You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah yang bertema pesisir dan laut dengan judul
Mekanika Sedimentasi . Dalam pembuatan makalah ini saya ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu saya dalam
menyelesaikan tugas ini, yakni para dosen pengampu di mata kuliah
Sedimentologi.
Apabila terdapat kata-kata yang salah, saya mohon maaf. Saya
juga memerlukan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua untuk menuju dunia
kelautan yang maju di masa mendatang.

Semarang, 03 April 2011




Penyusun







i
A I
PendahuIuan
1.1 Latar eIakang
ndonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.000 buah pulau.
Wilayah pesisir dan luas laut mencakup sekitar 3,1 juta km
2
dan ZEE 5,8 juta
km
2
. Dan garis pantai memuat habitat yang sangat bervariasi (81.000 km
2
),
kedua setelah Canada.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara lautan dan daratan. Wilayah ini
sangat potensial sebagai modal dasar pembangunan ndonesia. Pemanfaatan
dan pengelolaan wilayah pesisir yang baik menjadikan wilayah pesisir sebagai
salah satu komoditi ndonesia (devisa). Maka dari itu, dalam hal ini tentu
diperhatikan pula faktor faktor yang berdampak terhadap lingkungan pesisir,
seperti : sedimentasi, kegiatan manusia, pencemaran di perairan laut, dan over
eksploitasi SDA.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mempelajari bagaimana terjadinya
mekanika sedimentasi serta Sebagai bahan referensi tentang studi kasus
sedimentologi yang terjadi di ndonesia dan juga sebagai informasi yang penting
tentang ilmu sedimentologi.





1
A II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian SedimentoIogi
Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi
dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam
lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen.
'Sedimentologi' hanya ada sebagai cabang ilmu geologi untuk beberapa dekade.
Sedimentologi berkembang karena unsur-unsur stratigrafi fisika menjadi lebih
kuantitatif dan lapis-lapis strata dijelaskan berdasarkan proses fisika, kimia dan
biologi yang membentuknya. Tidak adanya terobosan besar sampai
berkembangnya teori tektonik lempeng. Suatu konsep menginterpretasi batuan
dalam proses modern yang menyokong sedimentologi modern dimulai pada
abad 18 dan 19 ('present is the key to the past').
2.2 Pengertian Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang
diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk yang disebut lingkungan
pengendapan berupa sungai, danau, delta, estuaria, laut dangkal hingga laut
dalam.
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber dan
dibedakan menjadi empat yaitu :
a. Lithougenus sedimen
b. Biogenous sedimen
c. Hitereogenous sedimen
d. Cosmogirl sedimen


2
a. Lithougenus sedimen
Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai
dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke
dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai
dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan
telah melemah. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari
erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat
sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh
arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi
tertransforkan telah melemah.
b. iogenous sedimen
Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa
organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta
bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

