You are on page 1of 18

Tittle : My Runaway love author: Dhy! >_< Genre: Romance,, fluff Cast : Chinen Yuri, Kawashima Umika(MikaChii).

YamaShii dan Yuto -

suzuka cuma figuran Discl : Saya memiliki YamaChiiMa dalam mimpi...LOL

MY RUNAWAY LOVE

Gadis itu mendekat. Membuat eksistensi yang didatanginya sedikit gugup. Dengan sekuat tenaga ditahan raut wajahnya agar tidak berubah, mengingat dia baru saja mempelajari sesuatu yang -baginya- amat sangat penting. Sementara ia berjuang dengan pikirannya, gadis itu sudah sampai, tepat di depan mejanya. Chii-chan, sebentar ke Maaf. Aku nggak punya waktu Jawabnya dingin lalu berjalan pergi sebelum si gadis selesai dengan kalimatnya. Mata gadis itu menyipit mengikuti gerakan pemuda yang dipanggilnya Chii -chan tadi, menjauh. Ada apa dengan anak itu? batinnya.

***** Flashback:: ne, Yama-chankau bisa bantu aku kan?? Ayolaah!! Chinen Yuri disana, berdiri sambil menarik -narik lengan seragam sahabatnya, Yamada Ryosuke. Sementara Yamada sendiri hanya bisa menggelengkan kepala, memandang sahabatnya heran. ayolah yama-chanCuma kau yang bisa membantu Chii Yuto

Nakajima ikut-ikutan menarik lengan baju Yamada. Sementara yang jadi objek tarikan hanya bisa meringis kesal. Ada apa sih dengan kalian berdua?mengajari Chii menjadi Ry u

Amakusa? Supaya apa, hah? Frustrasi, Yamada akhirnya bersuara. Sukses membuat Chinen dan Yuto diam. Namun beberapa detik

kemudian, Chinen sudah mengambil tempat tepat di sebelahnya. begini loh, Yama-chaan End of flashback ***** Hee??? Jadi dingin? Maksudnya gimana siih? Shida Mirai memandangi teman semejanya tidak percaya. Kawashima Umika -yang tadi baru saja selesai curhat-curhatan heboh dengan Mirai- menyandarkan dagunya ke meja. Jelas sekali dia terlihat begitu kesal. Di belakang mereka, Oh go suzuka yang dari tadi sibuk menyalin PR Mirai akhirnya menghentikan aktivitas, ingin lebih tenggelam dalam pembicaraan 2 sahabatnya itu. Maksudnya Chinen jadi dingin itu, apa karena dia nggak mau lagi ngomong sama kamu? Atau mungkin menghindar? suara Ohgo suzuka kemudian terdengar, diikuti gerakan tangannya yang menyodorkan buku PR fisika kearah Mirai, sembari memberi kode terima kasih dengan

tundukan

kepalanya.

Umika

mengangguk

cepat,

menyadari

kalau

masalah seperti ini, Suzuka lah yang biasanya pi ntar dalam mencari solusi. Pikirannya kembali melayang, menyayangkan kenapa sahabatnya yang pintar ini bisa jatuh ke pelukan Nakajima Yuto yang tingkah lakunya tidak jauh berbeda dengan penghuni RSJ. Matanya lalu beralih ke Mirai yang sepertinya juga sed ang berpikir keras. Gadis itu tersenyum kecil, memikirkan betapa beruntung sahabatnya itu, bisa pacaran dengan si Yamada Ryosuke yang berlabel The Most Popular Boy dan The Most Wanted Boyfriend di sekolah. Apalagi dengan cerita perjalanan cinta mereka yang-menurutnya-sangat indah. Bertemu dalam satu dorama saat kelas 2 SMP, beda sekolah, lalu akhirnya bertemu lagi di SMU, menjadi classmate dan akhirnya pacaran. Sungguh indah bukan? Pikirannya kembali teralih, menyadari dirinya sendiri. Bagaimana dengannya? Sudahkah dia menemukan seseorang seperti Suzuka dan Mirai? Sudah kok Tentu saja! Chinen Yuri, pemuda mungil yang cuma lebih tinggi beberapa senti darinya itu. Yang pertama kali mengajaknya bicara saat nama mereka dicatat sebagai siswa sekelas. Yang setiap hari selalu diajaknya untuk makan di kantin saat istirahat atau ke KFC depan stasiun sepulang sekolah. Tapi yang juga sering membuatnya mengigit bantal kesal, karena tak juga menembaknya. Chinen Yuri, kenapa lama sekali? Kalau dibandingkan dengan Suzuka dan Yuto yang sudah pacaran hampir setahun, lalu Mirai dan Yamada yang sudah menjelang 7 bulan, ia sama sekali belum apa-apa.

