You are on page 1of 20

DESTILASI PRAKTIS 2

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

IR,MHD.YUSUF RITONGA

PENDAHULUAN Dalam keadaan kolom destilasi dioperasikan untuk menghasilkan produk destilasi , kondisi operasi harus tetap dijaga dan dikontrol dengan cermat. Dalam hal kondisi normal, kondisi operasi kolom destilasi relatif lebih mudah dikontrol. Biasanya cukup dikontrol temperatur, tekanan dan laju alir material pada kolom destilasi atau dilakukan tindakan perbaikan dengan mengubah temperatur dan laju alir material pada kolom destilasi. Akan tetapi jika kondisi kolom destilasi tidak normal, tindakan mengubah temperatur atau laju alir material tidaklah cukup. Dalam hal inidiperlikan keahlian professional yang tinggi, agar kondisi operasi kolom destilasi dapat dinormalkan kembali. Ini berarti diperlukan sekali kemampuan analisa yang tinggi, jika kondisi operasi kolom destilasi dalam keadaan tidak normal (abnormal operation). Hal yang sangat perlu diingat ialah setiap kondisi operasi yang tidak normal, maka kualitas produk destilasi cenderung lebih buruk, bahkan dapat menyebabkan kerusakan yang sangat serius terhadap peralatan pendukung kolom destilasi itu sendiri. Disebabkan hali ini sangat diperlukan professional skill yang tinggi dalam menangani kondisi operasi kolom destilasi yang tidak normal (abnormal operation). Sebagai contoh misalnya suatu keadaan flooding pada kolom destilasi, dapat menyebabkan hampir seluruh variable operasi berubah dan untuk dikembalikan pada kondisi normal banyak dibutuhkan alternatif-alternatif, tindakan-tindakan perbaikan. Sebab flooding adalah suatu kondisi tray kolom destilasi terendam oleh cairan yang didestilasi. Keadaan ini menyebabkan kecepatan penguapan berkurang. Dalam hal ini tindakan perbaikan kondisi operasi yang akan dilakukan, tidak cukup dengan mengubah temperatur misalnya, tetapi diperlukan tindakan-tindakan perbaikan lebih dari sekedar mengubah temperatur. Seseorang dengan professional skill yang tinggi, jika dihadapkan pada amsalah kondisi operasi yang tidak normal, maka akan dilakukan uji terhadap akurasi indikasi alat-alat instrument yang digunakan juga terhadap kwalitas bahan baku serta produk destilasi yang dihasilkan. Tidak cukup hanya pada akurasi alat-alat instrument, tetapi juga cara kerja dari pendukung yang digunakan. Sebab suatu keadaan kondisi operasi yang kelihatannya normal belum tentu demikian, karena kesalahan pada indikasi peralatan juga hasil uji analisa kwalitas produk yang tidak akurat. Dengan demikian suatu kondisi operasi yang tidak normal dapat disebabkan oleh banyak factor dan dalam hal ini harus ditentukan penyebabnya dengan tepat agar kondisi operasi dapat dinormalkan kembali. Jika suatu kondisi operasi yang tidak normal disebabkanoleh beberapa factor, harus ditemukan juga beberapa jalan keluar agar kondisi operasi dapat diperbaiki kembali pada kondisi operasi yang normal. Suatu kondisi operasi yang tidak normal biasanya serius dan yang tepenting kondisi operasi cenderung lebih buruk, oleh sebab itu waktu sangat penting dalam hal ini. Pada keadaan seperti ini waktu dirasakan lebih sedikit untuk menentukan penyebab penyimpangan kondisi operasi dan dengan demikian harus ditentukan langkah-langkah tindakan yang lebih mudah dan efisien. Oleh karena itu harus diperhitungkan waktu yang dibutuhkan, jika tindakan-tindakan perbaikan yang dipilih telah ditetapkan. Dalam hal ini sangat mutlak diperlukan informasi yang cukup dan dapat diperoleh dengan cepat. Tidak hanya hal-hal tersebut yang dibutuhkan akan tetapi juga sangat penting diketahui kecepatan perubahan pada kondisi sebelumnya berubah menjadi sangat buruk (dalam hal ini kwalitas produk telah mencapai tingkat paling rendah ).

