam
pemeliharaan induk hingga menjelang induk disuntik untuk dipijahkan. Kegiatan ini dilakukan
karena gonad induk masih banyak mengandung lemak. Kandungan lemak yang tinggi dapat
menghambat keluarnya telur saat dipijahkan atau di streeping. Dengan diberok, kandungan
lemaknya akan berkurang. Pemberokan bertujuan juga untuk memudahkan dalam membedakan
induk yang gendut karena telur atau gendut karena makanan.
Yang harus diperhatikan dalam pemberokan, yaitu:
1. Air harus bersih (tidak mengandung pakan) serta mengalir secara kontinyu agar ikan tidak
mengalami stress dan oksigen dapat disuplai secara terus menerus.
2. Induk tidak boleh diberi pakan tambahan agar kandungan lemaknya tidak bertambah.
Untuk dapat meyakinkan induk telah matang gonad atau belum, induk-induk yang sudah
diberok diseleksi kembali. Induk yang gendut akibat pakan biasanya perutnya akan kempes
selama pemberokan. Sedangkan induk yang matang gonad perutnya tetap gendut.
h.Pemijahan
Dalam pemijahan lele sangkuriang, pemijahan dapat dibedakan menjadi pemijahan secara
alami dan pemijahan secara buatan. Pemijahan secara buatan, tidak memerlukan adanya wadah
pemijahan.
Pemijahan secara buatan atau yang lebih dikenal dengan istilah kawin suntik adalah suatu
teknik memijahkan ikan dengan cara menyuntikan hormon tertentu kedalam tubuh ikan yang
akan dipijahkan untuk merangsang induk tersebut mengeluarkan telurnya (ovulasi) kemudian
dipijahkan secara buatan. Jenis hormon yang biasa dipergunakan untuk pemijahan buatan lele
sangkuriang adalah hormon gonadotropin yang dipasaran dikenal dengan merk dagang ovaprim.
Penyuntikan dilakukan satu kali yaitu pada malam hari tepatnya pukul 20.00 dengan
dosis ovaprim 0,2 ml/kg induk. Langkah dalam pelaksanaan pemijahan secara buatan lele
sangkuriang dengan menggunakan ovaprim sebagai hormon perangsangnya adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui berapa banyak ovaprim yang akan digunakan, maka terlebih dahulu timbang
induk yang akan dipijahkannya.
b.Jika induk lele sangkuriang betina yang akan dipijahkan beratnya 5 kg, sedangkan dosis
penyuntikannya 0, 2 ml/kg induk, maka ovaprim yang dibutuhkan adalah sebanyak 5 x 0, 2= 1
ml.
c. Ovaprim yang akan disuntikan dicampur dengan aquabides atau NaCl 0,9 % agar ovaprim yang
akan disuntikan seluruhnya masuk kedalam tubuh ikan pembagiannya merata sesuai beratnya.
d. Jika jumlah induk yang akan dipijahkan sebanyak 5 ekor dengan berat rata-rata 1 kg,
sedangkan ovaprim yang akan disuntikan sebanyak 1ml maka untuk mengencerkannya ditambah
aquabides atau NaCl 0,9 % sebanyak 4 ml, sehingga jumlah cairan ovaprim menjadi 5 ml dan
masing-masing induk lele disuntik dengan 1 ml ovaprim yang telah dicairkan.
e. Penyuntikan dilakukan satu kali secara intra muscular, yaitu pada bagian punggung ikan dengan
menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 ml sedalam 2 cm dengan kemiringan jarum 45˚.
f. Induk yang telah disuntik selanjutnya disimpan dalam bak pemijahan/bak inkubasi.
i. Pengeluaran (streeping) dan Pembuahan Telur
Setelah induk lele sangkuriang disuntik dengan ovaprim, induk jantan maupun induk
betina tetap dipisahkan dalam bak pemijahan masing-masing sambil menunggu saatnya ovulasi.
