You are on page 1of 4

Fikih haji wanita Rashda Diana1

Ibadah haji maksudnya ialah sengaja mengunjungi baitullah di makkah untuk mengerjakan beberapa upacara dengan syarat-syarat tertentu. Ibdah yang menjadi rukun islam kelima ini diwajibkan sekali seumur hidup bagi setiap orang islam dewasa yang mampu atau kuasa melaksanakannya. Yang dimaksud dengan kuasa di sini ialah bila memenuhi hal-hal berikut: Cukup bekal untuk pulang pergi Ada kendaraan untuk menyampaikannya ke makkah Aman jalan yang dilalui Sehat jasmani Jika ia seorang wanita hendaklah disertai oleh suami atau muhrim Jihat wanita haji mabrur Apabila haji dan umrah menduduki tempat yang penting bagi ibadah laki-laki, maka hadits yang mulia memperlihatkan keagungan dan keutamaan haji dan umrah bagi wanita. Karena haji dan umrah bagi wanita sama nilainya dengan jihad laki-laki. Izin suami dan beserta muhrim. Setiap istri wajib minta izin kepada suami untuk pergi haji, atau bila hendak melakukan perjalanan kemana saja, dalam rangka taat kepada suami. Dan sebaliknya sunat bagi suami member istrinya untuk pergi haji. Diriwayatkan dari ibnu umar ra. , mengenai kasus seorang wanita yang mempunyai suami dan mempunyai harta untuk biaya pergi haji, tetapi suaminya tidak mengizinkannya pergi haji. Rasulullah saw. Bersabda,

Selain itu kebanyakan ahli-ahli fikih menetapkan pula syarat bagi wanitan yang hendak pergi haji, harus bersama suami atau dengan muhrimnya. Syarat tersebut tidak hanya untuk pergi haji saja, tetapi mencakup seluruh perjalanan wanita yang melebihi jarak tempuh tertentu, pada waktu tertentu. Dalam membuat ketetapan tersebut mereka mengambil dalil kepada hadits nabi saw sebagai berikut:

Disampaikan pada manasik haji di kampus baru ISID Siman, pada tanggal 18 April 2010 14.00 - selesai

Bolehkah wanita ber-iddah pergi haji? Apabila seorang wanita dithalak suaminya pada bulan haji, atau suaminya meninggal dunila, tidak sepantasnya pada tahun itu dia pergi haji. Karena Allah saw telah mewajibkannya untuk tetap tinggal di rumah sampai iddahnya habis. Dia tidak boleh keluar rumah kecuali untuk keperluan darurat, tidak boleh lama-lama, tetapi sebentar. Allah swt berfirman,

Masa iddah habis setelah sampai tiga quru. Yaitu, tiga kali masa haid, atau tiga kali masa suci. Atau setelah melahirkan anak yang dikandungnya biladia hamil. Ketentuan tersebut bagi wanita yang dithalak suaminya. Adapun wanita yang ditinggal wafat oleh suaminya ketika dia sedang hamil, maka masa iddahnya empat bulan sepuluh hari. Firman Allah swt.

Empat bulan sepuluh hari ialah masa berkabung bagi istri yang suaminya meninggal. Bila muhrim meninggal di perjalanan Apabila wanita pergi haji bersama suami, lalu sang suami meninggal di perjalanan, dia wajib pulang jika jaraknya masih dekat. Tetapi apabila dia sudah jauh dari kampong halamannya, maka wanita itu boleh terus bersama-sama dengan teman-teman sejawat yang dipercaya dan melewati masa iddahnya di negeri yang dapat menjamin keamanannya. Rukun, wajib dan haji Rukun haji Rukun haji ialah perbuatan yang tak dapat tidak mesti dikerjakan waktu haji, hingga bila ketinggalan, menyebabkan haji itu tidak sah dan tak dapat diganti dengan dam atau denda. Rukun-rukun itu adalah: Ihram, artinya berniat hendak menunaikan ibadah haji sambil memakai pakain ihram, yaitu pakaian yang tidak berjahit. Bagi laki-laki tidak boleh menutup kepala, sedang bagi wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Wukuf, yakni berdiam sebentar di arafah pada tanggal 9 dzulhijjah. Thawaf, yakni berkeliling kabah tujuh kali. SaI, berlari-lari kecil di antara shafa dan marwa tujuh kali. Tahallul, yaitu dengan bercukur atau menggunting rambut sebagai tanda bahwa upacara haji telah selesai.

