You are on page 1of 8

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

STUDI PENGARUH KOROSI TERHADAP KEHANDALAN BALOK BAJA PROFIL I GIRDER PADA JEMBATAN DENGAN TEORI PROBABILITAS Afif Navir6 , M. Sigit Darmawan2 dan Mudji Irmawan3 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 08113411985, email: navir_s45@ce.its.ac.id 2 Dosen Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081331457141, email: msdarmawan@ce.its.ac.id@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 08113411985, email: mudji.irmawan@gmail.com
1

ABSTRAK Bahan baja telah lama digunakan sebagai material penyusun bangunan baik itu gedung, gudang, pabrik maupun jembatan. Selain oleh karena mudahnya menemukan atau membuat baja ini, juga dikarenakan karena kekuatan dan sifat daktilitasnya. Namun pada aplikasinya, kelemahan utama daripada bahan baja ini adalah adanya masalah korosi. Dan pengaruh korosi tersebut masih menjadi sesuatu hal yang sulit untuk ditentukan pengaruhnya karena korosi adalah variabel yang bersifat acak (random). Untuk itulah dalam studi ini digunakan analisa teori probabilitas (probability analysis) dengan metode monte carlo dalam memperhitungkan pengaruh korosi terhadap kehandalan sebuah elemen struktur balok baja pada bangunan jembatan. Studi ini dimulai dengan penentuan dimensi model elemen struktur yang akan digunakan dengan variasi bentang 15m dan 30m, selanjutnya dibuatlah program simulasi yang akan digunakan untuk mencari pengaruh korosi terhadap model elemen struktur, dan sampai pada tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menentukan kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder pada struktur jembatan dengan rentang waktu selama 50 tahun terhadap pengaruh korosi. Dari hasil studi yang telah dilakukan didapatkan bahwa pengurangan luasan penampang profil akibat korosi dapat mencapai nilai ekstrem sebesar 18% dari luas penampang awal sebelum terkorosi, kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan elemen struktur menjadi runtuh (fail). Nilai rata rata kehandalan elemen struktur terhadap momen maupun geser baru mengalami penurunan yang cukup signifikan pada setelah tahun ke-20. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk segera melakukan pemeliharaan dan pengecekan jembatan setelah umur jembatan mencapai 20 tahun. Dan dengan mendesain balok memanjang jembatan sesuai SNI T-02-2005 dan SNI T-03-2005, akan didapatkan dimensi profil yang cukup aman. Hal ini terlihat dari parameter kehandalan (R) elemen struktur yang masih disekitar angka 0,95 1 walaupun pengaruh penetrasi korosi telah diberikan selama 50 tahun. Kata Kunci : korosi, balok profil I girder, jembatan, teori probabilitas PENDAHULUAN Bahan baja telah lama digunakan sebagai material penyusun bangunan baik itu gedung, gudang, pabrik maupun jembatan. Selain oleh karena mudahnya menemukan atau membuat baja ini, juga dikarenakan karena kekuatan dan sifat daktilitasnya. Namun pada aplikasinya, kelemahan utama daripada bahan baja ini adalah adanya masalah korosi. Korosi pada dasarnya adalah suatu peristiwa perusakan suatu material karena adanya unsur lain melalui proses reaksi kimia. Pengaruh paling signifikan dari korosi pada elemen struktur baja adalah berkurangnya luasan penampang elemen struktur yang mengakibatkan menurunnya kemampuan elemen struktur tersebut dalam menerima beban. Dengan kata lain adalah korosi menyebabkan kapasitas penampang elemen struktur tersebut menjadi menurun. Hal ini mengakibatkan semakin sulitnya menentukan tingkat ketahanan elemen struktur baja tersebut, dikarenakan adanya proses korosi pada struktur baja ini bisa berlangsung secara acak. Oleh karena korosi masih merupakan sesuatu yang masih acak pengaruhnya dan dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar seperti halnya bila terjadi pada jembatan baja, maka diperlukan suatu penelitian yang lebih lanjut untuk mempelajari tentang masalah korosi pada jembatan baja dan diharapkan dapat menghasilkan suatu metode perhitungan yang lebih rasional untuk menentukan kehandalan struktur suatu jembatan dan pada akhirnya dapat dilakukan langkah pencegahan supaya jembatan tersebut tidak mengalami keruntuhan. 1.