Wadah untuk penetasan telur menggunakan bak fiberglass. Air dalam bak penetasan
disiapkan 1-2 hari sebelumnya dan diaerasi secara terus menerus.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan telur pembuahan buatan lele sangkuriang
diantaranya adalah gunting bedah yang digunakan untuk membedah perut lele jantan yang akan
diambil spermanya. Lambit / serokan dan handuk untuk menangkap dan membungkus induk
pada saat streeping, baskom kecil untuk menampung telur yang dikeluarkan dari induk betina.
Gelas ukur untuk mencampur sperma dan larutan NaCl 0,9% dan hapa yang dipergunakan
sebagai substrat penempel telur sekaligus tempat penetasan telur dan tempat pemeliharaan larva.
Sedangkan bahan yang diperlukan adalah larutan NaCl 0,9% untuk mengencerkan sperma induk
jantan.
Sekitar 10-12 jam setelah penyuntikan diperkirakan induk betina sudah mencapai ovulasi
dan siap untuk dikeluarkan. Sebelum melakukan pengurutan (streeping) untuk mengeluarkan
telurnya, maka terlebih dahulu harus mempersiapkan sperma dari induk jantan. Karena sperma
lele pada umumnya tidak bisa dikeluarkan dengan cara streeping karena pada bagian perut lele
jantan terdapat organ yang bernama seminalis veticulata yang akan menghambat keluarnya
sperma, sehingga sperma harus diambil dengan cara membunuh induk jantannya. Adapun cara
mengeluarkan sperma lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
a. Tangkap satu ekor induk jantan sangkuriang yang telah disiapkan, kemudian potong badannya
secara vertikal kurang lebih 1 cm dibelakang ujung batok kepalanya.
b.Bedah bagian perut ikan dengan cara menggunting lurus kulit perut dari ujung anus kearah bagian
kepala. Kemudian gunting menyilang kearah samping kiri kanan badan bagian dada sehingga
membentuk hurup Y.
c. Angkat seluruh usus, kemudian diangkat sampai terlihat sepasang sperma yang menempel
dibagian rongga perut.
d. Angkat sperma tersebut kemudian diangkat lalu bersihkan dari darah yang menempel dengan
menggunakan tissue kemudian siapkan larutan NaCl 0,9% dalam gelas ukur sebanyak 100-200
ml.
e. Gunting kantung sperma dibagian sisi kantong sperma kemudian celupkan kedalam larutan NaCl
0,9% sambil diperas untuk mengeluarkan cairan spermanya dalam larutan NaCl yang telah
disiapkan kermudian aduk campuran cairan sperma tersebut
Setelah selesai melakukan persiapan sperma, selanjutnya adalah melakukan pengurutan telur
(streeping). Langkah dalam mengeluarkan telur adalah sebagai berikut :
a. Sediakan wadah untuk menampung telur berupa baskom plastik yang telah dibersihkan dan
pastikan baskom dalam keadaan kering.
b.Bak pemijahan induk betina disurutkan untuk memudahkan dalam penangkapannya.
c. Siapkan serokan dan handuk kering untuk membungkus induk pada saat streeping.
d. Untuk melakukan streeping lele sangkuriang dilakukan oleh 2 orang. Satu orang untuk
memegang bagian pangkal ekor, dan satunya untuk memegang bagian kepala dengan tangan kiri
dan melakukan pengurutan dengan menggunakan tangan kanan.
e. Bagian perut diurut secara perlahan-lahan dari bagian depan kearah bagian kloaka dengan
menggunakan jari tengah dan jempol, lalu telur yang keluar ditampung dalam baskom yang telah
disiapkan.
f. Setelah sebagian telur keluar, segera masukan sperma yang telah tercampur dengan larutan NaCl
sedikit demi sedikit sambil diaduk.
