You are on page 1of 31

Kinematika

1
BAB I
KINEMATIKA

Pendahuluan
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu Iisika yang mempelajari tentang
gerak benda. Persoalan-persoalan mekanika diantaranya mencakup tentang
perhitungan lintasan peluru dan gerak pesawat ruang angkasa yang dikirim keluar
bumi. Jika kita hanya menggambarkan gerak suatu benda, maka kita membatasi
dari pada cabang mekanika yang disebut kinematika. Sedangkan kita ingin
menghubungkan gerak suatu benda terhadap gaya-gaya penyebabnya dan juga
siIat/karakteristika benda yang bergerak tersebut, maka kita menghadapi
permasalahan dinamika. Jadi kinematika zarrah artinya penggambaran gerak suatu
zarrah. Namun sebelum berbicara tentang kinematika, terlebih dahulu membahas
besaran, satuan dan vektor.

1.1. esaran dan Satuan
esaran Iisika dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu besaran pokok,
besaran turunan dan besaran tambahan.
esaran pokok adalah suatu besaran yang satuannya ditetapkan secara
standar baku. esaran pokok dalam satuan internasional (SI) yaitu: panjang,
massa, waktu, suhu, kuat arus, jumlah zat dan intensitas cahaya.
esaran turunan adalah besaran yang dapat dijabarkan dari besaran-
besaran pokok. Misalnya dengan mengali atau membagi besaran-besaran pokok.
Contoh:

aktu
Jarak
Kelafuan =
Luaas panjang lebar
Muatan kuat arus waktu
esaran Tambahan adalah besaran yang tidak dijabarkan dari besaran-besaran
pokok. esaran ini hanya ada dua yaitu: besaran sudut datar dan sudut ruang.

Kinematika

- Sistem Satuan
Pada mulanya satuan-satuan pengukuran hanya dinyatakan dengan perasaan
atau alat-alat organ tubuh manusia, misalnya depah atau langkah kaki untuk
alat atau satuan pengukuran panjang. Sebenarnya metode pengukuran ini
masih sering digunakan didaerah-daerah pedalaman di seluruh dunia. Namun
seiring dengan perkembangan ilmu pengetatahuan teerutama karena
transIormasi ilmu semakin meluas dan berkembang pesatnya inIormasi dan
interaksi sosial maka menjelang abad ke-19 mulailah dipikirkan sistem satuan
dan alat ukur standar.
- Standar panjang
Sampai tahun yang lalu, satuan-satuan pengukuran tidak distandarkan, itu
menyebbakan kesulitan komunikasi ilmu pengetahuan. Pengukuran yang
digunakan orang adalah: kubik, kumpulan-kumpulan, tangan dan kaki, tempat
ke tempat, dengan kenyataan itu Standar Inernasional menetapkan meter
standar (disingkat m) ditetapkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis
dalam tahun 179. dari hasil pemikian mula-mula Standar satu meter
dinyatakan sepersepuluh juta jarak dari bumi khatulistiwa ke kutub utara, dan
telah dibuat balok platinum yang menunjukkan panjang ini. Pada tahun 1889,
satu meter itu dideIinisikan tepat sekali sebagai jarak antara dua garis yang
harus digunakan pada keping emas dekat ujung-ujung batang. Pada tahun
196 satu meter dideIinisikan sebagai 1.65.763,73 panjang gelombang yang
dipancarkan oleh partikel cahaya ungu oleh gas kripton 86. Pada tahun 1983
satu meter telah dideIinisikan kembali sebagai panjang lintasan cahaya dalam
ruang vakum selama interval waktu dari
458 . 79 . 99
1
dari satu detik.
- Standar Massa
Standar SI untuk massa adalah sebuah silinder platinum-iridium yang
disimpan dikotak serves, Prancis, tepatnya di International ureau oI Weight
and Measures, dan berdasarkan perjanjian Internasional disebut sebagai massa
sebesar satu kilogram.
Kinematika
3
Standar sekunder dikirimkan ke Laboratorium standar diberbagai negara dan
massa dari benda-benda lain dapat ditentukan dengan menggunakan teknik
necara berlengan massa.
Standar massa kedua adalah dalam skala atomik, bukan satuan SI, yaitu massa
dari atom C
1
yang berdasarkan perjanjian internasional diberikan harga
sebesar 1 satuan massa atom terpadu (disingkat 1 1,66 1
-7
kg).
Massa atom lain dapat ditentukan secara teliti dengan menggunakan
spektrometer massa.
- Standar Waktu
Standar waktu adalah second (s). Mula-mula satu detik dideIinisikan sebagai
4 . 86
1
dari rata-rata dalam satu hari, waktu yang didasarkan atas rotasi bumi.
Kemudian pada tahun 1955 digunakan jam atomik jenis tertentu yang
didasarkan atas Irekuensi karakteristik dari isotop Cs
133
di Laboratorium
oulder di Lembaga Standar Nasional Inggris.
Pada tahun 1967, detik yang didasarkan atas jam cesium diterima sebagai
Standar Internasional oleh KonIerensi Umum mengenai erat dan Ukuran ke
13. satu detik dideIinisikan sebagai 9.19.631.77 kali perioda transisi Cs
133

tertentu. Hasil ini meningkat ketelitian pengukuran waktu menjadi 1 bagian
dalam 1
1
, lebih baik sekitar 1
3

kali daripada ketelitian dengan metode
astromomis.