3
.. Hitereogenous sedimen
Hitereogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya
reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut
dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh
dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
d. CosmogirI sedimen
Cosmogirl sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber
dan masuk ke laut melalui jalur media udara / angin. Sedimen jenis ini
dapat bersumber dari luar angkasa , aktivitas gunung api atau
berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari
luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir
dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi
dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-
fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di
darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana
proses eolian dominan namun demikian dapat juga terjadi pada
daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam
hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan
dibandingkan sumber-sumber yang lain.
2.3 Mekanisme Proses Sedimentasi
Batuan sedimen memiliki banyak hal menarik untuk dibahas. Selain bentuknya
yang unik dan beragam serta jumlahnya yang melimpah di muka bumi (hampir
75% kulit bumi terdiri atas batuan sedimen), proses-proses yang terjadi juga
sangatlah menarik untuk dibahas. Salah satu proses yang menarik adaIah
bagaimana sedimen sebagai penyusun batuan sedimen dapat terangkut
dan diendapkan menjadi batuan sedimen.
Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam
suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat memahami prinsip apa saja
yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip tersebut sangatlah
4
beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari
:niformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga
terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830.
Dengan menggunakan prinsip tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi
yang terjadi sekarang, kita bisa memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan
sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment, dan juga bisa memperkirakan
bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses geologi tertentu.
Lapisan horizontal yang ada di batuan sedimen disebut bedding. Bedding
terbentuk akibat pengendapan dari partikel-partikel yang terangkut oleh air atau
angin. Kata sedimen sebenanrya berasal dari bahas latin sedimentum yang
artinya endapan. Batas-batas lapisan yang ada di batuan sedimen adalah bidang
lemah yang ada pada batuan dimana batu bisa pecah dan fluida bisa mengalir.
Selama susunan lapisan belum berubah ataupun terbalik maka lapisan termuda
berada di atas dan lapisan tertua berada di bawah. Prinsip tersebut dikenal
sebagai prinsip superposition. Susunan lapisan tersebut adalah dasar dari skala
waktu stratigrafi atau skala waktu pengendapan. Pengamatan pertama atas
fenomena ini dilakukan oleh Nicola:s Steno di tahun 1669. Beliau mengajukan
beberapa prinsip berkaitan dengan fenomena tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah
prinsip horizontality, s:5er5osition, dan original contin:ity. Prinsip
horizontality menjelaskan bahwa semula batuan sedimen diendapkan dalam
posisi horizontal. Pembentuk batuan sedimen adalah partikel-partikel atau sering
disebut sedimen yang terbentuk akibat hancuran batuan yang telah ada
sebelumnya seperti batuan beku, batuan metamorf, dan juga batuan sedimen
sendiri. Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik, sedimen-sedimen
dapat dibedakan sebagai berikut:
KIasifikasi- Berdasarkan ukuran partikel dari sedimen klastik
Nama PartikeI Ukuran Sedimen Nama batu
Boulder/Bongkah >256 mm Gravel
Cobble/Kerakal 64 256 mm Gravel Konglomerat dan
Breksi (tergantung
kebundaran
partikel)
5
Pebble/Kerikil 2 64 mm Gravel
Sand/Pasir 1/16 2mm Sand Sandstone
Silt/Lanau 1/256 1/16 mm Silt Batu lanau
Clay/Lempung <1/256 mm Clay Batu lempung

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi,


vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang
mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya gravitasi.
Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme
pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena
berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut
sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen
yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua,
karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined)
seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di
daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.

Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut
cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan
karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena
bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut
maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut.
Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan
mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam
sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan
sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan
kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya
patahan.







6

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara:

a. S:s5ensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus
cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang
dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah
mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang
buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah
menyentuh dasar aliran.

-. Bedload trans5ort

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:


O endapan arus traksi
O endapan arus pekat (/ensity current) dan
O endapan suspensi.
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada
umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau
pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya
berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:
O pemilahan baik
O tidak mengandung masa dasar
O ada perubahan besar butir mengecil ke atas (1ining upwar/) atau ke
bawah (coarsening upwar/) tetapi bukan perlapisan bersusun (gra/e/
be//ing).




7
Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan
suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran
antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur
dan perlapisan bersusun. Arus pekat (/ensity) disebabkan karena perbedaan
kepekatan (/ensity) media. ni bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi
dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan
bergerak mengalir di bawah media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus
pekat di dalam cairan dikenal dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama
di dalam udara dikenal dengan nuees ardentes atau wedus gembel, suatu
endapan gas yang keluar dari gunungapi. Endapan dari suspensi pada umumnya
berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan angin atau endapan
lempung pelagik pada laut dalam.

c. Saltation

Dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen berukuran
pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu
mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam
membawa sedimen-sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau
mungkin tertahan akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi
dapat berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen tersebut
menjadi suatu batuan sedimen.

2.4 Sistem Arus Traksi Struktur Sedimen
Transport dan pengendapan sedimen dari daerah sumber ke daerah
pengendapannya tidaklah dikuasai oleh jenis jenis mekanisme transport
tertentu, misal hanya arus traksi saja, dan sebagainya, tetapi selalu merupakan
suatu sistem dari berbagai mekanisme, bahkan bukan hanya bersifat mekanis,
tetapi juga bersifat kimiawi (Koesoemadinata, 1981).
8
Beberapa sistem transport dan sedimentasi :
1. 1. Sistem arus traksi dan suspensi.
2. 2. Sistem arus turbid dan pekat (/ensity current).
3. 3. Sistem suspensi dan kimiawi.
Cara pengendapannya sendiri menurut Rubey (1935), pertikel mengendap dari
suatu aliran berdasarkan dua hukum, yaitu :
1. Hukum Stokes : Berat efektif suatu pola, hal ini berlaku untuk
material halus.
2. Hukum mpact : : Reaksi benturan terhadap medium, hal ini
berlaku untuk material kasar.
Dalam kenyataannya tiap tiap hukum berlaku untuk besar butir tertentu. Lebih
kasar besar butir yang dimiliki maka hukum mpact akan berlaku, sedang
sebaliknya, makin halus besar butir yang ada maka hukum Stokes yang akan
berlaku.
Selain itu juga sifat sifat transport dan pengendapan lainnya akan mengalami
perubahan perubahan, seperti :
1. Gerakan partikel/butir.
2. Konsentrasi sedimen transport.
3. Kecepatan aliran dekat dasar.
4. Koefisien kekasaran (maningsin).
5. Struktur sedimrn yang dibangun.
6. Kedalaman air.
7. Sifat permukaan air.
8. Turbulensi.



