You are on page 1of 14

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER RESUME ACARA PIDANA

DOSEN : YULIANINGSIH SH. M.Pd

NAMA NIM

: RIO SAPUTRA : 210900087

KELAS : C. Pagi PRODI : PPKn


PRODI PPKn S-1 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK-KALIMANTAN BARAT 2010/2011

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan sebaik mungkin. ucapan terima kasih kami kepada ibu Yulianingsih SH. M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah APID. Saya umumnya. Saya menyadari bahwa tugas yang saya buat ini masih ada yang tidak dapat dipahami, oleh karena itu saya mohon maaf, saya berharap anda para pembaca memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas saya. berharap tugas ini dapat berguna bagi

Saya akhiri dengan ucapan terima kasih.

Pontianak, 16 februari 2011

Rio Saputra

KEJAKSAAN NEGERI SEMARANG P-29

JL. ABDUL RAHMAN SALEH No.5-9 JAWA TENGAH

SURAT DAKWAAN No. Reg. Perk : PDN-008/SMG/EP.6/12/2004 IDENTITAS TERDAKWA Nama Tempat Lahir Umur/tgl. Lahir Jenis Kelamin Kebangsaan Tempat Tinggal Agama Pekerjaan Pendidikan PENAHANAN: - Terdakwa ditahan oleh Penyidik sejak tanggal 26 Agustus 2004 s/d tanggal 6 September 2004; - Ditahan oleh Jaksa Penuntut Umum sejak tanggal 7 September 2004 s/d tanggal 17 September 2004 ; - Ditahan oleh Ketua Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal 18 September 2004 s/d sekarang. : Budiman Nur Cahyo bin Sulaiman : Jakarta : 43 tahun/7 Oktober 1961 : Laki-laki : Indonesia : Jl. Soedirman No.24 Semarang, Jawa Tengah : Islam : Pedagang : SMP

DAKWAAN KESATU :

PRIMAIR Bahwa ia Terdakwa Budiman Nur Cahyo bin Sulaiman, pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2004 atau setidak-tidaknya pada hari lain di bulan Agustus 2004, sekitar pukul 23.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu di hari Minggu tanggal 24 Agustus 2004, di suatu Taman Kota di Jalan Ahmad Yani, Semarang, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Semarang, telah melakukan dengan sengaja merampas nyawa orang lain , yang dilakukan sebagai berikut: Pada tanggal 24 Agustus 2004, kira-kira pukul 22.00 WIB, Aris, Korban, dan Marlia alias Lia, Saksi sekaligus pacar Korban, baru selesai menonton konser grup musik Slank di Stadion Diponegoro, Semarang, mereka sepakat untuk singgah di sebuah warung makan di dekat Taman Kota di Jalan Ahmad Yani untuk makan dan istirahat. Korban lalu membeli tiga botol minuman keras dan meminum habis, sedangkan saksi Lia membeli satu piring nasi goreng. Setelah itu mereka berjalan-jalan sejenak di Taman tersebut, Korban berjalan dengan sempoyongan dan matanya terlihat merah, karena situasi gelap dan sepi maka mereka pun bercumbu, sebelum Korban melakukan hal yang lebih jauh, saksi Lia berusaha untuk menyudahi cumbuan itu. Namun karena adanya pengaruh minuman keras yang diminum oleh Korban, ia pun semakin dikuasai hawa nafsunya sehingga saksi Lia pun berteriak minta tolong. Pada waktu saksi Lia berteriak, Budiman Nur Cahyo bin Sulaiman, Terdakwa, seorang penjual sate keliling sedang berjualan di Jalan Ahmad Yani, saat ia sedang melintasi Taman Kota tersebut ia mendengar teriakan saksi Lia, karena penasaran maka ia pun mendatangi lokasi asal suara tersebut lalu tampaklah olehnya seorang pemuda yang sedang bergumul dengan seorang perempuan, dimana perempuan itu ia kenal sebagai pelanggan tetapnya. Terdakwa berkata ....Hei....ngapain kamu?!!... dan berusaha mencegah perbuatan tersebut dengan menarik tubuh korban, lalu ia berusaha menolong saksi Lia. Korban yang masih dalam pengaruh minuman keras berusaha melawan dengan