1.2 Vektor
Jika ditinjau dari siIat atau penciriannya maka besaran-besaran Iisika dapat
dibagi atas dua jenis yaitu : besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar
ialah besaran yang hanya dan cukup dicirikan oleh besar atau harganya saja
disertai dengan satuan yang sesuai, misalnya: besaran panjang, massa, waktu dan
lain-lain. Sedangkan besaran vektor ialah besaran yang penciriannya secara
lengkap dengan besar (harga) dan arahnya, misalnya : vektor posisi, kecepatan,
perpindahan, gaya dan lain-lain.
Kinematika
4
1.2.1 Gambar dan Lambang sebuah vektor
Sebuah vektor digambarkan sebagai sebuah anak
panah. Arah anak panah menunjukkan arah
vektor, dan panjang anak panah menyatakan
besarnya vektor ekor anak panah P dinamakan
titik tangkap dan ujung Q dinamakan titik
terminal.
Dalam tulisan, besaran vektor dilambangkan dengan huruI tebal (dicetak
tebal) atau huruI tipis biasa bertanda panah di atasnya, misalnya vektor ditulis
atau
6
. Lambang ini ditempatkan di tengah-tengah gambar vektor.
Jika menggunakan dua huruI misalnya
vektor !" maka lambangnya ditulis " !
6
dan
gambarnya seperti disamping. esar atau
harga sebuah vektor ditulis
6
atau (tanpa
anak panah), misalnya vektor kecepatan
) '
6
yang
besarnya 5 ms
-1
ditulis ' 5 ms
-1
.
Untuk memisahkan antara besar dan arah vektor, secara umum ditulis
a
u ` =
6
dimana
6
= adalah besarnya vektor
a
u ` ,
6
adalah vektor satuan pada
arah
6
.
Vektor satuan adalah vektor yang nilainya 1 dengan arah tertentu.

1.2.2 Penjumlahan Vektor
Jika
6
dan
6
adalah dua vektor sebarang, maka jumlah kedua vektor
tersebut
6

6
adalah sebuah vektor ) #
6
yang ditentukan secara geometris
sebagai berikut :
a) Impitkan titik tangkap kedua vektor secara pergeseran sejajar.
b) Gambarkan vektor yang setara
6
yang titik tangkapnya pada titik terminal
6
.
c) Panah dari titik tangkap
6
ke titik terminal
6
adalah vektor jumlah.
Q
P
Gambar (1-1)
Q
P

6

Gambar (1-2)
Kinematika
5
#
6 : 6
+ = (1-1)









Vektor jumlah ) #
6
yang sama dapat pula diperoleh dengan
menggambarkan vektor setara
6
yang titik tangkapnya pada titik terminal
6
.
#
: 6 6
+ = (1-1)
Vektor jumlah ini biasanya disebut vektor resultan
Dari kedua cara penjumlahan vektor resultan ini, dapat disimpulkan bahwa
penjumlahan vektor bersiIat komutatiI artinya
6 6 6 :
+ = + . Cara penentuan
vektor resultan ini disebut metode aaran genang.
Dengan metode jajaran genjang, vektor resultan dari jumlah beberapa vektor
digambarkan oleh anak panah yang bertitik lengkap pada titik tangkap. Vektor
pertama dan titik terminalnya pada titik terminal vektor terakhir.








Gambar (1-3)

6

#
6

6

#
6

6

Gambar (1-4)

6

#
6

6

Gambar (1-5a) Gambar (1-5b)
Kinematika
6
Karena gambar akhir yang diperoleh berbentuk sebuah poligon, maka metode ini
disebut 2etode poligon.
1.2.3 Selisih vektor
Jika
6
dan
6
adalah dua buah vektor sebarang, maka selisih antara
keduanya adalah :
)
6 6 6 6
+ = (1-)
Untuk mendapatkan vektor selisih )
6 6
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Gambarkan vektor
6
, yaitu suatu yang besarnya sama dengan
:
, tetapi
arahnya berlawanan.
b) Jumlahkan
6
dan
6
dengan menggunakan metode jajaran genjang









Cara lain untuk mendapatkan vektor selisih )
6 6
adalah sebagai berikut :
a) Impitkan titik tangkap
6
dan
6
dengan cara bergeseran sejajar.
b) Anak panah yang titik tangkapnya pada terminal
6
dan titik terminal
6

adalah vektor selisih )
6 6

1.2.4 Menentukan esar dan Arah Vektor Resultan dari dua Vektor
esar vektor resultan dari dua vektor dapat ditentukan dengan
menggunakan aturan cosinus, yaitu :

6

Gambar (1-6a) Gambar (1-6b)

6

Kinematika
7

#

cos (180 - )
Karena cos (180 ) -cos maka :

#

cos
jadi

cos

# + + = (1-3)
Arah vektor resultan dinyatakan oleh sudut , yaitu arah #
6
terhadap salah
satu vektor penyusunnya. esar sudut dapat ditentukan dengan menggunakan
aturan sinus, yaitu :
)
=
18 sin sin
#
karena sin (180 - ) sin , maka
sin sin
#
= , jadi sin sin
#

= (1-4)
Dengan demikian maka sudut (arah #
6
terhadap
6
) dapat ditentukan.

ontoh soal
1. Dua buah vektor mempunyai titik tangkap yang berimpit. esar masing-
masing vektor adalah 6 dan 8 satuan. Hitung besar dan arah vektor resultan
dari kedua vektor itu juga. Sudut apitnya a. 3

, b. 6

, c. 9

, d.

dan e.
18

.
$olusi
a) 3

, 6 =
6
satuan 8 =
6
satuan
) )
) 55 , 13 5 , 83 1 87 , 96 1
3 cos 6 8 36 64

= + = + =
+ + =
#
#
6
6

Arah vektor resultan
) 95 , 5 ,
55 , 13
8
sin sin = = =
#


#
6

6



18 -
Gambar (1-7)
Kinematika
8
jadi 17,17

.
dengan cara yang sama maka diperoleh
b) 3

maka 34,75

, c) 9

maka 53,13

, d)

maka

dan
e) 18

maka 18

.
. Vektor A dan membentuk sudut 6

. Jika
6
3 satuan dan
6
4 satuan.
Tentukan besarnya vektor resultan ! a) #
6 6 6
+ = dan b) #
6 6 6
=
Solusi
a) #
6 6 6
+ =
) ) 37 6 cos 4 3 4 3

