You are on page 1of 44

1ype LexL

1

MAKALAH MIKROBIOLOGI
~Morfologi riketsia, mycoplasma, cendawan, virus,
algae, dan protozoa






Kelompok 4
Ery Budiani
Rizkia Dara Febrina
Tian Frastica






Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan 1akarta II
1urusan Gizi
Tahun ajaran 2011-2012



1ype LexL

2

DAFTAR ISI


DaItar isi
Pembahasan
A. Riketsia
B. Mycoplasma
C. Cendawan
D. Virus
E. Protozoa
F. Algae
G. Isolasi mikroba
H. Enzim dan metabolisme bakteri
DaItar pustaka































1ype LexL

3

PEMBAHASAN

RIKETSIA

Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatiI. Rickettsia bersiIat parasit
intraselular obligat, dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia.
Metode perkembangan Rickettsia dalam embrio ayam ditemukan oleh Ernest
William Goodpasturedan koleganya di Universitas Vanderbilt pada tahun
1930-an.


a. Morfologi
MorIologi Sel : batang pendek atau lonjong, beberapa membentuk tubuh kokoid (tubuh elementer)
yang berkembang menjadi tubuh lebih besar dalam daur hidup yang khas.bakteri sangat pleomorphic
yang dapat berbentuk kokus (0,1 m diameter), batang (1-4 panjang) atau benang-seperti (10 m
panjang). parasit obligat intraseluler, Riketsia termasuk bakteri yang paling kecil, ukurannya
berklisar dari 0,3 sampai 0,7m (lebar) dan 1,0 sampai 2,0 m (panjang)

b. Anatomi
Segmen tertentu dari genom Rickettsial menyerupai mitokondria. genom yang diuraikan R.
prowazekii adalah 1.111.523 bp panjang dan berisi 834 protein-kode gen. Tidak seperti bakteri yang
hidup bebas, tidak berisi gen untuk glikolisis anaerob atau gen terlibat dalam biosintesis dan regulasi
asam amino dan nukleosida. Dalam hal ini mirip dengan genom mitokondria, dalam kedua kasus,
sumber daya yang digunakan nuklir. produksi ATP pada Rickettsia sama seperti yang di dalam
mitokondria. Bahkan, dari semua mikroba yang dikenal, Rickettsia mungkin memilki kekerabatan
dengan mitokondria. genome R. prowazekii, berisi satu set penyandian gen siklus asam tricarboxylic
dan rantai pernaIasan kompleks. Meski demikian, genom Rickettsia serta mitokondria sering
dikatakan "kecil, berasal dari beberapa jenis evolusi reduktiI.

c. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : AlphaProteobacteria
Order : Rickettsiales
Family : Rickettsiaceae
Genus : Rickettsia
Spesies :
O Rickettsia felis
O Rickettsia prowa:ekii
O Rickettsia rickettsii
O Rickettsia typhi
O Rickettsia conorii
O Rickettsia akari










1ype LexL

4

d. Spesies dan habitat

1. Rickettsia prowazekii
adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat
dan ditularkan ke manusia melalui arthropoda. Rickettsia
prowazekii ini dapat menimbulkan penyakit tiIus epidemik yang
dapat menyebabkan kematian, penyakit ini ditandai dengan gejala-
gejala klinis antara lain: demam, sakit kepala, sangat lemah, lesu,
kelainan di kulit, dan pembesaran limpa serta hati. Penyakit tiIus
epidemik ini dapat diobati dengan pemberian obat tetrasiklin dan
kloramIenikol, selain itu juga diberikan antibiotik untuk menekan
pertumbuhan bakteri tersebut. Pencegahan penyakit ini dilakukan
dengan pemutusan rantai inIeksi, imunisasi, dan menjaga
kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
Rickettsia prowazekii bukan termasuk virus melainkan tergolong bakteri, karena rickettsia
mempunyai siIat-siIat yang sama dengan bakteri antara lain : mengandung asam nukleat yang terdiri
dari RNA dan DNA, berkembang biak dengan pembelahan biner, dinding sel mengandung
mukopeptida, mempunyai ribosom, mempunyai enzim yang aktiI pada metabolisme, dihambat oleh
obatobat antibakteri dan dapat membentuk ATP sebagai sumber energi.
O Bentuk
Rickettsia prowazekii berbentuk pleomorIik karena dapat tampak sebagai bentuk batang
ataupun kokus, merupakan bakteri aerob, berukuran 1-0,3 mikron, bersiIat Gram negatiI di
mana dinding selnya terdiri dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat, merupakan
parasit intraseluler obligat. Bakteri ini dapat tunggal, berpasangan, membentuk rantai pendek,
atau Iilamen. Bila diwarnai, bakteri ini dengan mudah dapat terlihat di bawah mikroskop
cahaya. Dengan pewarnaan Giemsa, bakteri ini tampak biru; dengan pewarnaan
Macchiavello,bakteri ini tampak merah, dan kontras dengan sitoplasma berwarna biru yang
mengelilingi bakteri ini.

O Siklus hidup
Rickettsia prowazekii mempunyai siklus hidup yang terbatas pada manusia dan tuma manusia
(Pediculus humanus corporis dan Pediculus humanus capitis). Tuma memperoleh rickettsia
pada waktu menggigit manusia yang terinIeksi. Karena darah yang dihisap oleh tuma sudah
terinIeksi maka sel-sel usus akan terkena inIeksi dan rickettsia berkembangbiak di dalamnya,
sewaktu sel pecah rickettsia keluar dan tercampur dengan tinja tuma. Sambil menghisap
darah tuma mengeluarkan tinja. Gigitan tuma menimbulkan rasa gatal, sewaktu hospes
menggaruk, tinja inIeksius secara tidak sengaja masuk dalam luka gigitan dan menimbulkan
inIeksi pada hospes. Bila tuma menggigit pada saat yang sama dia berdeIekasi. Pada saat
orang tersebut menggaruk daerah gigitan tuma, hal tersebut memungkinkan rickettsia yang
diekskresi dalam tinja menembus kulit orang tersebut. Akibat inIeksi tersebut tuma mati,
tetapi organisme tetap hidup selama beberapa waktu dalam tinja kering tuma tersebut.

O Penyakit yang ditimbulkan
Penyakit yang ditimbulkan oleh Rickettsia prowazekii ini adalah tiIus epidemik, dengan
gambaran klinik yaitu demam, sakit kepala, sangat lemah, lesu, pembesaran limpa serta hati,
dan kelainan di kulit. Pada tiIus epidemik ini terjadi inIeksi sistemik yang berat disertai
perasaan amat lemah dan demam selama 2 minggu. Pada penderita berusia di atas 40 tahun
penyakit akan berakibat lebih parah dan Iatal.

1ype LexL

3

O Penularan
Penularan penyakit tiIus epidemik ini terjadi pada waktu arthropoda menghisap darah
mamalia yang telah terkena inIeksi. Selain itu dapat juga terjadi penularan dari arthropoda ke
arthropoda lewat telur yang telah terinIeksi (transovarium)

O Pengobatan
Pengobatan yang diberikan pada penyakit tiIus epidemik akibat dari bakteri rickettsia
prowazekii ini antara lain :
Pemberian tetrasiklin dan kloramIenikol, kedua obat tersebut merupakan obat yang eIektiI
bila diberikan secara dini. Obat ini diberikan melalui mulut setiap hari, diteruskan selama 3-4
hari setelah suhu normal. Pada penderita berat, dosis permulaan dapat diberikan secara
intraIena. Pemberian antibiotik, antibiotik tidak membebaskan tubuh dari rickettsia
prowazekii tetapi dapat menekan pertumbuhan bakteri tersebut.
Penyembuhan bergantung pada mekanisme kekebalan penderita yang pada umumnya
memerlukan waktu 2 minggu untuk dapat mencapai suatu tingkat yang mampu menekan
rickettsia prowazekii tersebut.

O Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan memutuskan rantai inIeksi, menjaga kebersihan
lingkungan dan diri sendiri, dan imunisasi atau pemberian antibiotik.
1. Pemutusan rantai inIeksi
Rantai inIeksi dapat diputus dengan membasmi tuma dengan insektisida.
2. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan baik dari lingkungan maupun diri sendiri, misalnya jangan membiarkan
banyak pakaian kotor yang tergantung di kamar karena dapat dijadikan sarang tuma, lalu
menggunakan obat gosok untuk mencegah gigitan arthopoda
3. Imunisasi
Imunisasi aktiI dilakukan dengan menyuntikkan antigen yang dibuat dari kantong kuning
telur embrio ayam yang terinIeksi/ dari biakan sel yang diolah dengan Iormalin.
Pada umumnya rickettsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan dan pengeringan
atau oleh bahan-bahan bakterisid.

2. Rickettsia Akari

R.0998,,,7 adalah spesies Rickettsia yang menyebabkan rickettsialpox .Setelah wabah 1946 dari
penyakit riketsia-jenis di sebuah kompleks apartemen di Kew Gardens, Queens , penyelidikan sedang
dilakukan untuk mengidentiIikasi sumber inIeksi. Para insinerator di gedung-gedung tidak
dioperasikan setiap hari, yang mengarah ke penumpukan dalam limbah makanan dan menarik tikus
yang merajalela di seluruh gedung. Para musculus Mus tikus ditemukan membawatungau ,
diidentiIikasi sebagai kutu tikus rumah, Allodermanyssus sanguineus . Diri dilatih entomologiCharles
Pomerantz meminta izin untuk mencari situs dan menemukan tungau di berbagai tempat di seluruh
gedung, dengan darah-membesar tungau yang ditemukan di dekat peluncuran yang mengarah ke
tempat pembakaran sampah. Tungau dikumpulkan dan dibawa ke laboratorium dari Layanan
Kesehatan Amerika Serikat Masyarakat , yang ditemukan dalam organisme yang tungau juga telah
diisolasi dari tikus, dan dari darah orang yang terinIeksi dengan penyakit ini.
Organisme ini diberi nama oleh dokter Robert Huebner , salah satu ilmuwan yang melacak sumber
asli epidemi 1946, porsi akari nama bakteri mewakili Yunani . kata "kutu"
1ype LexL

6

Sementara upaya aktiI untuk membasmi tikus dari bangunan telah sangat mengurangi kekambuhan
dari penyakit, Juli 2002 laporan dari Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan laporan menutupi
kasus baru-baru di Carolina Utara , mencatat bahwa kasus telah dilaporkan
di Kroasia dan Ukraina dan bahwa R. akari organisme yang mungkin ada dalam "siklus Sylvan",
seperti isolasi dari tikus di Korea .

