You are on page 1of 19

A

MAKALAH FISIOLOGI VETERINER

-JUDULRESPON DAN PENGARUH JANIN KETIKA IBU MENGALAMI STRESS

Disusun oleh : Ernawati Suseno (105130101111015) Devi Anggraeni (105130101111050)


KELAS B

PENDIDIKAN DOKTER HEWAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kepada-Nya kami memuji dan mohon pertolongan serta ampunan dan kepada-Nya pula kami mohon perlindungan. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Alhamdulillah, syukur kehadirat Illahi Rabbi, karena rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul RESPON DAN PENGARUH JANIN KETIKA IBU MENGALAMI STRESS Pada akhirnya dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam waktu yang relatif singkat makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis berkenan menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada : 1. Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang diberikan, 2. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan mendoakan kami, 3. Dosen Fisiologi Veteriner atas saran dan masukannya selama penulisan dan rekan-rekan yang telah memberi semangat kami hingga terselesaikannya tuisan ini, 4. Serta semua pihak yang telah memberikan motifasi dan dorongan yang tidak ternilai hingga terselesaikannya tuisan ini. Semoga Allah SWT berkenan mencatatnya sebagai amal yang shaleh dan memberi balasan yang setimpal. Penulis senantiasa menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi, sisematika, pembahasan, maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan dengan iringan doa mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama. Malang, 10 Juni 2011 Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2 1.2 Tujuan ............................................................................................... 2 1.3 Manfaat ............................................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Devinisi Stress .................................................................................. 3 2.2 Penyebab Stress Pada Ibu Hamil ...................................................... 7 2.3 Respon Janin Saat Ibu Mengalami Stress ........................................ 9 2.4 Pengaruh Kondisi Ibu Yang Strees Terhadap Janinnya ................... 10 2.5 Cara Mengatasi Stress Pada Ibu Hamil ............................................ 12 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14 3.2 Saran ................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme dari stress................................................................... 4 Gambar 2.2 Seorang ibu hamil yang mengalami stress ................................... 8 Gambar 2.3 Janin dalam kandungan ................................................................ 11 Gambar 2.4 Salah satu upaya untuk mengatasi stress pada ibu hamil yakni dengan alternative yoga .............................................................................................. 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Stress dimasa kehamilan bisa berpengaruh buruk pada janin. Bukan hanya

itu, stres pada wanita hamil juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius. Stres merupakan kondisi emosional individu yang dapat mempengaruhi fungsi normal organ tubuh, seperti meningkatnya denyut jantung, rasa lelah yang berlebihan, sakit kepala, susah tidur, gangguan saluran pencernaan, gangguan saluran kemih dll. Adanya janin di dalam rahim inilah yang akhirnya membuat si ibu menjadi stres, maka secara otomatis stres akan mempengaruhi emosi sang ibu. Posisi janin yang berada didalam rahim dapat merespon apa yang sedang dialami oleh si ibu, termasuk stres yang ibu alami. Itulah sebabnya kenapa seorang ibu dituntut untuk tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Berdasarkan penelitian,stres pada masa kehamilan akan berdampak buruk pada janinnya. Misalnya, keguguran bila stres terjadi pada usia kehamilan di triwulan pertama, atau keterlambatan pertumbuhan janin dalam rahim dan prematur atau lahir dengan janin kurang bulan bila terjdai pada trimester kedua dan ketiga. Namun biasanya, stres di picu oleh beberapa sebab, seperti keluhan mual, muntah, pusing, sering buang air, sakit pinggang dan sebab lainnya yang umumnya dikeluhkan oleh wanita hamil. Pada keadaan hamil status emosional ibu cenderung labil, sehingga gampang sekali stres. Dengan demikian,stres akan berakibat keluarnya hormon yang dapat mempengaruhi sistem organ tubuh. Dari penjelasan tersebut maka penulis mengangkat judul Respon Dan Pengaruh Janin Ketika Ibu mengalami stress.