Masih hijau istilahnya Mau menunggu? Tapi sampai kapan? Chinen Yuri itu, siapa yang tahu apa yang ada di dalam kepalanya? Lalu kenapa bukan Umika yang menyatakan cinta lebih dulu? TIDAK! Menyatakan cinta lebih dulu haram hukumnya. Bukan buat dia saja, Suzuka dan Mirai juga. Meskipun sekarang sudah jamannya emansipasi wanita, tapi menyatakan cinta kepada cowok? Jelas tidak mungkin. Suzuka sih enak, meskipun rada-rada autis, tapi Yuto Nakajima itu berani. Tanpa pikir panjang langsung saja nembak. Lalu Mirai, ditembak sama cowok idola satu sekolah tentu saja jadi kebanggan tersendiri baginya. Kalau ditanya siapa yang nembak dulua n, Mirai akan dengan bangga menjawab Yama-chan looh.Yama-chandengan

sengiran super lebar. Terus Umika? Tinggal menunggu Chinen Yuri bergerak. Tapi mau menunggu sampai kapan? Gadis itu menghela nafas panjang. ***** Chinen Yuri memandang ke ruang kelas sedih. Jujur, dadanya sesak mengingat apa yang baru saja dilakukannya pada Umika. Maaf. Aku nggak punya waktu Bodoh! Ingin segera ia berlari ke dalam, memeluk gadis itu, dan mengucapakan beribu kata maaf. Tapi kakinya tidak mau bergerak, hatinya sudah teguh mau melakukan halitu. toh semuanya demi kebaikan Umika juga.

Nakajima Yuto dan Yamada Ryosuke yang tiba -tiba lewat berhenti, menatap prihatin ke arah sahabatnya yang sedang galau tadi juga 3 gadis di dalam kelas bergantian. ne, Chiikalau sulit, hentikan saja Yamada menepuk pundak Chinen pelan. Yuto ikut mengangguk, menyetujui kata-katanya. Chinen berbalik, tersenyum, namun sedikit pahit. daijoubulagi pula semua ini kulakukan untuk Umika Detik berikutnya, yang terdengar hanya helaan nafa s dari 2 eksistensi yang baru tiba tadi. ***** Umika tidak mau tinggal diam. Setelah kemarin telak 2 kali kali kedua Chinen bersikap dingin adalah dengan tidak menunggu Umika agar pulang bersama dicueki Chinen, gadis itu jadi hilang kesabaran. Penasaran, jengkel, kesal, bingung, banyak sekali pikiran yang

berkecamuk di kepalanya. Membuatnya hilang kendali sampai -sampai berasumsi yang aneh-aneh seperti Kepala Chinen terbentur mungkin, atau Chinen sebenarnya sakit dan menjauhi umika agar gadis itu tidak sedih jika dia mati, atau karena mungkin ia sudah menemukan gadis lain yang sungguh-sungguh telah menggenggam hatinya. Untuk yang terakhir itu, jangan deh. Umika bisa benar-benar gila kalau sampai Chinen meninggalkannya untuk gadis lain. Matanya menangkap sosok yang jadi objek pikirannya dari tadi. Dia disana, duduk sendiri dan sepertinya sedang sibuk dengan tugas matematika. Gadis itu enggan mengganggunya. Tapi kalau bukan

sekarang, kapan lagi dia akan minta bisa minta penjelasan?

