Persilangan menggunakan alat berupa gunting dan pinset,bahan yang digunakan berupa bunga kacang hijau. Alat penanaman berupa cangkul, tali, tugal, dan meteran. Bahan untuk penanaman berupa biji kacang hijau, pupuk kandang, kapur, pupuk urea, SP- 36, KCl, serta furadan 3G. Metode Penyiapan lahan dilakukan seminggu sebelum tanam dengan mengolah tanah dan menambahkan pupuk kandang dosis 20 ton/ha serta kapur 1 ton/ha. Lahan yang digunakan seluas 8 m x1 m. Setelah seminggu kemudian lahan ditanami dengan meletakkan 2 benih perlubang dengan jarak antar lubang 20 cm x 80 cm dan diberi 5 butir furadan tiap lubang. Benih ini menggunakan dua varietas yaitu Walet dan Perkutut, masing-masing varietas ditanam satu baris-satu baris. Pemupukan awal dilakukan dengan mencampur urea dengan dosis 45 kg/ha, SP-36 dosis 60 kg/ha, dan KCl dengan dosis 50 kg/ha yang ditabur memanjang atau dengan larikan disekitar penanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada 3 MST dengan pupuk urea dosis 150 kg/ha dengan cara larikan berjarak 10 cm dari batang tanaman.
HASL TAHAPAN ATAU CARA PENYLANGAN Hibridisasi merupakan persilangan atau penyerbukan buatan dari dua atau lebih tanaman untuk menggabungkan sifat-sifat yang dikehendaki oleh pemulia. Beberapa tahapan dalam hibridisasi buatan tanaman kacang hijau dengan varietas Walet dan Perkutut yaitu; pertama tahap persiapan, tahap ini meliputi penyiapan alat-alat berupa pinset, gunting kecil, label, selotip, benang, dan sepidol marker. Menentukan bunga dari tanaman yang akan disilangkan, tanaman dari varietas walet sebagai bunga atau tetua betina dan tanaman varietas Perkutut sebagai bunga atau tetua jantan. Ketentuan betina dan jantan ditulis pada kertas label, dlam kertas label berisi varietas tanaman untuk betina ditulis sebelah kanan dan jantan sebelah kiri, kemudian dibawahnya ditulis tanggal penyilangan dan dibawahnya lagi ditulis nama penyilang. Tahap kedua kastrasi, tahap kastrasi merupakan membersihkan bagian tanaman disekitar bunga betina dari kotoran, kuncup bunga lain atau yang tidak dipakai, membuang mahkota dan kelopak bunga pada bunga betina. Tahap ketiga, melakukan emaskulasi dengan membuang alat kelamin jantan pada tetua betina dengan meminset bagian jantan dari bunga dan menyisakan putik saja, bunga yang dijadikan tetua betina merupakan bunga yang belum mekar atau belum terjadi penyerbukan sendiri, kemudian mengisolasinya agar tidak diserbuki bunga lain. Tahap berikutnya mengambil serbuk sari dari varietas Perkutut sebagai tetua jantan, memilih bunga yang sudah mekar dan serbuksari yang sudah siap untuk persilangan. Tahap kelima, penyerbukan dilakukan dengan mengguncangkan bagian bunga jantan diatas bunga betina (putik) sehingga polen jantan jatuh keputik tetua betina yang telah diemaskulasikan. Setelah itu bunga betina yang telah diserbuki diisolasi dengan menggunakan selotip yang telah dibentuk seperti corong. Tahap terakhir yang dilakukan yaitu memberi label pada bunga yang telah disilang dengan ketentuan pada tahap persiapan. KEBERHASLAN PERSLANGAN JML BUNGAN YANG DSLANGKAN DAN JUMLAH YANG BERHASL Persilangan dilakukan sebanyak dua puluh kali dan keberhasilan sebanyak tiga belas yang menjadi polong kacang hijau. Tingkat keberhasilan 65% ini dipengaruhi oleh faktor internal yaitu pemilihan polen yang telah masak, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan yaitu faktor eksternal yaitu cuaca yang tidak mendukung, hujan dan angin menyebabkan pembungkus atau pengisolasi (selotip) jatuh. Perekatan selotip yang terlalu rapat menyebabkan polen menempel dan bunga susah untuk berkembang dan akhirnya jatuh atau gugur. Kemungkinan tingkat keberhasilan ini bisa lebih tinggi karena banyak label yang menghilang akibat angin, sehingga susah membedakan bunga yang mana hasil persilangan yang berhasil menjadi polong.