ISBN 978-979-99327-6-1

A-95

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Untuk itulah dalam penelitian ini akan digunakan analisa kemungkinan (probability analysis) yang diharapkan akan dapat memperhitungkan pengaruh korosidalam menentukan kehandalan sebuah elemen struktur balok baja pada bangunan jembatan, karena korosi adalah variabel yang bersifat acak, disamping beberapa pengaruh dan faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kehandalan struktur elemen struktur tersebut. METODOLOGI Penelitian ini menitikberatkan pada analisa kemungkinan untuk menghitung kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder pada jembatan dengan pengaruh korosi pada rentang waktu tertentu. Dalam penelitian ini model struktur yang digunakan adalah adalah balok interior dari jembatan baja dengan profil I girder dengan pelat lantai kendaraan dari beton dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Bentang Jembatan 15 m dan 30 m. b. Jarak antar balok (Lb) 1,2 m c. Dimensi Profil Komposit Bentang 30 m 15 m d. e. f. g. Profil I Girder 1100 300 26 44 700 300 15 28 2.

Mutu Baja Profil BJ50 dengan fy = 290 MPa; fu = 500 MPa Mutu Beton (fc) Pelat Lantai fc = 30 MPa Sistem struktur Satu Bentang Balok dengan Tumpuan Sederhana. Penetrasi korosi dianggap pada daerah tepi pantai (marine) dg material baja karbon (carbon steel). h. Masa layan struktur yang ditinjau sampai pada umur 50 tahun. Adapun diagram alir dari penelitian ini adalah
Mulai

Data model Struktur L ; LB Data Pembebanan qSW, qD, qUDL, pKEL Data Material fc, fy baja profil

Penentuan Dimensi Balok Baja Profil I Girder

Analisa Pembebanan Maksimum

Kontrol Penampang Profil

Mumax, Vumax, Lendutan Ijin

Kontrol kekompakan penampang Kontrol lateral buckling

Kontrol Kapasitas Penampang Elemen : Kontrol Momen Lentur Mu < Mn (OK..) Kontrol Geser Vu < Vn (OK..)

Tidak Ya
Perhitungan Kapasitas Penampang Komposit Balok Profil

Kontrol Lendutan dengan Penampang Komposit Komposit < Ijin (OK..)

Tidak

Ya
Profil dapat Dipakai

Selesai

Gambar 1: Flowchart Metodologi Penelitian

ISBN 978-979-99327-6-1

A-96

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

MEKANISME KOROSI PADA BALOK BAJA JEMBATAN Dalam penelitian ini, korosi yang terjadi pada balok baja profil I girder tersebut hanya dianggap mengalami korosi seragam. Karena korosi seragam tersebut adalah bentuk paling umum dari jenis korosi, yang didefinisikan sebagai pengurangan permukaan material. Dan korosi seragam inilah yang memberikan pengaruh terbesar dari kerusakan kerusakan akibat korosi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penetrasi korosi dan laju korosi pada baja, dan data statistik yang tersedia tidak cukup untuk merumuskan model analitis. Oleh karena itu sangat sulit untuk secara akurat memprediksi laju korosi. Hal ini hanya dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus empiris pendekatan. Dari hasil studi oleh Komp.M.E. (1987) didapatkan bahwa penetrasi korosi dapat diperhitungkan dengan persamaan eksponensial sebagai berikut : C=At B di mana C adalah penetrasi korosi rata rata (dalam m) setelah t tahun umur elemen struktur baja, sedangkan nilai Adan B adalah koefisien regresi secara numerik dari data eksperimental. Parameter A dan B telah diklasifikasikan oleh Albrecht dan Naeemi (1984) berdasarkan pada lingkungan di mana jembatan berada. Dalam studinya Albrecht danNaeemi (1984), pengaruh korosi pada berbagai lingkungan diklasifikasikan sebagai antara lain pedesaan (Rural), perkotaan (Urban), atau daerah tepi laut (Marine). Rata-rata nilai untukA dan B adalah tercantum dalam Tabel 1 untuk baja karbon (Carbon steel) dan baja terekspose (Weathering steel). Untuk menentukan letak dimana korosi tersebut menyerang balok baja pada struktur jembatan, beberapa survey dan pengumpulan data telah dilakukan oleh Kayser (1988), dan dari hasil penelitiannya dihasilkan bahwa sebagian besar korosi akan menyerang pada daerah sekitar bagian atas sayap bawah dan badan profil. Sebagai ilustrasi daerah penyerangan korosi pada balok baja profil I gider dapat dilihat gambar 2. sebagai berikut.