3. Rickettsia rickettsii
#.0998,7.0998 (disingkat R. rickettsii) adalah, gram negatiI
uniseluler coccobacillus (coccobacilli jamak). Ini dapat
menyebabkan demam . Rickettsia ini paling umum dikenal
sebagai agen penyebab demam Rocky melihat Gunung (RMSF).
Secara alami, R. rickettsii adalah parasit intraseluler
obligat yang bertahan oleh endosimbiotik hubungan dengan sel
lain.
R. rickettsii adalah non-motil, non-spora membentuk organisme
aerobik. Sel biasanya 0,3-0,5 0,8-2,0 mm X dalam
ukuran. Mereka tidak memiliki nukleus dan organel membran
yang berbeda terikat. Membran luar mereka sebagian besar
terdiri lipopolisakarida .
RMSF ditularkan oleh gigitan terinIeksi centang saat makan pada hewan berdarah panas, termasuk
manusia. Manusia dianggap host kebetulan dalam siklus hidup rickettsia-tik dan tidak diperlukan
untuk menjaga rickettsiae di alam.
O Siklus hidup
Siklus hidup Rickettsia rickettsii bergantung pada kedua vektor invertebrata, dan sejumlah vertebrata
(termasuk tikus, anjing, kelinci). Manusia dianggap vektor penting dalam siklus riketsia. Selain itu,
urutan peristiwa terjadi antara kedua host dalam transmisi penyakit riketsia sukses.
Transmisi dalam vektor arthropoda
Tiga vektor arthropoda di Amerika Serikat telah diidentiIikasi dalam transmisi R. rickettsii ke
manusia, menyebabkan penyakit berpotensi Iatal Rocky Mountain Spotted Fever. Para Caplak anjing
Amerika (Dermacentor variabilis), yang Tick Kayu Rocky Mountain (Dermacentor
andersoni), dan centang anjing Brown (sanguineus Rhipicephalus) dapat memperoleh Rickettsia
rickettsii dalam sejumlah cara yang berbeda.
Pertama, centang terinIeksi dapat menjadi terinIeksi ketika makan pada darah yang terinIeksi host
mamalia dalam tahap larva atau nimIa, mode transmisi yang disebut "transmisi transstadial". Setelah
centang menjadi terinIeksi dengan patogen ini, mereka terinIeksi seumur hidup. Kedua centang anjing
Amerika dan centang Rocky Mountain kayu berIungsi sebagai reservoir jangka panjang
untuk Rickettsia rickettsii, di mana organisme berada dalam diverticulae centang posterior midgut,
usus kecil dan ovarium.
Karena kurungan dalam usus midgut dan kecil, adalah mungkin untuk mamalia, termasuk manusia,
untuk terjangkit penyakit riketsia dari terbuka kulit / luka kontak dengan kotoran organisme. Selain
itu, laki-laki yang terinIeksi centang dapat mengirimkan organisme untuk seorang perempuan yang
tidak terinIeksi saat kawin. Setelah terinIeksi, centang perempuan dapat menularkan inIeksi tersebut
kepada keturunannya, dalam proses yang dikenal sebagai "transmisi transovarial".


1ype LexL

7

Transmisi pada mamalia
Sebuah mamalia yang tidak terinIeksi dapat menjadi terinIeksi dengan Rickettsia rickettsii ketika
makan makanan yang mengandung kotoran kutu yang terinIeksi. Mereka juga akan mengalami
inIeksi melalui gigitan kutu yang terinIeksi.
Manusia mendapatkan inIeksi Rickettsia rickettsii dari vektor terinIeksi. Setelah mendapatkan digigit
oleh kutu yang terinIeksi, rickettsiae ditransmisikan ke aliran darah dengan sekresi saliva centang
atau, seperti disebutkan sebelumnya, melalui kontaminasi kulit rusak oleh Ieses terinIeksi vektor.
Semua cara penularan menjamin kelangsungan hidup Rickettsia di alam.
R. rickettsii telah berevolusi sejumlah mekanisme strategis atau virulensi Iaktor-Iaktor yang
memungkinkan mereka untuk menghindari sistem host kekebalan tubuh dan berhasil menginIeksi
host.

O MeniIestasi
Para Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit menyatakan bahwa diagnosis RMSF harus dibuat
berdasarkan tanda dan gejala klinis pasien dan kemudian
dikonIirmasikan dengan tes laboratorium khusus. Namun,
diagnosis RMSF sering tidak terjawab karena non-spesiIik
onset.Tanda-tanda dan gejala klinis bahwa pasien mungkin
mengalami bisa muncul dan mungkin salah didiagnosa
sebagai penyakit lain bahkan oleh dokter yang paling
berpengalaman.
tanda-tanda dan gejala awal
Selama tahap awal penyakit ini, penderita akan mengalami demam, mual, muntah, dan kehilangan
naIsu makan.
Ruam
Ruam RMSF klasik terjadi pada sekitar 90 dari pasien dan mengembangkan 2 sampai 5
hari setelah onset demam. Karakteristik ruam muncul sebagai kecil, pink datar makula yang
berkembang periIer pada tubuh pasien, seperti pergelangan tangan, lengan bawah, pergelangan kaki,
dan kaki. Selama perjalanan penyakit, ruam akan mengambil lebih gelap merah melihat penampilan
ungu dan distribusi yang lebih umum.
tanda-tanda dan gejala Akhir
Diare, sakit perut dan sendi, dan menentukan lesi kemerahan ( petechiae ) diamati selama tahap akhir
dari penyakit.
1angka Panjang implikasi
Pasien dengan inIeksi berat mungkin memerlukan rawat inap. Mereka mungkin
menjadi thrombocytopenic , hyponatremic , pengalaman enzim hati yang tinggi, dan gejala lebih jelas
lainnya. Hal ini tidak biasa untuk kasus yang parah untuk melibatkan sistem pernapasan, sistem saraI
pusat, sistem pencernaan atau sistem ginjal. Penyakit ini yang terburuk untuk pasien usia lanjut, laki-
laki, AIrika-Amerika, pecandu alkohol, dan pasien dengan deIisiensi G6PD .




1ype LexL

8

4. Rickettsia Felis
Rickettsia Ielis adalah Rickettsia spesieskutu yang menyebabkan demam jika melihat kucing yang
terinIeksi bakteri ini. Bakteri juga dapat menginIeksi manusia dan menyebabkan
penyakit. Kutu adalah pembawa vektor dari bakteri dan telah ditemukan pada
populasi kutu kucing Utara dan Amerika Selatan, Eropa Selatan, Thailand dan Australia. Host ini
biasanya terinIeksi oleh kotoran loak datang ke dalam kontak dengan kulit tergores

Kasus rickettsia Ielis manusia didiagnosis di Australia pada tahun 2009, ini adalah inIeksi manusia
pertama dilaporkan di Australia. Para individu yang terinIeksi merupakan anggota keluarga yang
telah terkena gigitan kutu dari anak kucing. Dalam cluster ini merupakan sembilan sehat tahun gadis
berusia dirawat di rumah sakit dengan demam dan ruam. Ini kemudian diperparah tiga hari kemudian,
ketika paru-parunya dipenuhi dengan cairan dan dia dirawat di perawatan intensiI.

5. Rickettsia Connorri

#.0998, .4347 adalah uniseluler , gram negatiI , obligat
intraseluler bakteri dari genus Rickettsia yang
menyebabkan penyakit manusia yang disebut demam
Boutonneuse , Mediterania demam melihat, tiIus centang
Israel, Astrakhan melihat demam, tiIus Kenya centang,
centang tiIus India, atau nama lain yang menunjuk lokalitas
terjadinya sementara memiliki Iitur klinis yang berbeda. Ini
adalah anggota dari demam melihat kelompok dan spesies
yang paling geograIis dalam kelompok, yang diakui di
sebagian besar wilayah yang berbatasan di Laut Mediterania dan Laut Hitam , israel , Kenya dan
bagian lainnya dari Utara, Tengah , dan AIrika Selatan , dan India . Para berlaku vektor adalah kutu
anjing cokelat,sanguineus Rhipicephalus . Bakteri diisolasi oleh Emile Brumpt pada tahun 1932 dan
dinamai A. Conor yang, bekerja sama dengan A. Bruch, memberikan gambaran pertama dari demam
boutonneuse di Tunisia pada tahun 1910.
6. Rickettsia Typhi
Rickettsia typhi adalah bakteri intraselular obligat berukuran kecil, di mana morIologi dinding selnya
menunjukkan bahwa bakteri ini merupakan bakteri gram negatiI berbentuk basil. Bakteri ini memiliki
membran luar dan lapisan murein yang tipis. Murein adalah polimer yang ditemukan pada dinding sel
dari organisme prokaryotik. Lipopolisakarida yang merupakan ciri bakteri gram negatiI dapat
ditemukan dengan jelas pada membran luarnya. Secara Iilogenetik bakteri ini termasuk anggota
subkelompok alIa dari Proteobacteria, R. typhi bersama dengan Rickettsia prowazekii dimasukkan
ke dalam kelompok rickettsia penyebab typhus. Kelompok rickettsia penyebab typhus memiliki ciri
yaitu dinding selnya berisi limpahan lipopolisakarida serta protein pada membran luarnya tersusun
oleh OmpB atau protein antigen spesiIik (SPA). Secara umum R. typhi telah meningkatkan berbagai
karakteristik yang berguna bagi intrasitosolnya untuk memperoleh ATP, asam amino, gula, dan
produk-produk metabolisme yang lain dari sel inang.
O Siklus hidup
Rickettsia typhi bersimbiosis dengan vectornya yang merupakan salah satu jenis arthropoda, yaitu
kutu tikus (Xenopsylla cheopis). Hal ini dikenal dengan siklus zoonotik. R. typhi memperoleh
bahan makanan dari darah yang diambil oleh spesies inang. R. typhi masuk dan tumbuh di dalam
sel epitel usus dari kutu dan keluar bersama dengan tinja yang dikeluarkan kutu. R. typhiyang
berada pada tinja dari kutu tersebut menjangkiti tikus dan manusia melalui inokulasi intrakutan
dengan penggarukan kulit, atau perpindahan oleh jari ke dalam membran lendir. Selain itu bakteri
ini juga mampu menjangkiti manusia dan tikus melalui gigitan oleh kutu tikus tersebut. R. typhi
1ype LexL

9

tidak menyebar secara eIektiI ke sel-sel lainnya sampai pertumbuhannya di dalam sel inang (yang
dilakukan secara pembelahan biner) telah selesai melakukan penggandaan jumlah bakteri, yang
pada akhirnya membuat sel inang retak dan pecah serta membebaskan sejumlah besar R. typhi.
Penggandaan diri oleh mikroba ini terutama terjadi di jaringan endothelium. Kehancuran sel
endothelial menyebabkan kerusakan jaringan, organ, dan kehilangan darah.
R. typhi berkembang dengan subur di lingkungan dengan konsentrasi potassium yang tinggi dan
konsentrasi glukosa yang rendah. Sistem transpor pada membran sel digunakan oleh bakteri ini
untuk memperoleh molekul seperti ATP dan asam amino dari sel inang. Ketidak-mampuannya
untuk menjaga kadar nutrisi yang penting seperti ATP, membuat R. typhi relatiI non-motile.
SiIat non-motile ini mengakibatkan bakteri tersebut melakukan penggandaan di dalam sel inang,
yang akhirnya membuat sel inang tersebut pecah. Meskipun begitu, R. typhi juga memiliki proses
metabolisme sendiri yang dapat menghasilkan ATP dan protein bagi dirinya. R. typhi masuk ke
sel secara Iagositosis, yakni suatu proses di mana mikroorganisme masuk ke sel melalui membran
sel dan kemudian melepaskan diri dan melakukan replikasi dalam sitoplasma dari sel lain. R.
typhi tidak dapat dibiakkan pada media tiruan seperti yang tersedia di laboratorium. Organisme
ini harus ditumbuhkan dengan cara lain, contohnya dengan kultur sel atau pada hewan.