Jika akan dilakukan tindakan perbaikan atas kondisi operasi yang tidak normal sangat dibutuhkan mengulang kembali tindakan-tindakan perbaikan yang pernah dilakukan dan harus dipilh yang lebih efisien dan efektif serta hubungannya satu sama lain. Kondisi operasi kolom destilasi yang tidak normal dilakukan secara bertahap dengan sistematik sebagai berikut: 1. dikumpulkan data 2. dianalisa penyebab masalah 3. diperbaiki kondisi operasi 4. dicek dan diuji Setelah dipertimbangkan segala hal kemungkinan tindakan-tindakan koreksi yang dilakukan, lalu dipilih yang paling memungkinkan, sebab kesalahan pada pertimbangan akan memperburuk kondisi operasi kolom destilasi dan waktu terbuang dengan percuma. Akan tetapi jika dilakukan tindakan perbaikan atas kondisi operasi kolom destilasi, tidak boleh dilupakan factor keselamatan kerja. Harus tetap diutamakan keselamatan (Savety First) pada pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini dapat dipilih, tindakan dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Jika tindakan perbaikan pada kondisi operasi gagal pada tahap pertama, harus dimiliki langkah tindakan koreksi yang lain pada langkah selanjutnya. Situasi yang abnormal pada kondisi operasi kolom destilasi merupakan suatu tantangan dan merupakan suatu uji coba terhadap tingkat keahlian yang dimiliki dalam bidang proses destilasi, khususnya pada industri petroleum untuk memisahkan minyak bumi. Disamping sebagai uji coba tingkat keahlian yang dimiliki, keadaan seperti ini juga merupakan suatu kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang proses destilasi lebih mendalam sehingga profesionalisne dapat ditingkatkan pada bidang destilasi. Belajar dari kondisi operasi yang abnormal telah banyak dapat diatasi, pada akhirnya dapat diketahui gejala-gejala kondisi operasi yang bakal tidak normal serta diidentifikasi penyebab penyimpangan kondisi operasi kolom destilasi tanpa tergesa-gesa di dalam memilih suatu tindakan koreksi yang akan di ambil. Atas dasar pengalaman yang memiliki ini pula, pada setiap tindakan perbaikan yang dilkukan harus terus dilakukan hasil perbaikan yang dilakukan pada kondisi operasi dan uji kualitas produk destilasi yang dihasilkan. Demikian juga akan dapat ditentukan apakah suatu tindakan perbaikan pada kondisi operasi yang akan dilakukan, dapat dilaksanakan dengan cepat atau perlahan atau berapa waktu yang diperlukan untuk menormalkan penyimpangan pada kondisi operasi kolom destilasi, termasuk uji kualitas produk destilasi yang dihasilkan. PERISTIWA YANG TIDAK NORMAL PADA KOLOM DESTILASI 1.FLOODED TRAYS (tray yang terendam) Bila satu bagian dari kolom destilasi mengalami flooded, berarti sejumlah tray kolom destilasi berisi dengan cairan yang akan dipisahkan atas komponen-komponennya. Peristiwa flooded atas sejumlah tray kolom destilasi, karena tray kolom destilasi tidak mampu dibebani dengan cairan atau uap yang berlebihan. Hal ini disebabkan tray-tray pada kolom destilasi dioperasikan diatas kapasitas yang direncanakan. Jadi jika jumlah uap atau cairan yang masuk pada satu tray terlalu banyak maka tray disebut mengalami flooded. Pada dasarnya cairan atau uap dapat mengalir disebabkan keduanya memiliki driving force (penyebab perpindahan). Bagi uap driving forcenya adalah tekanan dan bagi cairan driving forcenya adalah berat cairan itu sendiri. Perhatikan gambar berikut ini :

Tray - 2 Down Comer

Tray - 1 Riser

Gambar (1). Tray dalam keadaan normal operasi

Gambar diatas merupakan diagram 2 tray dari sejumlah tray kolom destilasi yang digunakan. Pada gambar di atas uap terdorong dari tray-1 ke tray-2 jika tekanan pada bagian A lebih besar dari pada tekanan bagian B. Dalam destilasi terdapat penurunan tekanan yang besar dari bagian bawah kolom destilasi dengan bagian atas kolom destilasi. Penurunan tekanan ini yang menyebabkan uap terdorong ke atas atau ke tiap tray berikutnya. Perbedaan antara tekanan pada bagian atas dengan tekanan pada bagian bawah disebut pressure drop (penurunan tekanan). Seperti telah dikemukakan di depan bahwa driving force untuk uap ialah pressure drop (penurunan tekanan). Penurunan tekanan ini disebabkan oleh hambatan yang diciptakan pada tiap tray kolom destilasi, yaitu uap yang terdorong ke atas harus melalui riser dan buble cup yang terdapat pada tiap-tiap tray Dalam hal ini gesekan yang terjadi antara uap yang terdorong ke tiap tray dengan riser dan buble cup menyebabkan penurunan tekanan yang besar pada kolom destilasi, disamping gesekan yang timbul antara uap yang melewati cairan yang terdapat pada tiap-tiap tray karena cairan yang

terkumpul pada bagian atas buble cup pada masing-masing tray memiliki berat yang cukup untuk menahan laju alir uap dan berat cairan ini merupakan hidrostatichead pada tiap-tiap tray. Gesekan dan hydrostatic head pada tiap-tiap tray adalah gaya yang menahan uap agar tidak terdorong ke atas dan melewati tiap tray dengan kecepatan yang berlebihan dari keadaan setimbang. Driving force untuk cairan yang menyebabkannya bergerak ialah gaya gravitasi atau berat cairan itu sendiri. Berat cairan dalam hal ini tergantung pada tinggi cairan pada tiap tray dan merupakan hydrostatic head cairan itu sendiri. Karena cairan lebih berat dari uap maka pada proses destilasi cairan akan mengalir dari tray di atas menuju tray di bawahnya di dalam suatu kolom destilasi. Agar cairan dapat turun dari atas ke bagian bawah pada tiap tray kolom destilasi, cairan harus memiliki gaya berat lebih besar dari pada penurunan tekanan (pressure drop) uap. Dalam hal ini penurunan tekanan uap pada tiap tray adalah merupakan gaya yang menahan laju cairan, agar dapat turun dari satu tray ke tray lain di bawahnya, sehingga tetap dalam keadaan setimbang. Cairan yang turun dari satu tray ke tray berikutnya pada kolom destilasi adalah melalui jalur penghubung tray satu sama lain yang disebut down comer. Perhatikan gambar di hal 7. Dalam hal ini gesekan yang terjadi pada jalur penghubung tiap tray, juga merupakan gaya yang menahan laju alr cairan yang turun, sehingga tetap dalam keadaan setimbang dengan laju alir uap di dalam kolom destilasi. Berdasarkan hal-hal di atas, agar cairan dapat turun pada tiap tray, gaya berat cairan harus lebih besar dari penurunan tekanan uap dan gaya gesekan pada jalur penghubung.