g.Untuk meningkatkan fertilisasi (pembuahan), sebelum telur ditebar kedalam hapa penetasan,
masukan dulu air bersih kedalam baskom yang berisi telur sambil terus diaduk dan sambil
digoyang-goyang sampai merata. Pemberian air bersih ini diperlukan untuk mengaktifkan
sperma, karena sperma dalam larutan NaCl belum aktif.
h.Buang air dan sperma yang ada dipermukaan telur dalam baskom, baru kemudian telur ditebar
kedalam hapa penetasan yang telah disiapkan
j. Penebaran dan Inkubasi Telur
Telur yang sudah dibuahi oleh sperma disebar pada hapa yang telah disiapkan. Penebaran
dilakukan secara merata dan diusahakan telur tidak menumpuk pada satu tempat atau beberapa
tempat saja karena akan mengakibatkan telur menjadi busuk dan tidak menetas. Untuk itu, pada
saat menebar buatlah gelombang kecil dalam bak penetasan dengan tangan pada saat telur
ditebarkan kedalam air tetapi belum sampai tenggelam kedasar hapa. Gelombang tersebut akan
menyebarkan telur secara merata keseluruh dasar hapa. Beberapa saat setelah penebaran telur
dilakukan mulai dapat terlihat dengan jelas telur yang dibuahi berwarna hijau bening atau kuning
kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih.
Selama masa inkubasi, aerasi harus tetap jalan demikian juga air bersih tetap mengalir,
dikarenakan agar kondisi air tetap baik kualitas maupun kuantitasnya. Telur lele sangkuriang
akan menetas dalam waktu 30-36 jam pada suhu 22-25˚C, atau 24-28 jam pada suhu air 28-30˚C.
k.Penetasan telur
Wadah yang dipergunakan dalam penetasan telur di BBPBAT Sukabumi ini adalah
menggunakan bak fiberglass yang memanjang, sehingga dapat untuk memasang 4 hapa dalam
satu bak. Sedangkan substrat untuk menempelkan telur adalah hapa yang terbuat dari kain halus.
Wadah penetasan harus dilengkapi dengan saluran pemasukan air yang terbuat dari pipa PVC
ukuran I inchi yang diberi lubang 4 buah berdiameter 3-4 ml sesuai dengan letak hapa penetasan
untuk menyalurkan air selama proses penetasan telur. Selain itu dipasang juga 4 titik aerasi
disetiap hapa yang dilengkapi kran aerasi untuk pengaturannya. Hapa dipasang dengan
menggunakan pemberat yang terbuat dari besi maupun pipa agar tidak menggelembung
kepermukaan air setelah berisi telur.
Adapun langkah-langkah dalam persiapan bak penetasan telur adalah sebagai berikut:
1.Seleksi Benih
Seleksi benih dilakukan untuk memisahkan antara benih yang berukuran besar dengan
benih yang berukuran kecil. Masing-masing ditampung dalam bak yang berbeda. Pemisahan
benih berdasarkan ukuran tersebut mempunyai tujuan agar dalam satu kolam hanya berisi benih
yang berukuran seragam sehingga tidak ada persaingan dalam makanan. Seleksi benih lele
sangkuriang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu seleksi secara manual dan seleksi dengan
menggunakan alat.
Cara seleksi dengan menggunakan alat yaitu benih ditangkap
dengan sekupnet. Jumlah benih yang diambil jangan terlalu banyak agar benih tidak rusak.
Baskom grading diletakan dalam bak lain yang telah berisi air dan belum ada ikannya. Masukan
benih kedalam baskom grading dan biarkan beberapa saat. Benih yang berukuran kecil akan
keluar dengan sendirinya. Sedangkan benih yang berukuran besar akan tertampung dalam
baskom grading, kemudian dimasukan ke dalam bak lain.
2.Penghitungan benih
Benih dihitung setelah diseleksi. Tujuannya untuk mengetahui jumlah benih yang
dihasilkan selama pemeliharaan. Menghitung benih lele hasil dari kolam pemeliharaan larva
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu penghitungan langsung dan penghitungan volumetric.
a)Penghitungan langsung
Penghitungan langsung adalah cara menghitung benih dengan menggunakan tangan.