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka didapat rumusn masalah

sebagai berikut: a. b. c. d. e. 1.3 a. b. c. d. e. 1.4 Apa yang dimaksud dengan stress? Apa penyebab stress pada ibu hamil? Bagaimana respon janin saat ibu mengalami stress? Apa pengaruh kondisi ibu yang strees terhadap janinnya? Bagaimana cara mengatasi stress pada ibu hamil? Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini yakni sebagai: Untuk mengetahui pengertian dari stress. Untuk mengetahui penyebab stress pada ibu hamil. Untuk mengetahui respon janin saat ibu mengalami stress. Untuk mengetahui pengaruh kondisi ibu yang strees terhadap janinnya. Untuk mengetahui cara mengatasi stress pada ibu hamil. Manfaat Manfaat dari makalah ini yakni para pembaca dapat menambah wawasan akan besarnya pengaruh stress terhadap janin dalam kandungan. Serta dengan adanya makalah ini sedikitnya para pembaca dapat menanggulangi suatu stress terutama pada ibu hamil.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Stress Stress merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Sedangkan stressor adalah kejadian, situasi , seseorang atau suatu obyek yang dilihat sebagai unsur yang menimbulkan stress dan menyebabkan reaksi stress sebagai hasilnya. Stressor sangat bervariasi bentuk dan macamnya, mulai dari sumber-sumber psikososial dan perilaku seperti frustrasi, cemas dan kelebihan sumber-sumber bioekologi dan fisik seperti bising, polusi, temperatur dan gizi. Proses terjadinya stress merupakan hal yang kompleks dan melibatkan hubungan antara perasaan dan tubuh manusia. Informasi dari lingkungan diproses melalui dua mekanisme dasar, yaitu: 1. Mekanisme subkonsius (autonomic nervous system) Mekanisme ini merupakan refleks fisik dan emosional yang bekerja untuk mempersiapkan tubuh terhadap segala aksi potensial yang mungkin diperlukan. Persiapan tubuh ini berdiri sendiri atau terpisah dari aksi akhir. 2. Mekanisme konsius Mekanisme volunter berupa persepsi, evaluasi, dan pembuatan keputusan. Mekanisme ini memiliki peran untuk menentukan apakah stressor yang timbul diperlukan dan berguna atau tidak dan menimbulkan sesuatu yang buruk atau tidak. Aksi atau respon itu sendiri adalah konsius dan dapat timbul hanya apabila kita dapat melihat dan mengevaluasi situasi.

Gambar 2.1 Mekanisme dari stress Respon terhadap stress berupa tekanan fisik selanjutnya dapat ditimbulkan oleh konsius, aksi volunter atau subkonsius, aktivasi involunter yang menjaga tubuh dalam keadaan tetap siaga. Stress bersifat subyektif dan individual. Keadaan ini bermula ketika kita mengamati satu situasi, seseorang, satu kejadian atau bahkan satu obyek yang kita sebut sebagai stressor. Hal ini berarti bahwa otak tidak memberikan respon secara buta tetapi respon yang terjadi merupakan hasil dari satu derajat latihan terhadap interpretasi subyektif. Bagaimana kita melihat suatu kejadian secara luas tergantung kepada konsep terhadap diri pribadi, kekuatan ego, sistem nilai dan bahkan hereditas. Peristiwa-peristiwa menyenangkan seperti menikah, memenangkan undian atau bertemu dengan seseorang yang dicintai setelah lama tidak bertemu, juga menimbulkan stress, meskipun kebanyakan stress berawal dengan peristiwaperistiwa negatif, menyakitkan dan tidak diharapkan dalam kehidupan kita. Situasi yang sama dapat dilihat, secara keseluruhan, secara berbeda oleh dua individu. Yang satu dapat memandang situasi yang ada sebagai tantangan yang menarik sementara individu yang lain memandang situasi tersebut sebagai ancaman terhadap kehidupannya. Satu lampu merah diinterpretasikan oleh yang satu sebagai obyek yang berguna untuk mengatur suatu usaha dan oleh yang lain