9
Sebenarnya sistem ini terdiri dari 2 faktor, yaitu be/ loa/ dan suspen/e/ loa/,
dimana diendapkan dari sistem tersendiri. Cara pengendapan be/ loa/
berhubungan erat dengan pembentukan struktur sedimen dan aliran. Konsep
yang ada pada dasarnya delam pelbagai kekuatan arus (stream power) transport
sedimen, pengendapan dan bentuk dasar (1orms o1 be/ roughness), berubah
ubah dan memiliki karateristik tersendiri. Bentuk dasar juga tergantung dari besar
butir, 0,6 mm sebagai batas.
Traksi merupakan salah satu mekanika transportasi dan pengendapan. Mekanika
transport dan pengendapan sendiri memuat beberapa bagian, antara lain :
1. Muatan, yaitu jumlah total sedimen yang diangkut oleh suatu aliran
(Gilbert, 1914).
2. Kapasitas aliran (stream capacity), yaitu muatan maksimal yang dapat
diangkut oleh aliran (Gilbert, 1914).
3. Kompetensi aliran (stream competence), yaitu kemampuan aliran untuk
mentransport sedimen dalam pengertian dimensi partikel (Twenhofel,
1950).
Traksi atau gaya gesek kritis juga dipengaruhi oleh hi/raulica li1t, yaitu
pengangkatan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan diatas dan dibawah
aliran, diukur oleh kecepatan radien dekat dasar aliran.
Berdasarkan cara/gaya mengangkut partikel ini maka transport sedimen secara
massal terdapat sebagai berikut (koesoemadinata, 1981) :
1. Rayapan permukaan (sur1ace creep) : menggelundung.
2. Saltasi (rolling, skipping) : meloncat dan meluncur.
3. Suspensi.


10

Dari segi muatan, maka ini dibagi menjadi :
1. e/ loa/ (sur1ace creep dan saltasi)
2. Suspen/e/ loa/ (wash loa/)
2.4.1. S1kUk1Uk SLDIMLN ANG 1Lk8LN1Uk DAkI AkUS 1kAkSI
Arus traksi yang berlangsung mengakibatkan terbentuknya struktur sediment.
Struktur sediment yang terbentuk sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
(Koesoemadinata, 1981):
1. 1. Rezim aliran bawah (lower 1low regim), yaitu gaya tarikan lebih
berpengaruh. Hal ini mengakibatkan :
1. Terbentuk onggokan onggokan dan scour.
2. Cara transport diseret dan jatuh bebas ke dalam scour.
3. Struktur sedimen sangat ditentukan sebagai akibat dari jatuhan
partikel pertikel kedalam lubang lubang.
4. Sudut kemiringan dari cross laminae adalah searah dengan arah
arus.
2. 2. Rezim aliran tinggi. Hal ini mengakibatkan :
1. Onggokan onggokan lebih disebabkan karena penumpukan pada
endapan endapan yang lebih awal.
2. Cara transport menerus, karena momentum air dan secara massal.
3. Struktur sedimen acretion terbentuk pada punggung onggokan
onggokan.
4. Kadang kadang mengakibatkan terbentuknya :
O orizontal strati1ication (transition)
O ow angle cross strati1ication < 10
0
. Sudut kemiringan berbanding terbalik
dengan arah arus
O mbricate/ pebbles