P3

Tray - 3 P2 H2 Tray - 2 H1 P1
Hidrostatik head

Tray - 1

Gambar (2). Hidrostatic Head Pada Sejumlah Tray

Perhatikan gambar pada hal (10). Pada keadaan normal uap didorong naik dari tray-1 ke tray-2, sedangkan cairan mengalir ke bawah melalui jalur penghubung (Down Comer) dari tray-2 ke tray-1. Uap dapat terdorong ke atas karena ada penurunan tekanan dari tray-1 ke tray-2. Tekanan pada tray-1 lebih besar dari pada tekanan tray-2. Tekanan uap yang lebih besar pada tray-1 menyebabkan uap terdorong ke tray-2. Kondisi tekananini juga mendorong cairan turun ke tray-1. Tinggi cairan yang berada pada tray dan tinggi pada Down Comer (jalur penghubung) adalah berbeda. Dalam hal ini tinggi cairan pada down comer adalah lebih tinggi, tinggi cairan pada jalur penghubung ini juga merupakan hydrostatic head dari pada cairan. Tinggi hydrostatic head pada jalur penghubung, pada gambardi hal (10) diberi notasi (H1) dapat dipertahankan dengan menjaga perbedaan tekanan antara P1 dan P2, seperti ditunjukan pada gambar di hal (10). Dengan demikian tinggi cairan pada jalur penghubung, pada tergantung pada penurunan tekanan dan jumlah cairan yang mengalir pada tray. Perbedaan tekanan pada tray dan hydrostatic head pada tray-2 menyebabkan cairan pada jalur penghubung pada tray-2 dapat mengalir turun pada tray-1. Jadi pada keadaan normal operasi, cairan yang mengalir pada jalur penghubung dan meninggalkan jalur penghubung berada pada keadaan steady state dan hidostatic head pada tiaptiap jalur penghubung adalah konstan. Dengan penjelasan yang dituliskan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Selama hydrostatic head pada jalur penghubung dapat dijaga konstan, cairan pada jalur penghubung tak akan bertambah tinggi. 2. Laju alir cairan pada tiap tray dapat dijaga konstan, jika hydrostatic head pada jalur penghubung dipertahankan. 3. Hidrostatic head dapat dijaga konstan, jika penurunan tekanan (pressure drop) pada tiaptiap tray dipertahankan. 4. Agar cairan dapat mengalir dari tray diatas ke tray dibawahnya hydrostatic head pada jalur penghubung harus lebih besar dari penurunan tekanan dan gaya gesekan pada jalur penghubung juga bertambah. Tekanan karena gaya gesekan selalu bertambah jika laju alir cairan bertambah. Jadi jika cairan yang mengalir lewat jalur penghubung bertambah besar maka gaya gesekan pada jalur penghubung juga bertambah yang menyebabkan tekanan pada jalur penghubung juga bertambah. Faktor lain yang dapat menyebabkan kenaikan gaya gesekan pada jalur penghubung adalahperubahan luas penampang jalur penghubung. Semakin kecil luas penampang jalur penghubung, gaya gesekan juga bertambah. Berkurangnya luas penampang pada jalur penghubung dapat disebabkan oleh kotoran atau kerak yang timbul atau terbentuk selama pemakian kolom destilasi pada proses produksi. Jika laju alir cairan didalam kolom destilasi bertambah, tinggi hydrostatic head juga bettambah dan laju alir cairan dari yang satu ke tray yang lain tetap pada harga yang konstan. Perhatikan gambar (3) s/d (15). Pada gambar (3) ditunjukkan tray yang sama pada kolom destilasi yang sama dengan kondisi operasi yang samakecuali laju alir cairan pada kolom destilasi B, lebih besar dari laju alir cairan pada kolom destilasi A. Jika tinggi cairan bertambah pada jalur penghubung sehingga sama dengan jarak antara dua tray, maka tray ini dikatakan flooded (terndam). Perhatikan gambar (4) pada hal (18).

P2 P2

P1 P1

H1

Gambar (3a). Pengaruh Laju Alir Cairan Pada Tray Yang

Mengalir

P2 P2

P1 P1

H2

Gambar (3b). Pengaruh Laju Alir Cairan Pada Tray Yang Mengalir Pada gambar (4) dapat dilihat bahwa sejumlah tray mengalami flooded, yaitu tray-2 sampai tray-6. Pada gambar (4) dapat juga dilihat bahwa hydrostatic cairan adalah lebih besar dari jarak antara dua tray. Dalam keadaan demikian bagian tray yang ditunjukkan pada gambar (4) telah mengalami flooded. Jika laju alir uap yang melewati bublu cups juga bertambah tekanan karena gaya gesekan pada buble cups juga bertambah. Buble cup dirancang untuk menambah gaya gesekan agar menambah tekanan bagi uap yang melewati buble cup, sehingga penurunan tekanan antara dua tray dapat dinaikkan. Jika pertambahan penurunan tekanan ini diimbangi oleh cairan pada jalur penghubung yang lebih tinggi daripada jarak antara dua tray, maka tray ini disebut terendam (flooded). Dengan demikian, bila penurunan tekanan telah diimbanmgi oleh hidristatic head yang lebih besar datipada jarak antara dua tray, maka tray ini disebut terendam. Pada keadaan operasi komposisi material pada masing-masing tray adalah berbeda dari komposisi material pada tray diatas atau dibawahnya. Dengan demikian temperatur pada tiap-tiap tray pada keadaan normal adalah berbeda. Bila sejumlah tray terendam, komposisi material adalah sama pada tiap tray dan temperatur pada tiap tray juga sama. Dalam keadaan demikian tiap tray yang terendam seolaholah digantikan oleh satu tray. Dengan demikian terendamnya sejumlah tray menyebabkan effisiensi fraksinasi akan berkurang dan keadaan ini akan menyebabkan kwalitas produk destilasi diluar standar spesifikasi. Seperti yang sudah dikemukakan didepan, bahwa komposisi tiap-tiap komponen material pada tiap tray pada sejumlah tray yang terendam adalah hampir sama. Dengan demikian pada bagian tray yang terendam perbedaan temperatur adalah sangat kecil. Dalam keadaan tray terendam uap akan naik melawan gaya berat cairan atau hydrostatic head yang lebih besar dari keadaan normal. Dalam keadaan demikian penurunana tekanan uap lebih besar dari penurunan tekanan uap pada kedaan normal dan tekanan kolom secara berkesinambungan mengalami fluktuasi. Peristiwa tray terendam dapat diketahui dengan tanda-tanda sebagai berikut : 1. kwalitas produk destilasi selalu diluar standar spesifikasi produk. 2. Perbedaan temperatur pada tray yang terendam adalah sangat kecil. 3. Penurunan tekanan adalah lebih besar daripada penurunan tekanan pada keadaan normal. 4. teakanan kolom destilasi secara berkesinambungan mengalami fluktuasi. Peristiwa sejumlah tray terendam, maka dapat dilakukan tindakan sebagai berikut : 1. Laju alir uap dikurangi 2. Laju alir cairan dikurangi.