merupakan sumber yang menyakitkan. Lebih jauh, kita memandang dan bereaksi terhadap suatu peristiwa yang sama secara berbeda pada saat yang berbeda, tergantung pada keadaan perasaan dan fisik kita saat tersebut. Stress yang datang dari peristiwa-peristiwa dan kondisi kehidupan yang tidak menyenangkan dapat mengganggu perasaan dan tubuh kita. Stress menyebabkan kesedihan dan menghalangi untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Sangatlah penting untuk mengenali seseorang yang menderita stress yang berat. Stress dapat mempengaruhi semua bagian dari kehidupan seseorang, menyebabkan stress mental, keluhan-keluhan fisik, perubahan perilaku, dan masalah-masalah dalam interaksi dengan orang lain. Seseorang yang menderita stress seringkali tidak mengeluh tentang stress secara langsung. Sebagai gantinya, mereka mengeluhkan banyak keluhan fisik dan mental yang berbeda. Mereka dapat saja menderita sakit yang serius sehingga memerlukan perawatan medis Seseorang yang berada dalam keadaan stress dapat memiliki berbagai gejala yang bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat bermanifestasi pada perasaan, tubuh kita, pada perilaku dan terhadap pergaulan dengan orang lain. Pada perasaan kita gejala-gejala tersebut dapat berupa: o Rasa cemas atau mudah marah o Rasa sedih, menangis atau rasa tidak diperhatikan o Perubahan mood yang cepat o Konsentrasi yang jelek, memerlukan penjelasan beberapa kali baru bisa memahami dan mengingatnya o Berpikir tentang satu hal yang sama berulang-ulang Orang-orang sulit untuk mengenali dan menggambarkan gejala yang mereka derita. Sedangkan pada tubuh gejala-gejala stress yang timbul dapat berupa: o Kelelahan o Sakit kepala o Ketegangan otot o erdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur o Perasaan tidak dapat bernapas/sesak

o Mual-mual (merasa sakit) atau nyeri di perut o Nafsu makan kurang o Nyeri yang tidak jelas, misalnya pada lengan, tungkai, atau dada o Gangguan siklus menstruasi Orang dapat memiliki beberapa gejala yang berbeda yang dapat hilang dan timbul. Gejala-gejala ini apabila tidak diatasi dengan segera akan menjadi kronis dan menimbulkan penyakit yang lebih berat, sebagai contoh stress yang kronik dapat menyebabkan ulkus pada lambung. Dalam perilaku stress menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: o Berkurangnya aktivitas, tidak bertenaga o Aktivitas berlebihan atau ketidakmampuan untuk beristirahat o Memakai alkohol atau obat-obatan seperti kanabis atau opium untuk mengurangi ketegangan o Kesulitan untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan o Gangguan tidur Sementara itu stress dapat pula menyebabkan gangguan terhadap kemampuan dalam pergaulan dengan orang lain. Gejala-gejala yang timbul sebagai berikut: o Tidak memiliki emosi o Terlalu tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan dan dukungan o Suka berdebat dan melakukan penolakan Stres sering terjadi pada ibu hamil,baik yang diketahui atau pun yang tidak diketahui sebabnya. Namun biasanya,stres di picu oleh beberapa sebab, seperti keluhan mual, muntah, pusing, sering buang air, sakit pinggang dan sebab lainnya yang umumnya dikeluhkan wanita hamil. Hanya saja, derajat dan manifestasi klinisnya tidak sama antara ibu hamil satu dengan ibu hamil lainnya. Pada keadaan hamil statur emosional ibu cenderung labil, sehingga gampang sekali stres. Akan tetapi, gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4 wanita yang sedang hamil menganggap hal ini bukan sesuatu yang istimewa. Penyakit ini