= + + = #
b) #
6 6 6
=
) ) 13 6 cos 4 3 4 3

= + = #

1.2.5 Penjumlahan Vektor dengan cara Analitik
Penjumlahan vektor dengan cara geometri hanya dapat menjumlahkan dua
vektor tiap kali operasi. Cara ini tentu kurang menguntungkan apabila beberapa
vektor yang harus dijumlahkan, karena setiap kali harus menentukan sudut .
Penjumlahan beberapa vektor dapat dikerjakan dengan cara analitis yang
mencakup banyak vektor sekaligus. Cara ini melibatkan uraian vektor ke dalam
komponen-komponen menurut suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat
yang sering digunakan adalah sistem koordinat kartesian atau siku-siku.
x
i
`
adalah vektor komponen pada sumbu
x
y
f
`
adalah vektor komponen pada sumbu
y

` `
y x
y x

f i
+ =
+ =
6
6

6

y
f
`

x
i
`

O x
y
Gambar (1-8)
Kinematika
9
Arahnya
x
y

tg =
Langkah-langkah penjumlahan vektor dengan metode analitis
1. Uraikan setiap vektor atas komponen-komponennya pada sumbu-x dan
sumbu-y.
. Hitung besarnya komponen-komponen dengan persamaan
x
cos dan

y
sin .
3. Jumlahkan komponen-komponen pada masing-masing sumbu dengan
persamaan
...
...
3 1
3 1
+ + + = =
+ + + = =

y y y y y
x x x x x
#
#

4. Hitung besar dan arah vektor resultan dengan persamaan
x
y
y x
#
#
tg # # # = +

(1-5)
















ontoh soal
Pada gambar 1-9,
1
F
6
6 N,

F 1 N dan
3
F
6
4 N

45

dan
3
6

. Tentukan besar dan


arah vektor resultan !



$olusi
Gaya Komponen sumbu x Komponen sumbu y
N F
N F
N F
4
, 1
, 6
3

1
=
=
=
6
6
6

45

3
6


N F
N F
N F
x
x
x
4
, 7
, 6
3

1
=
+ =
+ =
6
6
6

N F
N F
F
y
y
y
5 , 3
, 7
,
3

1
=
+ =
=
6
6
6


N F
x
11 =

N F
y
5 , 3 =


) )


7 , 17 3 ,
11
5 , 3
5 , 11 5 , 3 11
= = = =
= + = + =

N
N
#
#
tg
N # # #
x
y
y x

1
F
6

F
6

3
F
6

y

3
Gambar (1-9)
Kinematika
1
1.2.6 Perkalian Vektor
Pada perkalian skalar, dua skalar yang tidak sejenis dapar diperkalikan,
misalnya laju dan waktu. Demikian pula pada perkalian dua vektor yang tidak
sejenis dapat diperkalikan untuk menghasilkan besaran Iisika baru. Oleh karena
vektor mempunyai besar dan arah maka perkalian vektor tidak dapat mengikuti
aturan-aturan perkalian skalar.
Ada tiga macam operasi perkalian vektor :
1. Perkalian sebuah skalar dengan sebuah vektor. Hasil kali sebuah skalar (k)
dengan sebuah vektor )
6
adalah sebuah vektor ) k
6
yang besarnya ka, dan
arahnya sama dengan arah
6
, jika k positif dan berlawanan arah
6
jika k
negatif.





. Perkalian dua vektor yang menghasilkan sebuah skalar. Hasil kali skalar dari
dua vektor
6
dan
6
dinyatakan dengan
6 6
adalah
cos =
6 6
(1-6)
A. besar
6
dan
6
, sudut terkecil antara
6
dan
6
. Karena
cos =
6 6
bilangan murni maka cos adalah skalar. Dengan
memperhatikan gambar 1-11






:

Gambar 1-10
) cos =
6 6

) cos =
6 6

cos
cos
6

6



a
Gambar 1-11a Gambar 1-11b
Kinematika
11
dapat dikatakan bahwa, hasil kali skalar dari dua vektor adalah hasil kali besar
sebuah vektor, dengan komponen vektor yang lain pada arah vektor yang
pertama.
Hasil kali skalar ini disebut hasil kali dot dari
6
dan
6
dan dibaca '
6
dot

6
. Perkalian vektor ini sering juga disebut 'perkalian titik vektor.
Misalnya dalam Iisika mengenai konsep usaha cos . s F s F = =
6
.
3. Perkalian dua vektor yang menghasilkan sebuah vektor. Hasil kali vektor dari
dua vektor, a
6
dan b
6
, dinyatakan dengan
6 6
- adalah sebuah vektor

6 6 6
= - (1-7)
esar
6
adalah sin , dan besar masing-masing
6
dan
6
,
sudut terkecil antara
6
dan
6
.
6
tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh

6
dan
6
, yang arahnya sama dengan arah maju sekrup alur kanan, bila
diputar
6
ke
6
.








Perhatikan bahwa,
6
x
6
tidak sama dengan
6
x
6

- esar hasil kali
6
x
6
sama dengan besar hasil kali
6
x
6

- Arah hasil kali
6
ke
6
berlawanan arah hasil kali
6
x
6

Jadi
6
x
6
-(
6
x
6
) (1-8)
Hasil kali vektor ini disebut hasil kali kros dari
6
dan
6
dan dibaca '
6

kros
6
. Perkalian vektor ini sering disebut 'perkalian silang vektor.