Caranya, benih ditangkap dengan sekupnet, kemudian dimasukan pada wadah yang telah diisi
air. Benih dihitung per lima dengan menggunakan centong dan dipindahkan ke dalam wadah lain
yang telah diisi air.
3) PEMBESARAN
Pembesaran ikan lele merupakan tahap pemeliharaan dari hasil pendederan untuk
menghasilkan ikan lele ukuran konsumsi. Pada tahap pembesaran ini, faktor utama yang perlu
diperhatikan adalah konstruksi kolam karena sifat ikan lele sangkuriang yang suka melompat
keluar kolam. Pada proses pembesaran harus disertai dengan pemberian pakan tambahan untuk
mempercepat proses produksi.
Di BBPBAT Sukabumi pembesaran ikan lele sangkuriang dipelihara dalam kolam beton
dengan sistem pemeliharaan secara intensif, karena kebutuhan makanan untuk ikan hampir
seluruhnya menggunakan pakan buatan. Ukuran kolam beton tidak terlalu besar dengan
konstruksi dinding berukuran kecil dan berbentuk vertikal. Langkah-langkah kegiatan dalam
pembesaran lele sangkuriang secara intensif dalam kolam beton antara lain, persiapan kolam,
penebaran benih, pemeliharaan, pengontrolan, panen dan pasca panen.
a. Persiapan kolam
Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dibersihkan dari lumpur dan semua kotoran
yang menempel pada dinding kolam. Untuk membunuh bibit bakteri dan penyakit yang
menempel pada dinding dan dasar kolam dapat disucihamakan dengan cara dikapur selama
beberapa hari. Pengisian air dilakukan 1-2 hari sebelum penebaran. Air yang digunakan adalah
air sungai yang mengalir ke tiap-tiap kolam. Ketinggian air dalam kolam sekitar 2/3 bagian atau
4/5 bagian dari kedalaman kolam.
b.Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan setelah kondisi kualitas air dalam kolam stabil. Penebaran
dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu air dalam keadaan rendah dan dilakukan
aklimatisasi suhu untuk menghindari benih ikan stress. Ukuran benih yang akan dibesarkan
minimal 7-8 cm atau sudah bisa memakan pelet. Padat penebaran benih sekitarilakukan setelah
kondisi kualitas air dalam kolam stabil. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu
air dalam keadaan rendah dan dilakukan aklimatisasi suhu untuk menghindari benih ikan stress.
Ukuran benih yang akan dibesarkan minimal 7-8 cm atau sudah bisa memakan pelet. Padat
penebaran benih sekitar 100 - 200 ekor/m2, atau sekitar 5.000 - 10.000 ekor benih dalam kolam
ukuran 5 x 10 meter dengan ketinggian air 80 cm.
c. Pemeliharaan
Pemberian pakan dilakukan mulai hari kedua setelah penebaran, hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi jumlah makanan yang tidak termakan karena setelah penebaran ikan masih
dalam keadaan stress. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum yaitu segera dihentikan
apabila ikan sudah terlihat kenyang. Frekuensi pemberian makanan dilakukan 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang harus dihabiskan selama pemeliharaan tergantung pada
target produksi yang akan dicapai, dengan berpatokan pada koversi pakan pembesaran lele
sangkuriang adalah 0,8 - 1 yaitu setiap 0,8 - 1 kilogram pakan yang dihabiskan akan menambah
bobot ikan sebanyak 1 kg. Jadi bila jumlah tebar lele sebanyak 10.000 ekor, dengan target
produksi ikan konsumsi ukuran 9-10 ekor/kg, maka pakan yang harus disediakan kurang lebih
sebanyak 1000 kg.