O Penyakit yang ditimbulkan
Rickettsia typhi adalah penyebab dari typhus endemik. InIeksi ini menyebabkan sakit kepala,
demam, rasa menggigil (kedinginan) dan dapat menyebabkan penyakit multisistem, termasuk
inIeksi pada liver, ginjal, dan jantung. EIek patologis lainnya yang ditimbulkan Rickettsia typhi
ialah meningoencephalitis, kudis, pneumonia yang menyebabkan sindrom gangguan pernapasan
pada beberapa penderita, perluasan luka vaskuler, dan kematian yang jumlahnya kira-kira 1 dari
kasus yang terjadi. Typhus endemik lebih lazim terjadi di wilayah kota atau daerah padat
penduduk. Selain itu,
Meskipun typhus dapat ditemukan secara luas di seluruh dunia, namun penyakit ini lebih sering
terjadi di daerah pantai yang suhunya hangat. Penyakit typhus biasanya dijumpai di daerah
dengan kondisi kesehatanm lingkungan yang buruk. Typhus endemik (murine typhus) sendiri
kurang berbahaya jika dibandingkan dengan typhus yang disebabkan oleh R.prowazekii.

O Pengobatan
Penyembuhan yang dipelajari dalam studi experimental terhadap inIeksi pada tikus, menunjukkan
bahwa diperlukan sitokines (terutama gamma interIeron) dan CD8 T-limIosit, yang dihubungkan
dengan aktivitas sitotoksik T-limIosit, dan dibantu dengan antibodi. Penyakit yang disebabkan
oleh R. typhi didiagnosis lewat tes darah. Antibiotik yang dibuat bertujuan untuk dapat
memasuki sel inang dan membantu mengurangi eIek R. typhi maupun R. typhi itu sendiri.
Beberapa pengobatan/obat yang telah dibuat adalah doxycycline, tetracycline dan
chloramphenicol.
e. Karakteristik
Rickettsia adalah genus motil,Gram-negatiI, non-sporeIorming,Ciri-ciri khususnya ialah siIat
parasitic obligat dan hubungannya dengan antropoda penghisap darah seperti misalnya caplak, kutu,
dan tungau-tungau parasit lainnya. Riketsia hanya tumbuh pada sel hidup lain (hewan dan serangga).
Riketsia itu parasit obligat intra seluler.

f. Habitat
Habitat : Serangga pembawa , burung, dan mammalian ( termasuk manusia )
Kelangsungan hidup Rickettsia tergantung pada entry, pertumbuhan, dan replikasi di dalam
sitoplasma sel eukariot .karena Rickettsia tidak dapat hidup dalam lingkungan nutrisi buatan dan
1ype LexL

10

tumbuh baik dalam jaringan atau embrio budaya (biasanya, embrio ayam digunakan). Di masa lalu
mereka berada di suatu tempat antara virus dan bakteri sejati

g. Interaksi dan pertumbuhan
Rickettsia spesies yang penyebaranya oleh kutu, dan menyebabkan penyakit pada manusia seperti
tiIus, rickettsialpox, demam Boutonneuse, demam gigitan kutu AIrika, Rocky Mountain spotted
Iever, Tick Australia TiIus, Pulau Flinders Spotted Fever dan tiIus kutu Queensland.rickettsia juga
telah dikaitkan dengan berbagai penyakit tanaman. Seperti virus, mereka hanya tumbuh di dalam sel
hidup. Penyebab berbagai penyakit, yaitu demam tiIus, demam bercak Rocky Mountain , tiIus
"scrub", dan demam Q. pada umumnya ditularkan oleh serangga penghisp darah. Serangga itu
menjadi terjangkiti ketika memakan darah dan individu tterinIeksi. Serangga yang terinIeksi, yang
menghisap darah dari individu sehat menjangkiti individu tersebut secara langsung dengan bagian
mulutnya sewaktu menembus kulit atau kemudian lewat kotorannya. Yang masuk melalui lapisan-
lapisan kulit yang robek


MYCOPLASMA
Mycoplasma merupakan mikroorganisme prokariot terkecil, yaitu
mikroorganisme yang tidak memiliki membran inti sel. Ada yang
berpendapat bahwa Mycoplasma dapat dimasukkan dalam kelompok
bakteri Gram negatiI karena tidak adanya membran inti sel ini, namun
ada pula yang berpendapat Mycoplasma dikelompokkan tersendiri.
Namun kepekaan Mycoplasma terhadap antibiotik berbeda dengan
bakteri Gram negative.

a. Morfologi
Mikoplasma tidak terdapat dipelajari dengan cara-cara bakteriologik yang biasa dilakukan karena
koloninya kecil, plastisitas dan kehalusan sel-selnya (akibat tidak mempunyai dinding sel yang
kaku), dan hasil pewarnaannya yang jelek denganzat warna aniline. MorIologinya berbeda-beda
sesuai dengan cara pemeriksaan yang digunakan (misalnya, lapangan gelap, imunoIluoresensi,
sediaan yang diwarnai dengan Giemsa dari pembenihan padat atau cair, Iiksasi
agar).Pertumbuhan dalam pembenihan cair menghasilkan berbagai bentuk yaitu, cincin, batang
dan badan spiral, Iilament, dan granula. Pertumbuhan pada pembenihan padat pada dasarnya
terdiri atas massa protoplasma plastis dengan bentuk tidak eratur dan mudah berubah.
Mikoplasma mempunyai struktur sangat primitiI, yang dapat berubah bentuk dari bulat yang
berdiameter 125-250 nm sampai bentuk Iilamen kecil dengan panjang antara beberapa nm
sampai 850 nm.
b. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Mollicutes
Ordo : Mycoplasmatales
Famili : Mycoplasmataceae
Genus : Mycoplasma
Spesies :
O Mycoplasma pneumoniae
O Mycoplasma genitalium
O Mycoplasma hominis
1ype LexL

11

c. Spesies
1. Mycoplasma Genitalium
Mycoplasma genitalium adalah bakteri parasit kecil yang hidup pada sel-sel epitel silia
kelamin dan saluran pernapasan primata. M. genitalium dikenal sebagai bakteri hidup bebas
terkecil dan bakteri terkecil kedua setelah endosimbion Carsonella ruddii. Sampai penemuan
Nanoarchaeum pada tahun 2002, M. genitalium juga dianggap sebagai organisme dengan
genom terkecil
Mycoplasma genitalium awalnya ditemukan (pada tahun 1980) terisolasi pada spesimen
uretra dua pasien laki-laki non-gonokokal uretritis (NGU). InIeksi oleh M. genitalium
tampaknya cukup umum, dapat menular antar pasangan selama hubungan seks, dan dapat
diobati dengan antibiotik, namun peran organisme dalam penyakit kelamin masih belum
jelas.

2. Mycoplasma Pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab inIeksi saluran naIas akut (ISNA)
yang sering terjadi pada anak anak dan dewasa muda. Di Negara berkembang termasuk
Indonesia penyebab pneumonia yang paling sering ditemui yang disebabkan oleh
Mycoplasma pneumoniae. Sekitar 30 dan semua pneumonia pada penduduk secara umum
disebabkan oleh M.pneumoniae. Di negara kita laporan mengenai inIeksi M.pneumonia
sebagai salah satu penyebab inIeksi saluran naIas akut masih sangat jarang.
Pada akhir tahun 1930 ditemui adanya grup pneumonia yang digambarkan tidak menyerupai
bakteri tipikal dari pneumonia,karena penyabab dari pneumonia ini tidak diketahui.
Gambaran radiology paru yang tidak spesiIik dan angka mortalitas yang rendah,
membedakan kasus ini dari pneumonia bacterial sehingga disebut Pneumonia Atypical
Primer (PAP).
Pada dekade lanjut setelah obat sulIa dan penisilin digunakan sebagai pengobatan terhadap
pneumonia bakterial, ternyatapneumonia atipikal ini kurang respon terhadap obat
tersebut.baru pada tahun 1940 terungkaplah penyebab dari pneumonia atipikal ini, setelah
diisolasi oleh Eaton dkk, ditemukannya kesamaan dengan yang menyebabkan Pleuro
pneumonia pada ternak. Maka sejak saat itu disebut namanya Eaton Agent atau Pleuro
Pneumonia Like Organsme. Chanock dkk tahun 1969 berhasil mengisolasi penyebab
pneumonia ini yang ditunjukkan bahwa mikro organisme ini termasuk Iamili
mycoplasmatacea dari Class Mollicutes dan sejak saat itu disebut Mycoplasma pneumoniae.
O Siklus hidup
M.pneumoniae ditularkan melalui ludah penderita kemudian tertelan dan masuk ke inang
yang baru. Bakteri ini hanya dapat berkembangbiak didalam tubuh manusia/hospes. Jika
diluar tubuh hospes hanya dapat bertahan beberapa jam saja itupun dalam keadaan
lembab seperti air ludah kemudian mati. Berkembang sangat pesat dalam paru-paru lebih
tepatnya dalam bronchitis. Akibat banyaknya populasi dalam bronchitis, bakteri akan
naik ke Iaring untuk mencari jalan dan keluar saat penderita meludah atau bersin. Jika
bersin atau air liur terhirup maka M.pneumonia akan masuk dalam inang baru dan tinggal
untuk berkembamgbiak kembali.
O Penularan
Diperkirakan penularan terjadi melalui percikan ludah yang dihirup oleh orang lain,
melalui kontak langsung dengan orang yang terinIeksi (termasuk kontak dengan inIeksi
subklinis) atau dengan benda-benda yang tercemar dengkeluarnya kotoran hidung dan
tenggorokan dari penderita akut dan penderita batuk. Sering terjadi pneumonia sekunder
diantara kontak, anggota keluarga dan pengunjung pasien.