mengambil sepotong kayu yang tergeletak di Taman tersebut dan memukulkannya ke arah tubuh Terdakwa secara bertubi-tubi sehingga Terdakwa terjatuh dan punggungnya terluka. Hal ini sesuai dengan Visum et Repertum yang dikeluarkan RS Umum Semarang, Visum et Repertum No. 05/VII/RSU/2004, tertanggal 25 Agustus 2004. Saat Terdakwa mencoba berdiri Korban siap mengayunkan kembali balok kayu yang dipegangnya. Merasa tersudut dengan pukulan Korban yang betubi-tubi, Terdakwa mencabut pisau yang terselip di pinggangnya dan secara refleks menusukkan pisau tersebut ke bagian perut Korban, dan Korban pun meninggal seketika. Kematian disebabkan karena kehabisan darah, sesuai dengan yang tercantum dalam Visum et Repertum No. 08/VII/RSU/2004, tertanggal 25 Agustus 2004, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: Pemeriksaan luar : - Bahwa ditemukan luka tusuk akibat benda tajam sepanjang 4 cm di bagian perut Pemeriksaan dalam : - Terdapat luka tusukan di bagian lambung dengan kedalaman 5 cm yang menembus lambung. Kesimpulan : Bahwa kematian Korban disebabkan oleh luka yang terdapat pada perut, sepanjang 4 cm, sedalam 5 cm di lambung, yang menyebabkan Korban mengalami pendarahan hebat. Akibatnya, Korban dengan segera mengalami kematian somatik, yang berlanjut pada proses kematian sekuler. Setelah melakukan hal tersebut, Terdakwa kemudian pulang ke rumahnya dan menceritakan apa yang telah ia lakukan kepada isterinya dan melaporkan diri ke kepolisian. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam hukuman pada Pasal 338 KUHP.

SUBSIDAIR:

Bahwa ia Terdakwa, pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan dalam Dakwaan Primair diatas, telah dengan sengaja melukai berat orang lain yang mengakibatkan mati, dengan cara-cara sebagaimana telah diuraikan secara lengkap dan jelas pada dakwaan primair diatas. Perbuatan Terdakwa tersebut diancam dengan hukuman pidana sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 354 ayat (2) KUHP. LEBIH SUBSIDAIR: Bahwa ia Terdakwa, pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan dalam Dakwaan Primair diatas, telah menganiaya orang lain hingga mengakibatkan mati, dengan caracara sebagaimana telah diuraikan secara lengkap dan jelas pada dakwaan primair diatas. Perbuatan Terdakwa tersebut diancam dengan hukuman pidana sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP. DAKWAAN KEDUA : Bahwa ia Terdakwa, pada waktu dan tempat seperti tersebut dalam dakwaan kesatu Primair di atas, ia Terdakwa dengan sengaja dan tanpa ijin yang sah dari yang berwajib telah membawa, memiliki, menguasai tanpa hak, menyimpan atau mempergunakan senjata tajam dan keras, berupa sebilah pisau dengan sarungnya, dan benda tersebut bukan sebagai alat perkakas rumah tangga, pertanian, bukan sebagai barang pusaka, barang kuno atau barang ajaib; Perbuatan Terdakwa tersebut diancam dengan hukuman pidana sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.12 Darurat Tahun 1951. Semarang, 20 September 2004 JAKSA PENUNTUT UMUM HOSEA RICHARDO, SH. DINDA ANNISA, SH. Jaksa Pratama NIP.2300481845 Jaksa Pratama NIP.230045390 DI SUSUN OLEH :

1. RIO SAPUTRA 2. SYEHA ISABELLA 3. ENEN WIDYANINGSIH

: 210900087 : 210900167 : 210900108

TUGAS MID SEMESTER

HUKUM

ACARA PIDANA

DOSEN : YULIANINGSIH SH. M.Pd

NAMA NIM KELAS PRODI

: RIO SAPUTRA : 210900087 : C. Pagi : PPKn

PRODI PPKn S-1 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK-KALIMANTAN BARAT 2010/2011

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan sebaik mungkin. ucapan terima kasih kami kepada ibu Yulianingsih SH. M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah APID. Saya umumnya. Saya menyadari bahwa tugas yang saya buat ini masih ada yang tidak dapat dipahami, oleh karena itu saya mohon maaf, saya berharap anda para pembaca memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas saya. berharap tugas ini dapat berguna bagi

Saya akhiri dengan ucapan terima kasih.

Pontianak, 16 februari 2011

Rio Saputra

BERITA ACARA PENYIDIKAN

KASUS PENANGKAPAN

Di tahannya ariel oleh pihak kepolisian dalam kasus video porno, hanyalah untuk memenuhi syarat formalitas hukum acara penyidikan belaka, bukan untuk menentukan ariel bersalah tetapi masih berupa SANGKAAN atau DUGAAN. Penahanan oleh penyidik kepolisian di dasarkan pada Pasal 21 KUHAP yang terdiri dari empat ayat, secara implisit ada tiga syarat penahanan terhadap Ariel sebagai tersangka. Tiga syarat itu adalah syarat subyektif (Pasal 21 Ayat 1), syarat kelengkapan formal (Pasal 21 Ayat 2 dan Ayat 3), dan syarat obyektif penahanan (Pasal 21 Ayat 4). Adapun bunyi pasal 21 KUHP :