Kakinya bergerak maju, mendekati meja si pemuda. Chii! Kena BERISIK! Eh?! Gadis itu langsung beku. Kaget. Tadi itu Chinen Yuri

membentaknya ya? MEMBENTAKNYA?! Kok bisa??? Cowok yang sejak 2 tahun lalu sampai 2 hari lalu hanya sampai 2 hari lalu karena kemarin chinen juga bersikap aneh selalu tersenyum manis dan tidak pernah marah apalagi bicara kasar kepadanya, tadi tiba -tiba saja

MEMBENTAKNYA??? Tersinggung akut, Umika berlari keluar kelas. Chinen sebenarnya sudah berdiri dan siap mengejar, tapi tiba-tiba saja terduduk kembali,

mengingat rencananya beberapa hari lalu bisa saja gagal. Dipaksakannya kakinya untuk tetap statis meskipun dadanya luar biasa sesak melihat wajah hampir menangis Umika tadi. ***** Hiksaku nggak tahu harus ngapain lagi! Chinen benar-benar aneh! Aku benci dia Umika menagis sesegukan di bahu Mirai. Mirai mengelus -elus punggungnya sementara Suzuka memilih mengelus rambutnya. mungkin dia terganggukan kamu negurnya waktu dia lagi ngerjain tugas Suzuka bersuara. Mirai mengangguk pelan, setuj u dengan pendapatnya. tapi sampai membentakku? Chii nggak pernah membentakku

sebelumnya Mirai kembali mengangguk setuju. Begitu pula Suzuka. Keduanya jelas merasa aneh dengan perubahan perilaku Chinen. Mendengar cerita Umika tadi, Jelas sangat luar biasa ajaib Chinen sampai bisa membentaknya.

Tapi, kenapa? Pasti telah terjadi sesuatu Udahan dong nangisnya Umika-chaannanti aku coba Tanya Yama-chan deh, si Chinen kenapa tidak tega melihat sahabatnya masih saja menangis, Mirai berusaha membujuk. Dal am hati dia sedikit kesal, kenapa ide ini tidak datang dari kemarin saja? Sia -sia sekali dia memiliki pacar yang notabene adalah teman dekat si Chinen tapi tak bisa mencari tahu apa-apa. un! Nanti aku akan tanya Yuto juga suzuka ikut-ikutan. Dalam hatinya, ia juga berpikiran sama seperti Mirai. Sia -sia kan punya pacar sahabat dekat Chinen kalau tidak dimanfaatkan? ***** HEEEEEH?! MENGAJARI CHINEN JADI RYU AMAKUSA?! ARGGH! BAKA!! BRUKK! teriakan Mirai terdengar diikuti bunyi gebukan yang -cukup- dasyat. ITTAI!! Kali ini Yamada Ryosuke yang berteriak, setelah kepalanya sukses kena geplakan tas Mirai. Tangannya terangkat, mengelus -elus organ yang teraniaiya tadi. Memangnya kenapa sih?! tidak bisa marah, pemuda itu bersuara pelan. Mirai menatapnya kesal. Kamu nggak lihat?! Si Chinen jadi aneh begitu! Masa tadi Umika bisa dibentak? Kalian sudah gila ya?! Tangan Mirai sudah siap melayangkan tasnya untuk yang kedua kali, namun dengan cepat ditahan Yamada. Umika dibentak? tanyanya tidak percaya. Mirai jelas mengangguk.

Kok bisa? Chinen mikir apa sih? ***** AHHSUZUKA, HENTIKAN!! ITTAI! ITTAI! Nakajima Yuto berteriak

keras. Sukses membuat eksistensi yang dari tadi sudah melakukan penganiayaan kepadanya berhenti bergerak. Tangannya sudah capek melayangkan bertubi-tubi geplakan tas ke punggung pemuda yang berstatus pacarnya itu. Melihat suzuka sudah kelihatan lelah memukulinya, Yuto kembali

berbicara. Kenapa sih kalau kami bantuin Chinen biar jadi dingin? Kan bagus juga buat Umika ujarnya sambil mengelus-elus punggung. Sumpah, sakit sekali. Bagus?! sempat ternganga beberapa detik mendengar perkataan Yuto, tangan Suzuka kembali gatal untuk sekedar melemparkan tasnya lagi ke punggung pemuda itu. Melihat gelagat Suzuka, Yuto buru -buru menahan tangannya. sabar..sabarkau tenang dulu Suzuka Wajahnya jelas pucat. Baru kali ini dia melihat Suzuka sebegitu marahnya. Kalau tadi tidak ditahan, bisa-bisa dirinya akan berlabuh di ruang ICU rumah sakit. Setelah menghabiskan beberapa detik menenangkan hati, Suzuka kembali