P7 P6

P7

Tray-7

Tray-6 Tray-5

Tray-4 P5 Tray-3 Tray-2 P4 Tray-1

Gambar (4). PERISTIWA TRAY TERENDAM P3

P2

P1

2. PERMUKAAN CAIRAN YANG TINGGI (HIGH LEVEL) Pada saat dioperasikan pada keadaan normal sejumlah tertentu cairan pada bagian bawah kolom destilasi, harus selalu dijaga pada tinggi permukaan yang tetap. Produk bagian bawah kolom destilasi dihasilkan pada bagian ini. Kolom destilasi selalu dilengkapi dengan alat penunjuk tinggi permukaan cairan (liquid level indicator). Alat ini menunjukkan tinggi permukaan cairan pada bagian bawah kolom destilasi (bottom of the tower) dari waktu ke waktu. Tinggi permukaan cairan pada bagian bawah kolom destilasi dengan mengatur laju alir produk bawah (bottom product). Tinggi permukaan cairan yang lebih rendah diatur dengan

menambah laju alir produk bawah kolom destilasi dan tinggi permukaan yang rendah dapat dinaikkan dengan mengurangi laju alir produk bawah kolom destilasi. Bila tinggi permukaan cairan yang bagian bawah kolom destilasi dibiarkan terlalu tinggi, cairan akan naik lebih tinggi dan dapat menutup tray atau terendam. Kenaikan dapat disebabkan terlalu banyak cairan yang masuk pada kolom destilasi atau terlalu sedikit produk destilasi yang dikeluarkan dari kolom destilasi. Bila tinggi permukaan cairan dibiarkan naik lebih tinggi hingga menutupi sejumlah tray, maka kolom destilasi mengalami flooded. Keadaan ini menyebabkan perbedaaan temperatur antara tiap tray sangat kecil dan akhirnya effisiensi fraksinasi berkurang dan kwalitas produk destilasi tidak seperti yang diharapkan. Jika tinggi permukaan cairan lebih tinggi dari tinggi permukaan cairan optimum, maka pengaruh yang ditimbulkan sama dengan pengaruh yang ditimbulkan jika sejumlah terendam yaitu penurunan tekanan pada kolom destilasi lebih besar daripada penurunan tekanan jika tinggi permukaan cairan optimum. Tinggi permukaan cairan yang optimum dapat ditentukan dengan mengamati perbedaan temperatur antara tiap tray. Jika tinggi permukaan cairan yang tetap maka perbedaan temperatur pada tiap tray juga tetap. Berbeda dengan peristiwa terendam sejumlah tray pada kolom detilasi, flooded terjadi karena kolom destilasi dioperasikan diatas kapasitasnya, maka tinggi permukaan cairan yang berlebihan pada bagian bawah kolom destilasi semata-mata desebabkan laju alir produk bawah yang tidak seimbang (laju alir produk bawah lebih kecil disbanding pada keadaan normal operasi). Perhatikan gambar (5) pada halaman (21). Pada gambar (5) ditunjukkan dua kolom destilasi yang sama kecuali tinggi permukaan cairan yang berbeda pada bagian bawah kolom destilasi. Pada gambar A ditunjukkan tinggi level cairan yang optimum pada bagian dasra kolom destilasi. Dalam keadaan seperti ini : a. penurunan tekanan pada tiap tray. b. Perbedaan temperaturantar tiap tray. c. Hidrostatic head pada tiap jalur penghubung. d. Laju alir cairan mengalir turun dari tray ke tray. e. Laju alir uap yang bergerak naik dari tray ke tray adalah teatp (konstan). Dengan demikian komposisi produk destilasi yang dihasilkan, tetap berada pada batas spesifikasi yang ditentukan. Pada keadaan ini system berada pada keadaan seimbang dan stabil, baik komposisi material maupun laju alir material yang masuk dan keluar dari kolom destilasi. Jika diperhatikan tinggi cairan pada bagian dasar pada kedua kolom destilasi pada gambar (5), perbedaan yang ditentukan tidak hanya pada tinggi permukaan cairan yang menutupi sebagian ujung jalur sirkulasi dari reboiler. Dalam keadaan seperti ini laju penguapan cairan berkurang dan sebagai akibatnya produk bawah kolom destilasi lebih banyak mengandung komponen bertitik didih lebih rendah (light componen) karena laju penguapan berkurang, maka produk desdtilasi cenderung lebih banyak mengandung komponen yang bertitik didih lebih rendah (light componen).

F1

LIC

V--4

V--1

Pump-1

V--2

V--3

Gambar 5.A Tinggi Permukaan Cairan Pada Bagian Dasar Kolom

F1

LIC

V--1

Pump-1

V--2

V--3

Gambar 5.B Tinggi Permukaan Cairan Pada Bagian Dasar Kolom


3. TRAY YANG KERING (DRY TRAY) Kolom pada peristiwa tray terendam (flooded), sejumlah tray terisi oleh cairan, maka pada tray yang kering (dry tray) sejumlah tray tidak terisi (kosong) dari cairan. Sesuai dengan prinsip destilasi, bahwa destilasi terjadi dengan baik, jika uap terdorong keatas tray melewati cairan yang berada diatas tray. Jadi jika tidak ada kontak antara, uap dan cairan pada tray yang kering, maka proses destilasi tidak akan terjadi. Dengann demikian peristiwa dry tray (tray yang kering) menurunkan effisiensi fraksinasi.