Pasal21 (1) Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana. (2) Penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka atau terdakwa dengan memberikan surat perintah penahanan atau penetapan hakim yang mencantumkan identitas tersangka atau terdakwa dan menyebutkan alasan penahanan serta uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan atau didakwakan serta tempat ia ditahan. (3) Tembusan surat perintah penahanan atau penahanan lanjutan atau penetapan hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus diberikan kepada keluarganya. (4)Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana menentukan beberapa hal : a. tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih; b. tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat (3), Pasal 296, Pasal 335 ayat (1), Pasal 351 ayat (1), Pasal 353 ayat (1), Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a, Pasal 453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal 506 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Pasal 25

dan Pasal 26 Rechtenordonnantie (pelanggaran terhadap ordonansi Bea dan Cukai, terakhir diubah dengan Staatsblad Tahun 1931 Nomor 471), Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 Undang-undang Tindak Pidana Imigrasi (Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955, Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 8), Pasal 36 ayat (7), Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47, dan Pasal 48 Undangundang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika ( Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 37, Tambhan Lembaran Negara Nomor 3086 ) dalam KUHAP.

Penahanan terhadap ARIEL berdasarkan pasal 21 KUHAP, hanyalah untuk memenuhi SYARAT FORMALITAS HUKUM PENYIDIKAN BELAKA. Hakikat dari penahanan ariel adalah ditetapkannya tindak pidana yang disangkakan kepada Ariel berdasarkan bukti yang cukup oleh pihak penyidik kepolisian (pasal 21 ayat 1). Kalimat bukti yang cukup merupakan entry poin dalam menentukan penahanan Ariel dalam kasus ini. Hal tersebut senada dengan ketentuan pasal 1 butir 14 yaitu berdasarkan bukti permulaan yang patut. Sedangkan pasal 17 menyebutkan berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Terdapat 3 pandangan dalam menentukan suatu tindak pidana bedasarkan bukti permulaan yang cukup yaitu : 1. Surat Keputusan Kapolri 18 Februari No. Pol.SKEEP/04/I1982, menentukan bahwa, bukti permulaan yang cukup itu adalah bukti yang merupakan keterangan dan data yang terkandung di dalam 2 (dua) di antara sebagai berikut : Laporan Polisi; Berita Acara Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara Laporan Hasil Penyelidikan; Keterangan Saksi/saksi ahli; dan Barang Bukti. 2. Menurut Drs. P. A. F Lamintang, SH. Bukti permulaan yang cukup dalam rumusan pasal 17 KUHAP itu harus diartikan sebagai bukti minimal, berupa alat-alat bukti seperti dimaksud dalam Pasal 184 (1) KUHAP 3. Menurut Rapat Kerja MAKEHJAPOL tanggal 21 Maret 1984 Bukti permulaan yang cukup seyogyanya minimal : Laporan Polisi ditambah salah satu alat bukti lainnya. ;

Sebagai tambahan, yang termasuk alat bukti yang sah menurut pasal 184 ayat (1) KUHAP ada 5 yaitu a. Keterangan saksi, b.Keterangan ahli, c.Surat, d.Petunjuk, e.Keterangan KESIMPULAN: 1. minimal 2 alat bukti dibawah ini, Ariel dapat ditahan yaitu: a. dugaan pidana yang disangkakan terhadap Ariel (petunjuk) b.keterangan dari Ahli Telermatika yaitu ( ROY SURYO, dkk ) c.keterangan saksi (luna maya, cut tari, andhika, indra, manajemen luna maya sebagai saksi)...asas unus testis nullus testis d.surat (hasil BAP: Ariel, luna, cut tari, andhika, indra, manajemen luna maya; laporan polisi: LSM/Farhat Abbas, dkk; surat Visum et Repertum: pemeriksaan forensik terhadap ariel, luna, cut tari (ANATOMI)). e.Penyitaan sebagai barang bukti yang berupa ( laptop milik ariel, dan lain - lain) .

Setelah berita acara pemeriksaan ini selesai di buat, kemudian di bacakan kembali kepada yang di periksa dengan bahasa yang di mengerti olehnya dan yang di periksa menytakan setuju

dan membenarkan semua keterangannya dan untuk menguatkannya yang di periksa membubuhkan tanda tangannya di bawah ini.

Yang Diperiksa

Nazriel Ilham

Demikianlah berita acara pemerikasaan ini di buat dengan sebenarnyaatas kekuatan sumpah jabatan kemudian di tutup dan di tanda tangani di bandung pada hari dan tanggal tersebut di atas.

Penyidik Pembantu

Andri Sondeng SH

DI SUSUN OLEH : 1. RIO SAPUTRA : 210900087

2. SYEHA ISABELLA 3. ENEN WIDYANINGSIH

: 210900167 : 210900108

You might also like