1ype LexL

12

3. Mycoplasma Hominis
Mycoplasma hominis adalah sekelompok bakteri yang tidak dapat ditentukan apakah ini
merupakan bagian dari Ilora normal yang berada di vagina atau bukan. Bakteri ini juga
dianggap sebagai penyebab sakit radang tulang panggul (salpingitis dan abses tuba ovarium).
Kalaupun demikian, bakteri ini hanya salah satu dari penyebab yang diketahui. Spesies ini
diketahui sering kali berkoloni di daerah genital dari pria dan wanita yang aktiI secara
seksual. Bakteri ini juga telah diasosiasikan dengan post-abortal dan post-partum Iever.

Karakteristik dan pertumbuhan
Salah satu karakteristik bakteri ini adalah tumbuh dalam koloni yang berbentuk 'telur
goreng dalam media agar glukosa dalam jangka waktu 24-48 jam.
Mycoplasma hominis merupakan salah satu dari spesies mycoplasma yang pasti bersiIat
patogenik pada manusia. Urutan gen pada Mycoplasma hominis belum diketahui sampai
sekarang. Mycoplasma hominis adalah mycoplasma oportunistik, yang seperti Ureaplasma
urealyiticum, yang mungkin membentuk bagian dari komemsal Ilora urogenital pada manusia
dewasa.
Mycoplasma hominis adalah spesies mycplasma yang memiliki kemungkinan terbesar untuk
terimplikasi pada inIeksi genital wanita. Mycoplasma hominis juga dapat menyebakan inIeksi
pada anak yang baru lahir dan inIeksi selain pada area genital, khususnya pada penurunan
kekebalan tubuh. Basis molekuler dari potensi patogenik Mycoplasma hominis tidak
diketahui. Mycoplasma hominis dengan semua kerabat dekatnya seharusnya membawa kita
pada pengertian yang lebih baik mengenai basis molekuler dari spesiIikasi inang.
Perbandingan ini akan diteruskan ke siklus gen atas manusia patogen lainnya, yang
dikategorikan dalam grup Iilogenetik yang berbeda untuk mengidentiIikasi Iaktor-Iaktor baru
untuk virulensi dan ganguan pada dinding organ yang berongga.


O Penyakit yang ditimbulkan
Secara spesiIik, tidak ada penyakit spesiIik yang hanya ditimbulkan oleh Mycoplasma
hominis. Pada wanita, Mycoplasma hominis diasosiasikan sebagai salah satu organisme
penyebab radang tulang panggul. Sakit ini membentuk radang kelainan pada area genital
bagian atas pada wanita dan mungkin juga termasuk kombinasi dari endometritis,
salpingitis (inIeksi tuba uterus), abses tuba ovarium, dan atau peritronitis pada tulang
panggul. Sedangkan pada pria, kemungkinan untuk terjadinya penyakit radang tulang
panggul lebih rendah dibanding pada wanita. Pada pria, Mycoplasma hominis dapat
menyebabkan kemandulan. Juga pada bayi yang terlahir prematur dari ibu yang
telah terinIeksi, dapat menyebabkan penyakit meningitis.




Cendawan entomopatogen
1ype LexL

13



Gambar Belalang Terserang eauveria bassiana
Cendawan entomopatogen adalah organisme heterotroI yang hidup sebagai parasit pada serangga.
Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat digunakan untuk
mengendalikan hama tanaman. Cendawan entomopatogen termasuk dalam enam kelompok
mikroorganisme yang dapat dimanIaatkan sebagai bioinsektisida, yaitu cendawan, bakteri, virus,
nematoda, protozoa dan ricketsia.

Sejarah

Aristoteles ialah orang pertama yang melaporkan adanya
serangga yang sekarat akibat suatu penyakit sejak sekitar 2000
tahun yang lalu. A. Cendawan entomopatogen yang kini dikenal
sebagai ordyceps sinensis juga sejak sekitar 1000 tahun yang
lalu telah digunakan sebagai obat herba oleh penduduk dataran
tinggi Tibet dan sekitarnya, tetapi saat itu belum diketahui
inIormasi mengenai cendawan entomopatogen. Cendawan
entomopatogen yang pertama dikenal dan dilaporkan ialah
eauveria bassiana. eauveria bassiana dikenal sebagai cendawan yang menyerang serangga setelah
Agostino Bassi (1773-1856) seorang bakteriologis Italia mempelajari kasus kematian pada produksi
sutera yang menjadi produk penting di Italia dan Perancis pada abad 16 sampai 17.


Siklus hidup dan proses infeksi
Proses inIeksi cendawan entomopatogen terhadap inangnya (serangga) dibagi menjadi Iase
parasit dan Iase saprob.
|5|
Penyerangan pada serangga inang dilakukan melalui penetrasi langsung pada
kutikula.
|4|
Pada awalnya spora cendawan melekat pada kutikula, selanjutnya spora berkecambah
melakukan penetrasi terhadap kutikula dan masuk ke hemosoel.
|4|
Cendawan akan bereproduksi di
dalamnya dan membentuk hiIa.
|4|
Serangga akan mati, sedangkan cendawan akan melanjutkan siklus
hidupnya dalam Iase saprob. Setelah tubuh serangga inang dipenuhi oleh massa miselium, tubuh tersebut
akan mengeras dan berbentuk seperti mumi yang berwarna putih, hijau, atau merah muda. Setelah itu
spora akan diproduksi untuk menginIeksi inang lainnya.
Manfaat
Cendawan entomopatogen sejauh ini telah dimanIaatkan sebagai agens pengendali hayati dan
bahan obat herba. Di Indonesia, agens hayati cendawan entomopatogen digunakan untuk mengendalikan
hama pada tanaman perkebunan. Cendawan entomopatogen dapat pula dimanIaatkan sebagai obat herba.
Beberapa anggota dari Hypocreales dikenal sebagai komponen utama beberapa obat-obatan, di antaranya
ialah ordyceps sinensis, Hypocrella, dan Torubiella.

Contoh
1ype LexL

14

Beberapa jenis cendawan entomopatogen yang sudah diketahui eIektiI mengendalikan hama
penting tanaman adalah eauveria bassiana, Metarhi:ium anisopliae, Nomuraea rileyi, Paecilomyces
fumosoroseus, Aspergillus parasiticus, dan Jerticillium lecanii.
'irus
?
'irus

Rotavirus
Klasifikasi virus
Kelas: IVII

Groups
I: Virus dsDNA
II: Virus ssDNA
III: Virus dsRNA
IV: Virus ()ssRNA
V: Virus ()ssRNA
VI: Virus ssRNA-RT
VII: Virus dsDNA-RT
'irus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginIeksi sel organisme biologis. Virus
bersiIat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanIaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung
yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan
menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginIeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak
berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
Iungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya ini virus
selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus inIluenza dan HIV), hewan
(misalnya virus Ilu burung), atau tanaman (misalnya TMC)



Sejarah penemuan
1ype LexL

13


Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan
dengan mikroskop elektron.

O Virus telah menginIeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut
terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan
mengenai inIeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno
(1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja
Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal
karena terserang virus Smallpox.

O Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal
adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada
tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan
terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan
vaksin.

O Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu
bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch
yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
3. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia bisa
menimbulkan penyakit
4. Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinIeksi tersebut
O Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, AdolI Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
O Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang
sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky
lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk
sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin
yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah
Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen inIeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak
berkurang setelah beberapa kali ditransIer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup
pembawa penyakit.
O Setelah itu, pada tahun 1898, LoeIIler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut
dan kaki sapi dapat melewati Iilter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
O Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal
sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
1ype LexL

16

divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A.
Kausche, E. PIankuch, dan H. Ruska.
O Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari
ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker. Selain itu, Rous
juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya dengan pori-
pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang
sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker. Rous menyimpulkan kanker
disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit yang menginIeksi sel ayam yang
sehat. Penemuan tersebut merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat
menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
O Pada tahun 1933, $hope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang
ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama pada manusia yag
disebabkan oleh virus. Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil Iiltrat dari tumor pada
hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci
tersebut.
O Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun 1935.
Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV). Stanley mengemukakan
bahwa virus akan dapat tetap aktiI meskipun setelah kristalisasi.
O Martha Chase dan AlIred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakterioIage.
BakteroIage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di
dalam sel bakteri.
Struktur dan anatomi virus


Model skematik virus berkapsid heliks (virus
mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3.
kapsid.
Virus merupakan organisme subselular yang karena
ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter
hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda,
DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus
dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia
berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sIerik),
heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom
virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
BakterioIag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk
menginIeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid
1ype LexL

17

yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid
tersebut. Bagian-bagian ini berIungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
inIeksi.
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sIerik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan
tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur
ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan
terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral.
Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sIerik
ditentukan dengan koeIisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh,
virus hepatitis B memiliki angka T4, butuh 240 protein untuk
membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis
virus sIerik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein
kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginIeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginIeksi inang.Virus pada
hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung
IosIolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari
virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam
kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakterioIag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala"
kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh Iag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel
lengkap virus disebut virion. Virion berIungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen
selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginIeksian sel inang.
Patogenesis 'irus
Macam-macam infeksi virus
Virus dapat menginIeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. ada yang
berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang
dihasilkan tidak terlalu besar.
O InIeksi Akut
inIeksi akut merupakan inIeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat
juga berakibat Iatal. Akibat dari inIeksi akut adalah : Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)
Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio Berlanjut kepada inIeksi kronis Kematian.
O InIeksi Kronis
InIeksi kronis merupakan inIeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala
penyakit muncul kembali. Contoh dari inIeksi kronis adalah : $ilent subclinical infection
seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)
Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV
Reaktivasi yang menyebabkan inIeksi akut, contoh : shingles
Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.
Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan
mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.
Pelekatan 'irus
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor
pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesiIik antara molekul reseptor seluler dengan
antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu
koreseptor. Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya
glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.
1ype LexL

18

Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor sehingga
mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :
O molekul immunoglobulin-like superfamily
O reseptor terkait membran
O saluran dan transporter transmembran
Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :
O Human Rhinovirus (HRV)
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(ntracelluler adhesion molecule-1). Molekul
tersebut merupakan molekul adhesi yang Iungsi normalnya adalah untuk mengikatkan sel kepada
substratnya. struktur ICAM-1 mirip dengan molekul imunoglobulin dengan domain C dan V
sehingga digolongkan sebagai protein supefamily immunoglobulin.
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan LIa-1 (Leukocite function
antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), Iibrinogen, dan PFIE (malaria
infected erythocytes). 10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh
serotipe lainnya menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor
.
O Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari molekul
superfamily immunoglobulin. Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu berupa variabel dan
dua konstan.