menatap heran pacarnya. Yang kalian rencanakan itu apa sih?! Buat apa juga Chinen jadi dingin gitu? Mau main dorama, iya?! Suzuka bertanya pelan. Berpikir, memakai kekerasan pada Yuto juga percuma, mengingat pemuda itu m emang rada-rada autis. Yuto sendiri masih saja memegang punggungnya, mencoba melindungi organ berharganya itu, kalau -kalau penganiayaan tadi ada season duanya.

Loh, biar Umika jadi naksir Chii laahSuzuka honey masa nggak mikir sampe situ sihcewek-cewek kan senang cowok cool. Iya kan? Makanya Suzuka-chan naksir aku. Soalnya aku cool! Suzuka mengangkat alisnya dan bunyi tas yang membentur punggung kembali terdengar. ***** Umika stres. Frustrasi, galau, kacau, atau apalah kalian menyebutnya. Yang jelas saat ini dia tidak bisa berpikir jernih. Bayangan kejadian tadi siang terus menghantui pikirannya. Chii! Kena BERISIK! Kok bisa ya? kok bisa Chinen Yuri membentaknya?! Padahal pemuda maha manis itu selalu baik, selalu tersenyum ramah, selalu m encubit pipi Umika gemas kalau dia sedang senang, tapi kok bisa?! Pasti telah terjadi sesuatu Tentu! Pasti telah terjadi sesuatu. Tidak mungkin Chinen yang biasanya super nice and warm bisa tiba-tiba saja jadi pangeran es. Lalu, apa yang terjadi? Apa mungkin Chinen punya masalah? Mungkinkah? Benar! Chinen pasti punya masalah yang benar -benar menggangu pikirannya. Mungkin saja dia jadi stress dan bersikap seperti ini nih Umika menerawang. Tersenyum kecil karena mengira semua keanehan

Chinen memang bukan karenanya, gadis itu segera bergerak, mengambil handphone yang terletak dimeja. Matanya menelusuri daftar kontak dan dapat! Sembari menempelkan handphonenya ke telinga, gadis itu berpikir cepat. Dia harus tahu, apa masalah Chinen sebenarnya. clik! Moshi-moshi terdengar suara. Pemuda itu sudah mengangkatnya. Moshi-moshi Chii-chan. Maaf mengganggu. Aku mau Umika-chan, kau tahu ini jam berapa? Ehh?! Umika melihat jam tangannya. Jam setengah Sembilan. aku sedang belajar sekarang. Ahh, maaf. Apa aku mengganggumu? Itu, kau tahu. Sudah ya. Clik! Sambungan diputus. Chinen Yuri menutup handphonenya. Umika terbelalak. Syok! Sangat syok! Sedikit lemas, gadis itu langsung terhuyung ke tempat tidur. Kok bisa yah?!

Kesal pangkat sepuluh, gadis itu lalu bangun. Mencuci mukanya di kamar mandi. Sambil melihat kaca, ia tesenyum kejam. Kau mau seperti ini Chinen Yuri? hah! Aku juga bisa! ***** Gadis itu memasuki kelas dengan wajah mantap. Aura keangkuhan terpancar di wajahnya, membuat beberapa penghuni kelas bergidik heran. Termasuk Chinen Yuri. Sempat ternganga beberapa detik, pemuda itu lalu sadar. Pulpen yang dipegangnya tidak sengaja mencoret buku PRnya. Dia butuh alat yang bisa menghapus coretan itu. Type -ex. Dan hanya ada satu orang yang punya type-ex di kelas mereka. Gadis tadi. Umika. Sedikit senang bisa punya kesempatan untuk mendekati umika tanpa harus menghancurkan rencananya, pemuda itu melangkah. Mendekati meja si pemilik type-ex. Umika-chan. Ujarnya masih saja dingi n. Wajahnya juga masih datar, meskipun sesungguhnya pemuda itu sedang luar biasa berusaha

menahan gerakan bibirnya untuk tidak menyunggingkan senyum. Umika menoleh. Ada yang bisa kubantu, Chinen-san? Pemuda itu membeku. Sama persis seperti yang terjadi pada si gadis ketika ia pertama kali bicara kasar padanya. Kaget, heran, tidak percaya. Gadis itu tidak pernah memanggilnya Chinen -san. Sekalipun tidak pernah. Bahkan ketika mereka pertama kali bertemu, Umika sudah langsung memanggilnya Chii-chan. Dan sekarang, Chinen-san?