6 6 6
- =

6 6 6
- =

6



Gambar 1-12a Gambar 1-12b
Kinematika
1















1.2.7 Operasi Penjumlahan, Silisih dan Perkalian Vektor Secara Analitis
a. Penjumlahan
Jika
: y x
k f i
` ` `
+ + =
6
dan
) )
) ) )
: : y y x x
: y x : y x
: y x
k f i #
k f i k f i #
#
k f i
+ + + + + =
+ + + + + =
+ =
+ + =
` ` `
` ` ` ` ` `
` ` `
6
6
6 6 6
6
(1-8)
b. Selisih
#
6 6 6
=
) ) )
: : y y x x
k f i # + + =
` ` `
6
(1-9)





ontoh soal
Perhatikan (gambar 1-13) A 7,4 satuan 5, satuan. Tentukanlah
a) Hasil kali skalar
6 6
b) Hasil kali vektor
6 6
-
a) Karena
6
tegak lurus
6
maka :
) ) 9 cos , 5 4 , 7 cos

= = =
6 6

Hasil ini sesuai dengan gambar bahwa
6

tidak mempunyai komponen pada arah
6

dan
6
tidak mempunyai komponen pada
arah
6
.
b) esar hasil kali vektor
6 6 6
- = adalah
sin (7,4)(5,)(sin 9

) 37
Arah
6
lihat pada gambar.

6

Gambar 1-13
ontoh soal
Jika k f i /an k f i
` `
5
`

` `
3 + = + =
6 6
, maka tentukanlah :
a) esar tiap vektor
b)
6 6
+ dan besarnya
c)
6 6
dan besarnya
Kinematika
13











c. Perkalian
1. Perkalian dengan sebuah skalar (b)
)
: y x
k f i b b
` ` `
+ + =
6

) ) )
: y x
b k b f b i
` ` `
+ + = (1-1)
. Hasil kali skalar (perkalian titik)
) )
) ) ) ) ) ) k k f f i i
k f i k f i
: : y y x x
: y x : y x
` ` ` ` ` `
` ` ` ` ` `
+ + =
+ + + + =
6 6
6 6

) ) )
: : y y x x
+ + =
6 6
(1-11)
Sudut dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan cos =
6

3. Hasil kali vektor (perkalian silang)
) )
) ) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) )
y : x : : y x y : x y x
: : y : x : : y
y y x y : x y x x x
: y x : y x
i f i k f k
k k f k i k k f
f f i f k i f i i i
k f i k f i
` ` ` ` ` `
` ` ` ` ` ` ` `
` ` ` ` ` ` ` ` ` `
` ` ` ` ` `
= -
- + - + - + - +
- + - + - + - + - = -
+ + - + + = -
6 6
6 6
6 6

) ) )
y x x y : x x : x y y x
k f k + + = -
` ` `
6 6
(1-13)
$olusi
a) esar tiap vektor
) ) )
) ) ) 48 , 5 1 5
74 , 3 1 3


= + + =
= + + =

6
6

b) Jumlah vektor
) )
) ) )
) )
) ) ) 48 , 6 1 4 5
` `
4
`
5
` `
5
`

` `
3
78 , 6 3 6 1
`
3
`
6
` ` `
5
`

` `
3


= + + =
= + + =
= + + = +
+ = + + + = +

k f i k f i k f i

k f i k f i k f i
6 6
6 6
6 6
6 6

Kinematika
14
Untuk memudahkan mengingat rumus ini, digunakan determinan sebagai
berikut
) ) )
x y y x x x : x y : : y
y x
y x
: x
: x
: y
: y
: y x
: y x
k f i


k


f


i


k f i

+ = -
+ = -
= -
` ` `
` ` `
` ` `
6 6
6 6
6 6























ontoh soal
Diketahui k f i /an k f i
`

` ` ` ` `
+ + = + =
6 6

Tentukanlah
a) Vektor /an
6 6
3 d)
6 6
-
b)
6 6
e)
6 6
-
c) Sudut antara /an
6 6

!enyelesaian
a) ) ) ) ) ) ) ) k f i k f i k f i
`

`
4
`
1
`
1
`

` ` `
+ = + + = + =
6

) k f i k f i
`
6
`
3
`
3
`

` `
3 3 + + = + + =
6

b) ) ) k f i k f i
`

` ` ` ` `
+ + + =
6 6

) ) ) ) ) ) 3 1 1 1 1 = + + =
c) ) ) ) 6 1 1 cos

= + + = = =
6 6 6

) ) )

1
6 6
3
cos
6 1 1
= = =

=
= + + = =



6 6
6

d)
1 1
1 1
` ` `
= -
k f i

6 6

1 1
1
`
1
1
`
1
1 1
`

+

= - k f i
6 6

Kinematika
15
) ) ) k f i k f i
`
3
`
3
`
3 1
`
1 4
`
1
`
+ = + + = -
6 6

e) ) ) ) , 5 7 3 3 3

= = + + = -
6 6


SOAL-SOAL LATIHAN

1. Sebutkan ciri pokok dari Iisika !
. Jelaskan metode dalam bidang Iisika
3. Masuk daerah apakah pembahasan berikut ini
a) Pembahasan mengenai kapal terbang yang kecepatannya dua kali
kecepatan bunyi.
b) Pembahasan mengenai energi transisi.
c) Pembahasan mengenai energi potensial air terjun.
4. erikan masing-masing contoh pembahasan yang termasuk daerah Iisika dan
daerah Iisika modern !
5. Selidikilah dengan analisis dimensi apakah persamaan-persamaan berikut ini ?
a)

1
at t v x + =
b)
F
m
a =
c) v t
d) p p g h
6. Selidikilah dengan analisis dimensi apakah besaran-besaran berikut sama
(setara).
a) Usaha dan energi potensial
b) Momentum dan impuls
c) Gaya dan tekanan
7. Tentukan dimensi dan satuan dari besaran-besaran
a) Kalor jenis
b) Daya
c) Debit
Kinematika
16
d) Konstanta gravitasi

1
r
m m
G F =
8. Sebuah pesawat udara terbang sejauh km pada lintasan lurus. Arah
U,5