O Virus inIluenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu
hemagglutinin (HA) dan neuraminidase. HA akan berikatan dengan reseptor virus inIluenza yang
berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid). virus ini berikatan dengan muatan negatiI dari
moieties asam sialat yang ada pada rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan
glikoprotein pada permukaan sel. adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan
virus inIluenza bisa berikatan dengan banyak tipe sel.
Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel.
Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:
O Translokasi partikel virus
Proses translokasi relatiI jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom sepenuhnya
dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor
membran spesiIik.

O Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam
sel. Tidak diperlukan protein virus spesiIik selain yang telah digunakan untuk pengikatan
reseptor.

O Iusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Proses Iusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan
permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma. Diperlukan adanya protein Iusi
spesiIik dalam envelop virus, misalnya : HA inIluenza dan glikoprotein transmembran (TM)
Rhinovirus.


1ype LexL

19

Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian
dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks
nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama Iusi pada
membran virus dengan membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang
melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
Replikasi Genom dan Ekspresi Gen


7 KlasiIikasi Baltimore.
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut. Dalam
hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan ||David Baltimore|. Proses ekspresi gen
akan menentukan semua proses inIeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
O Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
1. Replikasi terjadi di inti dan relatiI tergantung kepada Iaktor-Iaktor seluler (Adenoviridae,
Polyomaviridae, Herpesviridae)
2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua Iaktor-Iaktor
yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan kebanyakan tidak
tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya.

O Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai cetakan
untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)

O Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi secara
terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh : Reoviridae

O Kelas IV : RNA Utas Tunggal ()
1ype LexL

20

Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA yang
ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk protein matang.
Contoh : Picornaviridae

O Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah
transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk
menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk replikasi genom.
2. Genom bersegmen (rthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana
monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh transkriptase virus.
O Kelas VI : RNA Utas Tunggal () dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal () bersiIat diploid dan tidak dipakai secara langsung
sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi DNA.

O Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan retrovirus,
prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).
Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel.
Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada proses
replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan bervariasi
untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di
sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.
Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersiIat inIeksius. pada tahap ini
terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesiIik
protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. protease virus dan enzim seluler lainnya
biasanya terlibat dalam proses ini.
Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dia mekanisme :
O untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana,
dimana sel yang terinIeksi terbuka dan virus keluar.
O untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati
membran , proses ini dikenal sebagai budding.
Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan
Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).

Klasifikasi virus
Virus dapat diklasiIikasi menurut morIologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik Iungsional.
O KlasiIikasi virus berdasarkan morIologi
Berdasarkan morIologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran
terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
O KlasiIikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1ype LexL

21

1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus
O KlasiIikasi virus berdasarkan genomik Iungsional
Virus di klasiIikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur Iungsi genomnya. KlasiIikasi ini disebut
juga klasiIikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV RNA Utas Tunggal ()
5. Virus Tipe V RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI RNA Utas Tunggal () dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
Contoh-contoh virus
'irus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang tergolong dalam
kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh Iamilia virus yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.
Retroviridae
Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah dua buah
yang keduanya identik dan memiliki polaritas positiI yang nantinya akan diekspresikan menjadi enzim
polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. DNA
yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus. Virus ini termasuk
ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.
SiIatnya yang ganas tersebut disebabkan salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.
Salah satu genus dari Iamili ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh spesiesnya
adalah HIV 1 dan 2.
Picornaviridae
Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas positiI
sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasiIikasi Baltimore. Virus dalam Iamili ini mampu
menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya adalah penyakit polio yang disebabkan oleh
Poliovirus dan Ilu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.
Orthomixoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA bersegmen
berpolaritas negatiI sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasiIikasi Baltimore. Ciri khan dari
virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang merupakan antigen utama yaitu
Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel
pada sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari inIeksi virus.
Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat
menekan tingkat keparahan inIeksi virus.
Virus ini di klasiIikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
1. InIluenza tipe A
InIluenza tipe A merupakan virus yang menginIeksi berbagai spesies baik manusia, burung
(burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut dan paus). Virus
inIluenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.
Antigenic driIt adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal
tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut
1ype LexL

22

menyebabkan terjadinya endemik musiman. Antigenic shiIt adalah munculnya subtipe barus virus
inIluenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan
atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya
imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.
2. InIluenza tipe B
3. InIluenza tipe C
4. Tick-Borne InIluenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
Arboviruses
Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari kelompok
Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat Iamili yaitu :
1. Togaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.
2. Flaviviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan Denguevirus yang
penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
3. Bunyaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah CaliIornia encephalitis virus (CE) yang
menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
4. Reoviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan Colorado
tick Iever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.



'irus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang tergolong dalam
kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh Iamilia virus yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.

Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas ganda
sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasiIikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat
menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.
Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
1. Alpha Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang
akut dengan gejala yang muncul saat itu juga. inIeksi virus ini bersiIat laten persisten disebabkan
karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang. jika kondisi inang
sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ) virus.
2. Beta Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit yang
akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini menyebabkan inIeksi pada bayi dan
perkembangan abnormal (penyakit kongenital). contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.
3. Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit limphopoliperatiI jinak
dan ganas. contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.

1ype LexL

23

Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positiI atau negatiI sehingga termasuk
dalam kelas II dalam klasiIikasi Baltimore. Virus ini tidak memiliki selubung virus dan merupakan virus
manusia yang berukuran paling kecil. Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu
berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Jirus(AAV). Salah satu contoh
kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.
Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di termasuk
dalam kelas I dalam klasiIikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki morIologi
besar dan kompleks. Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal
karena menimbulkan pandemik yang sangat besar diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox sudah
dimusnahkan.
Peranan 'irus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanIaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab inIeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David
Sanders, seorang proIesor biologi pada Purdue's School oI Science telah menemukan cara pemanIaatan
virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15
Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat
dimanIaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan
virus bersiIat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit inIeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini
tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu
dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak
menginIeksi kulit, virus hepatitis menginIeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraI. Begitu juga
yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deIiciency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV
yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang
disebabkan oleh virus.
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula
kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang
berkurang.
Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya
adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang
ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni
jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco
mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya
adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus
vein phloem degeneration (CVPD).
Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan
oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes
(yang disebabkan virus herpes simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh
papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada
manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen inIektan. Juga ada beberapa
kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraI pada
kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
1ype LexL

24

Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus
sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian
virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan
wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa
suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.
Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah
besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah Iilovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg,
pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk
panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus
Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga
2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
Diagnosis di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu,
penelitian penyakit akibat virus membutuhkan Iasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang
mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus.
Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa
lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pencegahan dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk
dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling eIektiI adalah vaksinasi, untuk merangsang
kekebalan alami tubuh terhadap proses inIeksi, dan obat-obatan yang mengatasi gejala akibat inIeksi
virus.
Penyembuhan penyakit akibat inIeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik,
yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. EIek samping penggunaan
antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.

PROTOZOA
Protozoa termasuk kedalam kingdom protista. Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara
tradisional, protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu,
Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur
lendir dan jamur air yang menyerupai jamur.
Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia,
Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari
protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai siIat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau
Euglenophyta, selnya berIlagela dan merupakan sel tunggal yang berkloroIil,
tetapi dapat mengalami kehilangan kloroIil dan kemampuan untuk berIotosintesa.
Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa
1ype LexL

23

adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam Iilum protozoa. Contohnya strain mutan
algae genus Chlamydomonas yang tidak berkloroIil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan
protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berkloroIil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktiI
dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

Bentuk Tubuh
Biasanya berkisar 10-50 m, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop.
Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut Ilagela. Mereka sebelumnya jatuh di
bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan
berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari
satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas
tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-
1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal
bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki Iligel atau bersilia.

Habitat dan cara hidup
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat
di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersiIat parasitik, hidup pada organisme
inang. Inang protozoa yang bersiIat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat
apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup
di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.
Ada pula protozoa yang tidak bersiIat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan
ruminansia.

Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa
yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan
hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis,
permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa
jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan
tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktiI lagi. Organel yang
terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola.

Ciri-ciri
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu Iilum dari Kingdom
Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel
antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
O Organisme uniseluler (bersel tunggal)
O Eukariotik (memiliki membran nukleus)
O Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
O Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotroI)
O Hidup bebas, saproIit atau parasit
O Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
O Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau Ilagella

1ype LexL

26

Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktiI dengan silia atau Ilagen, memili
membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang
bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotroI. Ada yang bisa berubag-ubah.
Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotroI.

Perkembangbiakan

Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi
yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya,
menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma
menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar
terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang
baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang
makan, maka amuba akan membentu kista. Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba
baru yang lebih kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah sampaipada ukuran
tertentu dia akan membelah diri seperti semula.

Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola
kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatiI (trophozoite), atau
bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk
kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan
berkecambah menjadi sel vegetatiInya.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur
dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesiIik, yang ditandai dengan Ileksibilitas
ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti ForaminiIera mempunyai
kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti DiIIlugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk Iosil. Kerangka luar
ForaminiIera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan
kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki
palsu), Ilagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktiI. Berdasarkan alat gerak yang
dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang
bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan Ilagela dimasukkan
ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak
dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersiIat aerobik nonIotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung
ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik
mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan
ATP melalui proses transIer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.

1ype LexL

27

Makanan

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel
organik, baik secara Iagositosis maupun pinositosis. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang
holozoik (heterotroI), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holoIilik (autotroI),
yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan kloroIit dan cahaya. Selain
itu ada yang bersiIat saproIitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati
adapula yang bersiIat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak
perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk
sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microIungi.
Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai
makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.
Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas,
mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke
mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti
kompartemen disebut vakuola.

Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksiden dan air maupun molekul-molekul kecil dapat
berdiIusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdiIusi melalui membran,
dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran
penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara Iagositosis oleh sel yang bersiIat amoeboid dan
anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang Ileksibel untuk
ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola
mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel.
Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan
dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya
dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitoso

Adaptasi

Sebagai komponen dari mikro-dan meioIauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi
microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transIer bakteri dan ganggang
produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.),
Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliIeratiI (misalnya trophozoites)
dan kista aktiI. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu
yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen
untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar
tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah
dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho untuk memberi makan), mereka secara aktiI memberi
1ype LexL

28

makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan
proses mentransIormasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa Iisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis.
Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.