selalu melanda mereka yang sedang hamil, tetapi sering dari mereka tidak pernah menyadari. Karena mereka menganggap kejadian ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada Ibu hamil, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi bayi yang dikandung Ibu. 2.2 Penyebab Stress Pada Ibu Hamil Stress selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya pada stress yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Stress juga dapat dikarenakan adanya perubahan hormon yang berdampak mempengaruhi mood Ibu sehingga Ibu merasa kesal, jenuh atau sedih. Selain itu, gangguan tidur yang kerap terjadi menjelang proses kelahiran juga mempengaruhi Ibu karena letih dan kulit muka menjadi kusam. Ada banyak kekhawatiran yang dapat menyebabkan tekanan mental selama kehamilan. Beberapa pemicu stres yang paling umum untuk wanita hamil meliputi: a. Kesehatan dari ibu: Tubuh wanita mengalami perubahan fisik yang luar biasa selama kehamilan, dan setiap wanita bereaksi terhadap pengalaman berbeda. Kekhawatiran kenaikan berat badan, stretch mark, sakit/mual di pagi hari, nyeri sendi, dan efek fisik lainnya dari kehamilan dapat mengakibatkan tekanan mental yang berlebihan. b. Kesehatan dari Janin: Setiap ibu menginginkan bayinya menjadi sehat, dan wanita yang memiliki anak dengan kesehatan yang buruk atau yang beresiko mendapatkan bayi yang tidak sehat akan meningkatkan kecemasan selama kehamilan karena mereka membayangkan masalah-masalah kesehatan yang akan mereka hadai setelah bayi mereka lahir (misalnya ibu yang sudah di vonis mempunyai anak cacat atau mempunyai kelainan bawaan). c. Stres tentang merawat Anak: Orangtua Baru sering stres atas banyak masalah yang harus mereka hadapi seperti: bonding, merawat bayi, menemukan babysitter, kualitas

sekolah lokal, dan kesiapan mereka sendiri untuk menjadi orang tua dengan mudah dapat menyebabkan tekanan mental kronis selama kehamilan. d. Keuangan Mempunyai bayi baru berarti biaya hidup akan meningkat dan banyak pula orang tua yang stress karenanya seperti biaya perawatan sebelum melahirkan, biaya melahirkan, perlengkapan bayi, dan jangka panjang lainnya tentang masalah keuangan seperti menabung untuk pendidikan kuliah anak, tekanan moneter juga dapat membuat stres yang signifikan. Hal ini dapat diperburuk jika kebetulan saat itu kehilangan pekerjaan atau ketidakbahagiaan dengan lingkungan kerja dsb. e. Tekanan saran Orangtua baru sering dibombardir dengan saran, tips, dan ceritacerita horor bahkan mulai dari nama-nama bayi, cara menyusui, cara melatih disiplin, proses persalinan, dan isu-isu lain yang terlibat dengan kehamilan dan membesarkan anak. Berbagai tips dan saran bahkan mitosmitos masuk dan kadang saling bertentangan dari baik arti teman dan kerabat, hal ini kangan mengakibatkan stres yang ekstrim. f. Single Parenthood / orang tua singgel Seorang wanita yang memilih menjadi ibu tunggal berhubungan dengan stres mental tambahan saat dia hamil, terutama karena dia tidak memiliki mitra yang dapat membantu berbagi beban mental menjadi orangtua. Selain memicu tekanan mental lainnya, ia akan harus siap untuk kekhawatiran saat membesarkan anak sendiri.