Pada proses destilasi tinggi permukaan cairan secara normal dipertahankan pada tiap-tiap tray dengan adanya refluks yang kembali kekolom destilasi dan yang lalu turun kebawah pada tiaptiap tray. Material yang dipisahkan juga masuk pada tiap-tiap tray sebagai uap pada tiap tray dibawahnya. Intermediat yang dikeluarkan dari kolom destilasi menyebabkan cairan pada tray berkurang jumlahnya. Jika seluruh cairan dikeluarkan dari sejumlah tray maka tidak akan ada refluks untuk mendinginkan tray berikut dibawahnya. Pada keadaaan demikian temperatur tiap tray bertambah tinggi, akibat laju penguapan bertambah dan laju alir refluks yang turun pada pada tiap tray untuk mendinginkan kolom destilasi berkurang. Laju alir refluks yang berkurang ini, menyebabkan produk destilasi lebih banyak mengandung komp[onen dengan titik didih lebih tinggi (heavy component). Tray yang kering juga dapat terjadi jika umpan yang masuk pada kolom destilasi terlalu panas. Jika tidak ada cairan distas tray yang kering, maka tidak akan ada fraksinasi pada tray ini, sehingga temperatur pada sederet tray yang kering adalah sama. Seperti dikemukakan diatas bahwa tray yang kering tidak ada cairan yang tinggal, oleh sebab itu tekanan yang dialami uap menjadi berkurang, sehingga penurunann tekanan uap menjadi lebih kecil. Disbanding dengan peristiwa yang terendam dan tray yang kering, keduanya memiliki persamaan akibat yang ditimbulkan yaitu perbedaan temperatur pada tiap tray sangat kecil dan effisiensi kolom destilasi berkurang. Perbedaan yang dimiliki keduanya adalah penurunan tekanan antara dua tray lebih besar daripada penurunan tekanan pada normal operasi yang terjadi jika terjadi flooded, akan tetapi penurunan tekanan lebih kecil daripada penurunan tekanan pada normal operasi jika terjadi tray yang kering (dry tray). Jika dry tray terjadi, mak keadaan ini dapat diperbaiki dengan menambah jumlah cairan yang kembali kekolom destilasi atau dengan mengurangi jimlah produk destilat. Karena penyebab tray yang kering adalah uap yang terlalu panas (superheated vapor) diatas tray umpan masuk dan pada bagian stripping mak kondisi ini dapat juga diperbaiki dengan 1. menurunkan temperatur umpan. 2. Menambah laju alir refluks kekolom destilasi. 4. AIR YANG TERPERANGKAP PADA TRAY (TRAPPED WATER) Jika suatu tray terisi oleh air, tray tersebut tidak akan berfungsi dengan effektip pada proses destilasi. Karena mengurangi kontak antara uap dan cairan pada tray tersebut. Kontak antara uap dan cairan pada tray disebabkan air lebih berat dari minyak yang dipisahkan (dalam industri petroleum) atau alcohol yang dipisahkan (dalam industri oleochemical). Perbedaan berat jenis ini menyebabkan minyak atau alcohol mengapug diatas permukaan air. Aira yang terperangkap pada satu tray dapat terjadi, jika temperatur tray lebih rendah daripada temperatur didih air, maka air akan terperangkap sebagai cairan diatas tray tersebut. Dengan demikian jika temperatur tray lebih rendah dari temperatur didih air, maka air akan terperangkap sebagai cairan diatas tray tersebut. Air yang terdapat pada kolom destilasi merupakan kandungan air yang pada umpan yang digunakan pada proses destilasi harus memenuhi standat kadar kandungan air yang ditetapkan atau dilakukan uji kandungan air secara berkala (moisture content test). Jka air ini masuk kedalam kolom destilasi, maka air akan teruapkan bersama cairan yang akan didestilasi dan naik pada tiap tray pada akhirnya akan terperangkap sebagai cairan pada tray yang bertemperatur lebih rendah dari temperatur didih air dan sebagai akibatnya proses destilasi akan berhenti. Hal ini disebabkan air yang terperangkap pada satu tray, diikuti pendingin pada tray yang dibawahnya dan menyebabkan air terperangkap pada tray ini, demikian seterusnya.

