You are on page 1of 7

SOLUTIO (LARUTAN)

A. Pengertian Solutio Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pearut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan yang diencerkan atau dicampur. Bila zat terlarut (A) dilarutkan dalam air atau pelarut yang lain, maka akan terjadi tipe larutan sebagai berikut : 1. Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut. 2. Larutan : larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut. 3. Larutan jenuh :larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam pelarut pada tekanan dan temperatur tertentu. 4. Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air atau pelarut lain pada temperatur tertentu. Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat terlarut disebut solute. Solvent yang biasa dipakai adalah : air, spiritus, gliserin, eter, minyak, parafin liquidum, eter minyak tanah. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Sifat dari solute dan solvent. Cosolvensi. Kemudahan melarut. Temperatur. Salting Out. Salting In. Pembentukan kompleks. Kecepatan kelarutan (ukuran partikel, temperatur, pengadukan).

C. Sirup / Syrup / Sirupi Sirup adalah sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64 % dan tidak lebih dari 66 %. Sirup merupakan salah satu bentuk sediaan dari larutan obat yang digunakan secara oral. Ada 3 macam sirup, yaitu : a. Sirup simplex : mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v. b. Sirup obat : mengandung 1 atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan. c. Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutupi rasa atau bau obat yang tidak enak. Cara pembuatan sirup :

Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot atau volume yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, lalu diserkai. Ada beberapa cara menjernihkan sirup : 1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup, didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas. 2. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring, kotoran sirup akan melekat ke kertas saring. Cara memasukkan sirup kedalam botol : Penting bagi kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan cara : 1. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran. 2. Mengisikan sirup panas-panas ke dalam botol panas (karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup ke dalam lelehan parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar. 3. Sterlisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula invert. Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menuliskan tentang penambahan methyl paraben (nipagin) 0,25 % atau pengawet lain yang cocok.

TINJAUAN KHUSUS AMBROXOL SYRUP 60 mL


(Jumlah pembuatan 5 Liter)

1. Komposisi tiap 60 mL Ambroxol Syrup Ambroxol HCl 180 mg Sucralose ..... mg Na-CMC ..... mg Metil paraben ..... mg Propil paraben ..... mg Gliserin ..... mg Propilenglikol ..... mg Edicol green H ..... mg Mixed fruit essence ..... mg Aqua DM ad 60 mL

(zat aktif) (pemanis) (pengental) (pengawet) (pengawet) (pelarut dan pengental) (pelarut dan pengental) (pewarna) (pengaroma) (pelarut)

2. Spesifikasi Ambroxol Syrup a. Pemerian : cairan syrup encer berwarna hijau bening, rasa manis kepahitan, aroma mixed fruit essence. b. Identifikasi : harus positif menunjukan Ambroxol HCl. c. pH : 5,0 6,2. d. Bobot jenis : 1,2000 1,2500 g/mL. e. Kadar zat aktif : 90 % 110 %. 3. Alat alat yang digunakan Beaker stainless 5 liter Stirer Beaker glass 250 mL Gelas ukur 50 & 100 mL Timbangan digital balance Heater Spatel stainless Batang pengaduk Pipet tetes 4. Tahapan penimbangan bahan Semua bahan yang diperlukan untuk pembuatan Ambroxol Syrup (kecuali Aqua DM), ditimbang di gudang formulasi sebanyak yang dibutuhkan, setelah ditimbang, masingmasing bahan diberi identitas yang sesuai pada wadahnya, kemudian bawa ke laboratorium formulasi. Kemudian ambil Aqua DM dari tempat penyimpanan Aqua DM di laboratorium formulasi, lalu panaskan.

5. Tahapan pelarutan dan pencampuran a. Larutkan Metil paraben dan Propil paraben dalam Aqua DM panas, dan sambil dipanaskan, hingga larut sempurna. (Larutan 1) b. Larutkan dan kembangkan Na-CMC dalam Aqua DM panas. (Larutan 2) c. Larutkan Ambroxol HCl dalam Aqua DM, hingga larut sempurna. (larutan 3) d. Larutkan Sucralose dalam Aqua DM, hingga larut sempurna. (Larutan 4) e. Larutkan Edicol Green H dalam Aqua DM, hingga larut sempurna dan homogen. (Larutan 5) f. Masukkan gliserin, propilenglicol dan sebagian Aqua DM ke dalam beaker stainless 5 Liter, aduk homogen menggunakan stirer. g. Masukkan Larutan 1, 2, 3, 4 dan 5 ke dalam beaker stainless 5 liter yang telah berisi gliserin, propilenglikol dan Aqua DM tadi, aduk sampai homogen dengan menggunakan stirer. h. Tambahkan Mixed fruit essence, aduk homogen. i. Tambahkan Aqua DM sampai batas 5 Liter, aduk homogen, tunggu sampai dingin.

6. Diagram alir

Larutan 1

Larutan 2

Larutan 3

Larutan 4

Larutan 5

Larutan 6

Metil paraben Propil paraben Aqua DM panas

Na-CMC Aqua DM panas

Ambroxol HCl Aqua DM

Sucralose Aqua DM

Edicol Green H Aqua DM

Gliserin Propilenglikol

Mixed fruit essence

Aqua DM ad 5 Liter

Beaker stainless 5 Liter


(telah diisi Aqua DM sebagian)

7. Tahapan pemeriksaan a. Pemeriksaan pH dengan menggunakan pH-meter. b. Pemeriksaan bobot jenis dengan menggunakan piknometer. c. Pemeriksaan Kadar dengan menggunakan HPLC (High Pressure Liquid Chromathography). d. Pemeriksaan kejernihan dan pemerian secara visual dan organoleptis. 8. Indikasi Penyakit saluran pernafasan akut dan kronis, disertai sekresi bronkhial abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkhitis asmatik, asma bronkhial, sebelum dan sesudah operasi pada perawatan intensif untuk menghindari komplikasi paru. 9. Farmakologi Ambroxol sebagai mukolitik (mucus = lendir, lysis = larut) yang memiliki gugussulfhydryl (-SH) bebas dan berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Senyawa sistein dan mesna membuka jembatan disulfida diantara makromolekul yang terdapat dalam dahak. Ambroxol dan Bromheksin bekerja dengan jalan memutuskan serat-serat mucopolysaccharida. Mukolitik digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali, seperti pada bronchitis, emfisema, dan mucovicidosis. Zat-zat ini mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer melalui proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel. Tetapi, pada umumnya zat-zat ini tidak berguna bila gerakan cilia terganggu, misalnya pada perokok atau akibat infeksi.

Daftar Pustaka
Ilmu Resep Teori Jilid II Cetakan Pertama ISO Indonesia Obat-Obat Penting

You might also like