Gambar 2.2 Seorang ibu hamil yang mengalami stress

Ibu yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut ini selama kurang lebih 2 minggu, seperti: o Adanya perasaan sedih o Kesulitan dalam berkonsentrasi o Tidur yang terlalu lama atau sedikit o Hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang biasa digemari o Putus asa, cemas o Timbul perasaan tidak berharga dan bersalah o Adanya perubahan dalam kebiasaan makan 2.3 Respon Janin Saat Ibu Stress Respon janin saat ibu mengalami stress yakni dapat dilihat dari detak jantung pada janin. Pada keadaan kondisi ibu yang tidak mengalami stress tentunya detak jantung pada janin akan normal. Akan tetapi hal ini dapat terjadi perbedaan apabila ibu sedang stress. Apabila ibu sedang mengalami suatu tekanan yakni berupa stress maka respon dari janin tersebut yakni akan mengalami detak jantung yang sangat cepat. Jenis kelamin pada janin memiliki respon yang berbeda terhadap kondisi ibu yang sedang mengalami stress. Bayi laki-laki dan perempuan selama kehamilan menunjukkan pertumbuhan dan pola pengembangan yang berbeda akibat stres selama kehamilan seperti penyakit, penggunaan rokok atau stres psikologis. Pada janin berjenis kelamin laki-laki, ketika ibunya stres, janin tersebut pura-pura hal itu tidak terjadi dan terus berkembang, sehingga ia bisa berkembang sebesar mungkin sedangkan pada janin berjenis kelamin perempuan, dalam respon terhadap stres ibu, akan mengurangi tingkat pertumbuhannya sedikit, tidak terlalu banyak sehingga ia pertumbuhan dibatasi, tetapi hanya menurun sedikit di bawah rata-rata. Hal itu dapat disebabkan karena pada janin berjenis kelamin perempuan, peningkatan hormon kortisol menyebabkan perubahan fungsi plasenta sehingga menyebabkan berkurangnya laju pertumbuhan, namun naiknya hormon kortisol

10

pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki tidak menyebabkan perubahan fungsi tersebut. 2.4 Pengaruh Kondisi Ibu Yang Strees Terhadap Janinnya Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita memiliki embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Status nutrisi sebelum kehamilan sama penting dengan selama hamil. Nutrisi ibu selama hamil merupakan hal terpenting pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Secara keseluruhan perkembangan pranatal, jenis makanan yang di dapat sebelum lahir berdampak sepanjang hidup terhadap berat badan, tekanan darah, profil gula darah, dan kesehatan kardiovascular. Kebutuhan nutrisi pada trimester pertama sangat diperlukan, misalnya penambahan zat besi penting untuk suplai darah, asam folat untuk pembentukan tabung syaraf. Pada trimester kedua kebutuhan kalori tambahan 300 kalori per hari, asupan protein, zat besi dan kalsium adalah terpenting.Pada trimester ketiga, kalsium untuk kebutuhan janin menjadi fokus. Plasenta merupakan sirkulasi terpisah antara Ibu dan janin yang berfungsi untuk mengatur perubahan biokimia tubuh. Janin dalam rahim memerlukan suplai energi yang tinggi, jika suplai rendah, janin belajar untuk persiapan kekurangan energi.

11

Gambar 2.3 Janin dalam kandungan Janin juga merespon dan memonitor keadaan stres Ibu, peningkatan hormon stres Ibu akan menyebabkan hipersensitif terhadap stres hormon setelah lahir. Untuk itu, penting bagi Ibu untuk menjaga tingkat stres masa hamil, rileks, dan menikmati kehamilan. Akibat stres Ibu yang tinggi yaitu resiko kehamilan meningkat, mengakibatkan efek seumur hidup untuk perkembangan otak dan tubuh, pengaruh pada tempramen anak, membuat anak over reaktive terhadap stres dan membuat anak lebih mudah depresi pada masa depan. Perkembangan janin dan rahim dimulai sejak dalam kandungan, bisa melalui suara, sentuhan dan rasa.Rangsangan pendengaran dalam rahim dapat memicu perkembangan otak, dan gerakan ringan pada dinding rahim merupakan bagian belajar yang penting untuk respon sentuhan. Dengan begitu banyak yang perlu dikhawatirkan selama kehamilan, maka tidak mengherankan bahwa banyak perempuan mengalami stress & cemas selama sembilan bulan. Memang beberapa stres adalah alami dan tidak memiliki efek sakit pada bayi, namun jika seorang wanita hamil menderita stres kronis pada