Wajib haji

Wajib haji maksudnya ialah perbuatan yang juga mesti dikerjakan waktu haji, tetapi bila ketinggalan dapat diganti dengan dam atau denda. Wajib haji itu ialah; Ihram dari miqat, yaitu tempat dan waktu yang telah ditetapkan. Bermalam di muzdalifah ketika kembali dari arafah, walaupun agak sebentar menjelang jam 12 malam. Bermalam di mina pada hari tasriq, yakni tanggal 11 sampai dengan 13 dzulhijjah. Melontar jumrah atau tuju di mina selama hari tasyriq, yaitu: jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah. Tiap-tiap jumrah dengan menggunakan tujuh biji batu kerikil. Sedang pada tanggal 10 dzulhijjah khusus melempar jumrah aqabah. Thawaf wada atau perpisahan, yakni ketika hendak meninggalkan makkah pulang ke tanah air. Menjauhi segala apa yang terlarang dalam ihram.

Sunat haji Mandi sebelum ihram, sebelum memasuki kota makkah, sebelum wukuf dan sebelum melontar jumrah. Thawaf qudum, yakni thawaf ketika baru datang di makkah. Membaca talbiyah, yaitu: labbaika laaumma labbaik, laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan nimata laka walmul, laa syariika lak. Artinya: aku perkenankan panggilan-Mu. Ya Allah, aku junjung tinggi perintah-Mu, tiada serikat bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, semua nikmat dan kekuasaan adalah milik-Mu, dan tiada serikat bagi-Mu. Bermalam di Mina tanggal 8 dzulhijjah yaitu pada malam Arafah Memperbanyak doa, dzikir serta shalawat untuk nabi saw. Shalat sunat dua rakaat setelah thawaf. Menziarahi makam nabi saw dan para sahabat di madinah. Umrah Sehubungan dengan menunaikan ibadah haji, wajiblah pula disempurnakan umrah atau haji kecil. Allah swt berfirman, Umrah ini hampir sama dengan haji, hanya bedanya: Kalau haji hanya dapat diselesaikan pada bula-bulan tertentu, yaitu dari bulan syawwal sampai dzulhijjah, maka umrah disamping pada bulan-bulan tersebtu, dapat juga dilakukan pada bulan-bulan yang lain. Rukun-rukun dan perbuatan-perbuatan umrah sama dengan rukun-rukun dan perbuatan-perbuatan haji. Bedanya bahwa dalam ibadah haji ada wukuf di arafah, sedang dalam umrah hal ini tidak dijumpai. Macam-macam ihram Ihram artinya menurut syara ialah niat mengerjakan ibadah haji atau umrah, atau keduanya sekaligus. Ihram termasuk rukun ibadah haji. Dimikian pendapat ulama mazhab-mazhab selain ulama mazhab hanafi. Mereka mengatakan, ihram adalah syarat bagi sahnya ibdadah haji.

Syarat niat ialah menyakinkan dalam hati, bahwa dia akan menunaikan ibadah haji secara nyata. Dan niat tempatnya ialah dalam hati. Karena itu melafadzkan niat tidak menjadi syarat dan tidak wajib. Tetapi cukulah tekad (azam) yang tertanam di dalam hati seseorang akan masuk mengerjakan ibadah haji. Maka setelah memasang niat tersebut haramlah baginya segala yang membatalkan manasik. Ihram ada tiga macam, yaitu: Ifrad, yaitu mengerjakan haji dan umrah secara terpisah pada waktunya masing-masing, dengan lebih dahulu mengerjakan haji, dan setelah itu baru umrah. Di antara ketiganya, cara inilah yang lebih utama. Tamattu, mengerjakan umrah lebih dulu dalam bulan-bulan haji, kemudian baru mengerjakan haji. Hanya dengan cara itu harus membayar dam atau denda, yaitu dengan menyembelih seekor kambing atau domba. Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umrah sekaligus pada waktu mengerjakan haji, jadi dengan melakukan ihram untuk keduanya. Dan dengan mengerjakan semua urusan haji, maka semua urusan umrah telah terpenuhi dan termasuk di dalamnya. Orang yang mengerjakan dengan cara qiran ini harus pulan membayar dam atau denda.

Pakaian ihram wanita. Kaum wnaita boleh mengenakan pakaian dan perhiasan yang dikehendakinya. Aisyah tidak melihat suatu larang untuk memakai perhiasan, pakaian hitam, bergambar bunga, dan memakai sepatu. Di dalam hadits ibnu umar disebutkan,

Tetapi pakaian yang lebih utama ialah pakaian putih-putih. Karena hadits yang diriwayatkan oleh thabrani dan ibnu majah, dari nabi saw bersabda;

You might also like