Kelas Berdasarkan Alat Gerak

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

Rhizopoda (Sarcodina)
alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan
penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang
hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.Ektoamoeba
adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus,
ForaminiIera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme,
contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
O Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil
O Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang
disebabkan Shigella dysentriae)
O Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi
(Gingivitis)
O ForaminiIera sp. Iosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang
mengandung Iosil IotaminiIera disebut tanah globigerina.
O Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan
penggosok.

Flagellata (Mastigophora)
alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Bergerak dengan Ilagel (bulu cambuk) yang digunakan juga
sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
O FitoIlagellata Flagellata autotroIik (berkloroplas), dapat berIotosintesis. Contohnya : Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator. ZooIlagellata. Flagellata heterotroIik (Tidak
berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu:
i) Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - Volvax
globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris
(hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
ii) Golongan ZooIlagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di
AIrika dengan vektor (pembawa) lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense
vektornya Glossina palpalis tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina
morsitans tsetse semak - Trypanosoma cruzl penyakit chagas - Trypanosoma evansi
penyakit surra, pada hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani penyakit kalanzar -
Trichomonas vaginalis penyakit keputihan



1ype LexL

29

Ciliata (Ciliophora)
alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada
suatu Iase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek
dari Ilagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan Iungsi
hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berIungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak
ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium,
Vorticella, Balantidium coli .
O Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola
makanan dan vakuola kontraktil yang berIungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis
(osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktiI). Cara
reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugasi.
O Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.

Sporozoa
adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatiI (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatiI
(seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan
Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex)
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan. Contoh : Plasmodium Ialciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Gregarina. Jenis-
jenisnya antara lain:

O !,824/:2 1,.5,7:2 (setiap hari) adalah protozoa parasit, salah satu spesies Plasmodium
yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini masuk pada tubuh manusia
melalui nyamuk Anopheles betina. P. falciparum menyebabkan inIeksi paling berbahaya dan
memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi.

Distribusi geograIik (habitat)
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di AIrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit
ini terbesar di seluruh kepulauan.

MorIologi dan daur hidup
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat
menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut
Iase preritrosit saja; tidak ada Iase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah
skizom yang berukuran 30 pada hari keempat setelah inIeksi.

Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium troIosoit
muda plasmodium Ialciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran 1/6 diameter eritrosit. Pada
bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole
sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (inIeksi multipel).
Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan inIeksi multiple dapat juga
ditemukan dalam eritrosit yang di inIeksi oleh species plasmodium lain pada manusia, kelainan-
kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk
membantu diagnosis species.

1ype LexL

30

Bentuk cincin Plasmodium Ialciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan
kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium
malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan
siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada
kasus berat (perniseosa).

KlasiIikasi ilmiah
Kerajaan: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemosporida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Spesies: !1,.5,7:2
Nama binomial !,824/:21,.5,7:2
Welch, 1897

O Plasmodium vivax malaria tertiana (sporulasi tiap hari ke-3(48 jam))
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota Iilum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak
dan bersiIat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang. Perkembangbiakan/siklus hidupnya
dapat dibagi atas tiga stadium:
a. Schizogonia : terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginIeksi inang
b. Sporogoni : pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium eIektiI.
c. Gamogoni : tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di dalam tubuh inang perantara atau
nyamuk

Siklus hidup Plasmodiun Jivax
a. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air
liur yang mengandung sporozoit.
b. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari.
c. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginIeksi sel hati
lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
d. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
e. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
I. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka
makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di
dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet
(ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis.
Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
g. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap,
terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
h. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap
dinamakan sporozoit
i. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh
nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
1ype LexL

31

j. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan
sporozoit ke dalam darah.

O Plasmodium malariae malaria knartana sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)
,824/:22,,7,0 adalah protozoa parasit yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia
dan hewan. P. malariae berhubungan dekat dengan Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax, yang menyebabkan kebanyakan inIeksi malaria

KlasiIikasi ilmiah
Kerajaan: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemosporida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Spesies: !2,,7,0
Nama binomial !,824/:22,,7,0
Feletti & Grassi, 1889

O Plasmodiumovale malaria ovale
!,824/:2 4;,0 adalah spesies protozoa parasit yang menyebabkan malaria tertian pada
manusia. Spesies ini berhubungan dekat dengan Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax,
yang menyebabkan kebanyakan penyakit malaria. Parasit ini lebih langka daripada dua parasit
lainnya, dan tidak seberbahaya P. falciparum

KlasiIikasi ilmiah
Kerajaan: Protista
Filum: Apicomplexa
Kelas: Aconoidasida
Ordo: Haemosporida
Famili: Plasmodiidae
Genus: Plasmodium
Spesies: !4;,0
Nama binomial !,824/:24;,0
Stephens 1922


ALGAE
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum
mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang
bersel banyak dengan bentuk Alga (jamak Algae) juga adalah sekelompok organisme autotroI yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan Iungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki 'organ
1ype LexL

32

seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). serupa benang atau lembaran.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
O Iikosianin : warna biru
O kloroIil : warna hijau
O Iikosantin : warna perang/ coklat
O Iikoeritrin : warna merah
O karoten : warna keemasan
O xantoIil : warna kuning
Ganggang bersiIat autotroI (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir semua ganggang bersiIat
eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.
Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas :
4 Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
4 Chlorophyta (ganggang hijau)
4 Chrysophyta (ganggang keemasan)
4 Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
4 Rhodophyta (ganggang merah)

Sebagian tumbuhan laut dapat ditemukan dekat dengan tepi laut, sebagian lagi dapat ditemukan tumbuh
di laut bebas. Tiap tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk berIotosintesis maka tumbuhan laut
tumbuh dekat dengan permukaan laut. Banyak ilmuwan yang mengemukakan bahwa Alga (Ganggang)
sebenarnya bukanlah tumbuhan. Mereka memiliki jenis yang terpisah disebut Protist. Sebagian besar
Protist tidak dapat berIotosintesis (membuat makanannya sendiri).

Seperti diketahui dari namanya, ganggang laut adalah tumbuhan laut yang hidup di air asin. Ganggang
ada yang mengambang secara bebas tetapi sebagian besar hidup berdekatan dengan permukaan laut di
batu-batu karang, rumah keong atau siput. Ganggang hidup di sepanjang tepi laut yang dangkal sering
juga disebut 'Intertidal Zone (daerah pasang surut air). Ganggang dapat ditemukan dalam jarak 40 meter
(130 kaki) dibawah laut atau daerah yang masih terkena sinar matahari.

Ganggang biasanya ditemukan di pantai-pantai kecuali di Pantai barat AIrika dan di barat tengah
Amerika. Beberapa tumbuhan laut dan Ganggang hidup dengan satu sel yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Kebanyakan ganggang laut tersusun dari banyak sel, karena itu dapat dilihat langsung dengan
mata kita.
Ganggang terbagi menjadi 3 grup berdasarkan warnanya, yaitu Ganggang Hijau, Coklat dan Merah.Yang
diketahui sekarang Ganggang Merah 6000 jenis, Ganggang Coklat 2000 jenis dan ganggang Hijau 1200
jenis.
Ganggang yang bersiIat bentik digolongkan lagi menjadi;
4 Epilitik ( hidup diatas batu)
4 Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
4 Epipitik ( melekat pada tanaman )
4 Epizoik ( melekat pada hewan)

Habitat Alga

Penyebaran makro alga dibatasi oleh daerah litoral dan sub litoral dimana masih terdapat sinar matahari
yang cukup untuk dapat berlangsungnya proses Iotosintesa. Didaerah ini merupakan tempat yang cocok
bagi kehidupan alga karena terdiri atas batuan. Daerah intertidal pada pantai yang berbatu-batu
mempunyai siIat tertutup sesuai daerah alga merah atau alga coklat terutama alga dari genus Iacus alga
yang sering disebut rumput laut (seaweeds). Biasanya makro alga sedikit terdapat diperairan yang dasarny
1ype LexL

33

berlumpur atau berpasir karena sangat terbatas benda keras yang cukup kokoh untuk tempatnya melekat.
Umumnya ditemukan melekat pada terumbu karang, batuan, potongan karang, cangkang molusca,
potongan kayu dan sebagainya

Alga ini melekat dengan menggunakan organ yang kuat memegang tetapi bukan akar dan sering kali
membentuk hutan yang luas (kelp beds) tepat dibawah garis air surut atau pasang surut. Tumbuhan alga
merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu
menempati habitat yang lembab atau basah.

Zat-zat warna tersebut berupa Iikosianin (berwama biru), Iikosantin (berwarna pirang), Iikoeritrin (he
merah). Disamping itu juga diternukan zat-zat warna santoIli dan karoten. Berdasarkan habitat yang
ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
4 Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
4 Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air
akibat pasang surut.
4 Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
4 Ganggang EdaIik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan

Pigmen
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut kloroIil sehingga dapat melakukan Iotosintesis.
Selain itu juga memiliki pigmen pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang
beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak
berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya
melayang layang didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.

Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh
bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen Iikoeritrin. Reproduksi
seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi
ganggang merah. Contoh gangganng merah adalah Euchema spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan
Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Ganggang merah
mempunyai pigmen yang disebut Iikobilin yang terdiri dari Iokoeritrin (merah) dan Iikosianin (biru). Hal
ini memungkinkan ganggang yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang
tidak dapat diserap oleh kloroIil. Kemudian pigmen ganggang ini menyampaikan energi matahari ke
molekul kloroIil.

Cadangan makanan
Alga menyimpan hasil kegiatan Iotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan didalam selnya.
Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.

Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atau air laut. Beberapa jenis alga
Iotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap
(lengan mcnggunnkun senyawa organic sebagai sumber karbon, jadi bcrubah dan metabol isme
Iotosintesis menjad I metabolisme pernaIasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari
Alga memiliki sel-sel kloroplas yang berwarna hijau. mengandung kioroIil a dan b serta karcionoid. Pada
kloroplas terdapat pirenoid hash asimilasi berupa tepung dan lemak. Cloropyceae terdiri atas scI kecil
yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak adapula yang membentuk
koloni yang menyerupai kormus tumbt ban tingkat tiriggi. Biasanyan hidup dalarn air tawar,
menempatkan suatu bentos. Yang bersel besar dan ada pula yang hisup di air taut, terutama dekat pantai.