T. erapa jauh ke utara dan berapa jauh ke timur. Pesawat itu dari
tempat berangkat ?
9. Sebuah mobil berjalan ke timur pada jalan yang datar sejauh 3 m. Pada
simpang empat mobil membelok ke utara dan berjalan sejauh 4 m kemudian
berhenti. Dapatkan resultan perpindahan mobil itu.
1. Tiga vektor terletak pada satu bidang datar dinyatakan dalam sistem koordinat
siku-siku dengan
f c f i b f i a
`
3
`

`
3
` `
4 = + = =
6
6
6

a) Dapatkan vektor r yang merupakan jumlah ketiga vektor itu
b) Tentukan sudut antara a
6
dan b
6

c) Tentukan besar dan arah vektor r
d) Gambar ketiga vektor dan resultannya (pakai kertas graIik)
11. Dua vektor f i a
`
4
`
3 + =
6
dan i b
`
4 =
6

a) b a
6
6

b) Tentukan sudut antara a
6
dan b
6

c) b a
6
6
-
d) Tentukan arah b a
6
6
-
1. Dua vektor masing-masing f i
`
3
`
4 =
6
dan f i
`
8
`
6 + =
6
. Tentukan
a)
6 6

b) Sudut antara
6
dan
6

c)
6 6
-
d) esarnya
6 6
-




Kinematika
17
1.3 Kinematika dalam satu Dimensi
Pada bagian ini kita hanya memandang benda bergerak dalam satuan garis
lurus dan tidak berotasi. Gerak seperti ini disebut 'gerak translasi. Dalam suatu
kerangka acuan atau sisten koordinat (kartesian), gerak satu dimensi digambarkan
dalam sumbu koordinat-x saja.
a. ecepatan rata-rata
Seringkali kita tidak dapat membedakan kata 'kecepatan dan 'laju. Ada
perbedaan prinsipil antara 'kecepatan dan 'laju, yakni kecepatan adalah besaran
vektor sedangkan laju belum tentu besaran vektor. Kecepatan sendiri secara
deIinisi adalah laju, tetapi tidak semua laju adalah kecepatan. Laju dideIinisikan
sebagai perubahan 'sesuatu persatuan waktu. 'Sesuatu bisa berarti pergeseran,
kecepatan, massa, energi, volume dan lain-lain.
Kecepatan rata-rata dideIinisikan sebagai jarak berpindahan dibagi dengan waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut.
Jarak perpindahan dideIinisikan sebagai peerubahan posisi. Misalkan mula-mula
suatu objek berada pada posisi x
1
, kemudian pada interval wsaktu tertentu telah
berada pada posisi x

(lihat gambar 1.13). maka perubahan posisi adalah (diberi


simbol Ax).






Ax x

x
1

waktu yang dibutuhkan objke untuk berpindah dari posisi x
1
ke x


adalah At t

t
1
. Maka kecepatan rata-rata adalah:

t
x
t t
x x
v
A
A
=

=
1
1
(1-14)
dengan v adalah kecepatan dan tanda garis datar (-) di atas v berarti
rata-rata.
Gambar 1.13. Perubahan Posisi
y
x
x
1
x


Kinematika
18
ontoh:
Posisi seorang pelari sebagai Iungsi waktu digambarkan
dalam sumbu-x. Selama interval waktu tiga detik, posisi
pelari beerubah dari x
1
5 m ke x

3,5 m. erapakahh
kecepatan rata-rata pelari tersebut ?





Jawab:
Ax x

x
1
3,5 m 5, m -19,5 m
At 3, s

s
m
s
m
t
x
v 5 , 6
, 3
5 , 19
=

=
A
A
=
b. ecepatan $esaat
Kecepatan sesaat dideIinisikan sebagai kecepatan rata-rata pada selang waktu
yang sangat pendek. Dalam hal ini persamaan (1-14) dihitung dalam limit At
secara inIinitisimal sangat kecil, mendekati nol.

/t
/x
t
x
v
t
=
A
A
=
A
lim (1-15)
Notasi

lim
At
berarti rasio
t
x
A
A
dihitung dalam limit At mendekatti nol, tetapi tidak
sama dengan nol.

c. !ercepatan Rata-rata dan $esaat
Percepatan rata-rata dideIinisikan sebagai laju perubahan kecepatan, atau
perubahan kecepatan dibagi dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan
tersebut.

t
x
t t
v v
a
A
A
=

=
1
1
(1-16)
y
0 10 20 30 40 50 60 70
x (m)
Gambar 1.14. Posisi Pelari
Kinematika
19
sementara percepatan sesaat dideIinisikan sebagai analogi dari kecepatan sesaat:

/t
/v
t
v
a
t
=
A
A
=
A
lim (1-17)
dengan Av menyatakan perubahan kecepatan yang kecil secara inIinitisimal
selama selang waktu At yang singkat secara inIinitisimal.
Pada umumnya konsep kecepatan dikaitkan dengan kecepatan ataupun laju.
Percepatan yang membuat kecepatan suatu benda atau sistem makin kecil disebut
'perlambatan.

ontoh:
1. Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh Iungsi x(t) ,1 t
3
,
dengan x dlam meter dan t dalam detik. Hitunglah:
a. Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t 3 s sampai t 4 s.
b. Kecapatan pada saat t 3 s
c. Peercapatan rata-rata dalam selang wasktu t 3 s sampai
t 4 s
d. Percepatan pada saat t 5 s
Jawab:
a.
) )
s
m
s
m m
t
s t x s t x
v 7 , 3
1
7 , 4 , 6 3 4
=

=
A
= =
= , karena
x (t 4 s) ,1 (4)
3
m 6,4 m, dan x (t 3 s) ,1 (3)
3

m

,7 m

b. )
)
)
3
3 , 1 , t t
/t
/
/t
t /x
t v
x
= = =
v
x
(t 3 s) ,3 (3)

m/s ,7 m/s
c.
) )

1 ,
1
7 , 8 , 4
3 4
s
m
s
s
m
s
m
t
s t v s t v
a
x x
x
=

=
A
= =
= ,
karena
v
x
(t 4 s) ,3 (4)

m/s 4,8 m/s, dan v


x
(t 3 s) ,7 m/s
Kinematika

d. )
)
) ) )

3 5 6 , 5 6 , 3 ,
s
m
s
m
s t a t t
/t
/
/t
t /v
t a
x
x
x
= = = = = =

. Sebuah mobil bergerak sepanjang jalan lurus (arah sumbu-x pada
gambar 1.15) dengan kecepatan 15, m/s. Kemudian sopir
menginjak rem sehingga setelah 5, detik kecepatan mobil turun
menjadi 5, m/s. erapkah percepatan rata-rata mobil ?







