You are on page 1of 3

Psychological Development Lecture DR. Dra. Sumarni, M.Kes Cakul by Alvernia Rendra Septiawan Salam kenal..

. Berhubung saya baru pertama kali nulis buat HSC, setelah ngelobby beberapa orang, akhirnya dikasih juga nulis buat HSC, yay.. \(^_^)/ Soalnya kebetulan tema psikologi dan psikiatri is my life-long obsession, hahaha... Okeh, lets get to the subject, Psychological Development. Menurut modul yang disepakati oleh para Koordinator Blok 2.4, *Sotoy mode:ON, topik yang harus dibahas untuk lecture ini mencakup Pembentukan Kepribadian, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikoseksual, Defence Mechanism, Kegagalan Beradaptasi dan Pengaruh Rekan Sebaya. Yang pertama adalah tentang pembentukan kepribadian.. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh tentang kepribadian, ada baiknya kita tahu, apa sih kepribadian itu? Kepribadian (personality) adalah pola-pola perilaku, tatakrama, pemikiran, motif dan emosi yang khas yang memberikan karakter kepada individu sepanjang waktu dan pada berbagai situasi yang berbeda. Untuk lebih ngerti tentang perkembangan kepribadian, kita harus ngerti dulu dasar pemikiran psikodinamika itu sendiri. Psikodinamika adalah teori yang menjelaskan perilaku dan kepribadian dalam arti dinamika energi yang tidak disadari dalam diri seseorang. Hampir sepanjang abad ke-20 ini, teori Psikonalisis Freud menjadi pendekatan dominan yang dipakai untuk menjelaskan perbedaan kepribadian. Pandangan teori Freud ini secara umum mengatakan bahwa konflik, perasaan bersalah, pertahanan diri (defence mechanism) dan pola interaksi dengan orang lain itu akarnya panjang, sampe bisa dirunut ke peristiwa2x yang nggak kita sadarin tapi terjadi di masa kecil. Contoh misalnya seseorang yang jadi psikopat pelaku mutilasi ketika dewasa, ternyata waktu kecilnya suka menyiksa binatang kecil seperti kucing, anjing dll. Teori Freud berdiri tegak hingga akhir abad ke-20, waktu itu banyak ilmuwan biologi genetika menemukan bahwa setengah dari variasi trait kepribadian bergantung pada variasi genetik dan gak ada hubungannya sama motif bawah sadar atau perlakuan orang tua di masa kecil. Contoh studi empiris adalah banyak perilaku agresif yang permanen (kasarannya emang nih orang bawaannya pengen nyakitin fisik orang lain melulu lah) itu justru diakibatkan oleh Double Y chromosome (XYY). Karena di kromosom Y, ada sex determining region yang di dalamnya ada lokus mengenai perilaku agresif. Kalo lokusnya diperbanyak, berarti seseorang itu jadi ekstra agresif. Menurut Dr. Freud, kepribadian terdiri atas tiga sistem utama: Id, Ego dan Superego. Di mana Id merupakan bagian dalam kepribadian yang mengandung energi psikis yang ditekan, terutama insting seksual dan agresi. Dalam hal Id tersebut, Libido memegang peranan penting karena libido adalah energi psikis yang menggerakkan hidup dan insting seksual dari Id. Komponen kepribadian yang berikutnya adalah Ego dan Superego. Ego adalah bagian dari kepribadian yang mewakili logika, akal budi dan kendali diri secara rasional. Sedangkan Superego adalah bagian dari kepribadian yang mewakili kesadaran, moralitas, serta nilai dan norma sosial. Dengan mengetahui interaksi antara Id, Ego dan Superego, maka kita bisa mengetahui konsep pembentukan perilaku. Kepribadian itu sendiri diibaratkan sebuah bongkahan es yang mengapung di laut, di mana bongkah es tersebut terdiri atas tiga regio, yaitu Ego, Superego dan Id. Bagian yang