1ype LexL

34

Flagel
Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua Ilagella yang sama panjang, macamnya adalah
stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik, Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola
kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berIungsi sebagai alat osmoregulasi
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
4 Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berIlagela dan yang tidak berIlagela.
4 Bentuk multiseluler:
1. a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2. Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3. Bentuk Iilamentik: Iilamen sederhana, Iilamen bercabang, Iilamen heterotrikh, Iilamen
pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4. Bentuk siIon/pipa.
5. Pseudoparenkhimatik
Stuktur tubuh sel
Bentuk tubuh ada yang bulat, Iilament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya
bryopsis,
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas
mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kioroIil yaltu kioroIil a,
b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat kloroIil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-
kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut
warna tadi.
Dinding Sel
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa Iilament atau
kolini yang tidak membentuk Iilament. Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan
sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa
Iilament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling
bawah pada Iilament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat
tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk Iilamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa Iilament, taupun koloni yang berupa Iilament,
reproduksi melalui Iragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah pecahnya koloni menjadi beberapa bagian
Ganggang masuk ke dalam kelompok bakteri. Ganggang memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya
bakteri, dan bisa melakukan Iotosintesis langsung karena memiliki kloroIil. Sebelumnya, ganggang ini
dikenal dengan sebutan Cyanophyta dan bersama bakteri masuk ke dalam kingdom Monera. Akan tetapi
dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa ganggang ini memiliki karakteristik bakteri sehingga
dimasukkan ke dalam kelompok bakteri (Eubacteria)
Inti sel
Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion
Pekembangbiakan
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing masing akan menjadi individu baru, terjadi
pada ganggang bersel tunggal. Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa Iilament, taupun
koloni yang berupa Iilament, reproduksi melalui Iragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah pecahnya
koloni menjadi beberapa bagian.

Perkembangbiakan alga ada dua macam yaitu secara aseksual san seksual. Secara aseksual terjadi pada
alga hijau dan alga pirang dimana perkembangbiakan dilakukan dengan cara membentuk zoospora yang
dilengkapi Ilagel berambut. Sedangkan perkembangbiakan alga hijau adalah anisogami dimana gamet
1ype LexL

33

jantan selalu bergerak mendekati gamet betina dengan cara kemotaksis. Perkembangbiakan seksual pada
alga pirang dengan isogami dan anisogami.
Pada hakekatnya alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang berIungsi seperti pada tumbuhan darat.
Seluruh wujud alga terdiri dari semacam batang yang disebut thallus, hanya bentuknya yang beraneka
ragam. Substansinya pun bermacam-macam ada yang lunak, keras mengandung kapur atau berserabut

Morfologi Alga secara Umum
Alga (Ganggang) termasuk tumbuhan tingkat rendah yang berukuran makroskopis, dan susunan kerangka
tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya dikenal
dengan nama Thallus. Beberapa tumbuhan mempunyai bentuk kerangka tubuh menyerupai tumbuhan
berakar, berbatang dan berdaun atau berbuah, tetapi semua bentuk tubuh tumbuhan tersebut sebetulnya
hanyalah thlallus. Rumput laut atau seaweeds termasuk tumbuhan thallus yang banyak dijumpa hampir
diseluruh perairan pantai Indonesia, terutama dipantai yang mempunyai rataan terumbu karang. Didalam
perairan rumput laut menempati posisi sebagai produsen primer yang menyokong kehidupan biota lain
pada tropik level yang lebih tinggi.

Tubuh alga berupa thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi kadang-kadang menyerupai
kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus alga makroskopis bermacam-macam antara lain bulat,
pipih, gepeng bulat seperti kantong dan seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan
multiseluler.

Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (sederet searah pada
satu sisi thallus utama ), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berseling),
Ierticinate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana tidak
bercabang. SiIat substansi thalli juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras
mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious)

Ekologi dan habitat Makro Alga
Makro alga memerlukan sinar matahari untuk dapat melangsungkan Iotosintesis. Banyaknya sinar
matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan kecerahan air laut. Fotosintesis berlangsung
tidak hanya dengan bantuan sinar matahari saja tetapi juga oleh zat hara sebagai makanannya. Gerakan air
selain untuk mensuplai zat hara, juga membantu memudahkan rumput laut menyerap zat maknannya,
membersihkan kotoran dan dan melangsungkan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Gerakan air yang
baik untuk pertumbuhan rumput laut ini antar 20-40 cm/detik. Sedangkan gerakan air bergelombang tidak
lebih dari 30 cm. Bila arus air lebih cepat maupun ombak yeng terlalu tinggi dapat dimungkinkan terjadi
kerusakan tanaman misalnyapatah atau terlepas dari substratnya.

Pertumbuhan makro alga juga dipengaruhi oleh salinitas atau kadar garam dan temperatur. Ada 2
golongan makro alga bedasarkan kisaran salinitas yaitu: Rumput laut yang stenohalin, yaitu makro alga
yang hidup, dan tumbuh pada perairan dengan kisaran salinitas yang sempit artinya bahwa makro alga ini
tidak mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang bervariasi; dan rumput laut yang euryhalin yaitu rumput
laut yang tumbuh pada kisaran salinitas yang luas dimana artinya bahwa makro alga ini mampu tumbuh
pada kisaran salinitas yang bervariasi


Klasifikasi Makro alga
Bayart dan Robert (1983) mengolongkan alga menjadi 3 kelas besar subIillum dari tallophyta sebagai
berikut : alga hijau, alga Coklat / perang dan alga merah. Webber & thurman (1985); Aslan (1996)
menggolongkan Makro alga menjadi 3 classis yaitu
1ype LexL

36


4 Alga Hijau (Chlorophyceae)
Mempunyai pigmen kloroIil a, kloroIil b, karoten dan xantoIil. Ganggang ini juga dapat
melakukan Iotosintesis. 90 hidup di air tawar dan 10 hidup di laut. Yang hidup di air
umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau
merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara ganggang lain.
Cara reproduksi dengan Iragmentasi dan konyugasi. contoh :
- Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup
di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatiI dengan pembelahan sel dan tiap sel
membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanIaatkan
kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan
karbohidrat.
- Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan
dapat dimakan.
- Spiroggyra: berbentuk benang (Iilamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan
yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatiI dengan Iragmentasi, generatiI dengan
konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan
bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet
sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti
kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis
dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu
baru.
- Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua Ilagelum, satu vakuola dan satu
nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berIungsi sebagai pusat pembentukan
tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.
- Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai
kloroIil juga dapat berpindah tempat.
- Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatiI
dengan Iragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatiI
dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
- Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
- Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-
ruas dan tiap ruas bercabang kecil.

Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khloroIil a
dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan
lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang,
hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah.
klasiIikasi dari alga hijau ini sebagai berikut :
Divisio : Chlorophyta
Classsis : Cholrophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp.

Adapun ciri-ciri dari alga ini adalah :
- Reproduksi mempunyai stadia berbuluk cambuk, seksual dan aseksual.
- Mengandung khloroIil a dan b, beta, gamma karoten dan santhoIil.
1ype LexL

37

- Berwarna hijau
- Persediaan (cadangan) makanan berupa kanji dan lemak.
- Dalam dinding selnya terdapat selulosa, sylan dan mannan.
- Memiliki thilakoid
- Dalam plastiada terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan produk hasil sintesis.
- Thalli satu sel, berbentuk pita, berupa membaran, tubulat, dan kantong atau bentuk
lain.

Ciri talus
Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
Bentuk tubuh ada yang bulat, Iilament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn
tinggi, misalnya bryopsis,
Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa,
seperti jala, dan seperti bintang,
Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktiI
yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola
ini berIungsi sebagai alat osmoregulasi.
Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua Ilagella yang sama panjang, macamnya
adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.

Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat tempat kering.

Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotroI. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organism lain,
mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.

Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau
berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa
suatu zigospora , zigospora tidak mempunyai alat gerak. Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara
lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.

Dinding sel
Sel tumbuhan dipisahkan oleh dinding sel yang transparan. Dinding sel adalah struktur di luar
membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri
khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, Iungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.
Namun demikian, hal ini berakibat positiI karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan, perlindungan dan penyaring (Iilter) bagi struktur dan Iungsi sel sendiri. Dinding sel
mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin,
selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu
1ype LexL

38

glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
- Umumnya Eukariotik, berinti satu atau banyak (Kanositik)
- BersiIat binthik atau planktonik

4 Alga Coklat (Phaeophyceae)
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang) Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen
Iikosantin (coklat), kloroIil a, kloroIil b dan xantoIil. Tubuh berbentuk seperti benang atau
lembaran yang dapat mencapai puluhan meter.
Reproduksi vegetatiI dengan Iragmentasi,c sedangkan generatiI dengan isogami dan oogami.
Contoh
- Laminaria
- Fucus
- Turbinaria
- Sargasum
Peranan ganggang coklat :
- Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan, lateks
sintetis
- Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
- Sebagai makanan ternak

Berwarna coklat / pirang, sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat makanan. Tidak ditemukan zat
tepung, hidup di air tawar, dilaut dan didaerah iklim sedang dan dingin, hidupnya melekat pada
batu-batu, kayu dan ada yang hidup sebagai endoIit.
Menurut Abbot (1978) klasiIikasi dari alga coklat ini sebagai berikut :
Divisio : Phaeophyta
Classsis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Species : Sargassum sp
Adapun alga divisio ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Saat reproduksi alga ini memiliki stadia gamet atau zoospora berbulu cambuk seksual dan
aseksual.
Mempunyai pigmen khloroIil a dan c, beta karoten, Violasantin dan Fukosantin.
Warna umumnya coklat.
Persediaan makan (hasil Iotosintesis) berupa laminaran (Beta, 1-3 ikatan glukan).
Pada bagian dalam dinding selnya tedapat asam alginik dan alginat.
Mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran Iotosintesis).
Ukuran dan bentukm thalli beragam dari yang berukuran kecil sebagai epiIit, sampai
yang berukuran besar, bercabang banyak, berbentuk pita atau lembaran. Umumnya
tumbuh sebagai algae benthik.

Phaeophyta (algae coklat) berwarna coklat karena Iukoxantin yang menutupi kloroIil a dan c,
karotin dan xantoIil lainnya. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan asam alginik. Hasil makanan
cadangan adalah karbohidrat. Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, Iilamen atau bentuk
thallus. warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan
menyelubungi warna hijau dari kloroIil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen
lainnya seperti kloroIil a, kloroIil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan Iukosantin.
1ype LexL

39


Ciri ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak,
bercabang, Iilament tidak bercabang, dan Iilament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid
(cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari
gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi
pada tumbuhan darat.

Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.

Cara hidup
BersiIat autotroI Iotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.

Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
DimanIaatkan sebagai industry makanan atau Iarmasi, algin atau asam alginate dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion
dank rim, selain itu dapat dimanIaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi,
sedangkan kandungan IolIornya rendah.

Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berIlagella dan Iragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
i) Focus serratus
ii) Makro cystis pyreIera
iii) Sargassum vulgare
iv) Turbinsaris decurrens
Dari divisio ini, yang akan dikemukakan disini adalah species dari marga Sargassum,
Hormophysa, dan Turbinaria
.
4 Alga Merah (Rhodophyceae)
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein Iikobilin,terutama
Iikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau
karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik,
seperti agar-agar, karaginan dan Iursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang
kemerah-merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini
umumnya makroskopis, Iilamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Rhodophyta (ganggang merah) umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar,
mengandung pigmen kkloroIi a, kloroIil d, karoten, Iikoeritrin, Iikosianin.

Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Reproduksi vegetatiI dengan spora.
Contoh :
1ype LexL

40

- Batrachospermu
- Gelidium
- Eucheuma
- Gracililaria
- Chondrus
- Porphyra
- Polysiphonia
- Nemalion
- dll
Peranan ganggang merah :Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-
agar.

Ciri Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau
kemerah merahan, chromatoIora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung kloroIil a,
kloroIil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah Iikoiretrin sebagai
pigmen utama yang mengadakan Iluoresensi

Ciri talus
Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
Tidak berIlagella.
Selnya terdiri dari komponen yang berlapis lapis.
Mempunyai pigmen Iotosintetik Iikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam
koroplas, pirenoid berIungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.

Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersiIat autotroI, ada juga yang heterotroI, yaitu yang tidak memiliki
kromatoIora dan biasanya parasit pada ganggang lain.

Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan
tawar.

Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung ujung cabang
talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya
karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan
membentuk satu karkospoIraIit. KarkosporaIit akan menghasil tentranspora. Contoh anggota
ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniIormi, gelidium,
gracilaria,eucheuma, dan skinaia Iurkellata.

Peran ganggang merah pada kehidupan:
ManIaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum ,
selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
Berwarna merah sampai ungu, kromotoIora berbentuk cakram atau sesuatu lembaran, sebagai
hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung Iloride, hidupnya diair laut, da
berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan pembentuka spora dan seksual atau oogami.
1ype LexL

41

Sebaran alga atau rumput laut diindnesia ada beberapa jenis yaitu rumput laut penghasil agar-agar
(agarophyte) diantaranya adalah Gracillaria sp, Gelidium, Gelediupsis, Hypnea, dan rumput laut
penghasil keraginan yaitu spinosum, Euchema catini dan Eucheuma striatum. Selain itu juga
rumput laut penghasil algin yaitu sargasum, Marcocystis, dan lessonia.

KlasiIikasi dari alga merah ini sebagai berikut :
Divisio : Rhodophycophyta
Classsis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Species : Gracilaria sp
Adapun alga dari devisi ini ditandai oleh siIat-siIat sebagai berikut :
Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk
Reproduksi seksual denga karpogonia dan spermatia
Pertumbuhannya bersiIat uniaksial (astu sel diujung thallus) dan multikasial (banyak sel
diujung thallus).
Alat perekat (HoldIast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak.
Memiliki pigmen Iikobilin yang terdiri dari Iikoeritrin (berwarna merah) dan Iikosianin
(berwarna biru)
BersiIat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan
berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli
seperti : merah tua, Merah muda, pirang, coklat kuning dan hijau.
Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch)
Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan Iulselaran.

4 Chrysophyceae Chrysophyta ( ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen kloroIil a, kloroIil c, karoten, xantoIil dan
Iikosantin. Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan Iitoplankton.
Contoh :
Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering bercabang.
Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, Ilagel dua sama panjang, kloroplas berupa
lembaran melengkung warna kekuningan
Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epiIit dan
mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp.
Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica.

ManIaat ganggang keemasan :
Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak,
sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
i) Bidang industri
- Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan plastik,
kosmetik dan tekstil.
- Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat
dinamit, penggosok dan saringan.
- Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
- Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
- Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
1ype LexL

42

ii) Bidang perikanan
Ganggang yang berupa Iitoplankton merupakan makanan ikan di laut.

iii) Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berIungsi sebagai komponen produsen yang paling utama.
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan kloroIil. Tubuh ada yang bersel satu,
contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.

4 Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe Ilagella
selnya. Dan mengandung kloroIil a , kloroIil c, karoten dan xactoIil.

Ciri talus
- Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk bentuk campuran.
- Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua Ilagella jheterodinamik
yaitu sebagai berikut,
a) Satu Ilagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, Ilagella
seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu Ilagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik,
mengarah ke posterior.
- Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat
persediaan makanan.

Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat tempat yang basah, dan merupakan anggota
penyusun plankton.

Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara IotoautotroI, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan
memiliki kloroIil untuk berIotosintesis.

Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri, sedangkan reproduksi
seksual dengan oogami.

Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan,
bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.

Isolasi Mikroba
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanIaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni.
Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya
digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang.
Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu menye-diakan zat makanan
untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah dibuat untuk
memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan diIerensial bermaaIaat untuk
memisahkan beberapa jenis.
1ype LexL

43

IdentiIikasi jenis menggunakan semua siIat yang berkaitan dengan jenis. Hal ini mencakup morIologi,
daya gerak, siIat biokimianya, kebutuhan akan oksigen, reaksi pewarnaan Gram, dan beberapa
diantaranya siIat kekebalan.
Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sehingga tidak hanya
mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi dapat juga memperta-hankan siIat-siIat genotip dan
Ienotipnya.
Terdapat 3 metode dalam pemeliharaan kultur, antara lain penyimpanan kultur dengan cara pengeringan;
metabolisme terbatas; dan penyimpanan kultur dengan cara lioIilisasi. Metode yang sering digunakan
adalah pengeringan beku.
Pertumbuhan, Multiplikasi, dan pengukuran pertumbuhan
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami Iase-Iase yang berbeda, yang berturut-turut
disebut dengan Iase lag, Iase eksponensial, Iase stasioner dan Iase kematian. Pada Iase kematian
eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian
dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang
hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel.
Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan
jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis
metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk
menentukan jumlah total sel dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana PetroI-Hausser atau
hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang
menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau koloni, dan satu atau lebih produk
metabolit. Penentuan kuantitatiI metabolit ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl.
Enzim dan Metabolisme Bakteri
Metabolisme pada bakteri pada dasarnya seperti yang terjadi pada sel-sel organisme lain secara umum.
Reaksi metabolisme terdiri atas dua proses yang berlawanan. Metabolisme pertama adalah sintesis
protoplasma dan penggunaan energi disebut anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi
substrat yang diikuti perolehan energi disebut katabolisme.
enzim
Tanah merupakan habitat yang didominasi oleh mikroorganisme seperti bakteri, Iungi, alga, dan protozoa.
Beberapa dekomposer seperti bakteri dan cendawan mampu menghasilkan selulase.

Karakterisasi selulase. Karakterisasi enzim selulase meliputi penentuan pH dan suhu optimum serta
substrat yang sesuai. Pengujian pada berbagai pH dilakukan pada pH 3 sampai dengan pH 9 dengan
selang 0,5 unit menggunakan buIer sitrat IosIat 0,2 M (pH 3-5,5), buIer IosIat 0,2 M (pH 6-8) dan buIer
tris-HCl 0,2 M (pH 8-9). Suhu yang digunakan adalah 30C sampai dengan 90C dengan selang 10C
dalam substrat CMC 1 dalam buIer pH optimum dan inkubasi selama 30 menit. Aktivitas pada berbagai
substrat dilakukan dengan cara menguji aktivitas selulase pada CMC, avisel, Whatman filter paper No. 1
serta beberapa substrat limbah pertanian dalam buIer dengan pH optimum dan diinkubasi pada suhu
optimum.

Cara isolasi dan seleksi bakteri selulolitik. Metode pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara
mengambil sampel tanah pada ke dalaman 10-20 cm. Sampel tanah yang diambil merupakan sampel
komposit, kemudian dimasukan dalam wadah plastik gelap berlabel. Isolasi bakteri selulolitik dilakukan
dengan metode cawan sebar pada media CMC (1 g CMC; 0,02 g MgSO4 .7H2O; 0,075 g KNO3; 0,05 g
K2HPO4; 0,002 g FeSO4 .7H2O; 0,004 g CaCl2 .2H2O; 0,2 g ekstrak kamir, 1,5 g agar-agar bakto, dan
0,1 g glukosa). Koloni-koloni yang tumbuh dimurnikan dan diuji pertumbuhannya pada suhu 50oC dan
aktivitas selulolitik dengan penentuan indeks selulolitik yang merupakan nisbah antara diameter zona
bening dengan diameter koloni.
1ype LexL

44


DAFTAR PUSTAKA

http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/07Edit1AnjaMeryISOLASI20BAKTERILayoutnew.pdI
http://id.wordpress.com/tag/biologi-dan-Iisika/MikroorganismeBakteridanVirus
http://zaiIbio.wordpress.com/2009/01/30/ganggang-algae/
http://monruw.wordpress.com/2011/06/18/morIologi-alga/
http://aItyanm.blogspot.com/2011/01/mikrobiologi-protozoa.html
http://pisangkipas.wordpress.com/2010/03/26/mycoplasma-genitalium/
http://mikrobia2.Iiles.wordpress.com/2008/05/mycoplasma-pneumoniae.pdI
http://mitrapustaka.blogspot.com/2010/06/rickettsia-dan-chlamydyarickettsia.html
http://catatanakhirkoastmikro.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Rickettsia
http://mikrobia2.Iiles.wordpress.com/2008/05/rickettsia-prowazekii.pdI
http://mikrobia2.Iiles.wordpress.com/2008/05/rickettsia-typhi-new.pdI
http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/09/pengartian-rickettsia-klasiIikasi-siklus-hidup-penyakit-
pengobatan/
diakses tanggal 22-26 september 2011
Akin, H.M. (2005) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Jirologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius. hlm. hlm. 17. ISBN 9792111808, 9789792111804. Diakses pada 13 Maret 2009.
Hawksworth DL, Sutton BC, Ainsworth GC. 1983. Dictionary oI The Fungi. England: Commonwealth
Mycological Institute
Prayogo Y. 2006. Upaya mempertahankan keeIektiIan cendawan entomopatogen untuk mengendalikan
hama tanaman pangan. J. Litbang Pertanian 25: 47-54
Santoso, T. 1993. Dasar-dasar patologi serangga.Dalam E. Martono, E. Mahrub, N.S. Putra, dan Y.
Trisetyawati (Ed.). Simposium Patologi Serangga I. Yogyakarta, 1213 Oktober 1993. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 115.

You might also like