Umika, kau kenapa? tanpa basa-basi, tanpa memperlambat waktu, Chinen Yuri langsung menyerang Umika. Dia harus tahu, kenapa sampai Umika memanggilnya dengan sebegitu formal. Sementara Umika sendiri tidak terlihat kaget. Gadis itu sudah menduga sebelumnya, reaksi Chinen akan seperti ini. ia tersenyum kecil. memangnya kenapa? Aku mengganggumu? Kau mengerti maksudku, Umika. Chinen-san, kalau kau kemari hanya untuk menanyakan hal yang tidak penting seperti tadi, lebih baik kembalila h ke kursimukau sangat menggangguku. Chinen telak ternganga. Sumpah. Ia sama sekali tidak pernah berpikir umika akan sampai mengatakan hal seperti itu. Terlalu ajaib. Sementara Umika juga kaget mendengar kata -katanya sendiri. Ia tidak pernah sampai kepikiran akan mengeluarkan kata-kata seperti tadi. Keduanya semakin sulit mengendalikan diri. detik, mereka terus berpikir. Sampai akirnya, Chinen kehilangan akal sehatnya. Masalahmu apa sih? serunya pelan. Dingin dan menusuk. Umika memandang Yuri tajam. Gadis itu juga mulai kesulitan mengendalikan emosinya. Masalahku apa? KAU TANYA MASALAHKU APA?! MASALAHKU ITU KAU! KAU CHINEN YURI! AKU BENCI KAU DAN SEMUA SIKAP DINGINMU YANG BODOH ITU!! Puas membentak Chinen, Umika lalu berlari keluar. Berpasang-pasang mata yang tadi tidak begitu memperhatikan, sekarang terarah sempurna ke sumber teriakan tadi. Yang tertinggal hanya Chinen, Membisu selama beberapa

sehingga tak ayal lagi, wajah manis pemuda itu menjadi sasaran tatapan belasan pasang mata. Chinen hanya tertunduk. Sedikit menyesal dengan apa yang tadi

dilakukannya. Tapi sekarang pikirannya sedang blank. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Chii! kejar dia laah! Nakajima Yuto tiba -tiba muncul dari balik pintu bersama Suzuka. Dibelakang mereka ada Mirai. Kau akan membuat Umika makin benci padamu jika kau masih berlama lama disini.. sambung Yamada tiba -tiba, berdiri di samping Mirai. Ternyata, pemuda itu sudah disana dari tadi. Hanya saja, tertutup tubuh menjulang Yuto. Chinen Yuri terdiam sejenak, kemudian tersenyum manis. arigatou! ujarnya, lalu berlari pergi, meninggalkan Yuto, Suzuka, Yamada, dan Mirai yang yang kemudian mengikutinya diam -diam. ***** Umika masih menangis. Telak tersinggung dengan kata -kata Chinen tadi. Masalahmu apa sih? Masalahku apa? KAU TANYA MASALAHKU APA?! MASALAHKU ITU KAU! KAU CHINEN YURI! AKU BENCI KAU DAN SEMUA SIKAP DINGINMU YANG BODOH ITU!! Chinen bodoh! gadis itu berbisik, merutuki tingkah Chinen tadi. Walau dia sendiri juga merasa bersalah dengan apa yang dikatakannya.