Psychological Development Lecture DR. Dra. Sumarni, M.Kes Cakul by Alvernia Rendra Septiawan berada di atas permukaan air laut tersebut adalah bagian yang terlihat oleh kita semua, sedangkan bagian yang berada di bawah permukaan air laut tersebut adalah alam bawah sadar yang hanya bisa diakses dalam keadaan trans atau hipnotis. Makanya, banyak dokter Sp.KJ yang menganut mazhab Psikodinamika, biasanya juga merupakan seorang hypnotherapist. Nah, kalo udah ngerti konsep Id, Ego dan Superego, kita bisa melihat, orang itu bersikap dan berbicara pake sisinya yang mana. Namanya juga bongkahan es di permukaan air, begitu airnya bergelombang, sisi tertentu yang tadinya tenggelam bisa kelihatan. Contoh kasusnya adalah, kalo misalnya ada orang yang kalem dan santun (sifat santun merupakan manifestasi dari Superego) sehari2x, tapi suatu ketika ditekan oleh keadaan, maka sifat agresifnya akan muncul (dari komponen kepribadian Id yang selama ini tersembunyi di bawah permukaan air, karena bongkahan es kepribadiannya agak ganti posisi). Jadi intinya, kalo mau modifikasi perilaku seseorang, diputer aja tuh bongkahan esnya, karena menurut psikodinamika, setiap orang punya tiga hal itu: Id, Ego dan Superego, tapi nggak setiap orang menampilkan hal yang sama di atas permukaan air. Berikutnya kita akan bahas Perkembangan Psikoseksual. Kalo menurut Freuds Psychodynamics (lagi2x), secara umum fase perkembangan psikoseksual dibagi menjadi lima tahap, yaitu Oral Phase, Anal Phase, Phallic Phase / Latency Phase dan Genital Phase. Pembagian perkembangan psikoseksual ini berdasarkan Di mana orang tersebut menyimpan libidonya. Oral phase pada umumnya adalah masa ketika bayi baru belajar menghisap (sucking) dan menggigit (biting). Di masa ini, erotogenic spot (titik kepuasan) seorang bayi terletak pada mulutnya. Kalau bayi tidak diberikan cukup asi, maka dia akan frustrasi karena kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi. Kalau terlalu dini memutus asi, maka bayi tersebut akan terjebak (fiksasi) di masa sucking seumur hidupnya, yaiti dia akan menjadi manja dan mencari perhatian bahkan hingga dewasa. Sedangkan di usia lebih tua, apabila sang ibu tidak memberi perhatian yang cukup, si bayi bisa terjebak di masa biting seumur hidupnya, yaitu dia akan menjadi penggigit seumur hidupnya, dapat termanifestasi dalam bentuk makan yang berlebihan atau sering mengeluarkan kata-kata yang menggigit dan seringkali membuat tersinggung orang lain. Di masa oral ini, Id masih sangat dominan. Sehingga bayi yang gagal melewati fase ini, sampai dewasa pun akan memperlihatkan dominasi sisi Idnya.. Anal phase adalah masa ketika batita (antara 18-36 bulan) mulai mengontrol m. Sphincter ani externus-nya dan n. errigentes & n. Pudendus-nya mulai aktif, sehingga titik erotogenicnya mulai berpindah dari mulut ke anus . Di sini dia dihadapkan kepada dua pilihan: menahan buang air besar (b.a.b.) atau mengeluarkannya. Di sini anak batita biasanya bermasalah dengan b.a.b. misalnya ketika sedang mau pergi, anaknya bilang nggak pengen b.a.b. tapi waktu udah di tempat umum, anaknya langsung bilang pengen b.a.b. Fiksasi pada fase ini, apabila tipe anal retentive (suka menahan b.a.b.) adalah menjadi obsesive compulsive disorder. Namun apabila dia tipe anal repulsive, dia bisa menjadi orang yang berantakan dan tidak teratur. Pada fase Anal, seorang batita akan mulai mengenal komponen Ego-nya. Dia mulai belajar mengendalikan emosi, mulai mengekspresikan apa yang dia mau dan tidak mau, dan pengendalian diri yang dimanifestasikan dengan mengejan (valsavas manuveur) maupun relaksasi dan bermain2x dengan m. Sphincter ani externus-nya.