Jawab:

1
1
,
, 5
, 15 , 5
s
m
s
s
m
s
m
t t
v v
t
v
a =

=
A
A
=

d. erak Dipercepat Beraturan (!ercepatan onstan)
Pandang suatu objek mula-mula (t
1
) berada pada posisi x
1
x

dengan
kecepatan v
1
v

pada saat t

t
1
objek tetap berada pada posisi x

x dengan
kecepatan v

v. Kecepatan rata-rata percepatan rata-rata objek selama selang


waktu t

t
1
t diberikan oleh:


t
x x
t
x x
t t
x x
v

1
1

= (1-18)

t
v v
t t
v v
a

1
1

=

= (1-19)
atau
x x

vt (1-)
v v

at (1-1)
Gambar 1.15. Perubahan Posisi Mobil
y
x
v
1
v


Posisi pd t t
1
Posisi pd t t


Kinematika
1
Oleh karena kecepatan berubah secara beraturan (uniIorm), maka kecepatan rata-
rata v adalah setengah dari jumlah kecepatan akhir.

v v
v
o
+
= (kecapatan konstan) (1-)
Jika persamaan (1-) kita masukan ke dalam persamaan (1-) diperoleh:

vt t v
x t
v v
x x + + =
'
+

'
+
+ = (1-3)
Jika persamaan (1-) kita masukan ke dalam persamaan (1-3) di peroleh:

)
) tan tan

kons !ercepa
at
t v x x
at t v t v
x t
at v t v
x x
+ + =
+ + + =
+
+ + =
(1-4)
Persamaan (1-4) ini dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan (1-1)
sebagai Iungsi waktu. Selanjutnya persamaan (1-19) dapat ditulis sebagai berikut:

a
v v
t

=
dan jika persamaan ini disubtitusikan ke dalam persamaan (1-3) kita peroleh:

a
v v
x
a
v v v v
x x

+ =
'
+

'
+

'
+

'
+
+ =
atau
v

a (x x

) (Percepatan konstan) (1-5)


Tanda vektor (huruI tebal) pada v

dan v

persamaan (1-5) dihilangkan karena


pada gerak satu dimensi, vektor arah hanya dipengaruhi oleh tanda positiI dan
negatiI.

1.4 Gerak Peluru
Gerak peluru mengambarkan sebuah benda di udara dan membentuk sudut
tertentu terhadap garis horisontal. Contoh bola yang dilemparkan atau ditendang,
peluru yang ditembakkan dari moncong senapan, benda yang dijatuhkan dari
pesawat udara yang sedang terbang, mula-mula v

. Jika v

maka benda
dikatakan jatuh bebas.
Kinematika

Pandang jejak suatu objek yang bergerak di udara dengan kecepatan v
o
dan
membentuk sudut terhadap sumbu-x (gambar 1.15)
Pada tabel 1.1. disajikan persamaan-persamaan umum kinematika untuk
kecepatan tetap dalam dua dimensi, sedang Tabel 1.. menyajikan persamaan-
persamaan untuk gerak peluru.













Tabel 1.1. Persamaan-persamaan Umum Kinematika dalam dua dimensi
(a konstan)

Komponen-x (HorizontaI) Berdasarkan Persamaan Komponen-y (VertikaI)
v
x
= v
x0
+ a
x
t
x = x
0
+ v
x0
t + a
x
t
2

v
x
2
= v
x0
2
+ 2 a
x
(x x
0
)
(1-.8)
(1-11)
(1-12)
v
y
= v
y0
+ a
y
t
y = y
0
+ v
y0
t a
y
t


v
y

v
y

a
y
(y y

)




v
6

v
6

v
6

v
6

v
x
'
y

y

0


Gambar 1.15. Gerak Peluru
.
Kinematika
3
Tabel 1.. Persamaan Kinematika untuk gerak peluru (arah x positiI, a
x
,
a
y
-g, g 9,8 m/s

)
erak HorizontaI Berdasarkan Persamaan erak VertikaI
v
x
= v
x0

x = x
0
+ v
x0

v
x
2
= v
x0
2

(1-.8)
(1-12)
(1-13)
v
y
= v
y0
- gt
y = y
0
+ v
y0
t - gt


v
y

v
y

g (y y

)

Umumnya diambil y y

h untuk gerak peluru dan gerak jatuh bebas. Ingat dari


persamaan v
x
v

cos dan v
y
v

sin .
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa lintasan peluru adalah parabolik, jika kita
dapat mengandaikan gesekan udara dan menganggap percepatan gravitasi
konstan. Misalkan x

, berdasarkan Tabel 1.. persamaan (1-4) kita


peroleh:
x v
x
t
y v
y
gt


Dari persamaan pertama kita peroleh
x
v
x
t = dari persamaan ini kita masukkan ke
dalam persamaan kedua, kita peroleh:

x
v
g
x
v
v
y
x
x
y

'
+

'

'
+

'

=
Kalau kita masukkan v
xo
v
o
cos
o
dan v
yo
v
o
sin
o
, kita dapat juga tulis
)

cos
tan x
v
g
x y
o o

'
+

'


atau
y ax bx

(1-6)
dengan a tan
o
(tangen arah) dan
o o
v
g
b


cos
= masing-masing adalah
konstan.