3.

Gambar 2. Tipikal lokasi korosi pada balok baja profil I girder (Kayser, 1988) Tabel 1. Nilai rata rata untuk parameter A dan B (Albrecht, Naeemi, 1984)
Parameter (a) Rural Environment Mean value Coefficient of Variation Coefficient of Correlation 34.0 0.09 0.65 0.10 33.3 0.34 -0.05 0.489 0.09 Carbon Steel A B Weathering Steel A B

(b) Urban Environment Mean value Coefficient of Variation Coefficient of Correlation 80.2 0.42 0.68 0.593 0.40 50.7 0.30 0.19 0.567 0.37 -

(c) Marine Environment Mean value Coefficient of Variation Coefficient of Correlation 70.6 0.66 0.31 0.789 0.49 40.2 0.22 0.45 0.557 0.1 -

ISBN 978-979-99327-6-1

A-97

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

4. MODEL PEMBEBANAN DAN PENAMPANG BALOK 4.1 MODEL PEMBEBANAN Model struktur yang digunakan dalam penelitian ini nantinya adalah elemen balok baja profil I girder dengan dua tumpuan sederhana dengan perhatian pada penampang kritis di tengah bentang. Adapun elemen balok ini merupakan bagian dari elemen-elemen struktur jembatan jalan raya dan posisi dari balok yang ditinjau merupakan balok interior yang menerima beban penuh yang bekerja pada jembatan sebagaimana dijabarkan pada SNI T 02-2005.
L
BALOK INTERIOR JEMBATAN PELAT LANTAI JEMBATAN

BALOK INTERIOR JEMBATAN

Lb

Lb

Lb

Lb

Gambar 3. Skematik Model Struktur Balok Jembatan Sehingga berdasarkan kondisi pembebanan yang ada serta berdasarkan bahwa model struktur adalah balok baja profil I girder dengan dua tumpuan sederhana, maka dapat dicari momen maksimum. Momen terbesar adalah momen maksimum ultimate (Mu) yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan kinerja struktur. 1 P L Mu = Mmax=1 8 q L q q 4 Dan Perumusan gaya geser maksimum adalah sebagaimana berikut : q q Vu = Vmax=1 2 q L P Sedangkan parameter parameter statistik untuk beban adalah sebagai berikut : Tabel 2. Parameter Statistik Beban
Parameter qD ; qsw ; qUDL PKEL Aspal, ta Mean 1.05 q 1.05 PKEL ta COV 0.1 0.18 0.25 Distribusi Normal Normal Normal Referensi Nowak -1994 Nowak -1994 Nowak -1994

4.2 MODEL PENAMPANG ELEMEN BALOK Balok baja profil I girder yang akan ditinjau ini adalah merupakan balok baja komposit dimana pengaruh tulangan pada pelat betonnya tidak diperhitungkan. Korosi yang terjadi akan berpengaruh pada perhitungan luasan total balok baja profil I girder (As) yang mengakibatkan berkurangnya juga kapasitas momen dan geser dari elemen struktur balok yang ditinjau. Sehingga dengan mengacu lokasi korosi sesuai pada gambar 2. dan dengan penetrasi korosi ( C ) mengikuti persamaan dari Komp, M.E.,1988., maka : tf = tf C tw = tw 2C Maka dengan menggunakan tebal sayap ataupun badan profil yang telah terkorosi kedalam perhitungan akan didapatkan kapasitas momen dan kapasitas geser balok komposit dengan pengaruh korosi. Berikut adalah parameter statistik penampang dari balok komposit baja profil I girder