d. Pengontrolan
Pengontrolan terhadap kondisi kolam, pengairan, ikan peliharaan dan keamanan
lingkungan perlu dilakukan setiap hari. Air yang masuk ke kolam harus kontinyu dengan debit
air sekitar 2-3 liter/detik. Kontinuitas aliran air harus diperhatikan agar kualitas air kolam
pemeliharaan kolam tetap terjaga terutama oksigen terlarut. Karena kecukupan oksigen akan
sangat berpengaruh terhadap nafsu makan ikan peliharaan. Kondisi kesehatan ikan juga harus
selalu dikontrol agar bila ada yang terlihat sakit dapat segera ditangani baik dengan pencegahan
maupun pengobatan.
e. Panen
Masa pemeliharaan lele sangkuriang dikolam pembesaran ini sekitar 2,5 - 3 bulan atau
setelah lele mencapai ukuran 9-10 ekor/kg. Pemanenan lele dilakukan dengan cara mengeringkan
kolam secara perlahan-lahan. Saluran pemasukan air ditutup sedangkan saluran pengeluaran
yang terletak di dasar kolam dibuka, dengan demikian permukaan air dalam kolam akan
menurun secara perlahan-lahan dan ikan akan berenang menuju kebagian kolam yang masih
berair. Setelah mencapai ketinggian 10-20 cm dari dasar kolam lele mulai ditangkap sedikit demi
sedikit dengan menggunakan lambit. Lele yang sudah tertangkap dimasukkan ke dalam ember
kemudian ditampung dalam hapa
4) PEMASARAN
Pada kegiatan pemasaran, konsumen dapat membeli lele sangkuriang dalam ukuran benih
0,5 cm yang sudah berumur 5-6 hari dengan harga Rp. 30,- /ekor. Benih yang dihasilkan dijual
kepada para pembudidaya ikan lele sangkuriang di daerah kabupaten Sukabumi, Cianjur, Bogor
dan luar Provinsi Jawa Barat. Ataupun konsumen dapat membeli lele sangkuriang yang sudah
menjadi calon induk yang kemudian dapat dibenihkan. Namun calon induk dijual dengan sistem
paket, dimana satu paket terdiri dari 5 ekor betina dan 10 ekor jantan dengan harga Rp. 500.000,-
/paket. Umumnya pembeli datang langsung ke BBPBAT Sukabumi, namun untuk pembelian
skala besar benih dapat diantar langsung ke alamat pembeli.
= Rp. 5.752.100,-
Rp. 221.184 ekor
= 26,01
Artinya, nilai BEP harga produk 26,01 berarti titik impas pada usaha pembenihan lele
sangkuriang ini akan tercapai dengan harga jual benih lele sangkuriang ukuran 7-8 cm Rp.
26,01,-
2. BEP Volume produksi = Biaya total
Harga jual per unit – Biaya variable per unit
= Rp. 5.752.100,-
Rp. 85,- – Rp. 24,69,-
= 95.375
Artinya, nilai BEP volume produksi 95.375 berarti titik impas pada usaha pembenihan
lele sangkuriang ini akan tercapai pada saat produksi benih lele sangkuriang terjual sebanyak
95.375 ekor
Pembesaran
Analisa Usaha pembesaran lele sangkuriang diperhitungkan selama 3 bulan periode
proses produksi meliputi persiapan kolam selama 1 minggu dan sisanya pemeliharaan ikan
sampai ukuran konsumsi.
- Asumsi
a. Usaha pembesaran secara intensif
b. Derajat SR 90%
c. Jumlah benih 49.767 ekor
A. Biaya
1. Biaya Investasi (biaya tetap)
No Jenis Harga Usia (tahun) Penyusutan 1 periode
1 12 bak beton 50,000,000 20 625,000
2 1 set alat produksi 1,000,000 1 250,000
Jumlah 51,000,000 875,000
www.ngiten.co.cc/cara-budidaya-lele-sangkuriang.html - Tembolok