Kinematika
4
ontoh :
Sebuah bola ditendang sehingga memiliki kecepatan awal , m/s dan
membentuk sudut 37,

, hitung:
a. Tinggi maksimum bola
b. Waktu lintasan bola sehingga menyentuh tanah
c. Jarak hori zontal bola hingga menyentuh tanah
d. Vektor kecepatan pada tinggi maksimum, dan
e. Vektor percepatan pada tinggi maksimum.
Jawab:
V
xo
v
o
cos 37,

(, m/s) (,799) 16, m/s


V
yo
v
o
sin 37,

(, m/s) (,6) 1, m/s


a. Pada tinggi maksimum, v
y

v
y


v
yo
gt v
yo
gt
s
s
m
s
m
g
v
t
yo
, 1
8 , 9
, 1
= = =
y v
yo
gt

(1, m/s) (1, s) () (9,8 m/s

) (1, s)

7,35 m
Dengan kata lain:
) )
)
m
s
m
s
m
s
m
g
v v
y
y yo
35 , 7
8 , 9
, , 1

=
b. Pada saat ditendang y
o
, setelah menyentuh tanah kembali y
y y
o
v
yo
t gt


v
yo
t gt


)
s
s
m
s
m
g
v
t
yo
45 ,
8 , 9
, 1

= = =
c. Jarak horizontal x x
o
v
xo
t x
o

x v
xo
t (16, m/s) (,45 s) 39, m
d. Pada titik tertinggi, v v
x
v
y
v
y

v v
x
v
xo
v
o
cos 37,

16, m/s
e. a -g -9,8 m/s


Kinematika
5
1.5 Gerak Melingkar eraturan
Suatu partikel dikatakan bergerak melingkar beraturan jika gerak partikel
dengan laju (besar kecepatan) konstan dan arah kecepatan berubah-ubah terus
menerus. Untuk gerak ini digunakan koordinat polar (r,). Hubungan antara
koordinat polar dan koordinat tegak tegak diberikan oleh persamaan berikut :
y f x i r
` `
+ =
6

'
+

'

= + =
x
y
/an y x r 1 tan ,

(1-7)
atau kebalikannya,
x r cos /an y r sin (1-8)
Dalam koordinat tegak, untuk menjelaskan gerak dalam bidang x,y digunakan
vektor satuan i
`
dan f
`
. Pada sistem koordinat polar dideIenisikan dua vektor baru
yaitu r` dan
`
. Kedua vektor ini juga mempunyai panjang yang sama dengan satu
dan tidak berdimensi.
Di sembarang titik vektor satuan r` menunjuk ke arah bertambahnya r di
titik itu, jadi berarah keluar dari titik itu. Sedangkan vektor satuan
`
menuju ke
arah bertambahnya di tempat itu, dan selalu menyinggung lingkaran yang
melalui titik dalam arah berlawanan dengan jarum jam (lihat gambar 1-16),
keduanya saling tegak lurus.











1
`

` r
1
` r
1
`

`
A
O
Gbr. 1-16a
Gbr. 1-16b
Kinematika
6
Pada gambar di atas laju partikel adalah tetap v, bila dituliskan dalam r`
dan
`
dapat ditulis sebagai persamaan vektor
v v
`
=
6
(1-9)
Persamaan (1-9) menunjukkan bahwa arah vektor v
6
sama dengan arah
`

selalu menyinggung lingkaran dan besarnya selalu tetap sama dengan karena
besar
`
adalah satu.
Percepatan a
6
dapat ditulis
v
/t
/
/t
/v
a

`
= =
6
(1-3)
Dalam persamaan (-37) v adalah konstan sedangkan
`
tidak karena selalu
berubah-ubah mengikuti gerak partikel. Pada gambar 1-16,
1
`
dan

`
bersesuaian
dengan selang waktu gerak partikel At (t

t
1
). Dalam limit At , vektor
~
A
berarah radial ke dalam, ke titik pusat lingkaran (sama dengan arah r` ). Sudut
antara
1
`
dan

`
adalah A. Jadi diperoleh bahwa
v
/t
/
r
t
r
/t
/
t

` lim `
`

=
A
A
=
A
(1-31)
esaran
/t
/
disebut kecepatan sudut partikel yang dilambangkan dengan , yang
besarnya konstan, jadi
/t
/
= (1-3)
dan
r
v
v
r
putaran satu untuk waktu /t
/
= = =
x
x x



dengan memasukkan persamaan ini ke persamaan (1-3) akhirnya diperoleh
r
v
r a

` =
6
(1-33)

Dari persamaan (1-3) dapat ditulis menjadi
Kinematika
7
,
r
v
= atau v r (1-34)
Dari persamaan (1-33) dan (1-34) diperoleh
r r a

` =
6
(1-35)
Persamaan (1-33) menyatakan bahwa besar percepatan gerak melingkar beraturan
adalah
r
v

dan arahnya berarah radial ke dalam yaitu ke pusat lingkaran.


Percepatan a
6
disebut percepatan sentripetal.
1.7. Percepatan Tangensial dalam Gerak Melingkar
Sekarang kita tinjau satu hal yang lebih umum, yaitu gerak melingkar
dengan laju v tidak konstan. Dalam hal ini baik
`
maupun v keduanya berubah
terhadap waktu.
Dari persamaan (1-3) dapat ditulis
)
/t
/
v
/t
/v
/t
v /
/t
/v
a

`
`
`
+ = = =
6
(1-36)
Dari persamaan (1-33) dan (1-36) dapat ditulisa menjadi
# %
a r a a `
`
=
6
, (1-37)
dengan a
%
/v//t adalah percepatan tangensial, dan a
#
v

/r adalah percepatan
sentripetal. Suku pertama yaitu
%
a
`
adalah vektor komponen dari a
6
yang
menyinggung lintasan partikel dan timbul sebagai akibat perubahan besar
kecepatan gerak melingkar tersebut. Suku kedua yaitu
#
a r` adalah vektor
komponen a
6
yang berarah radial ke dalam menuju pusat lingkaran, dan timbul
karena perubahan arah kecepatan gerak melingkar (lihat gambar 1-17).