ISBN 978-979-99327-6-1

A-98

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Tabel 3. Parameter Statistik Penampang


Parameter Statistik fy kuat leleh f'c kuat tekan silinder beton d (tinggi balok profil) b (lebar balok profil) t1 (tebal sayap atas) t2 (tebal sayap bawah) t3 (tebal badan profil) ts (tebal pelat beton) Parameter Korosi A Parameter Korosi B Model Error - lentur Model Error - geser Mean 290 Mpa 30 Mpa d b t1 t2 t3 ts 70,6 m 0,789 1.01 1.15 COV 0.1 0.15 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.067 0.66 0.01 0.046 0.125 Distribusi LogNormal Lognormal Normal Normal Normal Normal Normal Normal LogNormal LogNormal Normal Normal Referensi Tabs & Nowak (1991) Tabs & Nowak (1991) Ellingwood et al.(1980) Ellingwood et al.(1980) Ellingwood et al.(1980) Ellingwood et al.(1980) Ellingwood et al.(1980) Ayyub & Mccuen (1995) Kayser (1988) Kayser (1988) Ellingwood et al.(1980) Ellingwood et al.(1980)

ANALISA PROBABILITAS Analisa probabilitas ini akan dilakukan terhadap parameter-paremeter statistik baik penampang maupun beban. Metode yang digunakan adalah Metode Monte Carlo dengan variabel acak X antara 0 X 1. Sehingga dari nilai input awal yang ada kemudian dilakukan simulasi nilai akhir dari setiap parameter menggunakan fungsi PDF dan variabel nilai acak. f(x) = mean x + ( Sdev . PDF) Dari nilai-nilai akhir yang didapatkan dari parameter-parameter statistik tersebut serta variabel deterministik yang ada berdasarkan nilai acak X tertentu, kemudian dilakukan perhitungan gaya-gaya maksimum yang terjadi pada elemen struktur yaitu Mu (X) dan Vu (X). Selain itu juga dilakukan perhitungan kapasitas penampang balok baja profil I girder Mkap (X) dan Vkap (X). Perhitungan gaya dan kapasitas ini sebagai fungsi kinerja balok baja profil I girder akan dilakukan dalam setiap simulasi hingga jumlah total simulasi yang ditentukan (N). Dalam setiap kali simulasi yang dilakukan dari suatu waktu T yang ditinjau, maka akan didapatkan nilai gaya maksimum dan nilai kapasitas penampang. Apabila dalam satu simulasi didapatkan hasil Vkap (X)< Vu (X) dan Mkap (X)< Mu (X)maka dapat dikatakan bahwa elemen struktur telah mengalami kegagalan atau keruntuhan (failure). Dari total simulasi yang dilakukan akan dicatat berapa kali terjadinya kegagalan sebagai nilai Nf. Sehingga probabilitas terjadinya keruntuhan pada suatu waktu tertentu dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Pf = . Untuk dapat melakukan analisa probabilitas untuk mengetahui kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder pada jembatan ini maka dibuatlah program bantu ITS Steel I Girder Reliability ini adalah program simulasi untuk menentukan kehandalan struktur berdasarkan analisa kemungkinan (Probability Analysis) dengan metode monte carlo. Dimana didalamnya memuat persamaan fungsi kepadatan probabilitas (PDF) untuk distribusi yang digunakan dalam analisa kehandalan baja, yaitu distribusi normal dan log normal lengkap dengan koefisien variasi dari tiap tiap variabelnya. Input nilai variabel yang dimasukkan ke dalam program bantu ITS Steel I-Girder Reliability tersebut selanjutnya akan dibaca sebagai parameter rata rata (mean) pada persamaan fungsi kepadatan probabilitas (probability density function/PDF) sesuai dengan tipe distribusinya dan koefisien variasinya (CoV). Variabel variabel tersebut selanjutnya akan dijadikan masukan untuk menghitung parameter beban dan parameter penampang dengan pengaruh korosi. Sehingga dengan membandingkan parameter beban dan penampang tersebut dapat diketahui kehandalan struktur elemen struktur balok baja profil I girder tersebut.