Jika air terperangkap pada sejumlah tray, perbedaan temperatur pada tray tidak ada dan besarnya hampir sama dengan temperatur didih air pada tekanan operasi kolom destilasi. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan, air tidaka akan terperangkap padsa tray atau kolom destilasi jika temperatur tray tidak yang bertemperatur lebih rendah dari temperatur didih air pada titik operasi kolom destilasi. Sebagai contoh : air mendidih pada temperatur 2740F pada 30 psig. Jika air masuk pada suatu tray yang bertemperatur 3000F, air akan menguap dan naik pada tray berikut diatas. Karena air yang terperangkap menyebabkan effesiensi destilasi berkurang, maka air ini harus dikeluarkan dari kolom destilasi, jika tidak proses destilasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan kwalitas produk destilasi yang dihasilkan tidak memenuhi standar spesifikasi produk. Air yang terperangkap pada tray atau kolom destilasi dapat dikeluarkan dengan pelan-pelan dan hati-hati, jadi temperatur bagian atas kolom destilasi dinaikkan secara perlahan. Jika temperatur bagian atas kolom destilasi dinaikkan dengan mendadak, semua air yang terperangkap akan teruapkan waktu yang sama. Keadaan ini menyebabkan pertambahan tekanan yang terjadi dengan mendadak, swehingga uap air yang naik dapat merusak tray dan buble cup. Kenaikan tekanan yang mendadak ini dapat dihindari, jika temperatur bagian atas kolom destilasi dinaikkkan dengan hati-hati dan perlahan-lahan. Air yang terperangkap pada tray atau kolom destilasi dapat juga dikeluarkan dari bawah kolom destilasi dengan jalan temperatur pada bagian bawah kolom destilasi dikurangi. Dengan cara ini air terperangkap pada kolom destilasi dikeluarkan bersama dengan produk bawah kolom destilasi (bottom product). Air yang terperangkap pada tray yang dikeluarkan dengan cara temperatur bagian atas kolom destilasi dinaikkan, terikat sebagai produk destilat (destilat product). 5. KERUSAKAN TRAY (UPSET TRAY) Jika sejumlah tray tidak berfungsi dengan baik, kolom destilasi tidak akan dapat dioperasikan dengan effisien. Dalam hal ini effisiensi kolom destilasi berkurang, jika sejumlah tray berfungsi dengan baik. Dibawah beberapa kondisi operasi kolom destilasi yang tidak tepat, sejumlah tray dapat mengalami kerusakan, bergeser dari posisi semula dan buble cup dapat terlepas dari posisinya. Jika keadaan seperti ini terjadi, maka proses kontak antara uap uap dan cairan tidak berfungsi dengan baik. Dengan demikian proses destilasi tidak effektif. Sejumlah tray dapat mengalami kerusakan, bergeser dari posisi semestinya, disebabkan kecepatan uap yang bertambah dengan mendadak didalam kolom destilasi. Keadaan tray diatas tray diatas, dapat juga disebabkan oleh air yang terperangkap pada tray. Jika air yang terperangkap pada tray diuapkan dengan mendadak dengan cara temperatur pada kolom destilasi demikian dengan mendadak pula uap air mengambang sangat cepat, sehingga tekanan uap mendadak yang dihasilkan sangat besar. Kenaikan tekanan yang sangat besar ini, dapat menyebabkan tray terangkat dan buble cup terlepas dari posisinya yang tetap. Sejumlah sisa air yang terdapat didalam kolom destilasi atau yang masuk pada kolom destilasi sewaktu mulai dioperasikan dan dinormalkan juga dapat sebagi penyebab kerusakan tray atau bergeser dari posisi semestinya. Hal ini dimungkinkan jika kolom destilasi dioperasikan dengan cara yang tidak sebagaiman mestinya. Sejumlah tray yang rusak atau bergeser dari posisi semestinya, tak dapat diperbaiki atau diletakkan kembali dengan mengatur temperatur, tekanan dan laju alir material. Jalan satu-satunya yang dapat dilakukan adalah tray didalam kolom destilasi diperbaiki atau diganti, dan proses destilasi harus dihentikan dan ini berarti suatu kerugian, karena sama sekali tidak dapat dihasilkan produk destilasi. Seperti dikemukakan bahwa tray yang mengalami kerusakan atau bergeser dari posisi yang semestinya, menyebabkan proses destilasi tidak effektif dan produk destilasi yang dihasilkan diluar standar spesipikasi produk. Jika keadaan ini teerjadi : 1. Perbedaan temperatur pada sejumlahtray ini sangat kecil.

2. Uap tidak mengalir lewat buble cup dan tidak ada kontak dengan cairan yang turun. 3. Tekanan bagi aliran uap yang naik keatas kolom destilasi berkurang. 4. Uap lebih rendah mengalir pada tray seperti ini. Karena tekana terhadap aliran uap berkurang, kolom destilasi dengan tray pada keadaan ini memiliki penurunan tekanan uap yang lebih kecil dibandingkan dengan penurunan tekanan pada tray pada posisi dan keadaan normal. Sama seperti peristiwa tray yang kering (dry tray), pengaruh yang ditimbulkan kondisi tray yang rusak atau berubah posisi adalah sama dengan yaitu penurunan tekanan uap pada keadaan normal dan perbedaan temperatur antara tray sangat kecil. 6. GANGGUAN PADA AIR PENDINGIN (LOSS OF COOLING WATER) Kerusakan pada system mekanika pompa atau tenaga penggerak yang berhenti dapat menyebabkan air pendingin tidak cukup atau tidak mengalir kedalam kondensor. Air pendingin pada kondensor digunakan untuk mencairkan uap panas yang naik ke bagian atas kolom destilasi, secara garis besar air pendingin digunakan untuk menyerap panas dari system kolom destilasi. Dalam proses destilasi cairan yang meninggalkan kondensor dibagi atas dua bagian, cairan yang pertama ialah produk destilasi (over head product) dan cairan yang kembali kedalam kolom destilasi yang disebut refluks. Jika air pendingin tidak mengalir kedalam kondensor, keadaan ini dapat merusak kondensor, karena menyebabkan pemanasan yang berlebihan didalam kondensor. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kerak dan penyumbatan pada kondensor atau merusak kondensor. Sebagai akibat terhentinya aliran air pendingin kedalam kondenser, tidak ada refluks yang kembali kedalam kolom destilasi. Selanjutnya keadaan ini menyebabkan kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi (top temperatur). Kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi menyebabkan produk destilat (over head product) lebih banyak mengandung komponen pada titik didih yang tinggi (heavy component), karena tanpa air pendingin produk destilat tidak dapat dikondensasikan. Jika air pendingin terhenti kedalam kondenser, panas pada sistem harus dikurangi dengan cepat dan drastis. Hal ini dilakukan dengan mengurangi panas yang dimasukkan pada sistem dengan cara : 1. Pemanasan pada reboiler dikurangi 2. Temperatur umpan dikurangi (dilakukan jika sistem tidak memiliki reboiler) 7. GANGGUAN PADA PANAS YANG MASUK KEDALAM KOLOM DESTILASI (LOSS OF HEAD) Panas yang masuk pada kolom destialsi bisa turun dengan sangat cepat atau terhenti sama sekali. Jika panas yang masuk pada kolom destilasi dikurangi, panas yang meninggalkan kolom destilasi juga harus dikurangi. Ini berarti jumlah panas yang tidak tidak cukup untuk digunakan proses destilasi, menyebabkan proses destilasi akan sia-sia, karena proses destilasi tidak efektif. Oleh sebab itu, jika panas yang digunakan pada kolom destilasi tidak cukup atau tidak dapat disuplai sama sekali, kolom destilasi harus diusahakan pada kondisi siap dioperasikan kembali. Jika telah cukup atau dapat disupalai panas yang dibutuhkan untuk digunakan pada proses destilasi. Jumlah panas yang tidak cukup atau tidak dapat disuplai bisa disebabkan oleh : 1. Gangguan pada pengadaan bahan bakar 2. Gangguan pada peralatan utama sistem pemanas 3. Gangguan pada alat-alat instrumen pada sistim pemanas Gangguan-gangguan diatas menyebabkan jumlah panas yang masuk pada kolom destilasi dapat berkurang atau terhenti sama sekali. Keadaan ini menyebabkan proses destilasi dapat terganggu/atau tidak dioperasikan sama sekali. Jika jumlah panas yang masuk pada kolom destilasi berkurang. Keadaan ini menyebabkan jumlah refluks akan berkurang. Jika keadaan ini menyebabkan jumlah uap yang dikondensasikan