Kinematika
8








esar percepatan sesaatnya adalah

# %
a a a + = (1-38)
Jika laju v konstan (gerak melingkar beraturan), maka =
/t
/v
sehingga
persamaan (1-37) kembali menjadi persamaan (1-33). Sedangkan jika laju v tidak
konstan, maka a
%
= .















ontoh soal
1. ulan berputar mengelilingi bumi dengan waktu 7,3 hari untuk tiap putaran
penuh. Jika orbitnya dianggap berbentuk lingkaran dengan jari-jari 3,85 x 1
8
m,
berapakah besar percepatan bulan ke arah bumi ?
!enyelesaian
Diketahui
Waktu untuk menempuh satu putaran penuh (periode) T 7,3 hari 7,3 x
4,36 s ,36 x 1
6
s, r 3,85 x 1
8
m.
Untuk satu periode bulan menempuh jarak xr, maka
s m
s
m
%
r
v / 14
1 36 ,
1 85 , 3 14 , 3
6
8
=
-
- - -
= =
x

Percepatan sentripetalnya
)
3
8

/ 1 7 ,
1 85 , 3
/ 14
s m
m
s m
r
v
a

- =
-
= =
%
a
`

a
6

#
a r`
Gbr. 1-17
y
x
Kinematika
9












SOAL-SOAL LATIHAN

1. uktikan bahwa untuk vektor a
6
, dideIenisikan sebagai
: y x
a k a f a i a
` ` `
+ + =
6
komponen skalarnya diberikan oleh
. .
`
, .
`
, .
`
a k a a f a a i a
: y x
6 6 6
= = =
. Posisi sebuah partikel yang bergerak sebagai Iungsi waktu dideIenisikan
oleh
) t k t f i t r
`
4
` `

+ + =
6
.
a) Tuliskan pernyataan kecepatan dan percepatan sebagai Iungsi waktu.
b) agaimanakah bentuk lintasan partikel tersebut ?
3. Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus dan jaraknya ke titik asal
pada tiap saat ditentukan dengan persamaan x 8t 3t

. Disini x
dinyatakan dalam cm dan t dalam detik.
a) Tentukan kecepatan rata-rata benda itu dalam selang waktu dari t
dan t 1 detik, dan dari t sampai t 4 detik.
b) Carilah rumus kecepatan rata-rata dalam selang waktu dari t
sampai t At.
c) erapakah harga limit dari rumus itu jika At mendekati nol.
. Hitung laju satelit yang mengitari bumi pada ketinggian h 14 mil di atas
permukaan bumi dimana g 3 It/s

. Jari-jari bumi # 396 mil.


!enyelesaian
Dik. h 14 mil g 3 It/s

# 396 mil 1 mil 58 It


v ....?
Satelit mengalami percepatan gravitasi bumi sehingga ia bergerak melingkar.
)
) ) s ft h # g v
maka
h #
v
r
v
g
/ 1 55 , 64944 14 396 58 3
,
4

- = = + - = + =
+
= =

17386 mil/jam, (1 It/s ,6818 mil/jam)

Kinematika
3
d) erapa lama waktu yang diperlukan agar benda itu diam ?
e) Tentuakn rumus percepatan pada setiap saat.
4. Dari puncak sebuah gedung dilemparkan sebuah bola vertikal ke bawah.
ola meninggalkan tangan pelempar dengan laju 3 It/s.
a) erapa jauhkah jatuhnya selama dua detik ?
b) erapakah kecepatannya setelah jatuh 3 It.
c) ila bola itu dilepaskan pada ketinggian 1 It di atas tanah, maka
berapa detikkah bola akan menumbuk tanah ?
d) erapakah kecepatan bola waktu menumbuk tanah ?
5. Sebuah pesawat pembom menukik dengan membuat sudut 53

dengan
garis vertikal seraya melepaskan bom pada 4 It. om itu lalu jatuh di
tanah 5 detik setelah bola itu dilepaskan. (g 3 It/s

)
a) erapakah kecepatan pesawat pembom tadi ?
b) erapakah jarak mendatar yang dilintasi bom waktu melayang ?
6. Sebuah bola golI dipukul dengan laju It/s serta membentuk sudut 37


di atas garis mendatar. ola jatuh dekat lubang yang berjarak 8 It.
Percepatan gravitasi bumi 3 It/s

.
a) erapakah tinggi balok lubang terhadap tempat memukul bola ?
b) erapakah laju bola ketika sampai di dekat lubang ?
7.
a) Tunjukkanlah bahwa jangkauan peluru yang mempunyai laju awal v


dan sudut proyeksi

adalah

sin
g
v
# = . Kemudian tunjukkan
pula bahwa maksimum dicapai bila sudut proyeksi 45

.
b) Tunjukkanlah bahwa tinggi maksimum yang dicapai oleh peluru
adalah
)
g
v
y
maks

sin



=
c) Tentukan sudut proyeksi yang memberikan jangkauan yang sama besar
dengan tinggi maksimumnya.
Kinematika
31
8. Menurut model ohr, elektron atom hidrogen berputar mengitari proton
dengan orbit lingkaran berjari-jari 5,8 x 1
-11
m dan laju ,18 x 1
6
m/s.
berapakah percepatan elektron dalam atom hidrogen tersebut?
9. Seorang anak memutar-mutar batu dengan tali yang panjangnya 1, m
membentuk lingkaran horizontal setinggi 1,8 m di atas tanah. Tiba-tiba
talinya putus dan batu terlontar horizontal dan jatuh di tanah sejauh 9,1 m.
berapakah percepatan sentripetal batu selama gerak melingkarnya?

You might also like