5.

6.

EVALUASI HASIL ANALISA PROBABILITAS TERHADAP KEHANDALAN ELEMEN STRUKTUR BALOK BAJA Pada penampang balok baja profil I girder ini, korosi dapat menyebabkan pengurangan ketebalan sayap maupun badan profil yang berakibat akan berkurangnya luasan penampang balok profil tersebut.

ISBN 978-979-99327-6-1

A-99

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Dengan analisa kemungkinan menggunakan ITS Steel I Girder Reliability dapat diketahui kecenderungan laju korosi tiap tahun dan pengurangan luasan yang terjadi akibat korosi tersebut adalah sebagai berikut :
Corrosion Rate
20

Average Percentage Section Area Loss


As-30m As-20m 100% As-25m As-15m

18

16

98%

14

Corrosion Rate (mm)

12

Area Loss (%)


50

96%

10

94%

Corrosion Rate Max Corrosion Rate Min

Corrosion Rate Average Corrosion Rate Deterministic

92%

90%
4

88%

0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

86% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Years

Years

Gambar 4. Laju Korosi dan Persentase Pengurangan Luas Penampang akibat Korosi Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, nilai rata-rata dari laju korosi mendekati nilai deterministicnya yaitu sebesar 1,55 mm pada tahun ke-50. Namun nilai maksimum laju korosi dapat memiliki nilai yang jauh berbeda dengan nilai rata-ratanya yang mencapai 17,71 mm pada tahun ke-50. Sehingga persentase berkurangnya luas penampang pada profil rata rata mencapai 88% dari luas penampang awal sebelum terkorosi. Namum pengurangan luasan tersebut dapat mencapai nilai maksimum sebesar 14% dari luasan penampang awal. Kemungkinan inilah yang akan menyebabkan elemen struktur tersebut bisa mengalami status fail dimana pengaruh korosi tersebut dapat mengurangi luas penampang balok baja yang pada akhirnya kemampuan resistance dari elemen tersebut memiliki nilai yang lebih kecil dari loadnya. Selanjutnya dari analisa probabilistik yang telah dilakukan maka didapatkan distribusi momen ultimate (momen loads) dibandingkan dengan kapasitas penampang momen (momen resistance) dan distribusi geser ultimate (shear load) dibandingkan dengan kapasitas penampang geser (shear resistance) adalah sebagai berikut.
Loads - Resistance (Momen) Distribution I Girder 1100 x 400 x 26 x 44 - Span 30 m
800.00

Load - Resistance (Shear) Distribution I Girder 1100 x 400 x 26 x 44 - Span 30 m


1,200.00

1,000.00 700.00

600.00 800.00 Momen Resistance-0 500.00 Momen Resistance-10 Momen Resistance-20 400.00 Momen Resistance-30 Momen Resistance-40 Momen Resistance-50 300.00 Momen Load 400.00 600.00 Vn-0 Vn-10 Vn-20 Vn-30 Vn-40 Vu

200.00 200.00 100.00

0 5 10 15 20 25 30

0 5 10 15 20 25

Gambar 5. Distribusi Load dan resistance untuk momen dan geser pada bentang 30m
Loads - Resistance (Momen) Distribution I Girder 700 x 300 x 15 x 28 - Span 15 m
1,200.00

Load - Resistance (Shear) Distribution I Girder 700 x 300 x 15 x 28 - Span 15 m


1,200.00

1,000.00 1,000.00

800.00 800.00 Momen Resistance-0 Momen Resistance-10 Momen Resistance-20 600.00 Momen Resistance-30 Momen Resistance-40 Momen Resistance-50 Momen Load 400.00 400.00 600.00 Shear Resistance-0 Shear Resistance-10 Shear Resistance-20 Shear Resistance-30 Shear Resistance-40 Shear Loads