11
Dalam sistem traksi dan suspensi, maka sedimentasi terjadi dari muatan
suspensi dan muatan dasar, berselang seling atau sering pula dalam
kombinasi. Kombinasi pengendapan traksi dan suspensi terutama terjadi di
bagian bawah dari lower 1low regim.
Faktor faktor yang mempengaruhi dalam analisis lingkungan pengendapan
bermacam macam, antara lain adalah :
1. Faktor fisik.
Faktor fisik ini meliputi sifat sifat fisik dari lingkungan pengendapan. Hal ini
berdasarkan dari jenis batuan, tekstur, dan struktur batuan sedimen.
2. Faktor kimia.
Faktor kimia ini meliputi sedimen sedimen yang diendapkan dan proses
pengendapannya berdasarkan dari zat yang terlarut, gas yang terlarut, ion ion
yang terlarut, kadar garam, derajat keemasan, dan potensial reduksi oksidasi.
3. Faktor biologi.
Faktor ini meliputi sifat sifat biologis lingkungan pengendapan yang dicirikan
oleh jenis jenis organisme yang ada pada lingkungan pengendapan. Masing
masing memiliki cara hidupnya, yaitu hidupnya mengambang (pelagic
planktonic), melayang ( nektonic ), pada dasar laut ( benthonic ).





12
2.5 Perbedaan Mekanisme Pengangkutan Sedimen oIeh Media Air dan
Angin
1. berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sulit mengangkut
sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran
sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya ukuran pasir.
2. sistem pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti
channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang
sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Sedimen terangkut sampai di cekungan dan terendapkan karena daerah
tersebut relatif lebih rendah ,bentuknya cekung akibat gaya grafitasi dari
sedimen tersebut maka sulit sekali bergerak melewati cekungan .semakin
banyak sedimen yang diendapkan, cekungan akan mengalami penurunan
dan membuat nya semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen
terendapkan. Penurunan cekungan banyak disebabkan oleh penambahan
berat dari sedimen yang ada dan dipengaruhi struktur yang terjadi di
sekitar cekungan seperti adanya patahan.








13
2.6 Contoh Gambar Mekanisme Sedimentasi




14
A III
KesimpuIan
O Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan,
transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai
sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk
batuan sedimen.
O Sedimentasi adalah proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen
yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk yang
disebut lingkungan pengendapan berupa sungai, danau, delta, estuaria,
laut dangkal hingga laut dalam.
O Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa
sumber dan dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Lithougenus sedimen
2. Biogenous sedimen
3. Hitereogenous sedimen
4. Cosmogirl sedimen
O Faktor - faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim,
topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan.
O Faktor - faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin,
dan juga gaya gravitasi.
O Sedimen dapat diangku dengan tiga cara, yaitu :
1. Suspensi
2. Bedload transport
3. Saltation



15
O Sifat sifat transport dan pengendapan lainnya akan mengalami
perubahan perubahan, seperti :
1. Gerakan partikel/butir.
2. Konsentrasi sedimen transport.
3. Kecepatan aliran dekat dasar.
4. Koefisien kekasaran (maningsin).
5. Struktur sedimrn yang dibangun.
6. Kedalaman air.
7. Sifat permukaan air.
8. Turbulensi.
O Beberapa sistem transport dan sedimentasi :
1. Sistem arus traksi dan suspensi.
2. Sistem arus turbid dan pekat (density current).
3. Sistem suspensi dan kimiawi.
O Faktor faktor yang mempengaruhi dalam analisis lingkungan
pengendapan bermacam macam, antara lain adalah :
1. Faktor fisik
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
O Perbedaan mekanisme pengangkutan sedimen dengan media air dan
angin ialah berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sulit
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum
dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya ukuran
pasir.


16
AFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar si..............................................................................................................ii
Bab : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................1
Bab : Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Sedimentologi.......................................................................2
2.2 Pengertian Sedimentasi..........................................................................2
2.3 Mekanisme Proses Sedimentasi.............................................................4
2.4 Sistem Arus Traksi Struktur Sedimen......................................................8
2.5 Perbedaan Mekanisme Pengangkutan Sedimen oleh Media Air dan
Angin.....................................................................................................13
2.6 Contoh Gambar Mekanisme Sedimentasi.............................................14
Bab : Kesimpulan .......................................................................................16
Daftar Pustaka....................................................................................................iii



ii
AFTAR PUSTAKA
O Koesoemadinata, R. P. 1980. !rinsip !rinsip Se/imentasi. nstitut
Teknologi Bandung, 470 hlm.
O http : //agusnurul.blogspot.com
O http : //4th Stratigraphy Analysis DebHarset's Blog.
O www.google.com
O www.wikipedia.com













iii



TUGAS KULIAH SEIMENTOLOGI
"MEKANISME SEIMENTASI"


OLEH :
HILA YULI HERMAYANTI
26020110110039

SEMESTER GENAP 2010/2011
PROGRAM STUI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN AN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS IPONEGORO
SEMARANG
2011

You might also like