Psychological Development Lecture DR. Dra. Sumarni, M.Kes Cakul by Alvernia Rendra Septiawan Phallic phase, menurut Dr. Freud adalah fase yang paling krusial dalam perkembangan kepribadian manusia, terjadi ketika seorang anak berumur 3 5 tahun. Mengapa demikian? Di Fase inilah, anak-anak melakukan internalisasi nilai dan norma dari lingkungan, serta memilih figur dewasa yang tepat baginya, yaitu seorang anak laki2x memilih figur ayah untuk dicontoh dan seorang anak perempuan memilih figur ibu untuk dicontoh. Penanda dari fase ini adalah Oedipus Complex untuk laki-laki, serta Electra Complex untuk perempuan. Dalam Oedipus Complex, seorang anak laki-laki akan membenci ayahnya karena melihat sang ayah sebagai rival dirinya terhadap cinta ibunya. Sedangkan pada Electra Complex BUKAN sebaliknya, Electra Complex membuat seorang anak perempuan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki alat kelamin pria, sehingga timbul penis envy. Pada Latency phase (masa di mana Phallic phase mulai terselesaikan), ketika seorang anak perempuan sedang menyelesaikan konflik internal Electra Complex, maka dirinya akan merasa lebih dekat kepada ibunya, karena sama-sama tidak memiliki penis. Sedangkan seorang anak laki-laki yang sedang menyelesaikan konflik internal Oedipus Complex, dirinya akan merasa takut kepada dominasi sang ayah dan pada akhirnya akan melihat bahwa sang ayah adalah pahlawan serta role model yang akan ditirunya kelak. Kemampuan menekan dorongan Id yang menjadi Oedipus dan Electra Complex ini merupakan defence mechanism pertama, yang disebut dengan Represi. Kemampuan merepresi Id di fase Phallic ini akan berkembang menjadi Superego. Sedangkan kegagalan seorang anak merepresi Oedipus atau Electra Complex akan mengakibatkan homoseksualitas, atau laki-laki dengan preferensi seksual kepada wanita yang seumuran dengan ibunya (Oedipus Complex) dan /atau serangkaian jenis gangguan kejiwaan lainnya. Proses menenangkan diri di mana Id sangat tertekan ini ada pada usia 5/6 tahun 11/13 tahun. Fase yang terakhir adalah Genital Phase. Pada fase ini, seluruh konflik dari fase psikososial sebelumnya yang belum terselesaikan, akan berusaha diselesaikan. Dan pada fase ini pula, seorang anak akan berkembang menjadi dewasa. Fase genital dimulai pada sekitar usia puber (11-13 tahun) dan berakhir pada masa dewasa. Pada genital phase, seorang remaja berusaha terlepas dari ketergantungan kepada orang tuanya serta mandiri dan berdikari. Fase ini adalah fase yang paling menantang, karena kematangan fisiologis yang telah tercapai mengakibatkan dorongan libido yang lebih kuat. Seseorang dituntut untuk memiliki kematangan psikologis untuk dapat mengendalikan libidonya, pada usia ini. Dengan kata lain, seseorang dituntut untuk mengembangkan Superegonya agar dapat menyesuaikan tindakannya dengan standar norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Yang terakhir adalah tentang Defence Mechanism atau mekanisme pertahanan diri. Pada awalnya, Freud membagi Defence Mechanism menjadi enam, yaitu: represi, regresi, denial, rasionalisasi, proyeksi dan displacement. Tapi seiring berkembangnya ilmu psikodinamika, para ahli telah mengidentifikasi lebih dari 14 defence mechanism yang ada dan terbagi dalam empat level (psikopatologis, immatur, neurotis hingga matur) . Tentang topik Defence Mechanism ini nanti akan saya bahas lebih lanjut di week 5 / week 6. Okeh, sekian dulu materi Psychological Development untuk week 2. Kalo mau ditulis semua emang bisa banyak banget, makanya untuk week ini saya batasin aja sampe segini dulu. Kalo ada pertanyaan, silakeun tanya lewat FB atau tanya saya langsung aja ya.. ^^

You might also like