200.00

200.00

0 5 10 15

0 5 10 15 20 25 30

Gambar 6. Distribusi Load dan resistance untuk momen dan geser pada bentang 15m

ISBN 978-979-99327-6-1

A-100

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Sedangkan untuk kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder dengan pengaruh korosi untuk tiap tahunnya sampai pada tahun ke-50, dapat dilihat pada gambar berikut :
Reliability Profil I - 1100 x 400 x 26 x 44 - Span 30 m
1 R (Momen) R (Shear)

0.999

0.998

Reliability
0.997 0.996 0.995 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Years

Gambar 7. Kehandalan Elemen Struktur Balok Baja Profil I-1100x400x26x44 (30m)


Reliability Profil I - 700 x 300 x 15 x 28 - Span 15 m
1 R (Momen) R (Shear)

0.99

0.98

Reliability

0.97

0.96

0.95 0 5 10 15 20 25 Years 30 35 40 45 50

Gambar 8. Kehandalan Elemen Struktur Balok Baja Profil I-700x300x15x28 (15m) KESIMPULA N Dari hasil analisa kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder dengan variasi bentang 15m dan 30 m menggunakan teori kemungkinan (probability analysis) monte carlo yang diaplikasikan pada program ITS Steel I Girder Reliability VB.net 2008 mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengurangan ketebalan sayap dan badan profil secara ekstrem akibat pengaruh korosi sampai mencapai 18% dari luas awal dapat membuat kapasitas penampang menjadi jauh lebih kecil dari bebannya, dan kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan elemen struktur tersebut menjadi runtuh (fail). 2. Dengan pengaruh korosi pada model elemen struktur balok baja profil I girder, rata rata kehandalan elemen struktur terhadap momen maupun geser baru mengalami penurunan yang cukup signifikan pada setelah tahun ke-20. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk segera melakukan pemeliharaan dan pengecekan jembatan setelah umur jembatan mencapai 20 tahun. 3. Rata rata penurunan kemampuan penampang terhadap beban yang bekerja dengan pengaruh korosi sampai tahun ke-50 mencapai 93% untuk momen dan 73% untuk geser. 7.

ISBN 978-979-99327-6-1

A-101

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

8. 1.

CITATION OF REFERENCES

Albrecht P dan Naeemi AH., 1984, Performance of Weathering Steel in Bridge, National Cooperative Highway Research Program, Report 272. Washington DC. 2. Ang dan Tang, 1984, Probability Concepts in Engineering Planning and Design Vol. II Decision, Risk and Reliability, John Willey & Sons, Toronto. 3. Badan Standardisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002. 4. Badan Standardisasi Nasional, 2005, Perencanaan Pembebanan untuk Jembatan, SNI T- 02-2005. 5. Badan Standardisasi Nasional, 2005, Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, SNI T- 03-2005. 6. Badan Standardisasi Nasional, 2004, Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan, SNI T-12-2004. 7. Darmawan, M.S. dan Stewart, M.G., 2006, Effect of spatially variable pitting corrosion on structural reliability of prestressed concrete bridge girders, Australian Journal of Structural Engineering, Vol. 6, No. 2, pp. 147-158. 8. Darmawan, M.S. dan Stewart, M.G., 2007, Spatial Time-dependent Reliability Analysis of Corroding Pretensioned Prestressed Concrete Bridge Girders, Strucutral Safety, Vol. 29, pp. 16-31. 9. Nowak, A.S. 1994. Load model for bridge design code. CanadianJournal of Civil Engineering, 21: 3649. 10. Nowak, A.S. dan Collins, K.R. (2000), Reliability of Structures, McGraw-Hill Higher Education, New York. 11. Nowak A.S. dan Czarnecki A.A, 2008, Time-variant Reliability Profiles for Steel Girder Bridges, Structural Safety Vol. 309, pg. 49-64. 12. Ranganathan R., 1990, Reliability Analysis and Design of Structures, Tata McGraw-Hill, New Delhi.

ISBN 978-979-99327-6-1

A-102

You might also like