juga berkurang. Jika keadaan tidak diantisipasi dengan segera, kolom destilasi dapat mengalami peristiwa flooded. 8. PENYUMBATAN JALUR KELUAR KOLOM DESTILASI (PLUGGED OUT-LETS) Kedangkalan suatu kolom destilasi secara tidak sengaja dioperasikan pada kondisi diman terbentuk kerak yang dapat menymbat jalur keluar dari kolom destilasi. Hal ini dimungkinkan selama partikel zat pada terikat dan terbawa aliran cairan ke dan dari kolom destilasi. Kotoran padatan ini biasanya terbawa pada awalnya bersama umpan yang masuk pda kolom destilasi dan selanjutnya terikat apda proses kolom destilasi. Untuk menghindari kotoran padatan ini, pada jalur umpan masuk dipasang alat penyaring (filter). Penyumbatan pada jalur keluar dari kolom destilasi juga dapat disebabkan oleh pembekuan material yang diproduksi akibat sistem pemanas pada jalur pipa tidak berfungsi dengan baik. Akibat kotoran padatan yang terbawa aliran cairan yang keluar dari kolom destilasi, saringan, katup-katup, jalur pipa sensor alat-alat instrument dan jalur dapat tersumbat. Demikian pula akibat yang ditimbulkan pembekuan material produk yang dihasilkan pada jalur pipa keluar kolom destilasi. Jika terjadi penyumbatan, maka produk destilasi tidak dapat keluar dari kolom destilasi. Dengan demikian penyumbatan pada jalur pipa keluar dari kolom destilasi dapat mengurangi effisiensi proses destilasi dan ini dapat dicapai. Oleh sebab ini penyumbatan yang terjadi, harus diantisipasi sebelum terjadi dan kotoran penyumbat harus dikeluarkan. Bila penyumbatan terjadi pad jalur pipa keluar produk atas kolom destilasi (over head product), dapat terjadi keadaan total refluks (total refux). Pada keadaan seperti ini seluruh uap yang dikondensasikan pada kondenser, seluruhnya kembali pada kolom destilasi sebagai refluks. Sebagai akibatnya, produk bawah (bottom product) lebih banyak mengandung konmponen bertitik didih lebih rendah (light component). Keadaan ini ditandai dengan indikasi temperatur bagian atas kolom destilasi (top terperatur) berkurang dengan cepat dibanding saat kolom destilasi dioperasikan dengan normal. Secara keseluruhan temperatur pada tiap tray berikutnya mulai dari dari tray atas akan berkurang, jika terjadi penyumbatan pada jalur pipa keluar produk atas. Sepertyi dikemukakan pada buku pertama, pertambahan jumlah refluks menyebabkan komponen beertitik didih lebih rendah (light component) turun lebih banyak ke bagian produk bawah kolom destilasi (bottom product). Penyumbatan yang berlangsung lama dapat menyebabkan tinggi cairan pada bagian dasar kolom destilasi tidak dapat dikembalikan, selanjutnya diikuti dengan peristiwa tray terendam (flooded tray). Tanda-tanda atas kedua peristiwa tersebut diatas telah dikemukakan pada topik flooded tray dan high level, didalam buku ini. Dalam keadaan demikian, sebelum material penyumbat dapat diambil jalur pipa, katupkatup dan saringan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah jumlah umpan yangmasuk pada kolom destilasi dikurangi dan jumlah cairan yang keluar dari bagian bawah kolom destilasi juga bertambah. Perlu diingat bahwa keadaan ini adalah keadaan abnormal pada kondisi operasi kolom destilasi, maka pada saat seperti ini produk destilasi tidak dapat ditampung sebagai produk akhir dan harus dikembalikan pada tangki umpan yang digunakan. Langkah ini bertujuan untuk menghindari produk destilasiyang dihasilkan sebelumnya, dari perubahan komposisi diluar spesifikasi yang ditetapkan. Kembali pada penyumbatan jalur pipa keluar kolom destilasi, katup-katup atau steamer, dapat diatasi dengan : 1. Blow down (dihembus dengan gas tekanan) 2. Flushing (dibilas dengan cairan bertekanan ) 3. Steam blow (dibilas dengan steam) Tujuan ketiga langkah diatas adalah menambah penurunan tekanan (pressure drop) pada bagian yang mengalami penyumbatan. Pertambahan penurunan tekanan akan menyebabkan cairan mengalir lebih cepat, sehingga material penyebab penyumbatan dapat mengalir lebih cepat bersama aliran cairan.