Dia memang salah, tapi Chinen yang paling salah Seseorang memeluknya dari belakang. DAISUKI! teriak orang itu. Umika sontak menoleh. Itu Chinen? Panggil aku Chii-chan lagi! nadanya absolut. Umika terdiam. Kaget. Tapi kenapa sekaran g? Kenapa setelah terlalu banyak keanehan sebelumnya? Kenapa? ujar gadis itu pelan. Dia memang sangat mendambakan saat seperti ini. tapi, dia harus tahu sesuatu. Chinen mengerti betul pertanyaan Umika. Wajahnya memerah. Soalnya Umika-chan kan mau punya pacar yang cool jawabnya malumalu. Dan entah untuk yang keberapa kalinya, Umika dibuat ternganga. Dapat pikiran bodoh dari mana kamu??? teriaknya kesal. Chinen memandangnya takut-takut. Kan Umika sendiri yang yang bilang kapan??? yang waktu ______________________________________ Flashback: Akus udah pacaran sama Yamada Ryosuke! Shida Mirai tersipu sipu,bercerita pada 2 temannya, Suzuka dan Mirai. Berhasil membuat keduanya syok.

Yamada Ryosuke?! Si Ryuu Amakusa itu kan? Waah asyik ba nget punya cowok cool kayak gitu Umika menanggapi. sou..Umika juga pengen punya pacar yang dingin? Suzuka ikut bicara. Bertanya, lebih tepatnya. Umika hanya tersenyum kecil. Maunya sih ______________________________________ kan? Chinen Yuri menyelesaikan ceritanya. Membuat Umika terdiam sejenak, lalu menarik nafas panjang. Chii-chan bodoh!! Kau nggak dengar selanjutnya sih!! Ehh, selanjutnya? ______________________________________ sou..Umika juga pengen punya pacar yang dingin Suzuka ikut bicara. Bertanya, lebih tepatnya. Umika hanya tersenyum kecil. Maunya sih jeda sejenak, gadis itu lalu tersipu malu. Tapi, Aku lebih suka Chinen yang lembut dan manis ______________________________________ EHH???Umika-chan juga bilang gitu?? Chinen terbelalak. Kaget, syok, dan tentu saja menyesal. Jadi selama ini untuk apa dia membuat Umika saja nyaris membencinya dengan bersikap dingin? Pemuda itu menghela nafas. Merasa kalah dan, bodoh. Tapi beberapa detik kemudian, sirkuit otaknya kemba li berfungsi. Sangat cepat,

mengingat kata-kata umika tadi.

Tapi, Aku lebih suka Chinen yang lembut dan manis Umika-chan Hn? Jadi ? Jadi apa? Alisnya bertaut. Chinen jelas bingung dengan jawaban yang lebih ke pertanyaan memasang balik tadi. Pemuda itu

wajah

cemberutnya.

Mambuat Umika mau tidak mau tertawa kecil. Chii-chan, kau marah? sudah tahu, masih nanya. Ohhya sudah. Aku pergi deh Umika sudah sipa melangkah, namun dengan cepat tangannya ditangkap. daisuki! Wajah pemuda tadi memerah. Membuat Umika jadi ingin lebih mengerjainya. apaaa? Aku nggak dengar? Daisuki apa? Chinen Yuri menarik tangan Umika, membuat gadis itu jatuh ke pelukannya. Wajahnya mendekat, bibir mereka bertemu.

Daisuki! Sudah dengar kan? bisikan lembut Chinen Yuri sampai sempurna di telinga Kawashima Umika, membuat gadis itu mengangguk. Un! Atashi mo Keduanya tersenyum. Bibir mereka kembali bertemu. ***** Sementara, beberapa meter di belakang mereka, 4 pasang mata yang dari tadi asyik mengintai terbelalak. Kaget dengan tingkah 2 eksistensi yang baru saja menciptakan love scene tadi. Wajah mereka memerah. Chii hebat ya Nakajima Yuto duluan bersuara, membuat eksistensi berjenis kelamin sama disampingnya mengangguk. Sementara kekasih masing-masing masih membeku. Masih syok. Terdiam beberapa lama, 4 pasang mata itu lalu saling memandang. Senyuman lebar tertulas. Syukurlah ~ fin ~ -----------------------------------------------------------------------------MINAAA,,, Commentnya Dibutuhkan XD ^^^^^

-Hey! Say! JUMP Lounge-

Heysayjumplounge.blogspot.com

You might also like