12

kehamilannya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah. karena meningkatkan tingkat stres seorang wanita akan menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah yang lebih tinggi. Hormon-hormon ini dapat ditransfer ke janin dan dapat membatasi aliran darah ke rahim, yang dapat menghambat perkembangan bayi. Wanita yang mengalami stres kronis selama kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk: o Kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah o Anak lahir dengan gangguan mental seperti ADHD dan autism o Keguguran o Lahir cacat seperti bibir sumbing dan kelaina pada tulang belakang o Konsekuensi pada kesehatan ibu juga Lebih parah 2.5 Cara Mengatasi Stress Pada Ibu Hamil Ibu yang mengalami depresi harus mendapatkan pertolongan para profesional. Karena saat ini mereka adalah tempat yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang terbaik untuk ibu dan janin yang ada di dalam kandungan. Ada beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan anda seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan berkala atau dengan obat-obatan. Jika gejala stress yang ditunjukkan sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang mengandung. Jika karena sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan dokter atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk bertukar pendapat. Selain itu, harus disadari bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan. Jangan pernah untuk melawan stress ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi stress yang dirasakan. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk dalam

13

stress atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi stressnya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orangorang terdekat ini. Peran ayah terhadap Ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu hamil harus mendapat dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti memberi ketenangan pada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekedar memberi pijitan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa kehamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari stress. Hal-hal yang dapat mengurangi stres antara lain, latihan ringan exercise, latihan relaksasi, meditasi dan yoga. Keuntungan latihan untuk Ibu dan janin yakni dapat memacu pertumbuhan pembuluh darah baru dan meningkatkan efisiensi metabolisme sel, dan membantu stimulasi untuk memicu perkembangan otak.

Gambar 2.4 Salah satu upaya untuk mengatasi stress pada ibu hamil yakni dengan alternative yoga.

14

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan Stress merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Sedangkan stressor adalah kejadian, situasi , seseorang atau suatu obyek yang dilihat sebagai unsur yang menimbulkan stress dan menyebabkan reaksi stress sebagai hasilnya. Pada ibu hamil yang mengalami stress akan berdampak negative pada perkembangan janin. Akan tetapi dampak negaif tersebut dapat dicegah yakni antara lain, latihan ringan exercise, latihan relaksasi, meditasi dan yoga. 3.2 Saran Makalah ini merupakan makalah yang mengkaji tentang respon dan pengaruh pada janin saat ibu yang mengandung mengalami stress. Pada kesempatan ini penulis berharap makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi wanita yang sedang mengandung janin. Tentunya semua Ibu menginginkan putra, putrinya tumbuh sehat dan cerdas nantinya. Untuk itu sejak dalam kandungan sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi yang sehat dan seimbang, serta menghindari faktor resiko stres.

15

DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2010. Respon Stres Bayi Laki dan Perempuan Beda. Diakses pada 3 Mei 2010. http://kesehatan.kompas.com/read/2010/05/03/15511370/Respon.Stres. Bayi.Laki.dan.Perempuan.Beda Anonym. 2010. Stress Saat Hamil Ikut Pengaruhi Janin. diakses pada 26 maret 2010. http://www.muslimdaily.net/wanita/5366/stress-saat-hamil-ikutpengaruhi-janin. DiPietro, Janet A., Kathleen A. Costigan, And Edith D. Gurewitsch. 2003. Fetal response to induced maternal stress. Department of Population and Family Health Sciences, Johns Hopkins University, 624 N. Broadway, Baltimore, MD 21205, USA. Division of Maternal Fetal Medicine. Johns Hopkins University, Baltimore, MD, USA. Suririnah. 2004. Stress Dalam Kehamilan Berpengaruh Buruk. Diakses pada 16 November 2004. http://www.infoibu.com/mod.php? mod=publisher&op=viewarticle&artid=27 Wuryandari, Hastin Sri.,Rini Widi Astuti., Sri Pantini dan Sumiarti. 2010. Aku & Bunda Sebuah Awal Kehidupan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jurusan Kebidanan. Prodi Div Kebidanan Klinik.

You might also like