Akan tetapi pengguanaan ketiga langkah diatas, harus mempertimbangkan sistim perpipaan dan instrumentasi pada jalur pipa keluar dari kolom destialsi. Dengan memperhatikan sistim ini akan dapat ditentukan langkah sistematis yang akan dilakukan, sehingga material penyumbat dapat diambil dengan segera. Dan yang tidak kalah pentingnya yang perlu diperhatikan adalah faktor perawatan alat-alat instrumentasi dan keselamatan kerja. 8.1 Blow down (Dihembus dengan gas bertekanan). Langkah 8ini dapat dilakukan jika penyumbatan disebabkan aleh material yang tidak membeku pada suhu kamar akan tetapi disebabkan oleh partikel-partikel padat yang tidak lengket satu sama lain. Untuk langkah ini digunakan gas yang inert dengan material dari kolom destilasi. 8.2 Flushing (Dibilas dengan cairan bertekanan ) Langkah ini dapat dilakukan jika penyumbatan disebabkan aleh material yang tidak membeku pada suhu kamar,akan tetapi disebabkan oleh partikel padat yang tidak lengket satu sama lain. 8.3 Steam Blowing (Pembilasan dengan steam ) Langkah ini dapat dilakukan, jika penyebab penyumbatan adalah : - Partikel-partikel zat padat - Material yang membeku pada suhu kamar. Dibanding dengan kedua langkah sebelumnya, langkah ini lebih effektif. Ketiga langkah diatas dapat digabungkan sehingga material penyebab penyumbatan dapat diambil dengan baik dan jalur pipa, katup-katup dan alat-alat instrument dapat kembali digunakan. Arah aliran cairan atau gas yang digunakan untuk menghilangkan material penyebab penyumbatan dapat dilakukan Searah dengan aliran cairan produk destilasi Beralawanan arah dengan aliran cairan produk destilasi Adakalanya ketiga langkah diatas tidak dapat membantu sama sekali. Untuk mengatasi hal ini material penyebab penyumbatan dapat diambil atau dihilangkan secara manual. Jika katup atau alat transmitter yang mengalami penyumbatan, maka alat-alat ini diambil dari sistim lalu dibersihkan dengan manual. Kolom destilasi dapat dioperasikan kembali jika kolom penyebab penyumbatan dapat diambil dan dinormalkan pada kondisi operasinya. Berikut ini diberikan contoh-contoh menormalkan kondisi operasi kolom destilasi yang abnormal. Perhatikan gambar pada hal 39

Produk Destilat

Umpan

T1

Perbedaan Temperatur

T2

Gambar 6. Diagram Problem - 1


Kondisi operasi kolom destilasi diatas adalah sebagai berikut : Perbedaan temperatur antara T1 dan T2 adalah 3000F. perbedaan ini telah turun menjadi 900F. Titik didih akhir (end point) produk destilasi adalah 6500F dan telah bertambah menjadi 7200F. Perbedaan tekanan (pressure drop) sepanjang kolom destilasi adalah 12 psig dan telah bertambah menjadi 15 psig. Tekanan pada bagian atas kolom tidak stabil dan berfluktuasi antara 70 75 psig.

Kecepatan alir umpan telah bertambah dari 500 barrel perjam menjadi 650 barrel perjam. Berdasarkan data-data kolom destilasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Perbedaan temperatur telah turun dengan drastis penurunan temperatur ini terjadi pada semua tray kolom destilasi 2. kwalitas produk destilasi bertambah. Hal ini berarti produk destilasi telah banyak mengandung komponen bertitik didih lebih tinggi (heavy component). Ini berarti komposisi tiap komponen telah berubah dari kondisi sebelumnya. Hal ini telah terjadi pada tiap tray pada kondisi destilasi 3. Terjadi kenaikan penurunan perbedaan tekanan sepanjang kolom destilasi. Pertambahan kolom destilasi terjadi perubahan pada flooded tray (tray terendam) dan permukaan cairan yang tinggi pada bagian dasar kolom destilasi (high level). 4. Tekanan operasi bagian atas kolom destilasi tidak konstan dan selalu berfluktuasi. Kondisi ini terjadi pada peristiwa tray terendam (flooded tray). Dengan demikian kolom destilasi selalu mengalami flooded. Dalam keadaan seperti ini dapat diambil langkah-langkah perbaikan dengan jalan : 1. Jumlah cairan yang turun pada tiap tray pada kolom destilasi dikurangi. 2. jumlah uap yang naik pada tiap tray pada kolom destilasi dikurangi. 3. jumlah umpan yang masuk pada kolom destilasi dikurangi.

T1

T2

Gambar 7. Digram Problem 2


Perhatikan gambar pada halaman 42. kondisi operasi kolom destilasi pada halaman 42, adalah sebagai berikut : 1. Perbedaan temperatur sepanjang bagian umpan masuk dan bagian kolom destilasi adalah 2000F dan telah berkurang menjadi 500F. 2. spesifikasi produk bawah kolom destilasi adalah pada 4000F titik didih awal (initial boiling point) dan telah berkurang menjadi 1800F.

3. penurunan tekanan (pressure drop) sepanjang bagian umpan masuk dan bagian dasar kolom adalah 10 psig dan telah bertambah menjadi 14 psig, penurunan tekanan ini tidak berubah. Tinggi permukaan cairan pada bagian dasar kolom destilasi telah melebihi tinggi kaca pengamat yang dipasang pada bagian bawah kolom destilasi. Berdasarkan data-data diatas dapat diambil dianalisa sebagai berikut ; 1. Penurunan perbedaan temperaturt dan kwalitas produk destilat tidak memenuhi standar spesifikasi diatas ditemukan pada kondisi operasi tidak normal. Dalam hal ini penurunan tekanan hanya ditemukan pada tray yang terendam dan high level. 2. Kolom destilasi mungkin telah mengalami peristiwa tray terendam atau high level, berdasarkan penurunan perbedaan temperatur pada sepanjang bagian umpan masuk dan bagian bawah kolom. 3. Bagian yang terpengaruh adalah bagian bawah kolom. Tinggi permukaan cairan pada bagian bawah kolom, melebihi tinggi kaca pengamat pada bagian bawah kolom. Ini berarti, tinggi cairan telah mencapai bagian tray kolom destilasi. Beredasrkan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa kolom destilasi telah mengalami peristiwa tray terendam. Dalam keadaan demikian tinggi permukaan cairan pada bagian bawah kolom destilasi harus dikurangi. Hal ini dapat dilakukan, jika jumlah umpan yang masuk dikurangi atau jumlah produk bawah yang dikeluarkan ditambah. DAFTAR PUSTAKA 1. Norman P. Lieberman, Process desion For Reliable Operation, 2ND Edition , Gulf Publishing Company Book Division, Houston, 1988. 2. Ernest E. Ludwing, Applied Process Desion For Chemical And Petrochemical Plant, 2ND Edition, Gulf Publishing Company, Houston, 1978. 3. Lurgi, GmBh, Alcohol Destilation, Frankurt, 1989. 4. Dieckelmeman : Helz, H.J. The Basic Industrial Oleochemical.

You might also like